Anda di halaman 1dari 19

Analisi Masalah

1. Etiologi presentasi bokong?


Hingga saat ini etiologi dari breech presentation belum diketahui, tetapi ada beberapa
teori yang menyebutkan bahwa breech presentation dapat pengaruhi oleh :

Prematuritas (proporsi kepala-badan)


Abnormalitas struktur panggul dan uterus
Mioma uteri
Abnormalitas atau anomali fetus
Polihidramnion
Kehamilan ganda

2. Hubungan keluhan dengan PEB? (Dizzy)


3. Pemeriksaan fisik. Outer examination: hard parts are palpable in the right side of
mothers abdomen. Interpretasi: Adanya teraba fundus dengan bagian keras dan
bulat (kepala)
4. WD (sudah kemarin)
5. Epidemiologi (LI)
Frekuensi Preeklampsia
Di Indonesia frekuensi kejadian Preeklampsia sekitar 3-10% (menurut Triadmojo, 2003)
sedangkan di Amerika serikat dilaporkan bahwa kejadian Preeklampsia sebanyak 5% dari
semua kehamilan (23,6 kvasus per 1.000 kelahiran). (menurut Dawn C Jung, 2007).
Pada primigravida frekuensi Preeklampsia lebih tinggi bila dibandingkan dengan
multigravida, terutama primigravida muda, pada (tahun 2000) mendapatkan angka
kejadian Preeklampsia dan eklamsia di RSU Tarakan Kalimantan Timur sebesar 74 kasus
(5,1%) dari 1413 persalinan selama periode 1 Januari 2000 sampai 31 Desember 2000,
dengan Preeklampsia sebesar 61 kasus (4,2%) dan eklamsia 13 kasus eklamsia 13 kasus
(0,9%). Dari kasus ini terutama dijumpai pada usia 20-24 tahun dengan primigravida
(17,5%).
Sindrom HELLP terjadi pada 2-12% kehamilan.

(1,3,5,7)

Sebagai perbandingan,

preeklampsi terjadi pada 5-7% kehamilan. Superimposed sindrom HELLP berkembang


dari 4-12% wanita preeklampsi atau eklampsi. Tanpa preeklampsi, diagnosis sindrom ini
sering terlambat. Faktor risiko sindrom HELLP berbeda dengan preeklampsi .(4)

Sindrom HELLP
Multipara

Pre eklamsi
Nullipara

Usia ibu > 25 tahun

Usia ibu < 20 tahun atau > 40 tahun

Ras kulit putih

Riwayat keluarga preeklampsi

Riwayat keluaran kehamilan yang

Asuhan mental (ANC) yang minimal

jelek

Diabetes Melitus
Hipertensi Kronik
Kehamilan multipel

Dalam laporan Sibai dkk (1986), pasien sindrom HELLP secara bermakna lebih tua (ratarata umur 25 tahun) dibandingkan pasien preeklampsi-eklampsi tanpa sindrom HELLP
(rata-rata umur 19 tahun). lnsiden sindrom ini juga lebih tinggi pada populasi kulit putih
dan multipara.(1,3,7)

Presentasi bokong biasanya ditemukan kira-kira 3-4% kelahiran bayi tunggal. Pada
tahun 1990-an ditemukan sekitar 3,5% diantara 136.256 bayi tunggal yang lahir di AS.
Di Belanda, GreenHill melaporkan 2,3% jumlah kasus persalinan dengan presentasi
bokong. Di RS.Hasan Sadikin Bandung sebesar 4,6%, dan di RSUP.H. Adam Malik/
RSUD. Dr. Pirngadi Medan ditemukan 4,4% kasus presentasi bokong.

