C. tetani masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka. Semua jenis luka dapat
terinfeksi oleh kuman tetanus seperti lua laserasi, luka tusuk , luka tembak,luka
bakar, luka gigit oleh manusia atau binatang, lalu suntikan dan sebagainya.infeksi
tetanus dapat juga terjadi melalui uterus sesudah persalinan atau abortus
provokatus. Pada bayi baru lahir C. tetani dapta melalui umbilicus setelah tali pusat
di potong tanpa memperhatikan kaidah asepsis antisepsis. Otitis media atau gigi
berlubang dapat dianggap sebagai port dentre, bila ada pasien tetanus tersebut
tidak dijumpai luka yang diperkirakan sebagai tempat masuknya kuman tetanus.
Bentuk spora akan berubah menjadi bentuk vegetative bila di lingkungannya
memungkinkan untuk perubahan bentuk tersebut dan kemudian mengeluarkan
ekotoksin. Kuman tetanusnya sendiri tetap tinggal didaerah luka, tidak ada
penyebaran kuman. Kuman ini membentuk dua macam eksotoksin yang dihasilkan
yaitu tetanolisin dan tetanospasmin. Tetanolisin dalam percobaan dapat
menghancurkan sel darah merah tetapi tidak menimbulkan tetanus secara
langsunng melainkan menambah optimal kondisi lokal untuk berkembangnya
bakteri. Tetanospasmin terdiri dari protein yang bersifat toksik terhadap sel saraf.
Toksin ini di absorbs oleh end organ saraf di ujung saraf motorik dan diteruskan
melalui saraf sampai sel ganglion dan susunan saraf pusat. Bila telah mencapai
susunan saraf pusat dan terikat dengan sel saraf, toksin tersebut tidak dinetralkan
lagi. Saraf yang terpotong atau berdegenerasi, lambat menyerap toksin, sedangkan
saraf sensorik sama sekali tidak menyerap.
Tetanus disebakan neurotoksin ( tetanospasmin) dari bakteri gram positif anaerob,
C. tetani , dengan mula mula 1 hingga 2 minggu setelah inokulasi bentuk spora ke
dalam tubuh yang mengalamin cedera/luka ( masa inkubasi ). Penyakit ini
merupakan 1 dari 4 penyakit penting yang manisfestasi klinis utamanya adalah
hasil dari pengaruh kekuatan eksotoksin ( tetanus, gas ganggren, difteri, botulisme).
Tempat masuknya kuman penyakit ini bias berupa luka yang dalam yang
berhubungan dengan kerusakan jaringan lokal, tertanamnya benda asing atau
sepsis dengan kontaminasi tanah, lecet yang terkontaminasi tanah, trauma pada
jari tangan atau jari kaki yang berhubungan dengan patah tulang jari dan luka pada
pembedahan dan pemotongan tali pusat.
Pada keadaan anaerobic, spora bakteri ini akan bergerminasi menjadi sel negetatif
bila dalam lingkungan yang anaerob, dengan tekanan oksigen jaringan rendah.
Selanjutnya, toksin akan diproduksi dan menyebar ke seluruh bagian tubuh melalui
peredaran darah dan saraf limpa. Toksin tersebut akan beraktivitas pada tempat
tempat tertentu seperti pusat system saraf termasuk otak. Gejala klinis timbul
sebagai dampak eksotoksin pada sinaps ganglion spinal dan neuromuscular junction
serta saraf otonom. Toksin dari tempat luak menyebar ke motor endplate dan
setelah masuk lewat ganglioside dijalarkan secara intraaxonal ke dalam sel sarf
tepi, kemudian ke kornu anterior sumsum tulang belakang, akhirnya menyebtke
SSP.gejala klinis yang ditimbulkan dari eksotoksin terhadap susunan saraf tepi dan