PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Analisis lansekap merupakan salah satu bagian dari geografi. Dimana
geomorfologi yang merupakan cabang dari ilmu geografi, mempelajari tentang bentuk
muka bumi yang meliputi pandangan luas sebagai cakupan satu kenampakan sebagai
bentang alam (landscape) sampai pada satuan terkecil seagai bentuk lahan (landform).
Hubungan geomorfologi dengan kehidupan manusia adalah dengan adanya
pegunungan-pegunungan, lembah, bukit, baik yang ada didarat maupun di dasar
laut.Dan juga dengan adanya bencana alam seperti gunung berapi, gempa bumi, tanah
longsor dan sebagainya yang berhubungan dengan lahan yang ada di bumi yang juga
mendorong manusia untuk melakukan pengamatan dan mempelajari bentuk-bentuk
geomorfologi yang ada di bumi. Baik yang dapat berpotensi berbahaya maupun aman.
Sehingga dilakukan pengamatan dan identifikasi bentuk lahan.
Analisis lansekap mengandung dua aspek, yaitu aspek visual dan aspek estetika
pada suatu lingkungan tertentu, untuk mengadakan analisis bentanglahan diperlukan
suatu unit analisis yang lebih rinci.Dengan mengacu pada definisi bentang lahan
tersebut, maka dapat dimengerti, bahw aunit analisis yang sesuai adalah unit
bentuklahan. Oleh karena itu, untuk menganalisis dan mengklasifikasi bentanglahan
selalu mendasarkan pada
Berdasarkan pengertian
bentanglahan seperti di atas, maka dapat diketahui, bahwa ada delapan anasir
bentanglahan. Kedelapan anasir bentanglahan itu adalah udara, tanah, air, batuan,
bentuklahan, flora, fauna, dan manusia. Pengamatan dan identifikasi bentuk lahan
seperti dilakukan langsung dilapangan dengan melakukan field trip atau dapat juga
dilakukan dengan interpretasi foto udara atau dengan analisis citra satelit. Bentuk
muka bumi yang kompleks telah menjadi suatu pokok bahasan tersendiri terlebih lagi
dalam pemanfaatannya.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum mata kuliah manajemen lansekap ini adalah :
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi satuan bentuk lahan melalui pendekatan
medan. Mahasiswa mampu memprediksi kesesuaian penggunaan lahan saat ini.
C. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum analisis lansekap ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 9 Mei
2015. Bertempat di Air Terjun Grojogan Sewu, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa
Tengah.
di
air
bawahnya
sungai
yang
dapat
menyebabkan
terjadi
secara
terjadinya
terus
menerus
pengikisan.
dapat
Pengikisan
mengakibatkan
terbentuk v, jurang atau ngarai, aliran deras dan air terjun (Totok 2004).
Satuan morfologi perbukitan bergelombang itu umumnya terdapat `pada bagian
tengah yang memanjang dari barat dan timur, menempati sekitar 25% daerah penyelidikan
yang terletak disekitar lereng kaki gunung yang terdiri dari endapan batuan sedimen dan
sebagian terdiri dari endapan batuan metamorf yang berasal dari batuan sedimen yang
mengalami proses metamorfisme. Batuan sedimen mengalami tekanan dan terjadi
perubahan suhu yang meningkat tinggi sehingga membentuk batuan metamorf. Umumnya
merupakan pemukiman penduduk dan hutan lindung, mempunyai rata rata ketinggian
berkisar sampai 1000 meter diatas permukaan laut.
Berdasarkan struktur geologi daerah ini dijumpai beberapa macam jenis struktur
diantaranya struktur primer yaitu ripple mark dan struktur sekunder yaitu antiklin, kekar dan
sesar normal.
a. Struktur primer yaitu Ripple mark ini terbentuk di lereng gunung dekat air terjun dimana
struktur ini dipengaruhi oleh pengikisan dari arus air ataupun angin sehingga material
material yang lemah akan ikatannya pada batuan terbawa sehingga menyebabkan
cekungan yang ada pada struktur ini.
b. Struktur sekunder pada daerah ini terdapat struktur sekunder yaitu antiklin, pada dasarnya
struktur antiklin ini terbentuk pada daerah geologi yang berasal dari tabrakan lempeng
antara 0lempeng benua dan lempeng benua sehingga membentuk sebuah gunung
perlipatan, terdapat dua litologi pada daerah penyelidikan yaitu jenis litologi batu pasir
dan batu lanau.