6. Komplikasi(LI)
PEB : Komplikasi preeklamsia berat antara lain: Eklamsia, HELLP Sindrom, Edema
pulmonum, DIC, Gagal ginjal akut, Ruptur hepar, Solutio plasenta, Perdarahan serebral
dan gangguan visus.
Presentasi bokong

Sufokasi : aspirasi darah, lendir, mekonium, air ketuban terhisap ke jalan napas

Prolaps tali pusat


Asfiksia
Kerusakan jaringan otak
Fraktur pada tulang-tulang bayi : humerus, klavikula, femur, dislokasi bahu, tulang

kepala
Cedera pleksus brakialis, hematoma otot-otot

Learning issue
Breech Presentation
Presentasi bokong (breech presentation) terjadi ketika bokong janin lebih dahulu
memasuki rongga panggul. Istilah breech (bokong) mungkin berasal dari kata yang sama dengan
britches, yang menggambarkan kain untuk menutupi selangkangan dan paha. Untuk alasan
tertentu, presentasi bokong umumnya terjadi sebelum aterm. Namun yang paling sering terjadi
sebelum proses persalinan dimulai janin berputar spontan sehingga presentasinya menjadi
presentasi kepala. Oleh karena itu presentasi bokong hanya terjadi pada 3 - 4 % kelahiran
tunggal.

(1,2)

Hal ini menunjukkan bahwa secara normal bayi memilih posisi yang paling tepat sesuai
dengan ruang intrauterin yang normal. Maka jika tetap terjadi presentasi bokong, ini
berhubungan dengan adanya kelainan pada janin, volume air ketuban, lokasi plasenta atau
kelainan pada uterus.
Di Indonesia,Program Indonesia Sehat 2010, Angka kematian ibu bersalin dan angka
kematian perinatal merupakan indikator yang paling peka untuk menilai keberhasilan program
kesehatan ibu dan anak. Malpresentasi dapat mengakibatkan timbulnya penyebab kematian
perinatal termasuk diantaranya adalah presentasi bokong. Kejadian hipoksia dan trauma lahir
pada perinatal dapat ditemui pada kasus persalinan dengan malpresentasi yaitu pada presentasi
bokong.
Kematian perinatal langsung yang disebabkan karena persalinan dengan presentasi
bokong sebesar 4-5 kali dibandingkan dengan presentasi kepala. Sebab kematian yang paling

sering pada persalinan dengan presentasi bokong adalah penanganan persalinan yang kurang
sempurna.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Presentasi bokong adalah letak memanjang, dimana bokong sebagai bagian terendah,
sehingga kepala berada di fundus uteri dan bokong di bagian bawah kavum uteri. (1,2,3,4)

2.2. EPIDEMIOLOGI
Presentasi bokong biasanya ditemukan kira-kira 3-4% kelahiran bayi tunggal. Pada tahun
1990-an ditemukan sekitar 3,5% diantara 136.256 bayi tunggal yang lahir di AS. Di Belanda,
GreenHill melaporkan 2,3% jumlah kasus persalinan dengan presentasi bokong. Di RS.Hasan
Sadikin Bandung sebesar 4,6%, dan di RSUP.H. Adam Malik/ RSUD. Dr. Pirngadi Medan
ditemukan 4,4% kasus presentasi bokong.

2.3. ETIOLOGI
Umumnya penyebabnya belum jelas, tetapi ada beberapa faktor predisposisi yaitu ;
a. Kelainan dari Ibu
1. Kelainan Uterus
-

