Anda di halaman 1dari 17

Kimia Katalisa, 2014

Biomassa Spirogyra Sebagai Sumber Terbarukan


Untuk Produksi Biofuel (Bioetanol)

Oleh :
KELOMPOK 2
DIAH ERMA PUTRI
1103111918 (D2)
RONALDO JUNIOR
1203113537(D1)
WELLANDIA DWI ANJANI
1203113496 (D3)

Kimia Katalisa, 2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 2008, bahan bakar fosil tercatat 88% energi utama
yang digunakan diseluruh dunia. Penggunaan bahan bakar fosil
saat ini sangat luas sebagai tidak berkelanjutan karena
menghabiskan sumberdaya dan pemakaian gas rumah kaca telah
melebihi ambang batas sangat tinggi 450 ppm CO 2. Biofuel
adalah alternatif yang menarik untuk bahan bakar berbasis
minyak bumi saat ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar
transportasi dengan sedikit perubahan teknologi saat ini dan
memiliki potensi yang signifikan untuk meningkatkan
kesinambungan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Your footer here

Kimia Katalisa, 2014

BAB II
METODOLOGI
2.1 Material Microorganisms and culture

Alga
Spirogyra
dikumpulkan
dari
Mir Alam Danauterletak
di
kota
Hyderabad (India).

Jamur cultures-Dua kultur


jamur Aspergillus niger
MTCC2196 dan
Saccharomyces cerevisiae
MTCC170 tersebut dibeli
dari MTCC (Mikroba Type
Culture Collection Centre
dan Gene Bank)
Chandigarh.

Jamur Aspergillus niger


dibudidaya dan dipertahankan
pada kentang ukuran sedang
dextrose agar pada 30oC. Ragi
Saccharomyces cerevisiae
dibudidaya dan dipertahankan
pada YPD (ekstrak ragi,
peptondan dekstrosa) media
o
agar padaYour
30footer
C. here

2.2 Analisis kimia dari biomassa Spirogyra


Biomassa Spirogyra menjadi sasaran estimasi total gula,
mengurangi kadar gula dan kadar selulosa.
2.3 Pengolahan biomassa
Sampel yang dikeringkan dengan sinar matahari di
mana kadar air sekitar 40 % diamati. Biomassa Spirogyra
yang dikeringkan digiling dan disaring melalui saringan
1mm. Bubuk halus Spirogyra biomassa yang diperoleh
digunakan untuk semua percobaan fermentasi dengan
mengambil dua variasi: setengah dari biomassa adalah praperlakuan dan biomassa sisanya tidak dikenai peelakuan
secara kimia.
4

2.4 Sakarifikasi dari Spirogyra biomassa Aspergillus Niger

Untuk sakarifikasi biomassa alga dikembangkan melalui


lapisan miselium dari Aspergillus niger. Aspergillus niger
yang digunakan yaitu jenis selulolitik dan amilolitik yang
ada di alam karena dapat memproduksi selulase dan amilase.
Enzim ini menghidrolisis selulosa dan pati yang ada pada
Spirogyra dan melepaskan gula bebas. Sakarifikasi ini
dilakukan dalam jangka waktu enam hari pada suhu 300C dan
proses tersebut dipantau setiap 24 jam untuk menghitung
gula yang dihasilkan
Your footer here

2.5 Fermentasi oleh Saccharomyces cerevisiae


Setelah enam hari proses sakarifikasi dari lapisan miselium
dari Aspergillus niger berhenti dalam kondisi aseptik dan 10%
dari Saccharomyces cerevisiae dimasukkan ke labu untuk
fermentasi menghasilkan bioetanol. Proses ini dilakukan
selama enam hari pada suhu 300C dan setiap 24 jam sampel
diambil untuk estimasi alkohol (bioetanol) dalam dua variasi:
bentuk pra-perlakuan kimia dan bentuk yang tidak dikenakan
pra-perlakuan.
Fermentasi dilakukan didalam labu Erlenmeyer 250 mL dengan
tiga variasi yang berbeda:
dalam air suling
dalam air suling dan laktosa
dalam media sintetik
Your footer here

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.

Analisis kimia dari biomassa Spirogyra

Biomassa Spirogyra menjadi sasaran estimasi total gula,


gula pereduksi dan kadar selulosa. Kadar gula dan selulosa
ditunjukkan pada Tabel-1.
Your footer here

Your footer here

Your footer here

Your footer here

10

Your footer here

11

2.

Sakarifikasi dan produksi etanol dari praperlakuan secara kimia biomassa Spirogyra

Your footer here

12

Your footer here

13

Your footer here

14

Your footer here

15

Kimia Katalisa, 2014

BABV
KESIMPULAN
Biomassa alga adalah bahan baku lebih menguntungkan daripada
Agrobased mentah bahan untuk produksi bioetanol karena
tersedia berlimpah di air tawar serta ekosistem laut dan yang lebih
penting adalah terbarukan pretreatment dengan bahan kimia yang
Sebagai dinding sel Spirogyra terdiri dari murni selulosa dan
sederhana pati tidak menuntut jenis pretreatment. Bahkan
pretreatment akan merusak selulosa menyebabkan kurang yield
alkohol bila dibandingkan dengan biomassa Spirogyra diobati
(Tabel-5 dan Gambar 4). Selanjutnya ia membuka jalan untuk
metode yang lebih murah dengan memotong biaya pretreatment.

Your footer here

16

TerimaKasih

Anda mungkin juga menyukai