Sesar normal merupakan salah satu penciri khusus adanya air terjun, pada daerah
penelitian ini ditemukan penciri sesar turun tersebut dimana pada batuan tiba tiba saja terp
otong akibat adanya gaya yang mempengaruhi kemudian di antara jarak sekitar 5 meter
terdapat adanya arah aliran sungai yang mengarah kearah barat dengan debit air yang lambat
Bentuk bentuk geometri yang terdapat pada kulit bumi yang terbentuk oleh pengaruh gayagaya endogen, baik berupa tekanan maupun tarikan. Para ahli geologi menyebutnya Struktur
Geologi, yang dikenal dengan, Sesar, kekar, serta Lipatan (Anonim 2013).
Sesar merupakan retakan yang mempunyai pergerakan searah dengan arah retakan.
Ukuran pergerakan ini bersifat relatif. Sesar mempunyai bentuk dan dimensi yang bervariasi.
Ukuran dimensi sesar dapat mencapai ratusan kilometer panjangnya atau hanya beberapa
sentimeter saja. Arah singkapan suatu sesar dapat lurus atau berliku-liku. Sesar sebagai
sempadan yang tajam, atau sebagai suatu zona, dengan ketebalan beberapa milimeter hingga
beberapa kilometer. sesar terbagi menjadi 3 yaitu sesar mendatar, sesar naik dan sesar turun.
1. Sesar Mendatar (Strike Slip Fault) adalah sesar yang pergerakannya sejajar, blok bagian
kiri relatif bergeser kearah yang berlawanan dengan blok bagian kanannya. Berdasarkan
arah pergerakan sesarnya, sesar mendatar dapat dibagi menjadi jenis sesar, yaitu:
a. Sesar Mendatar Dextral (sesar mendatar menganan)
b. sesar Mendatar Sinistral (sesar mendatar mengiri).
Sesar Mendatar Dextral adalah sesar yang arah pergerakannya searah dengan arah
perputaran jarum jam sedangkan Sesar Mendatar Sinistral adalah sesar yang arah
pergeserannya berlawanan arah dengan arah perputaran jarum jam. Pergeseran pada sesar
mendatar dapat sejajar dengan permukaan sesar atau
membentuk sudut (dip-slip / oblique). Sedangkan bidang sesarnya sendiri dapat tegak
lurus maupun menyudut dengan bidang horisontal.
2. Sasar naik (Thrust Fault) adalah sesar dimana salah satu blok batuan bergeser ke arah atas
dan blok bagian lainnya bergeser ke arah bawah disepanjang bidang sesarnya. Pada
umumnya bidang sesar naik mempunyai kemiringan lebih kecil dari 450.
3. Sesar turun (Normal fault) adalah sesar yang terjadi karena pergeseran blok batuan akibat
pengaruh gaya gravitasi. Secara umum, sesar normal terjadi sebagai akibat dari hilangnya
pengaruh gaya sehingga batuan menuju ke posisi seimbang (isostasi). Sesar normal dapat
terjadi dari kekar tension, release maupun kekar gerus.
Kekar adalah retakan atau rekahan yang terbentuk pada batuan akibat suatu gaya
yang bekerja pada batuan tersebut. Secara umum, kekar dapat dikelompokkan
berdasarkan sifat dan karakter retakan atau rekahan serta arah gaya yang bekerja pada
batuan tersebut. Lipatan adalah suatu deformasi batuan yang berbentuk gelombang
sinusoidal dimana gaya yang bekerja pada batuan tidak melampaui batas elastisitasnya,
sehingga batuan tidak mengalami pensesaran. Lipatan Sinklin adalah bentuk lipatan yang
cekung ke arah bawah, sedangkan lipatan antiklin adalah lipatan yang cembung ke arah
atas. Berdasarkan kemiringan sayap-sayap suatu lipatan, maka lipatan dapat dibagi
menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
1. Lipatan Simetri adalah lipatan yang kemiringan lapisan batuan pada kedua sayapnya
memiliki sudut yang sama besarnya.
