(1,3,5,7)
Sebagai perbandingan,
Sindrom HELLP
Multipara
Pre eklamsi
Nullipara
jelek
Diabetes Melitus
Hipertensi Kronik
Kehamilan multipel
Dalam laporan Sibai dkk (1986), pasien sindrom HELLP secara bermakna lebih tua (ratarata umur 25 tahun) dibandingkan pasien preeklampsi-eklampsi tanpa sindrom HELLP
(rata-rata umur 19 tahun). lnsiden sindrom ini juga lebih tinggi pada populasi kulit putih
dan multipara.(1,3,7)
Presentasi bokong biasanya ditemukan kira-kira 3-4% kelahiran bayi tunggal. Pada
tahun 1990-an ditemukan sekitar 3,5% diantara 136.256 bayi tunggal yang lahir di AS.
Di Belanda, GreenHill melaporkan 2,3% jumlah kasus persalinan dengan presentasi
bokong. Di RS.Hasan Sadikin Bandung sebesar 4,6%, dan di RSUP.H. Adam Malik/
RSUD. Dr. Pirngadi Medan ditemukan 4,4% kasus presentasi bokong.
6. Komplikasi(LI)
PEB : Komplikasi preeklamsia berat antara lain: Eklamsia, HELLP Sindrom, Edema
pulmonum, DIC, Gagal ginjal akut, Ruptur hepar, Solutio plasenta, Perdarahan serebral
dan gangguan visus.
Presentasi bokong
Sufokasi : aspirasi darah, lendir, mekonium, air ketuban terhisap ke jalan napas
kepala
Cedera pleksus brakialis, hematoma otot-otot
Learning issue
Breech Presentation
Presentasi bokong (breech presentation) terjadi ketika bokong janin lebih dahulu
memasuki rongga panggul. Istilah breech (bokong) mungkin berasal dari kata yang sama dengan
britches, yang menggambarkan kain untuk menutupi selangkangan dan paha. Untuk alasan
tertentu, presentasi bokong umumnya terjadi sebelum aterm. Namun yang paling sering terjadi
sebelum proses persalinan dimulai janin berputar spontan sehingga presentasinya menjadi
presentasi kepala. Oleh karena itu presentasi bokong hanya terjadi pada 3 - 4 % kelahiran
tunggal.
(1,2)
Hal ini menunjukkan bahwa secara normal bayi memilih posisi yang paling tepat sesuai
dengan ruang intrauterin yang normal. Maka jika tetap terjadi presentasi bokong, ini
berhubungan dengan adanya kelainan pada janin, volume air ketuban, lokasi plasenta atau
kelainan pada uterus.
Di Indonesia,Program Indonesia Sehat 2010, Angka kematian ibu bersalin dan angka
kematian perinatal merupakan indikator yang paling peka untuk menilai keberhasilan program
kesehatan ibu dan anak. Malpresentasi dapat mengakibatkan timbulnya penyebab kematian
perinatal termasuk diantaranya adalah presentasi bokong. Kejadian hipoksia dan trauma lahir
pada perinatal dapat ditemui pada kasus persalinan dengan malpresentasi yaitu pada presentasi
bokong.
Kematian perinatal langsung yang disebabkan karena persalinan dengan presentasi
bokong sebesar 4-5 kali dibandingkan dengan presentasi kepala. Sebab kematian yang paling
sering pada persalinan dengan presentasi bokong adalah penanganan persalinan yang kurang
sempurna.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Presentasi bokong adalah letak memanjang, dimana bokong sebagai bagian terendah,
sehingga kepala berada di fundus uteri dan bokong di bagian bawah kavum uteri. (1,2,3,4)
2.2. EPIDEMIOLOGI
Presentasi bokong biasanya ditemukan kira-kira 3-4% kelahiran bayi tunggal. Pada tahun
1990-an ditemukan sekitar 3,5% diantara 136.256 bayi tunggal yang lahir di AS. Di Belanda,
GreenHill melaporkan 2,3% jumlah kasus persalinan dengan presentasi bokong. Di RS.Hasan
Sadikin Bandung sebesar 4,6%, dan di RSUP.H. Adam Malik/ RSUD. Dr. Pirngadi Medan
ditemukan 4,4% kasus presentasi bokong.
