Anda di halaman 1dari 74

DATA PASIEN

Identitas Pasien
Nama

: Nn.S
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur
: 20 th
Alamat
: Jl. Hakim Samad
Agama
: Islam
Nomor Rekam Medis : 10 82 43
MRS
: 2 Desember 2014
Tanggal Pemeriksaan : 10 Desember 2014

Anamnesa
Keluhan

Utama : Benjolan di perut

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke UGD RSUD Datu Sanggul
dengan keluhan benjolan di perut sejak 3
bulan SMRS.
Awalnya benjolan hanya sebesar bola kasti
namun dalam 2 bulan terakhir semakin
membesar, dan menyebabkan pasien
sesak.

Pasien

merasa perutnya penuh, pasien


mengeluh terkadang mual, tidak ada
muntah.
Rasa penuh dirasakan memberat saat
perut ditekan, sehingga pasien susah
beraktivitas.

Pasien

juga mengeluh tidak nafsu


makan, dalam 6 bulan terakhir
dirasakan berat badan menurun.
Pasien BAB sedikit-sedikit dan dirasakan
agak susah, BAK dirasakan biasa.

Riwayat Pengobatan
Pasien tidak pernah berobat ke manapun
terkait dengan keluhannya saat ini

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah sakit seperti ini
sebelumnya.
Riwayat penyakit paru, hati, ginjal,
kencing manis, darah tinggi disangkal.
Riwayat trauma tidak ada.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang mengalami
sakit serupa seperti pasien.

Riwayat Psikososial (Pendidikan dan


Sosial Ekonomi)
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja
Perkawinan
: Belum menikah

Pemeriksaan Fisik
Vital sign
Nadi
: 92 x/menit, teratur, kuat
Suhu
: 37 oC
Respiratory rate : 26x/menit
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Status gizi
: BB : 39 kg TB: 151 cm
IMT : 17,1

Keadaan umum
Pasien tampak lemah
KU
: Tampak Sakit
Berat
Kesadaran
: Composmentis

Pemeriksaan generalis
Kepala
: anemis +/+, ikterik -/-,
edema palpebral (-), pupil isokor (+)
Leher
: Pembesaran KGB (-),
JPV tidak meningkat
Thorax
: Bentuk dada simetris,
gerak pernapasan simetris (+)
Cor : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : VBS ki=ka, RH (-), Wh (-)
Abdomen : Status lokalis
Ekstremitas
: akral hangat, edema (-), CRT <2

Status lokalis (Abdomen)


Inspeksi
:Tampak warna sama dengan
sekitarnya, cembung, tampak venektasi
Auskultasi :Bising usus (+)
Palpasi
:Tegang, Teraba massa mulai dari
epigastrium sampai bawah umbilikus kesan sulit
dinilai, Nyeri tekan (+) .
Hepar/lien sulit dinilai
Perkusi
: Bunyi pekak daerah tumor.

Pemeriksaan
Laboratorium (02/12/2014)

Hasil

Nilai rujukan

5,8 g/ dL
11.500 ribu/ mm3
101.000 ribu/

normal

12-15 g/ dL
4-11 ribu/ mm3
150-400 ribu/

Hematokrit
Bleeding Time
Masa

mm3
17%

2 menit

mm3
35-47 %

1-3 menit

perdarahan
Masa

9 menit

5-15 menit

Hematologi
Hb
Lekosit
Trombosit

pembekuan

Kimia darah

65 mg/ dL

< 140 mg/ dL

1,2 mg/ dL

< 1,1 mg/ dL

1,3 g/ dL

3,8-5,1 g/ dL

SGOT

59

< 35

SGPT

31

< 35

Negatif

negatif

Gula darah
sewaktu
Bilirubin total
Albumin
Fungsi Hati

Serologi
HbSAg
Morfologi darah

Anemia hipositik hipokromik disertai

tepi

trombositopenia dd. Anemia penyakit


kronis

Pemeriksaan
Penunjang
USG

abdomen tanggal 3 Desember


2014
Massa solid dengan ukuran yang sangat
besar mengisi seluruh cavum abdomen
mengesankan gambaran GIST
(Gastrointestinal Stromal Tumor)

Rontgen

Thorax tanggal 3 Desember

2014
Cord dan pulmo tidak tampak ada
kelainan
Tidak tampak proses metastase

Resume
Seorang

wanita 20 tahun datang ke


UGD RSUD Datu Sanggul dengan
keluhan benjolan di perut sejak 3 bulan
SMRS.
Awalnya benjolan hanya sebesar bola
kasti namun dalam dua bulan terakhir
dirasakan semakin membesar, dan
menyebabkan pasien sesak.