2. Lipatan Asimetri adalah lipatan yang kemiringan lapisan batuan pada kedua sayapnya
tidak sama besar.
3. Lipatan Rebah (Overturne fold / recumbent fold) adalah lipatan yang kedua sayapnya
telah
mengalami
pembalikan
arah
kemiringan
lapisan
batuannya.
III. HASIL
Nama
Bentuk
Relief /
Proses
Morffologi
Batuan
Vegetasi / Jenis
penggunaan lahan.
Lahan
(1)
Air
Relief
Terjun
berbatu
proses
dan
Kemiringan
pengikisan
Lembah
sangat miring
batuan
Ketinggian air
pergerakan sesar,
terjun 80 m
sehingga
puncak
Ketinggian
menyebabkan
terjun
kelembapan
Lokasi
runtuhan
andosol.
tersebut
Batuan
sebagai
permukaan
60%
ekowisata berupa
ada
beberapa titik.
Drainase
Ketinggian
air
sangat cepat
terjun
M,
Permeabilitas
Cepat
Kelas
Tingkat
terjun
Struktur
100cm
(2)
(3)
(4)
terjal Terbentuk karena Batuan
1100
mdpl
Bentuk lembah
V Tajam
karena
(longsor) di ikuti
(5)
Jenis
tanah
maliha
sekitar
air
permukaan
terjun entisol,
merupakan
(Metam
sedangkan
tetap
orf).
wilayah
sungai permukaan.
pohon,
Dengan
berbagai tanaman
pengikisan
karena
aliran
sungai
dengan
debit
tinggi,
sehingga timbul
ngarai
Degradasi
banjir
120 300 cm
Sisa
aliran
mengalir.
remah.
Banjir
Kedalaman
yang
berbentuk V.
Tipe
masa
(6)
air
(7)
air Vegetasi
Aliran
rumput,
beringin, cemara,
aliran
berupa
tingkat
area
80
dan
paku-pakuan.
sebesar Penggunaan
pada
perdu,
lahan
arena
pemandangan air
fluktuasi
tanah
adalah
pembangunan
terasering.
IV. PEMBAHASAN
A. Pembahasan
1. Air Terjun Grojogan Sewu
Grojogan sewu merupakan salah satu air terjun yang berada di jawa tengah.
Terletak di kecamatan tawangmangu, kabupaten karanganyar, jawa tengah. Air terjun
grojogan sewu terletak di lereng gunung lawu. Grojogan sewu terletak sekitar 27 km di
sebelah timur kota karanganyar. Air terjun grojogan sewu merupakan bagian dari hutan
wisata grojogan sewu. Grojogan sewu berarti air terjun seribu. Meski air terjun di sini
tidak berjumlah seribu, tetapi ada beberapa titik air terjun yang dapat dinikmati di sini.
Kata sewu atau seribu disini berasal dari seribu pecak, atau satuan jarak yang
digunakan saat itu yang merupakan tinggi air terjun. Satu pecak sama dengan satu
telapak kaki orang dewasa. Air terjun tertinggi yang ada tingginya sekitar 80 meter. Ada
pula air terjun yang tidak terlalu tinggi tetapi pancurannya meluas dan membentuk
cabang-cabang. Bila sedang musim hujan, sekeliling tebing akan dihujani air terjun,
tetapi saat musim panas, banyak air terjun yang kering. Hutan wisata grojogan sewu
memiliki luas 20 ha. Kawasan hutan ini banyak ditumbuhi berbagai jenis pohon hutan
dan dihuni oleh sekelompok kera jinak (Anonim 2013).