Tumor dari uterus yang mendesak uterus

Kelainan bawaan uterus, seperti uterus arkuatus yang dapat mengubah letak janin

2. Kelainan panggul
Pintu atas panggul yang terlalu luas atau terlalu sempit dapat mengganggu fiksasi
dari kepala janin.
3. Kelainan dari jumlah air ketuban
Hidramnion menyebabkan terlampau bebasnya pergerakkan janin dalam uterus
sehingga fiksasi kepala terganggu dan pada oligohidramnion gerakan janin
terbatas sehingga terhalang versi spontan dari janin.
4. Kelainan implantasi plasenta
Misalnya plasenta previa yang menghalangi turunnya kepala ke pintu atas
panggul.
b. Kelainan dari Janin
1. Bayi prematur
Pada bayi premature ukuran kepala masih kecil, fiksasi kepala tidak sempurna
2. Kehamilan ganda
Umumnya pada kehamilan kembar, janin menyesuaikan dirinya dalam rahim.
3. Bayi mati
Presentasi bokong terjadi pada keadaan ini oleh karena gerakan janin tidak ada
lagi.
4. Bayi dengan kelainan bawaan
Kelainan bawaan pada kepala bayi dapat mengganggu fiksasi dari kepala bayi,
misalnya hidrosefalus, ansefalus dan mikrosefalus. (3,4)
2.4. JENIS-JENIS PRESENTASI BOKONG
Ada 3 klasifikasi dari presentasi bokong :
1. Frank breech (Presentasi bokong sempurna)
Dimana ekstremitas bawah fleksi pada paha dan ekstensi pada lutut. Sehingga kaki
terletak dekat dengan kepala. Pada pemeriksaan dalam hanya bokong yang dijumpai
sebagai bagian terbawah.

2. Complete breech (Presentasi bokong lengkap)


Dimana ekstremitas bawah fleksi pada paha dan salah satu atau kedua lutut juga fleksi.
Pada pemeriksaan dalam selain bokong, kaki juga dijumpai disamping bokong.
3. Incomplete breech (Presentasi bokong tidak lengkap)
Dimana salah satu atau kedua paha tidak fleksi dan salah satu atau kedua kaki terletak di
bawah bokong. Sehingga pada pemeriksaan dalam kaki atau lutut yang merupakan bagian
terbawah.
Terdiri dari :
-

Footling breech salah satu atau kedua kaki dijumpai dulu, dengan bokong pada
posisi yang tinggi. Ini jarang tetapi relatif umum pada janin premature.

Kneeling breech janin dalam posisi lutut, dengan salah satu atau kedua kaki
ekstensi di pinggul dan fleksi di lutut. Ini sangat jarang. (2,3,4)

Dari semua persalinan diperoleh 2,5 3 % merupakan persalinan presentasi bokong,


diantaranya 75 % presentasi bokong sempurna dan 25 % adalah presentasi bokong tidak
sempurna seperti presentasi kaki dan lutut. (3)

2.5. DIAGNOSIS(1-6)
Disamping presentasi bokong ditegakkan dengan pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam
dan pemeriksaan penunjang seperti USG yang dilakukan apabila dengan pemeriksaan dalam
menemui kesulitan seperti pasien dengan berat badan yang lebih, perut tegang, hidramnion dan
lain-lain. Ibu hamil dengan presentasi bokong selalu mengemukakan gerakan janin yang
dirasakan padanya yaitu adanya penekanan pada ulu hati oleh kepala janin yang diraba pada
bagian fundus. (1,3,4)

2.5.1. Inspeksi
Umumnya secara inspeksi tidak dijumpai tanda yang spesifik. Bentuk rahim kadang kala
kelihatan dengan bentuk cekungan yang melintang difundus. (2,3)

2.5.2. Palpasi
Cara palpasi yang dipakai adalah dengan cara LEOPOLD.
Pada Leopold I

: Teraba bagian janin yang keras dan bulat serta mudah digerakkan

( ballottement ) pada fundus uteri.

Kepala biasanya terletak di daerah hypochondrium,

disebabkan fleksi tulang panggul. Kadang-kadang kepala teraba di daerah epigastrium. Jika air
ketuban sedikit dan posisi dorso posterior kepala menjadi fleksi dan tidak mudah bergerak
sehingga ballottement sukar ditemukan, juga jika air ketuban berlebihan (polihidramnion) sukar
untuk meraba kepala. (2,3)
Pada Leopold II

: Menunjukkan punggung berada pada satu sisi abdomen dan bagian-

bagian kecil janin pada sisi yang lain.


Pada Leopold III

: Teraba bokong janin yang lunak, dan kurang bulat dibandingkan kepala

janin yang teraba pada perasat Leopold I. Bila belum Enggagement, diameter intertrochanterica
dari panggul janin masih dapat digerakkan di atas pintu atas panggul.
Pada Leopold IV

: Menunjukkan posisi bokong yang mapan dibawah simfisis.