Pasien

merasa perutnya penuh, pasien


mengeluh terkadang mual, tidak ada
muntah. Rasa penuh dirasakan
memberat saat perut ditekan, sehingga
pasien susah beraktivitas. Pasien juga
mengeluh tidak nafsu makan, dalam 6
bulan terakhir dirasakan berat badan
menurun.

Pasien

Buang Air Besar sedikit-sedikit


dan dirasakan agak susah, Buang Air
Kecil dirasakan biasa.
Riwayat pengobatan sebelumnya tidak
ada, riwayat penyakit paru, hati, ginjal,
kencing manis, darah tinggi disangkal,
riwayat trauma tidak ada.

Pasien

tidak pernah sakit seperti ini


sebelumnya, di keluarga pasien tidak
ada yang mengalami sakit serupa.

Pada

pemeriksaan fisik didapatkan pasien


anemis, pada abdomen tampak warna
sama dengan sekitarnya, cembung,
tampak venektasi.
Auskultasi abdomen didapatkan bising
usus positif.

Palpasi

abdomen tegang, teraba massa


mulai dari epigastrium sampai bawah
umbilikus kesan sulit dinilai, nyeri tekan
positif, hepar/lien sulit dinilai.
Perkusi abdomen terdengar bunyi pekak
daerah tumor.

Pada

pemeriksaan penunjang laboratorium


didapatkan Hb: 5,8 g/dL.
Pada pemeriksaan penunjang dengan USG
abdomen didapatkan massa solid dengan
ukuran yang sangat besar mengisi seluruh
cavum abdomen mengesankan gambaran GIST
(Gastrointestinal Stromal Tumor).

Rontgen

thorax tidak menunjukkan


adanya proses metastase.

Diagnosis Banding
Tumor

Abdomen e.c Suspek


Gastrointesinal Stromal Tumor
Tumor Abdomen e.c Suspek Gastric
Leiomyoma / Leiomyosarcoma

Diagnosis Kerja
Tumor Abdomen e.c Suspek Gastrointesinal
Stromal Tumor

Planning
Diagnosa

:
Pemeriksaan penunjang tambahan: CT Scan
dengan kontras, Biopsi
Terapi :

Inf. RL 20 tpm
Inj. Ranitidin / 8 jam IV
Inj. Norages / 8 jam IV
Pro Transfusi PRC
Diet TKTP per-oral

Monitoring

: Vital sign, keluhan


Edukasi
: Menjelaskan kepada keluarga
pasien tentang penyakit, tindakan yang akan
dilakukan, dan prognosis.

Prognosis
Quo

ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam

: dubia ad bonam
: dubia
: dubia ad bonam

PEMBAHASAN

Pada

pasien, ditemukan keluhan utama


adalah suatu benjolan di abdomen yang
semakin lama semakin besar.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, dan
pemeriksaan penunjang berupa USG dan
rontgen thorax didapatkan diagnosa pasien
adalah Tumor Abdomen et causa suspek
Gastrointestinal Stromal Tumor (GIST).

GIST

merupakan tumor mesenkim paling


sering yang ditemukan dalam saluran GI.
GIST dapat terjadi di seluruh bagian saluran
cerna, paling sering di lambung (60-70%),
usus halus (20-30%), jarang di colorectum
dan esofagus (<10%).1

Usia

pasien yang masih 20 tahun


dengan jenis kelamin wanita sesuai
dengan angka kejadian GIST karena
tumor ini dapat terjadi pada
semua umur, paling sering pada
usia 60-80 tahun. Perbandingan pria
: wanita = 1 : 1, dan tidak ada
predileksi rasial.1,2

Keluhan

benjolan di perut sejak


tiga bulan Sebelum Masuk Rumah
Sakit namun semakin membesar,
dan menyebabkan pasien merasa
perutnya penuh.
Pasien mengeluh terkadang mual,
tidak ada muntah. Pasien juga
mengeluh tidak nafsu makan, dan
dirasakan berat badan menurun.

Pasien

Buang Air Besar sedikitsedikit dan dirasakan agak susah.


Gejala klinis GIST tidak khas jika
ukurannya kurang dari 4cm.
Sering terdiagnosis secara
insidental saat pemeriksaan
radiologi, endoskopi, maupun
operasi. Gejala akan tampak bila
diameter lesi lebih dari 4 cm.

Biasanya

berupa rasa tidak enak


atau nyeri perut tidak spesifik
disertai sensasi abdominal fullness.
Gejala obstruksi saluran cerna
tergantung lokasi tumor, misalnya
disfagia akibat GIST esofagus,
konstipasi akibat GIST kolorektal dan
icterus obstruktif akibat GIST
duodenum.1,3

Riwayat

keluarga yang mengalami


keluhan serupa tidak ada pada
pasien.
Menurut penelitian, pada beberapa
keluarga dengan angka kejadian
GIST yang banyak, peneliti
menemukan bahwa mutasi gen ckit diturunkan oleh orang tua.

