Anda di halaman 1dari 8

D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan 1. Hasil Pengamatan a.

Pengamatan Algae dan Protozoa Tidak ditemukan algae dan protozoa dari ampel air sawah yang diamati. b. Pengamatan Azolla Tabel 3.1 Pengamatan morfologi Azolla Gambar morfologi Azolla Keterangan 1. Daun
1 2 3

2. Spora 3. Akar

Sumber : Laporan sementara Tabel 3.2 Pengamatan mikroskopis Anabaena azollae No Gambar morfologi Anabaena azollae 1. a. Sel heterosit b. Sel vegetatif Keterangan

Sumber : laporan sementara 2. Pembahasan Alga (Ganggang) termasuk tumbuhan tingkat rendah yang berukuran makroskopis, dan susunan kerangka tubuhnya tidak dapat dibedakan antara akar, batang dan daun, sehingga keseluruhan tubuhnya dikenal dengan nama Thallus. Beberapa tumbuhan mempunyai bentuk kerangka tubuh

menyerupai tumbuhan berakar, berbatang dan berdaun atau berbuah, tetapi semua bentuk tubuh tumbuhan tersebut sebetulnya hanyalah thallus dan memiliki struktur yang sangat bervariasi kadang-kadang menyerupai kormus tumbuhan tinggkat tinggi. Bentuk thallus alga makroskopis bermacammacam antara lain bulat, pipih, gepeng bulat seperti kantong dan seperti rambut. Thalli ada yang tersusun uniseluler dan multiseluler. Pigmen yang terdapat dalam thallus makro alga dapat digunakan untuk membedakan berbagai kelasnya. Pigmen ini dapat pula menentukan warna thallus sehingga diketahui kelasnya misalnya Chlorophyceae, Phaeophyceae, Rhodophyceae dan Cyanophyceae. Pigmen ini antara lain klorofil, karoten, fikoeritrin, dan fikosanin yang merupakan pigmen utama disamping pigmenpigmen yang lainnya. Makro alga memerlukan sinar matahari untuk dapat melangsungkan fotosintesis. Banyaknya sinar matahari yang masuk dalam air berhubungan erat dengan kecerahan air laut. Fotosintesis berlangsung tidak hanya dengan bantuan sinar matahari saja tetapi juga oleh zat hara sebagai makanannya. Gerakan air selain untuk mensuplai zat hara, juga membantu memudahkan rumput laut menyerap zat maknannya, membersihkan kotoran dan dan melangsungkan pertukaran oksigen dan karbondioksida. Gerakan air yang baik untuk pertumbuhan rumput laut ini antar 20-40 cm/detik. Sedangkan gerakan air bergelombang tidak lebih dari 30 cm. Bila arus air lebih cepat maupun ombak yeng terlalu tinggi dapat dimungkinkan terjadi kerusakan tanaman misalnyapatah atau terlepas dari substratnya. Dinata (2009) mengemukakan bahwa algae memiliki berbagai peran penting dalam kehidupan. Fotosintesis Algae adalah sumber utama oksigen di ekosistem lautan. Algae juga berperan sebagai produsen dalam rantai makanan komunitas perairan. Beberapa genus Algae seperti Spirullina dan Chorella memiliki kadar protein yang tinggi, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai Protein Sel Tunggal. Algae juga digunakan sebagai bahan pembuatan agar dan sumber karageenan. Selain itu, Algae juga memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi sehingga dapat dijadikan sumber biofuel.

Alga memiliki nilai ekonomis yang sangat penting artinya bagi para penduduk karena dapat dimanfaatkan untuk sayuran, obat traditional, pupuk organik, makanan ternak dan sebagainya. Bahkan senyawa kimia yang di ekstraksi dari alga laut makro bentik ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dan bahan tambahan untuk pembuatan makanan, obat-obatan dan kosmetik. Adapun manfaat alga yang lain, antara lain sebagai plankton dan merupakan komponen penting dalam rantai makanan air tawar, alga dapat dipakai sebagai makanan, misal Ulva dan Chlorella, alga juga sebagai penghasil O2 dari proses fotosintesis yang diperlukan oleh hewan-hewan air. kandungan yang terdapat dalam makro alga adalah algin, agar dan keraginan. Algin adalah bahan yang terkandung dalam alga coklat yang banyak digunakan dalam industri kosmetika dan farmasi. Agar-agar bisa diperoleh dari alga merah yaitu dari marga Gellidium, Gracillaria, Hypnea merupakan bahan pokok pembuatan agar-agar. Sedangkan karaginan merupakan bahan yang juga diperoleh dari berbagai jenisalga merah. Abhan ini dalam industri perdagangan mempunyai manfaat yang sama dengan Agar dan Algin. Ganggang hijau merupakan kelompok ganggang yang paling banyak jumlahnya diantara ganggang lain. Cara reproduksi dengan fragmentasi dan konyugasi, contoh alga hijau antara lain yaitu : 1) Chlorella : bersel satu, bentuk bulat, kloroplas menyerupai mangkuk atau lonceng, hidup di air tawar/ laut/ payau/ darat, pembiakan vegetatif dengan pembelahan sel dan tiap sel membentuk 4 sel anakan. Beberapa ahli beranggapan ganggang ini dapat dimanfaatkan kelak untuk memproduksi bahan makanan baru bagi manusia, yakni protein, lemak dan karbohidrat. 2) Ulva : terdapat di dasar pantai berbatu, berupa lembaran yang disebut selada air dan dapat dimakan. 3) Spiroggyra: berbentuk benang (filamen) silindris, hidup di kolam, sawah atau perairan yang airnya tidak deras, reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, generatif dengan konyugasi yaitu dua Spirogyra yang