Seringkali ibu menyatakan bahwa pada kehamilannya ini terasa penuh di bagian atas
abdomen dan menyesak daerah ulu hati dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah
abdomen.

2.5.3. Auskultasi
Bunyi jantung janin umumnya cenderung terdengar setinggi sekitar umbilicus atau sedikit
lebih tinggi daripada umbilicus.. (2,3)

2.5.4. Pemeriksaan Dalam


Sebelum inpartu sedikit yang dapat diperoleh dari pemeriksaan dalam terhadap presentasi
dan posisi janin. Bila telah inpartu pemeriksaan dalam diperlukan untuk menentukan jenis dan
posisi presentasi bokong. Pada presentasi bokong dapat teraba sacrum,

kedua tuberositas

ischiadica dengan processus spinosumnya dan anus. Pada penurunan lebih lanjut, dengan
pemeriksaan dalam yang baik, genitalia eksterna dapat dikenali.
Apabila teraba bagian kecil yakni kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki
teraba tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jarijari lain dan panjang jari tangan kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan janin.
Pada partus tak maju, bokong bisa terjadi edema, sehingga dapat meragukan diagnosa
presentasi muka. Anus teraba seperti mulut dan tuberositas ischiadica seperti rahang atas.
Dengan perabaan hati hati, telunjuk yang masuk ke dalam anus terasa tegangan
spinter ani dan bila tangan dikeluarkan terdapat meconium pada sarung tangan.

otot otot

Posisi presentasi bokong ditentukan berdasarkan letak sakrum janin terhadap panggul
ibu. Sakrum kiri depan yang terbanyak 45%, menyusul sakrum kanan depan 30%.(2,3)
Pada Presentasi bokong sempurna (Complete Brecch), kedua kaki dapat diraba disamping
bokong. Sedangkan pada Incomplete Breech , hanya teraba satu kaki disamping bokong. Dan
pada Frank Breech tidak teraba kaki disamping bokong.

2.5.5. Ultrasonografi (USG)


Ultrasonografi atau USG dapat dipergunakan untuk menentukan lokasi kepala janin,
memastikan perkiraan klinis presentasi bokong dan untuk menentukan usia kehamilan serta
kesejahteraan janin. (1,2,3)
Apabila dipertimbangkan untuk persalinan pervaginam, tipe presentasi bokong
merupakan hal yang penting diperhatikan, serta ada tidaknya fleksi dari kepala janin. Peran
Pelvimetri radiologik dalam menentukan tindakan persalinan sungsang masih menjadi
kontroversial.

2.6. TATALAKSANA PENANGANAN PRESENTASI BOKONG


2.6.1. Penanganan dalam kehamilan, dapat dibagi :(1-5)
a. Knee Chest Position ( KCP )
Greenhill menyatakan bahwa versi spontan adalah hasil yang diharapkan setelah
melakukan KCP ini. Dilakukan 2 3 kali sehari selama 10 15 menit.
Diharapkan bokong janin yang telah turun bebas kembali sehingga terjadi versi spontan.
Usia kehamilan yang dianjurkan untuk melakukan KCP adalah pada usia kehamilan 30
32 minggu.

b. Versi Luar

Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan diatas 32 minggu. Pada primigravida 32
34 minggu dan pada multigravida 34 36 minggu. Sedangkan setelah 38 minggu versi
luar sulit dilakukan karena janin sudah cukup besar, jumlah air ketuban sudah berkurang.
Syarat-syarat versi luar :
1. Janin diharapkan dapat dilahirkan pervaginam
2. Bagian terendah janin masih dapat digerakkan di atas pintu atas panggul
3. Ibu tidak gemuk, agar penolong dapat meraba bagian-bagian janin
4. Selaput ketuban masih utuh
5. Pada keadaan yang inpartu, dilatasi serviks < 4 cm
Kontraindikasi untuk melakukan versi luar adalah :
-

Panggul sempit

Perdarahan antepartum

Hipertensi

Hamil kembar

Kelainan uerus

Sebelum melakukan versi luar, diagnosis letak dan presentasi janin harus pasti, dan
denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Versi luar harus dengan kekuatan ringan
tanpa paksaan. Penggunaan narkosis dalam versi luar masih kontroversial, mengingat
penderita tidak merasakan sakit sehingga tenaga penolong berlebihan melakukan versi
luar, dapat menyebakan terjadinya solusio plasenta. Perlu alat ultrasonografi untuk
memandu reposisi janin pada versi luar.

