Anda di halaman 1dari 24

Pembimbing :

dr. H. Nazrial Nazar, SpB


Disusun oleh:
Reinaldo Sunggiardi
Kepaniteraan Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Rumah Sakit Sentra Medika
2011

Aseptik
merupakan
keadaan
bebas
hama/bakteri (syarat mutlak dalam tindak
bedah)
Antiseptik adalah semua zat yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme
atau membebas-hamakan suatu bahan, alat
ataupun ruangan terhadap bakteri/kuman
patogen untuk mencegah sepsis.
Tindakan
aseptik
atau
antisepsis
merupakan prosedur untuk mencegah sepsis
atau setiap tindakan yang mengurangi
mikroorganisme secara signifikan.

Antiseptik digunakan untuk yang kontak


dengan permukaan pasien, makhluk hidup, dan
kulit.
Desinfeksi ialah pengurangan populasi
mikroorganisme patogen tanpa mencapai
sterilitas, digunakan untuk alat/bahan, bukan
untuk makhluk hidup.
Dekontaminasi merupakan suatu proses untuk
menghilangkan mikroorganisme yang melekat
pada alat-alat kesehatan (tidak mutlak)
sehingga aman untuk pengolahan selanjutnya.
(paling sering dilakukan ex: pakai handscoen)

ANTISEPTIK
Digunakan pada jaringan hidup khusus yaitu kulit
dan selaput lendir. Antiseptik ini berbeda dari
desinfektan karena desinfektan digunakan untuk hal
yang sama tetapi terhadap benda mati.
Penggunaannya meliputi :
Mensuci-hamakan kulit sebelum operasi untuk
mencegah infeksi
Mencuci tangan sebelum operasi untuk mencegah
infeksi silang
Mencuci luka terutama luka kotor
Sterilisasi alat bedah
Mencegah infeksi pada perawatan luka
Untuk irigasi daerah terinfeksi
Mengobati infeksi lokal

Pembagian antiseptik :
1. Alkohol/etanol
Efektif untuk bakteri gram positif maupun negatif, tapi non
sporosidal.
2. Halogen dan senyawanya
Yodium
Berspektrum luas, konsentrasi 2% dapat membunuh spora
dalam 2-3 jam.
Povidon yodium (betadine)
Yodoform/obat kuning
Sekarang sudah jarang digunakan, karena baunya tidak
enak. Dulu dipake untuk ulkus
Klorheksidin
Bekerja dengan merusak dinding bakteri (bakterisidal) dan
fungisid. Karena tidak bersifat iritatif larutan ini seringkali
digunakan untuk antiseptik tangan dan kulit daerah operasi.

3. Oksidansia
Kalium permanganat
Bersifat bakterisid dan fungisidal lemah, dipakai
sebagai antisepsis pembersih abses.
Perhidrol/H2O2
Biasa dipakai untuk mengeluarkan kotoran dari
dalam luka dan membunuh kuman-kuman
anaerob, ex: C. tetani.
4. Logam berat dan garamnya
Merkuri klorida (sublimat)
Menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur
(bakteriostatik dan fungistatik)
Merkurokrom (obat merah)
Bakteriostatik lemah. Mempercepat keringnya
luka dengan cara merangsang timbulnya kerak.

5. Asam
Asam borat
Bakteriostatik lemah, dapat diabsorpsi oleh kulit yang
rusak sehingga tertimbun dalam tubuh sebagar racun.
6. Turunan fenol
Trinitrofenol (asam pikrat)
Berupa serbuk warna kuning, berguna sbg bakterisid
dan
anestetik lokal
Heksaklorofen (phisohex)
suatu larutan deterjen yang bekerja dengan cara
merusak dinding bakteri (baktersidal) dan fungistatik.
Pada konsentrasi rendah bekerja dengan cara
menghambat enzim bakteri (bakteriostatik).
Heksaklorofen sering digunakan sebagai larutan
pencuci tangan sebelum tindakan operasi. Tidak boleh
digunakan pada kulit yang terluka. tidak
digunakan lagi sebagai pembersih tangan
7. Basa amonium kuartener
Etakridin (rivanol)

Cara Sterilisasi
Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara,
yaitu :
1.Pemanasan yang dilakukan:
-tanpa tekanan berupa : pemanasan
basah, pemanasan kering, dan
flamber
-dengan tekanan, yaitu dengan
menggunakan sistem otoklaf

2.Kimiawi
Cara sterilisasi kimiawi dilakukan dengan
menggunakan tablet formalin, gas etilen
oksida, larutan antiseptik.
3.Radiasi
Yaitu dengan menggunakan sinar x,sinar
Gamma dan sinar ultraviolet.

*Pemanasan basah dilakukan dengan cara


merebus dalam air mendidih, dengan
temperatur>100C, selama 15-30 menit.
Alat-alat yang direbus harus dalam keadaan
bersih dan seluruh alat harus terendam dalam
air. Cara ini dipakai untuk mensterilkan :
-Instrumen operasi, terutama yang terbuat dari
logam tahan karat
-Kateter karet dan logam
-Alat-alat dari plastik / kaca tahan panas

*Pemanasan kering dilakukan tanpa pengaturan


tekanan udara secara khusus.
Disini digunakan oven dengan temperatur 160180C dalam waktu 1-2 jam.
Cara ini dipakai untuk mensterilkan :
-Alat bedah (pisau dan gunting dibungkus agar
tidak tumpul)
-Kaca tahan panas (pyrex)
-Kassa(gaoze), doek, laken, jas operasi

*Flamber berarti membakar dengan spiritus /


alkohol 96%. Bahan bakar harus cukup untuk
memberi nyala minimum selama 5 menit. Cara
ini mudah dikerjakan, cepat, dan cocok dalam
keadaan darurat dan sterilisasinya terjamin.
Alat yang dibakar harus dalam keadaan bersih
dan kering, dan tempat membakar sebaiknya
aluminium atau wadah yang terbuat dari
logam tahan karat (stainless steel).