2.3. ETIOLOGI
Umumnya penyebabnya belum jelas, tetapi ada beberapa faktor predisposisi yaitu ;
a. Kelainan dari Ibu
1. Kelainan Uterus
-
Kelainan bawaan uterus, seperti uterus arkuatus yang dapat mengubah letak janin
2. Kelainan panggul
Pintu atas panggul yang terlalu luas atau terlalu sempit dapat mengganggu fiksasi
dari kepala janin.
3. Kelainan dari jumlah air ketuban
Hidramnion menyebabkan terlampau bebasnya pergerakkan janin dalam uterus
sehingga fiksasi kepala terganggu dan pada oligohidramnion gerakan janin
terbatas sehingga terhalang versi spontan dari janin.
4. Kelainan implantasi plasenta
Misalnya plasenta previa yang menghalangi turunnya kepala ke pintu atas
panggul.
b. Kelainan dari Janin
1. Bayi prematur
Pada bayi premature ukuran kepala masih kecil, fiksasi kepala tidak sempurna
2. Kehamilan ganda
Umumnya pada kehamilan kembar, janin menyesuaikan dirinya dalam rahim.
3. Bayi mati
Presentasi bokong terjadi pada keadaan ini oleh karena gerakan janin tidak ada
lagi.
4. Bayi dengan kelainan bawaan
Kelainan bawaan pada kepala bayi dapat mengganggu fiksasi dari kepala bayi,
misalnya hidrosefalus, ansefalus dan mikrosefalus. (3,4)
2.4. JENIS-JENIS PRESENTASI BOKONG
Ada 3 klasifikasi dari presentasi bokong :
1. Frank breech (Presentasi bokong sempurna)
Dimana ekstremitas bawah fleksi pada paha dan ekstensi pada lutut. Sehingga kaki
terletak dekat dengan kepala. Pada pemeriksaan dalam hanya bokong yang dijumpai
sebagai bagian terbawah.
Footling breech salah satu atau kedua kaki dijumpai dulu, dengan bokong pada
posisi yang tinggi. Ini jarang tetapi relatif umum pada janin premature.
Kneeling breech janin dalam posisi lutut, dengan salah satu atau kedua kaki
ekstensi di pinggul dan fleksi di lutut. Ini sangat jarang. (2,3,4)
2.5. DIAGNOSIS(1-6)
Disamping presentasi bokong ditegakkan dengan pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam
dan pemeriksaan penunjang seperti USG yang dilakukan apabila dengan pemeriksaan dalam
menemui kesulitan seperti pasien dengan berat badan yang lebih, perut tegang, hidramnion dan
lain-lain. Ibu hamil dengan presentasi bokong selalu mengemukakan gerakan janin yang
dirasakan padanya yaitu adanya penekanan pada ulu hati oleh kepala janin yang diraba pada
bagian fundus. (1,3,4)
2.5.1. Inspeksi
Umumnya secara inspeksi tidak dijumpai tanda yang spesifik. Bentuk rahim kadang kala
kelihatan dengan bentuk cekungan yang melintang difundus. (2,3)
2.5.2. Palpasi
Cara palpasi yang dipakai adalah dengan cara LEOPOLD.
Pada Leopold I
: Teraba bagian janin yang keras dan bulat serta mudah digerakkan
disebabkan fleksi tulang panggul. Kadang-kadang kepala teraba di daerah epigastrium. Jika air
ketuban sedikit dan posisi dorso posterior kepala menjadi fleksi dan tidak mudah bergerak
sehingga ballottement sukar ditemukan, juga jika air ketuban berlebihan (polihidramnion) sukar
untuk meraba kepala. (2,3)
Pada Leopold II
: Teraba bokong janin yang lunak, dan kurang bulat dibandingkan kepala
janin yang teraba pada perasat Leopold I. Bila belum Enggagement, diameter intertrochanterica
dari panggul janin masih dapat digerakkan di atas pintu atas panggul.