Proses terbentuknya air terjun karena proses pengikisan batuan karena
pergerakan sesar, sehingga menyebabkan runtuhan (longsor) di ikuti pengikisan karena
aliran sungai dengan debit tinggi, sehingga timbul ngarai yang berbentuk V. Menurut
Totok (2004), Air yang mengalir menimbulkan gesekan terhadap tanah dan batuan yang
dilaluinya. Gesekan akan semakin besar jika kecepatan dan jumlah air semakin
besar. Kecepatan air juga akan semakin besar jika gradien (kemiringan) Lahan
juga besar. Gesekan antara air dengan tanah atau batuan di dasar sungai dan gesekan
antara benda benda padat yang terangkat air oleh tanah atau batuan di bawahnya dapat
menyebabkan terjadinya pengikisan. Pengikisan oleh air sungai yang terjadi secara
terus menerus dapat mengakibatkan terbentuk v, jurang atau ngarai, aliran deras dan air
terjun (Totok 2004).
Satuan morfologi perbukitan bergelombang itu umumnya terdapat `pada bagian
tengah yang memanjang dari barat dan timur, menempati sekitar 25% daerah
penyelidikan yang terletak disekitar lereng kaki gunung yang terdiri dari endapan
batuan sedimen dan sebagian terdiri dari endapan batuan metamorf yang berasal dari
batuan sedimen yang mengalami proses metamorfisme. Batuan sedimen mengalami
tekanan dan terjadi perubahan suhu yang meningkat tinggi sehingga membentuk batuan
metamorf. Umumnya merupakan pemukiman penduduk dan hutan lindung, mempunyai
rata rata ketinggian berkisar sampai 1000 meter diatas permukaan laut.
Area air tejun mempunyai tipe erosi berupa tipe runtuhan dan erosi alur, area
dasar air tejun sering mengalami banjir dengan tipe banjir degradasi, dengan kedalaman
banjir 120 300 cm, dengan sisa aliran masa mengalir. Jenis tanah sekitar air terjun
entisol, sedangkan wilayah puncak air terjun andosol. Wilayah di sekitar dasar dan
puncak air terjun terdapat dominasi batuan permukaan, dengan kondisi hidrologis lahan
mempunyai drainase sangat cepat dan permeabilitas tinggi.Konservasi tanah sekitar
wilayah air terjun adalah pembangunan terasering, dan penguatan tebing dengan
penambahan batuan sungai.
Area air terjun grojogan sewu mempunyai relief
kemiringan lahan sangat miring karena pada dasarnya untuk mencapai dasar air terjun
kita harus menuruni jurang dengan bantuan anak tangga sejauh kurang lebih 500 meter
(1500 anak tangga), Lokasi air terjun berada pada ketinggian 1100 mdpl, Bagian dasar
air terjun berbentuk lembah V tajam, terdapat danau kecil dibawah air terjun yang
terbentuk karena tekanan air yang sangat kuat yang jatuh dari puncak air terjun. Selain
itu terdapat sungai kecil tempat air dari danau kecil tersebut mengalir. Aliran sungai
kecil tersebut dimanfaatkan sebagai arena rafting (arung jeram mini). Vegetasi yang
ada pada area tersebut adalah rumput, beringin, cemara, pinus, dan jenis tanaman perdu,
pohon, dan berbagai tanaman paku-pakuan.Penggunaan lahan yang sebagian besar
sebagai arena ekowisata berupa pemandangan air terjun, flying fox, serta mini rafting.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2013 Grojogan Sewu http://id.wikipedia.org/wiki/Grojogan_Sewu, diakses pada 8
Mei 2015.
Anonym 2013, Analisis Air Terjun Serta Struktur Geologi, Kendari, Universitas Haluoleo.
Noor dan Djauhari 2008, Pengantar Ilmu Geologi, Bogor : Universitas Pakuan.
Totok G 2004. Fakta dan Konsep Geografi. Jakarta: Ganexa Exact.
LAMPIRAN