Sel kanker yang didapatkan oleh rata-rata


pasien GIST memiliki perubahan onkogen yang
disebut c-kit. Sel-sel ini bisa ditemukan di
seluruh sel dalam tubuh.
Sel c-kit ini memerintahkan sel-sel lain untuk
membuat protein yang disebut KIT, yang
menyebabkan sel tumbuh dan membelah diri.
Biasanya gen c-kit dalam sel-sel interstisial Cajal
(ICCs) tidak dalam keadaan aktif. Pada sebagian
besar kasus, gen c-kit mengalami mutasi
sehingga sel-sel terus aktif dan membelah diri.1,2

Pada

pemeriksaan fisik didapatkan


pasien anemis, pada abdomen tampak
warna sama dengan sekitarnya,
cembung, tampak venektasi. Auskultasi
abdomen didapatkan bising usus
positif yang menunjukkan bahwa tidak
adanya gejala obstruksi.

Palpasi

abdomen tegang, teraba


massa mulai dari epigastrium sampai
bawah umbilikus kesan sulit dinilai,
nyeri tekan positif, hepar/lien sulit
dinilai. Perkusi abdomen terdengar
bunyi pekak daerah tumor. Hal ini
sesuai dengan teori bahwa pada GIST
dapat dijumpai massa abdomen
yang dapat diraba.1,3

Pada

pemeriksaan penunjang
laboratorium didapatkan Hb: 5,8 g/dL
karena intake pasien berkurang sejak
enam bulan SMRS. Adanya gangguan
akibat vaskularisasi pada tumor juga
bisa menyebabkan anemia pada pasien.

Pada

pemeriksaan penunjang dengan


USG abdomen didapatkan massa solid
dengan ukuran yang sangat besar
mengisi seluruh cavum abdomen
mengesankan gambaran GIST
(Gastrointestinal Stromal Tumor).

Gambaran

ultrasonografi GIST
bervariasi sesuai ukuran lesi dan
ada tidaknya nekrosis massa; ulserasi
dan nekrosis mukosa dapat mengubah
karakteristik ultrasonografi tumor.
Ultrasonografi abdomen transkutaneus
bukan pilihan imaging yang optimal
kecuali massa telah mencapai ukuran
cukup besar.3

Untuk

lebih memastikan diagnosis


disarankan dilakukan pemeriksaan radiologi
tambahan berupa CT Scan dengan
kontras. CT scan adalah modalitas
imaging terbaik untuk mendiagnosis dan
menetapkan staging GIST.
Pemeriksaan ini akan dapat menampilkan
ukuran, lokasi tumor serta hubungannya
dengan struktur di sekitarnya.

CT

scan juga dapat digunakan untuk


mendeteksi adanya tumor multipel dan
tandatanda metastasis.
Ukuran GIST: small (<5 cm),
intermediate (5-10 cm), dan large (>10
cm).3,4

Biopsi

harus dilakukan untuk


mengetahui histopatologi tumor dan
merupakan dasar diagnosis GIST.
Morfologi ukuran tumor dan mitotic rate
merupakan dasar prediktif yang
sangat bermanfaat untuk menentukan
sifat tumor dan prognosis.

Ahli

patologi mengklasifikasikan
gambaran histopatologi GIST menjadi 4
gambaran yaitu; benign cellular spindle
cell tumor, spindle cell sarcoma, benign
epitheloid gastric stromal tumor, dan
tipe mix.4,5

Benign cellular spindle cell tumor


Proliferasi selular sel-sel spindle yang tidak
terlalu tinggi dengan sitoplasma fibriler
berwarna pucat hingga eosinophilic.
Sel-sel yang mempunyai fascicles
intersecting yang pendek dengan palisade inti
sel yang banyak, vakuola perinuclear yang
memindahkan posisi inti sel ke pinggir,
hyalinisasi stromal yang berlebihan
Pleomorfisme minimal; < 2 mitosis/50 HPF

Benign cellular spindle cell


tumor

Benign epitheloid GIST


Terdiri dari sel-sel epiteloid, dengan pinggiran
sitoplasma eosinofilik bersebalahan dengan inti
sel dan sitoplasma pinggir yang bening
Dinding membrane sel yang terlihat jelas,
nucleus bulat dengan nucleoli kecil
Terdapat sel-sel tidak lazim atau sel berinti
banyak
Liquefaksi stroma atau hyalinisasi yang sering
Jarang ditemukan figure mitotic