Pada Leopold IV
Seringkali ibu menyatakan bahwa pada kehamilannya ini terasa penuh di bagian atas
abdomen dan menyesak daerah ulu hati dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah
abdomen.
2.5.3. Auskultasi
Bunyi jantung janin umumnya cenderung terdengar setinggi sekitar umbilicus atau sedikit
lebih tinggi daripada umbilicus.. (2,3)
kedua tuberositas
ischiadica dengan processus spinosumnya dan anus. Pada penurunan lebih lanjut, dengan
pemeriksaan dalam yang baik, genitalia eksterna dapat dikenali.
Apabila teraba bagian kecil yakni kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki
teraba tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jarijari lain dan panjang jari tangan kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan janin.
Pada partus tak maju, bokong bisa terjadi edema, sehingga dapat meragukan diagnosa
presentasi muka. Anus teraba seperti mulut dan tuberositas ischiadica seperti rahang atas.
Dengan perabaan hati hati, telunjuk yang masuk ke dalam anus terasa tegangan
spinter ani dan bila tangan dikeluarkan terdapat meconium pada sarung tangan.
otot otot
Posisi presentasi bokong ditentukan berdasarkan letak sakrum janin terhadap panggul
ibu. Sakrum kiri depan yang terbanyak 45%, menyusul sakrum kanan depan 30%.(2,3)
Pada Presentasi bokong sempurna (Complete Brecch), kedua kaki dapat diraba disamping
bokong. Sedangkan pada Incomplete Breech , hanya teraba satu kaki disamping bokong. Dan
pada Frank Breech tidak teraba kaki disamping bokong.
b. Versi Luar
Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan diatas 32 minggu. Pada primigravida 32
34 minggu dan pada multigravida 34 36 minggu. Sedangkan setelah 38 minggu versi
luar sulit dilakukan karena janin sudah cukup besar, jumlah air ketuban sudah berkurang.
Syarat-syarat versi luar :
1. Janin diharapkan dapat dilahirkan pervaginam
2. Bagian terendah janin masih dapat digerakkan di atas pintu atas panggul
3. Ibu tidak gemuk, agar penolong dapat meraba bagian-bagian janin
4. Selaput ketuban masih utuh
5. Pada keadaan yang inpartu, dilatasi serviks < 4 cm
Kontraindikasi untuk melakukan versi luar adalah :
-
Panggul sempit
Perdarahan antepartum
Hipertensi
Hamil kembar
Kelainan uerus
Sebelum melakukan versi luar, diagnosis letak dan presentasi janin harus pasti, dan
denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Versi luar harus dengan kekuatan ringan
tanpa paksaan. Penggunaan narkosis dalam versi luar masih kontroversial, mengingat
penderita tidak merasakan sakit sehingga tenaga penolong berlebihan melakukan versi
luar, dapat menyebakan terjadinya solusio plasenta. Perlu alat ultrasonografi untuk
memandu reposisi janin pada versi luar.
1. Persalinan Pervaginam
Syarat syarat persalinan pervaginam :
1. Panggul adekuat
2. Presentasi bokong sempurna (Frank breech)
3. Berat badan janin < 3500 gram,
4. Kehamilan aterm
5. Kepala janin fleksi
6. Pemeriksaan USG untuk mengestimasi berat badan janin, fleksi kepala janin dan
kelainan kongenital
7. Tidak ada lilitan tali pusat di leher janin (1,2,3)
Syarat
Pimpinan
Meneran
1.
2.
3.
4.
Kala
II
Pada
Persalinan
Letak
Sungsang
Pembukaan
Bokong
Ketuban
ditunggu
di
pecah
Hati-hati
Hodge
sendiri,
atau
prolaps
lengkap
III
dipecahkan
atau
bila
tali
pembukaan
lebih
lengkap
pusat
Tahap Kedua
Cara Lovset
Setelah sumbu bayi berada dalam ukuran muka belakang, tubuh bayi ditarik ke bawah
lalu dilahirkan bahu dan lengan belakang, setelah itu bayi diputar 90 0 sehingga bahu
depan menjadi bahu belakang, lalu dilahirkan.