bertonjolan berdekatan, kemudian dua tonjolan bergabung membentuk pembuluh, protoplasma isi sel yang berlaku sebagai gamet, gamet sel yang satu pindah ke gamet sel yang lain dan terjadilah plasmogami dan diikuti kariogami, hasil persatuan ini berupa zigospora diploid, zigospora mengadakan meiosis dan tumbuh menjadi benang baru yang haploid, dan hanya satu sel yang menjadi individu baru. 4) Chlamidomonas: berbentuk bulat telur dengan dua flagelum, satu vakuola dan satu nukleus. Ditemukan butir stigma dan pirenoidyang berfungsi sebagai pusat pembentukan tepung (amilum). Reproduksi dilakukan membelah diri dan konyugasi. 5) Euglena: juga dikelompokan ke dalam protozoa (hewan), karena selain mempunyai klorofil juga dapat berpindah tempat. 6) Hydrodictyon: ditemukan di air tawar dan koloninya berbentuk jala. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi (pemisahan) sel koloni menghasilkan zoospora, sedang generatif dengan konyugasi sel gamet yang dilepas dari induknya menghasilkan zigospora. 7) Oedogonium: biasanya melekat pada tanaman air, rumaha siput dan lainlain. 8) Chara : bentuknya seperti tumbuhan tingkat tinggi, terdapat di air tawar. Batang beruas-ruas dan tiap ruas bercabang kecil (Naibaho 2011). Protozoa berarti hewan-hewan yang pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana

sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah. Bentuk dan ukuran protozoa bermacam-macam. Ada yang bentuk dan ukurannya relatif tetap ada yang waktu aktif bentuknya berubah-ubah. Walaupun ukuran dan bentuknya berbeda-beda, secara umum protozoa memiliki beberapa persamaan. Protozoa mempunyai nucleus (inti) yang berisi kromosom dan terletak dalam sitoplasma (protoplasma). Pada beberapa protozoa di dalam nucleus ini terdapat satu atau beberapa granula yang disebut nucleolus (karyosome). Jumlah nucleus ini ada yang satu atau lebih dari satu. Bagian dalam dari cytoplasma disebut endoplasma. Di dalam endoplasma ini terdapat nucleus, vakuola makanan, mitokondria. Bagian luar cytoplasma yang membungkus endoplasma disebut ektoplasma. Fungsi ektoplasma ini diduga sebagai alat gerak, untuk bernafas, membuang sisasisa metabolisme dan sebagai alat perlindungan diri. Pada beberapa jenis protozoa di dalam cytoplasmanya terdapat vakuola berdenyut yang fungsinya sebagai tekanan osmotik sel. Pada bentuk vegetatifnya terdapat selaput tipis semipermeabel yang membungkus seluruh sel yang disebut membran plasma. Membran plasma ini berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat makanan, sebagai alat ekskresi, dan mengatur konsentrasi (kadar) zat di dalam sitoplasma. Umumnya tidak memiliki dinding sel yang kuat, tetapi ada juga beberapa jenis yang sudah mampu menyusun cangkang (kerangka luar) yang terbentuk dari kapur atau kersik. Fosil-fosilnya ditemukan pada lapisan batuan dari zaman Kambrium, enam ratus juta tahun yang lalu. Dan banyak dijumpai orang ketika mengebor tanah untuk mencari sumber minyak bumi. Pada beberapa jenis protozoa, misalnya amoeba, bentuk selnya berubah-ubah karena ada penonjolan atau pengerutan dari pseudopodia. Ada

pula jenis protozoa yang mempunyai bentuk yang relatif tetap. Beberapa jenis protozoa jika dalam keadaan bahaya, dapat berubah dari bentuk vegetatifnya ke bentuk kista, dimana ia melindungi dirinya dengan dinding sel yang kuat, sehingga terhindar dari pengaruh-pengaruh buruk dari luar. Dinding sel ini dibuat oleh ectoplasma. Protozoa ada yang dapat bergerak, ada yang tidak. Alat gerak protozoa dapat berupa pseudopodia (pada subphylum sarcodina) dan flagel (pada subphylum ciliata). Contoh protozoa yang tidak dapat bergerak, misalnya kelas Sporozoa. Di dalam suatu komunitas protozoa bertindak sebagai konsumen, karena hidupnya bergantung pada zat-zat organik seperti bakteri, mikroorganisma yang lain atau sisa-sisanya. Tetapi pada tempattempat yang basah atau perairan Protozoa merupakan zooplankton