Cara ini jangan sering digunakan pada alat dari


logam karena alat akan berubah warna dan
rusak ; gunting dan pisau mudah menjadi
tumpul.
Flamber digunakan untuk mensterilkan:
tempat peralatan yang telah disterilkan
kom atau bekken
alat-alat operasi, bila akan digunakan segera
dalam keadaan mendesak.

*Otoklaf, dilakukan dengan memasak dengan uap


bertekanan 750mmHg dan temperatur 120C
selama
10-15 menit. Waktu dapat dipersingkat dengan
menaikkan tekanan atau temperatur. Dengan
cara ini dalam tempo 13 menit spora dan
bakteri akan mati. Digunakan untuk
mensterilkan :
kain kassa
doek dan lakken operasi
jas operasi

Tablet formalin yaitu dengan memanfaatkan uap


tablet formalin. Tablet formalin dibungkus kain
kassa lalu dimasukkan ke dalam wadah yang
tertutup rapat minimum selama 24 jam untuk
mensterilkan alat yang sudah steril. Formalin
iritan terhadap mukosa, sehingga sudah jarang
dipergunakan. Formalin irit Dipakai untuk
mensterilkan :
sarung tangan operasi
kateter balon (kateter foley)
kassa dan pembalut luka

Gas etilen oksida, cairan / gas etilen oksida dapat


membunuh spora, bakteri, virus, dan jamur
patogen. Sifatnya toksik dan mudah terbakar.
Cara ini baik untuk alat yang tidak tahan panas,
dipakai untuk mensterilkan :
alat endoskopi
alat yang terbuat dari plastik, karet (kateter,
tuba nasogastrik, spuit plastik)
gunting dan mata pisau operasi

Larutan antiseptik, seperti Klorheksidin dan


turunan fenol/asam karbol dilakukan dengan cara
membilas / merendam alat yang bersangkutan.
Tiap antiseptik berbeda sifat, tujuan, dan
pemakaiannya. Dipakai untuk mensterilkan :
Instrumen bedah
Alat-alat yang tajam
Kateter
Korentang

Radiasi, dilakukan dengan memanfaatkan daya


radiasi sinar x, sinar gamma / sinar uv. Digunakan
untuk mensterilkan :
Tabung suntik plastik
Sarung tangan
Kateter foley
Infus set
Selang sonde
Kamar operasi

Tindakan Antisepsis di kamar bedah


1.Membersihkan kamar operasi
Dilakukan dengan : cairan desinfeksi, dan sinar
uv.
-Cairan desinfeksi yang dipakai : lisol, karnol,
menyemprot dengan formalin.Yang
dibersihkan termasuk dinding dan lantai.
-Sinar uv, dilakukan dengan alat khusus berupa
lampu mirip lampu tabung (neon), yang
diletakkan di tengah kamar operasi dan
dihidupkan selama waktu tertentu.

2.Mengenakan pakaian khusus kamar bedah


Dengan mengenakan baju piyama operasi, topi, dan
masker operasi, juga jas steril dan sarung tangan
steril.
3.Mencuci tangan sebelum tindakan operasi
Dengan cara Fuerbringer, dulu banyak dilakukan,
sekarang sudah jarang. Dilakukan dengan menyikat
tangan dengan sabun di bawah air mengalir minimum
selama 10 menit. Mulai dari kuku, jari, sela jari, telapak
tangan, terus ke siku dengan posisi
telapak tangan
lebih tinggi dari siku. Kemudian dibilas dengan
sublimat, baru dicuci dengan alkohol.

Cara sekarang, menggunakan antiseptik, misalnya


Savlon, Betadin, dsb yang lebih efektif daripada sabun,
dan waktu lebih cepat (3-5menit). Kemudian dibilas
alkohol.

4.Tindakan pada pasien


Tindakan sebelum operasi, daerah operasi
dicukur bersih, kemudian dicuci dengan
sabun, antiseptik, dan alkohol.
Tindakan menjelang operasi (di meja operasi),
daerah operasi dicuci dengan :
-Eter, untuk melarutkan lemak
-Yodium 2%, untuk mematikan kuman
-Alkohol 96%, untuk mencuci yodium dari kulit
agar tak mengiritasi kulit

Sekarang tersering dilakukan melalui pencucian


dengan yodium dan alkohol saja. Dan pada
operasi daerah yang peka, seperti wajah, selaput
lendir, genitalia eksterna
dipakai antiseptik
yang tidak merangsang misalnya betadin, asam
pikrat, dsb.

Membersihkan daerah operasi dimulai dari daerah


tengah ke tepi (jangan sebaliknya)

BEKERJA DENGAN PRINSIP STERIL


Persiapan operator dan asisten
Operator dan asisten mengenakan baju piyama kamar
operasi, topi dan masker ( alat alat ini tidak
disterilkan). Kemudian mencuci tangan sesuai tata
cara. Bila melakukan
operasi yang besar, maka
biasanya dipakai jas operasi, yaitu mengenakan sendiri
atau dipakaikan oleh orang lain yang telah berpakaian
steril.
Mengenakan jas operasi
Mengenakan sarung tangan
Persiapan pasien dilakukan tindakan asepsis dan anti
sepsis pada daerah sekeliling operasi ditutupi dengan
doek atau lakken yang steril.

Anda mungkin juga menyukai