Cara Muller
Tarik bayi vertikal ke bawah lalu dilahirkan bahu dan lengan depan. Cara melahirkan
bahu-lengan depan bisa spontan atau dikait dengan satu jari menyapu muka. Lahirkan
bahu belakang dengan menarik kaki ke atas, lalu bahu-lengan belakang dikait dengan
menyapu muka.
Cara Naujoks
Satu tangan memegang leher bayi dari depan, tangan lain memegang leher dari belakang
pada bahu, tarik bayi ke bawah dengan bantuan penolong lain menekan dari atas simfisis.
Cara ini dipakai bila ubun-ubun kecil berada di belakang dekat sakrum dan muka bayi
menghadap simfisis. Satu tangan memegang bahu bayi dari
belakang/bawah dan
punggung bayi diletakkan pada telapak tangan penolong. Tangan lain memegang kedua
pergelangan kaki, lalu menarik bayi ke arah atas bersamaan dengan tarikan paada bahu
bayi. Sehingga perut bayi mendekati perut ibu. Dalam hal ini laring sebagai sumbu
(hipomoclion).
mengedan. Mortalitas anak dengan tindakan ini sangat tinggi, oleh karena itu semua ahli
sependapat untuk melakukan seksio sesaria dari pada melakukan ekstraksi totalis. Ada 2
cara melakukan Ekstraksi Totalis, yaitu :
a. Ekstraksi kaki (Perasat Pinard)
Jika kaki yang turun maka dilakukan tarikan dengan memegang kaki yang turun
b. Ekstraksi bokong
Dilakukan jika bokong telah turun memasuki rongga panggul. (1,2,3,4)
Janin diputar 900 ke arah mana tangan menunjuk, sehingga tangan akan terlepas
dengan gerakan menyapu kepala.
2. Kedua tangan menunjuk
Untuk tangan pertama seperti diatas, dan untuk tangan kedua diputar berlawanan arah
1800
Cara Melahirkan Lengan Menjungkit
Lengan menjungkit adalah lengan dalam posisi lurus keatas di samping kepala. Cara
terbaik untuk melahirkan lengan menjungkit adalah dengan cara Lovset.
5. Fraktur pada tulang-tulang bayi : humerus, klavikula, femur, dislokasi bahu, tulang
kepala
6. Cedera pleksus brakialis, hematoma otot-otot. (1,3)
Gambar :
2.7.
Zatuchni dan Andros telah melakukan suatu indeks prognosis untuk menilai lebih tepat apakah
persalinan dapat dilahirkan pervaginam atau perabdominal, sebagai berikut :
Kriteria
Skor 0
Skor 1
Skor 2
Paritas
Primigravida
Umur Kehamilan
Multigravida
>39 minggu
>3650 gr
<38 minggu
3176 - 3649 gr
<3176 gr
Tidak ada
1 kali
>2 kali
Pembukaan Serviks
<2 cm
3 cm
>4cm
Station
<-3
-2
-1
atau
lebih
rendah
2.8.
PROGNOSIS
Resiko persalinan pervaginam pada presentasi bokong lebih tinggi dibandingkan dengan
persalinan presentasi kepala, yaitu :
DAFTAR PUSTAKA
1. Cuningham G, Leveno JK, William Obstetrics 22nd Edition, McGraw Hill, 2005
2. Prawirohardjo S, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo, Edisi
kedua, Jakarta, 2002.
3. Mochtar R, Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Penerbit Buku EGC, Jakarta, 1998
4. Vaginal Breech Delivery, available from Alarm International Second Edition, 108
5. Fischer R, Breech Persentation, Witlin A, Talavera F, Legro RS, Gaupp FB, Shulman LP,
eds,
last
update
Juli
2006,
available
from
http://www.emedicine.com/med/OBSTETRICSGYNECOLOGY/topic3272.htm
6. Gallagher K, Breech Position and Breech Birth, last update January 2007, available
from : http://www.revolutionhealth.com/articles?id=tx1038