Benign epitheloid GIST

Benign

mixed cell pattern


Gabungan dari kedua gambaran
histopatologi di atas

Spindle

cell sarcoma
lebih besar dan lebih seluler dari sel-sel
spindle, mempunyai sedikit sitoplasma,
variable nuclear, kadang ditemukan
nekrosis, banyak ditemukan mitotic
figure

Malignant gastric epithelioid stromal


tumor:
Kepadatan sel yang lebih tinggi dari
benign epitheloid GIST dengan nuclei
yang hiperkromatik, lebih seluler, stroma
kaya mukopolisakarida, lebih monoton
daripada pola benign epitheloid. Aktivitas
mitosis ada, namun bias bervariasi

Malignant gastric
epithelioid stromal tumor

Diagnosis

GIST umumnya sudah dapat


ditegakkan dengan pemeriksaan
radiologi dan histopatologi, beberapa
kasus membutuhkan pemeriksaan
imunohistokimia.

Pemeriksaan

histokimia meliputi
antigen CD34 (70% positif) serta
CD117 (85-95% positif) yang tampak
difus di dalam sitoplasma dan
memberikan gambaran Golgilike
pattern. Diagnosis pasti GIST harus
berdasarkan pada pemeriksaan
imunohistokimia.4,5

True

gastric leiomyoma dan


leiomyosarcoma menjadi diagnosis
banding GIST. Pada tumor ini tampak
sel-sel bentuk spindel dengan selularitas
yang rendah sampai sedang dan
memperlihatkan differensiasi otot polos.
Pada leiomyoma ini biasanya massa
tumor berbentuk polipoid kecil pada
intraluminal.

Pada

leiomyosarcoma tampak mitosis


yang sangat aktif , bentuk inti
pleomorfik dan sering dijumpai nekrosis
koagulatif. Pada pemeriksaan
imunohistokimia, memperlihatkan
ekspresi positif untuk desmin dan
smooth-muscle actin dan ekspresi
negatif untuk CD34 dan CD117.1,3,4

Penatalaksanaan

GIST meliputi
pembedahan dan pengobatan,
pembedahan adalah terapi definitif
pada pasien GIST. Penatalaksanaan di
RSUD Datu Sanggul bertujuan untuk
memperbaiki keadaan umum pasien
sebelum ditangani lebih lanjut oleh
fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.

Penatalaksanaan

GIST membutuhkan
partisipasi dari tim yang multidisiplin
yang terdiri dari Ahli Bedah,
Gastroenterolog, dan Onkolog.1,2

Prognosis

biasanya buruk bila dijumpai


ruptur pada tumor, lokasi pada bagian
distal, selularitas yang tinggi, nekrosis
pada tumor adanya invasi atau
metastase pada organ lain dan mutasi
pada c-kit gen. Pada GIST dapat terjadi
perubahan menjadi malignan pada 10
30% kasus.

Manifestasi

malignan dapat berupa


selularitas yang tinggi, invasi lokal
maupun metastase jauh, yang biasanya
pada hati dan peritoneum. Metastase
jarang terjadi pada lymph node regional,
paru maupun tulang. Rontgen thorax
pada pasien tidak menunjukkan
adanya proses metastase.1,4

Karakteristik

GIST yang diperkirakan


akan menjadi agresif adalah GIST
dengan mitotic rate > 5 per 10 HPF,
besarnya lebih dari 5 cm dan 10 cm,
lokasi (intestinal GIST dengan ukuran
yang sama dan mitotic rate yang sesuai
lebih agresif daripada GIST pada
lambung).4,5

TERIMA
KASIH

DAFTAR PUSTAKA

1.

2.

3.

4.
5.

6.

Behazin NS. Gastrointestinal Stromal Tumors. Retrieved


from http://emedicine.medscape.com/article/179669overview. Last update Mar 11, 2013.
Nguyen VH. Imaging in Gastrointestinal Stromal
Tumors - Leiomyoma/Leiomyosarcoma. Retrieved from
http://emedicine.medscape.com/article/369803overview. Last update September 24, 2013.
Faisal, Murtala B. 2012. Aspek radiologi
Gastrointestinal Stromal Tumors pada anak. CDK-195,
Vol. 39 No. 7, hal 515-7.
Lumongga F. 2008. Gastrointestinal Stromal Tumor.
Universitas Sumatra Utara.
Pathology Outlines. n.d.
http://www.pathologyoutlines.com/topic/stomachGIST.h
tml
Rossai J, Stomach, In : Gastrointestinal Tract. In : Rossai
and Ackermans Surgical Pathology. 9th Ed. Mosby.
2004 : p .648 89

Anda mungkin juga menyukai