2.6.2. Penanganan dalam persalinan


Penanganan pada masa persalinan secara garis besar ada dua cara persalinan
presentasi bokong yaitu pervaginam dan perabdominal ( seksio sesaria ). (2,3,4)

1. Persalinan Pervaginam
Syarat syarat persalinan pervaginam :
1. Panggul adekuat
2. Presentasi bokong sempurna (Frank breech)
3. Berat badan janin < 3500 gram,
4. Kehamilan aterm
5. Kepala janin fleksi
6. Pemeriksaan USG untuk mengestimasi berat badan janin, fleksi kepala janin dan
kelainan kongenital
7. Tidak ada lilitan tali pusat di leher janin (1,2,3)

Syarat

Pimpinan

Meneran

1.
2.
3.
4.

Kala

II

Pada

Persalinan

Letak

Sungsang

Pembukaan
Bokong
Ketuban

ditunggu

di
pecah

Hati-hati

Hodge
sendiri,

atau
prolaps

lengkap
III
dipecahkan

atau
bila
tali

pembukaan

lebih
lengkap
pusat

5. Hati-hati "aftercoming head


6. Tersedia forcep (cunam) Piper
7. Operator yang kompeten dalam menolong persalinan sungsang dan dapat melakukan
penanganan komplikasi.

Persalinan pervaginam dibagi atas :


1. Persalinan spontan (Spontaneus Breech)
Yang dimaksud persalinan spontan adalah lahirnya janin seluruhnya dengan tenaga ibu
sendiri. Cara ini lazim disebut cara BRACHT.

Tahap Pertama : Fase Lambat, lahirnya bokong sampai dengan umbilikus

Tahap Kedua

: Fase cepat, lahirnya umbilikus sampai mulut bayi, dimana


harus dilahirkan cepat karena umbilikus dapat terjepit.

Tahap Ketiga : Fase lambat, lahirnya mulut sampai seluruh kepala.

S8etelah bokong lahir, umbilikus dikendorkan terlebih dahulu, kemudian bokong


dicengkeram dan melakukan hiperlordosis pada punggung janin guna mengikuti gerakan
rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke perut ibu. Penolong hanya
mengarahkan gerakan tanpa melakukan tarikan pada bayi.

2. Ekstraksi Parsial (Partial Breech Extraction/Assisted Breech Delivery/Manual Aid )


adalah lahirnya anak secara spontan sampai batas umbilikus ( pasif ). Kemudian seluruh
tubuh bayi dilahirkan dengan pertolongan aktif. Pada fase pasif kita harus menunggu
dengan sabar sampai lahir tubuh bayi sebatas umbilikus.

A. Cara melahirkan bahu dan lengan ada beberapa cara :


Cara Klasik (Deventer)
Adalah melahirkan bahu dan lengan belakang lebih dahulu, karena lengan belakang
berada di ruangan yang lebih luas (sakrum), baru kemudian melahirkan lengan depan
yang berada dibawah simfisis.

Cara Lovset
Setelah sumbu bayi berada dalam ukuran muka belakang, tubuh bayi ditarik ke bawah
lalu dilahirkan bahu dan lengan belakang, setelah itu bayi diputar 90 0 sehingga bahu
depan menjadi bahu belakang, lalu dilahirkan.

Cara Muller
Tarik bayi vertikal ke bawah lalu dilahirkan bahu dan lengan depan. Cara melahirkan
bahu-lengan depan bisa spontan atau dikait dengan satu jari menyapu muka. Lahirkan
bahu belakang dengan menarik kaki ke atas, lalu bahu-lengan belakang dikait dengan
menyapu muka.