(Abhykatsu 2011). Kalau Alga memilik peran sebagai bagian utama dalam pupuk hayati dan berguna bagi pertanian. Namun, Protozoa sedemikian halnya berperan sebagai pengendali hayati populasi bakteri, karena sebagian besar protozoa memangsa bakteri sebagai makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah populasi bakteri di alam, Sumber makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan sebagai plankton (zooplankton) dan benthos yang

menjadi makanan hewan air, terutama udang, kepiting, ikan, dll. Indikator minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber minyak, gas, dan mineral. Bahan penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk tanah radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan penggosok. Kami dari kelompok 24 Praktikum Mikrobiologi Pertanian telah mengikuti serangkaian praktikum Analisis Alga dan Protozoa dari Alam. Melalui praktikum tersebut, kami dapat mengetahui berbagai cara untuk melakukan ekspolarasi dari alam (air sawah) yang selanjutnya dapat diisolasikan sesuai prinsip kerja aseptik ke dalam preparat gantung untuk kemudian dapat diidentifikasi dibawah mikroskop. Dari pengamatan tersebut, kami tidak menemukan algae maupun protozoa dari sampel air sawah yang diamati, hal ini dikarenakan air sawah yang diambil terlalu

jernih. Air sawah yang diamati diambil dari daerah Karanganyar dimana airnya selalu mengalir dan selalu ada pasokan air bersih yang masuk, sehingga tidak ada algae dan protozoa yang didapat. Dari hasil pengamatan secara mikroskopis, Anabaena azollae memiliki dua macam sel, yaitu sel vegetatif dan heterosit. Secara sederhana untuk membedakan antara sel vegetatif dengan heterosit yaitu, apabila sel heterosis berukuran lebih besar dibanding dengan sel vegetatif yang berukuran kecil. Sel vegetatif lebih banyak daripada sel heterosit, karena sel heterosit tidak berkembang sebelum azolla berkolonisasi dalam jaringan paku-pakuan dan diam dalam sistem intraseluler. sel vegetative digunakan intuk fotosintesis, sedangkan sel heterosit digunakan intuk fiksasi nitrogen. Di dalam sel heterosis yang mengandung enzim nitrogenase akan memfiksasi N2 udara melalui ATP yang berasal dari peredaran fotofosforilasi. Dengan enzim ini dapat mengubah nitrogen menjadi ammonia (NH4+) yang selanjutnya mempunyai kemampuan dalam diangkut ke inang (azolla). Inang

mengubah hasil fiksasi N2 menjadi asam-asam amino. Di samping itu, inang memfiksasi CO2 dan melakukan fotosintesis. Selain digunakan untuk kebutuhan sendiri, fotosintat yang dihasilkan oleh inang bersama-sama dengan asam amino akan disuplai ke Anabaena azollae. Sel-sel vegetatif, enzim glutamate sintetase mengubah glutamine menjadi glutamat. Sebagian glutamate yang dihasilkan diangkut kembali ke heterosis untuk penyediaan substrat bagi glutamine sintetase, sedangkan sebagian yang lain digunakan dalam sel-sel vegetatif untuk sintesis asam-asam amino. E. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa: a. Praktikan harus mengetahui cara menganalisis algae dan protozoa dari alam bebas.

b.

Untuk membedakan antara algae dan protozoa, maka perlu ketelitian dan kecermatan pada waktu pengamatan dibawah mikroskop dengan panduan determinasi yang bisa dipertanggungjawabkan.

c.

Dalam suatu sampel yang dipakai untuk mengamati dan menganalisis alga dan protozoa dari alam mengandung banyak koloni algae dan protozoa sehingga perlu ketelitian dan kecermatan dalam proses identifikasinya.

d.

Berdasarkan pengamatan tersebut, kami tidak menemukan algae maupun protozoa dari sampel air sawah yang diamati, hal ini dikarenakan air sawah yang diambil terlalu jernih. Air sawah yang diamati diambil dari daerah Karanganyar dimana airnya selalu mengalir dan selalu ada pasokan air bersih yang masuk, sehingga tidak ada algae dan protozoa yang didapat.

2.

Saran a. Kiranya untuk praktikum yang akan datang, baik coass maupun laboran dapat mempersiapkan peralatan dan bahan yang memang seharusnya disediakan oleh laboratorium, supaya pada akhirnya tidak berujung pada sebatas teori yang ada. b. Mikroskop dan kaca preparat gantung, sekiranya bisa dipersiapkan dengan baik dari awal supaya tidak ada kelompok praktikan yang harus mengantri dalam pengamatan.

Anda mungkin juga menyukai