di Abad ke-21
Pengolahan Mineral 01
Dimas Pratamawansyah Putra / 1306405181
Faculty of Engineering
University of Indonesia
2015
sebagai
pembangunan
yangmemenuhi
kebutuhan
masa
kini
tanpa
pertambangan harus memenuhi harapan sosial (social expectations) dan harus berbagi tanggung
jawab dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan. Hal ini sangat penting untuk mulai
dilakukan sejak masa-masa awal kegiatan pertambangan, bahkan sejak pembangunan tambang
mulai direncanakan.
Laporan proyek Mining, Mineraland
Sustainable
Development
(MMSD)
untuk mengganti tambang lain yang sudah ditutup, tetapi melihat sektor pertambangan secara
keseluruhan dalam memberikan kontribusi pada kesejahteraan manusia saat ini tanpa
mengurangi potensi bagi generasi mendatang untuk melakukan hal yang sama. Oleh karena itu,
pendekatan pertambangan berkelanjutan harus komperhensif dan berwawasan ke depan.
Komperhensif yang dimaksud adalah menimbang secara keseluruhan sistem pertambangan
mulai dari tahap eksplorasi hingga penutupan tambang, termasuk distribusi produk dan hasilhasil tambang, sedangkan berwawasan ke depan adalah menetapkan tujuan-tujuan jangka
pendek dan jangka panjang secarakonsisten dan bersama-sama.
Terdapat 3 prioritas utama untuk memaksimalkan potensi pertambangan berkelanjutan:
1. Menganalisis dampak dan keuntungan sosial, ekonomi, kesehatan, serta lingkungan
selama siklus kegiatan pertambangan, keselamatan, dan kesehatan pekerja.
2. Meningkatkan partisipasi para pemangku kepentingan termasuk masyarakat adat dan
lokal serta kaum perempuan.
3. Mengembangkan praktik pertambangan berkelanjutan melalui penyediaan dukungan
teknis serta pembangunan fasilitas dan keuangan kepada negara berkembang dan miskin.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa konsep keberlanjutan dalam pertambangan tidak
berarti kegiatan tersebut harus dilakukan terus menerus, begitu pula jika diasumsikan secara
sederhana dengan membuat tambang baru untuk melanjutkan tambang lain yang sudah ditutup.
Konsep keberlanjutan dalam industri ini diarahkan pada upaya untuk memaksimalkan manfaat
pembangunan pertambangan dan pada saatyang sama mampu meningkatkan keberlanjutan
lingkungan dan sosial. Artinya, konsep keberlanjutan pada sektor ekstraksi mineral dan batubara
ditekankan pada optimalisasi dampak-dampak positif yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut
dengan menitikberatkan pada akulturasi pilar-pilar ekonomi, sosial dan lingkungan (konsep triple
bottom-line).
Dalam kenyataannya implementasi praktek-praktek
pertambangan
berkelanjutan
tetap
harus
dalam
operasi
pertambangan
berkelanjutan, yang pertama keselamatan (safety) dan yang kedua efisiensi sumber daya
(resource efficiency). Integrasi ini masukan berharga dan dianggap sebagai pengembangan model
awal.
Demikianlah,
selain
berkewajiban
mengamankan
pasokan
material
dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pertumbuhan di masa depan, kegiatan pertambangan juga harus
dilakukan secara ekonomis, ramah lingkungan, bertanggung jawab secara sosial dan dengan caracara yang aman dan efisien. Oleh karena itu, pengembangan prinsip pengelolaan pertambangan
yang berkelanjutan adalah misi yang sangat penting, saat ini dan di masa yang akan datang
Pertambangan Berkenlanjutan di Indonesia
Seiring dengan kampanye global tentang pertambangan berkelanjutan, riset tentang topik ini
juga mulai berkembang di Indonesia. Walaupun pertumbuhannya tidak begitu fantastis bahkan
cenderung lambat, tema-tema berkelanjutan mulai dibahas pada sektor pertambangan.
Beberapa perusahaan tambang secara sadar berusaha menjadikan praktek-praktek
pertambangan berkelanjutan sebagai program perusahaan yang diintegrasikan sebagai
kebutuhan korporasi. Sebagai contoh adalah PT Newmont Nusa Tenggara yang secara khusus
negara
dengan
potensi
rakyat
yang
sebesar-
besarnya. Pemerintah baik pusat maupun daerah diharapkan mampu memainkan perannya
sebagai regulator dengan baik agar pertambangan dapat secara optimal berkontribusi positif
terhadap pembangunan berkelanjutan. Bagi kalangan industri, penerapan praktek-praktek
pertambangan berkelanjutan hendaknya disadari sepenuhnya sebagai kebutuhan bisnis
perusahaan, bukan sekedar kewajiban. Dalam jangka panjang, hanya perusahaan-perusahaan
yang mampu menginternalisasi konsep pertambangan berkelanjutan pada setiap kegiatan
operasinya yang mampu bertahan, diterima oleh masyarakat dan negara dan dapat
menyesuaikan terhadap perubahan yang terjadi. Perusahaan seperti inilah yang pada akhirnya
mampu dikenang sebagai agen pembangunan, dan penghasil keuntungan yang optimal.
Refrensi:
http://hopebuilding.pbworks.com/w/page/19222382/Creating%20a%20sustainable,%2
0caring%20community%20in%20an%20abandoned%20Swazi%20mining%20town
http://www.solidsonline.com/articles/1563-Domes-for-Sustainable-Mining
http://sustainableminingtechnologies.com/mining-experience-2.pdf
http://ptfi.co.id/id/csr/freeport-in-environment
https://www.academia.edu/9493248/MAKALAH_GEOGRAFI_KEGIATAN_PERTAMBANG
AN_YANG_BERKELANJUTAN