B. Cara Melahirkan Kepala


Cara Mauriceau (Veit Smellie)
Masukka jari-jari penolong ke dalam mulut bayi (muka mengarah ke kiri gunakan jari
kiri, mengarah ke kanan gunakan jari kanan). Kegunaan jari dalam mulut untuk
menambah fleksi kepala bayi. Selanjutnya, Letakkan tubuh bayi dengan menunggang
pada lengan penolong, sementara tangan lain memegang pada tengkuk bayi sambil
menundukkan kepala bayi agar tetap fleksi

Cara Naujoks
Satu tangan memegang leher bayi dari depan, tangan lain memegang leher dari belakang
pada bahu, tarik bayi ke bawah dengan bantuan penolong lain menekan dari atas simfisis.

Cara Prague terbalik

Cara ini dipakai bila ubun-ubun kecil berada di belakang dekat sakrum dan muka bayi
menghadap simfisis. Satu tangan memegang bahu bayi dari

belakang/bawah dan

punggung bayi diletakkan pada telapak tangan penolong. Tangan lain memegang kedua
pergelangan kaki, lalu menarik bayi ke arah atas bersamaan dengan tarikan paada bahu
bayi. Sehingga perut bayi mendekati perut ibu. Dalam hal ini laring sebagai sumbu
(hipomoclion).

3. Ekstraksi Totalis (Total Breech Extraction )


Dilakukan dimana seluruh badan anak masih berada di dalam jalan lahir. Hampir seluruh
ahli kebidanan menyetujui bahwa tindakan ini hanya dilakukan bila ada indikasi darurat.
Misalnya indikasi untuk anak adalah gawat janin.
Sedangkan indikasi untuk

ibu adalah penyakit penyakit ibu yang tidak boleh

mengedan. Mortalitas anak dengan tindakan ini sangat tinggi, oleh karena itu semua ahli
sependapat untuk melakukan seksio sesaria dari pada melakukan ekstraksi totalis. Ada 2
cara melakukan Ekstraksi Totalis, yaitu :
a. Ekstraksi kaki (Perasat Pinard)
Jika kaki yang turun maka dilakukan tarikan dengan memegang kaki yang turun
b. Ekstraksi bokong
Dilakukan jika bokong telah turun memasuki rongga panggul. (1,2,3,4)

Cara Reposisi Lengan Menunjuk (Nuchal Arms)


Lengan menunjuk adalah bila salah satu lengan janin melingkar di belakang leher dan
menunjuk ke suatu arah. Cara reposisinya adalah sebagai berikut :
1. Satu tangan menunjuk

Janin diputar 900 ke arah mana tangan menunjuk, sehingga tangan akan terlepas
dengan gerakan menyapu kepala.
2. Kedua tangan menunjuk
Untuk tangan pertama seperti diatas, dan untuk tangan kedua diputar berlawanan arah
1800
Cara Melahirkan Lengan Menjungkit
Lengan menjungkit adalah lengan dalam posisi lurus keatas di samping kepala. Cara
terbaik untuk melahirkan lengan menjungkit adalah dengan cara Lovset.

Cara melahirkan kepala yang sulit lahir (After Coming Head)


1. Bila janin masih hidup, lahirkan kepala dengan ekstraksi forcep (Cunam Piper).
Cunam Piper memiliki lengkung kepala dan lengkung panggul yang sesuai dan
panjang, dapat dipergunakan untuk melahirkan kepala pada keadaan After Coming
Head. Langkah 1 : Tubuh janin disanggah keatas menggunakan kain/handuk yang
hangat. Langkah 2 : dilakukan pemasangan cunam piper pada kepala janin yang after
coming head. Langkah 3 : dilakukan tarikan kepala searah sumbu lahir dan ke arah
atas, sementara penolong lain memegang kain/ handuk yang menyanggah tubuh bayi
mengikuti arah tarikan kepala oleh cunam piper yang dilakukan penolong pertama.
Indikasi Cunam Piper ini setara dengan pertolongan pengeluaran kepala cara
Mauriceau.
2. Bila janin sudah meninggal, dilakukan embriotomi

