Temuan
a) 2 siswa tidak disiplin dalam berpakaian
25
26
awal
Siklus 1
2
Perencanaan
No
3
Komponen
Pelaksanaan
Pertemuan
pertama
a)
b)
c)
d)
kompetensi
e) pada saat sikap awal tingkat kesalahan siswa
adalah 44,45%
f) pada saat menolak tingkat kesalahan siswa
adalah 61,18%
g) pada saat sikap akhir tingkat kesalahanya
4
Pertemuan
ke dua
adalah 36,12%
a) 38 siswa datang tepat waktu
b) 38 siswa aktif dalam proses pembelajaran
c) pada saat sikap awal tingkat kesalahan siswa
adalah 28,95%
d) pada saat menolak tingkat kesalahan siswa
adalah 39,47%
e) pada saat sikap akhir tingkat kesalahanya
Refleksi
adalah 30,71%
a) 38 siswa aktif dalam proses pembelajaran
27
siklus 1
Siklus 2
6
Perencanaan
Pertemuan
ke dua
Refleksi
adalah 10,82%
Berdasarkan hasil dari siklus 2 maka penelitian
siklus 2
Kesalahan
Menolak
Sikap akhir
44,45%
61,18%
36,12%
28,95%
39,47%
30,71%
11,12%
36,12%
16,67%
10,82%
13,52%
10,82%
Siklus 1
Persentase
pertemuan
pertama
Persentase
pertemuan kedua
Siklus 2
Persentase
pertemuan
pertama
Persentase
pertemuan kedua
28
B. Siklus 1
1. Perencanaan
Dengan adanya kesalahan dan kekurangan yang terjadi pada teknik
tolak peluru gaya menyamping pada siswa kelas VIII A SMP Negeri 18
Malang, maka peneliti dan teman guru pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan melakukan kolaborasi melalui diskusi pada tanggal 18
November 2012 di SMP Negeri 18 untuk mencari alternatif pemecahan
masalah, alternative pemecahan masalah peneliti mengunkan permainanpermainan. Karena dengan permainan diharapkan siswa belajar dengan
bermain, sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan dan siswa
lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Permainan yang akan dilakukan yaitu (1) permainan menolak
ketembok yang diberi angka, (2) permainan menolak dengan
berpasangan, (3) permainan menolak melewati tali, (4) permainan
memasukkan bola ke ban yang digantung. Selanjutnya guru menanggapi
permainan-permaiann yang ditawarkan oleh peneliti dengan berbagai
pertimbangan. Menurut guru permainan menolak ketembok tidak usah
diberikan, karena keterbatasan tempat. Selanjutnya permainan melewati
tali agar diganti dengan permainan menolak melewati net voli atas
pertimbangan net voli sudah tersedia dan tinggal memakai, kemudian
permainan memasukkan ke dalam ban yang digantung, guru mengganti
ban yang digantung agar diganti dengan selang atas pertimbangan ringan.
Adapun hasil diskusi peneliti dengan teman guru dalam pembelajaran
tolak peluru gaya menyamping adalah dengan menggunakan permainan
modifikasi, (1) permainan menolak secara berpasangan, (2) permainan
menolak melewati net voli, (3) permainan memasukkan bola kedalam
target yang besar, (4) permainan memasukkan bola kedalam target yang .
Selanjutnya mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dilakukan 2 kali pertemuan
mulai tanggal 7 November 2012 sampai dengan 14 November 2012 di
SMP Negeri 18 Malang.
1) Pertemuan pertama
29
Persentase
Sikap akhir
36,12%
sikap atau
gerakan salah
Berdasarkan hasil evaluasi pada pertemuan pertama siklus I,
diperoleh hasil analisis sebagai berikut: (1) 44,45% atau 16 siswa
melakukan kesalahan pada sikap awal, belum berjingkat. Gerakan sikap
30
31
Sikap akhir
Persentase
sikap atau
28,95%
39,47%
30,71%
gerakan salah
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada pertemuan ke dua
siklus I, diperoleh hasil analisis sebagai berikut: (1) 28,95% atau 11 siswa
melakukan kesalahan pada sikap awal, dimana masih belum berjingkat,
(2) 39,47% atau 16 siswa melakukan kesalahan pada saat menolak,
dimana masih melakukan gerakan melempar, (3) 30,71% atau 12 siswa
melakukan kesalahan pada sikap akhir, dimana kaki setelah melakukan
tolakan kaki kanan tidak dilangkahkan kedepan dan kaki kiri tidak
diayunkan lemas ke belakang untuk menjaga keseimbangan. Pada
pertemuan ke dua ini semua siswa lebih aktif dan disiplin dalam proses
pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi lancar dan hasilnya lebih
maksimal.