2.6.3.Penyulit atau komplikasi yang mungkin terjadi


1. Sufokasi : aspirasi darah, lendir, mekonium, air ketuban terhisap ke jalan napas
2. Prolaps tali pusat
3. Asfiksia
4. Kerusakan jaringan otak

5. Fraktur pada tulang-tulang bayi : humerus, klavikula, femur, dislokasi bahu, tulang
kepala
6. Cedera pleksus brakialis, hematoma otot-otot. (1,3)

II. Persalinan Per-abdominal


Pritchard menganjurkan untuk memperkecil morbiditas dan mortalitas pada bayi, seksio sesaria
dilakukan dalam keadaan-keadaan berikut (1)
1. Presentasi bokong dengan bayi besar > 4000 gram
2. Presentasi bokong dengan bayi besar dengan panggul sempit serta beberapa kelainan
bentuk panggul
3. Presentasi bokong dengan kepala hiperekstensi
4. Presentasi bokong belum inpartu dan keadaan Ketuban pecah dini.
5. Presentasi bokong dengan disfungsi uterus
6. Presentasi kaki atau Incomplete Breech
7. Janin Prematur yang Viable
8. Severe IUGR
9. Presentasi bokong dengan kematian perinatal sebelumnya atau riwayat trauma lahir pada
persalinan sebelumnya dan nilai sosial anak yang tinggi (anak sangat berharga). (2,3)
10. Permintaan untuk sterilisasi
11. Penolong yang kurang kompeten

Gambar :

Gambar: melahirkan bayi perabdominal dengan persentasi bokong

2.7.

Zatuchni dan Andros Scoring

Zatuchni dan Andros telah melakukan suatu indeks prognosis untuk menilai lebih tepat apakah
persalinan dapat dilahirkan pervaginam atau perabdominal, sebagai berikut :

Kriteria

Skor 0

Skor 1

Skor 2

Paritas

Primigravida

Umur Kehamilan

Multigravida

>39 minggu

Taksiran Berat Janin

>3650 gr

<38 minggu
3176 - 3649 gr

<3176 gr

Riwayat letak sungsang

Tidak ada

1 kali

>2 kali

Pembukaan Serviks

<2 cm

3 cm

>4cm

Station

<-3

-2

-1

atau

lebih

rendah

Skor : < 3 : Persalinan per abdominal


4 : Evaluasi kembali secara cermat, khususnya taksiran berat janin, bila tidak
yakin/alat diagnosa penunjang tidak ada, dapat dilakukan persalinan per
abdominal.
5 : Dilahirkan pervaginam

2.8.

PROGNOSIS

Resiko persalinan pervaginam pada presentasi bokong lebih tinggi dibandingkan dengan
persalinan presentasi kepala, yaitu :

1. After coming head


2. Nuchl arm ( tangan menjungkit )
3. Prolaps tali pusat
4. Perdarahan intracranial, robeknya selaput otak
5. Asfiksia janin karena terjepit tali pusat
6. Robekan pada pleksus brachialis sehingga menyebabkan parese lengan
7. Pada ibu dapat timbul laserasi luas jalan lahir. (1,2,3,4)

DAFTAR PUSTAKA

1. Cuningham G, Leveno JK, William Obstetrics 22nd Edition, McGraw Hill, 2005
2. Prawirohardjo S, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo, Edisi
kedua, Jakarta, 2002.
3. Mochtar R, Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Penerbit Buku EGC, Jakarta, 1998
4. Vaginal Breech Delivery, available from Alarm International Second Edition, 108
5. Fischer R, Breech Persentation, Witlin A, Talavera F, Legro RS, Gaupp FB, Shulman LP,
eds,

last

update

Juli

2006,

available

from

http://www.emedicine.com/med/OBSTETRICSGYNECOLOGY/topic3272.htm
6. Gallagher K, Breech Position and Breech Birth, last update January 2007, available
from : http://www.revolutionhealth.com/articles?id=tx1038

Anda mungkin juga menyukai