Dilihat berdasarkan jumlah persentase, tingkat kesalahan paling
banyak terjadi pada saat melakukan teknik menolak yaitu 40,36%,
kesalahan yang dilakukan oleh siswa pada saat menolak yaitu
gerakannya masih belum ditolakkan (didorong) melainkan masih
dilemparkan, akan tetapi sudah mulai ada peningkatan dibandingkan
sebelum diberi tindakan.
3. Pengamatan Siklus 1
32
33
34
35
Persentase
Sikap akhir
16,67%
sikap atau
gerakan salah
Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan pertama siklus II,
diperoleh hasil analisis sebagai berikut: (1) 11,12% atau 4 siswa
melakukan kesalahan pada sikap awal, dimana masih belum berjingkat,
(2) 36,12% atau 13 siswa melakukan kesalahan pada saat menolak,
dimana masih melakukan gerakan melempar, (3) 16,67% atau 16 siswa
melakukan kesalahan pada sikap akhir, dimana kaki setelah melakukan
tolakan kaki kanan tidak dilangkahkan kedepan dan kaki kiri tidak
diayunkan lemas ke belakang untuk menjaga keseimbangan. Pada
pertemuan pertama ini 36 siswa aktif dan disiplin dalam proses
pembelajaran.
Dilihat berdasarkan jumlah persentase, tingkat kesalahan paling
banyak terjadi pada saat melakukan teknik menolak yaitu 36,12%,
kesalahan yang dilakukan oleh siswa pada saat menolak yaitu
gerakannya masih belum ditolakkan (didorong) melainkan masih
dilemparkan.
2) Pertemuan kedua
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa tanggal 28
November 2012 jam 1-2 mulai jam 07.00-08.20 dengan kegiatan sebagai
berikut: (1) siswa melakukan permainan memasukkan bola ke dalam pipa
air berbentuk bulat dengan menerapkan teknik memegang, sikap awal,
saat menolak dan sikap akhir, (2) siswa melakukan permainan
memasukkan bola ke dalam pipa air berbentuk bulat agak kecil yang
digantung dengan menerapkan teknik memegang, sikap awal, saat
menolak dan sikap akhir yang benar:
Rekaman perilaku siklus 2 pertemuan kedua
a. Aktifitas guru
36
Persentase
Sikap akhir
10,82%
sikap atau
gerakan salah
Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan ke dua siklus II,
diperoleh hasil analisis sebagai berikut: (1) 10,82% atau 4 siswa dari 37
siswa melakukan kesalahan pada sikap awal, dimana masih belum
berjingkat, (2) 13,52% atau 5 siswa dari 37 siswa melakukan kesalahan
pada saat menolak, dimana masih melakukan gerakan melempar, (3)
10,82% atau 4 siswa dari 37 siswa melakukan kesalahan pada sikap
akhir, dimana kaki setelah melakukan tolakan kaki kanan tidak
37
38
yaitu 24,39%, pada sikap akhir persentase yang dilakukan siswa yaitu
11,14%.
Dari segi keaktifan siswa dan kedisiplinan siswa dalam proses
pembelajaran mengalami peningkatan keaktifan dan kedisiplinan.
3. Refleksi Tindakan Siklus 2
Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus II, peneliti dan
guru melakukan refleksi melalui diskusi pada tanggal 30 November di
SMP Negeri 18 Malang, adapun hasil refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II:
a) Siswa aktif dan disiplin dalam proses pembelajaran
b) Dari teknik sikap awal tingkat kesalahan yang dilakukan siswa saat
sikap awal sebanyak 9,06%.
c) Dari teknik menolak tingkat kesalahan yang dilakukan oleh siswa
saat saat menolak sebanyak 24,39%.
d) Dari teknik sikap akhir tingkat kesalahan yang dilakukan oleh siswa
saat sikap akhir sebanyak 11,14%.
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada pertemuan 2 siklus
II, diperoleh hasil analisis sebagai berikut: (1) 5 siswa masih melakukan
lemparan saat menolak peluru dan sudut tolakan masih belum 45 derajat,
(2) 4 siswa pada saat sikap awal masih belum melakukan gerakan
berjingkat, (3) 4 siswa pada saat sikap akhir masih bingung dan kurang
koordinasi antara kaki dan tangan
Dari pelaksanaan pembelajaran tolak peluru gaya menyamping
pada siklus II sudah ada peningkatan keterampilan siswa dalam
melakukan tolak peluru, semua siswa telihat senang dan aktif mengikuti
pembelajaran.
D. Temuan Penelitian
Berdasarkan data yang telah dipaparkan di atas maka temuan
penelitian yang muncul adalah:
1. Permainan modifikasi sesuai untuk pembelajaran teknik dasar.
2. Pembelajaran tolak peluru dengan permainan modifikasi akan
memberi kemudahan siswa menguasai teknik dasar tolak peluru.
3. Jenis-jenis permainannya yitu: (1) permainan menolak secara
berpasangan, (2) permainan menolak melewati net voli, (3) permainan
39