Anda di halaman 1dari 34

Praktikum Sistem Proteksi Tenaga Elektrik 2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan kebutuhan akan energi listrik pada saat sekarang menuntut
optimalisasi penyaluran tenaga listrik agar lebih efisien dengan mengoptimalkan
pembangkitan energi listrik serta menekan rugi-rugi saluran transmisi dan saluran
distribusi baik primer maupun sekunder seefisien mungkin.
Seperti halnya sistem yang ada maka pada saluran transmisi dan saluran distribusi
terdapat parameter-parameter besaran listrik yang tidak dapat diabaikan serta wajib
diperhatikan keberadaannya karena parameter-parameter tersebut secara langsung akan
mempengaruhi kestabilan serta keandalan dari sistem energi listrik yang ada.
Oleh karena itulah diperlukan pengenalan tentang macam-macam kendala yang
mungkin ada dan yang pasti ada, baik itu yang bersifat gangguan temporer atau
permanent, serta kendala yang merupakan efek (akibat yang ditimbulkan) karena
keberadaan sistem itu sendiri baik itu sistem transmisi ataupun sistem distribusi primer
dan distribusi sekunder.
1.2 Tujuan
Pengenalan sistem transmisi saluran udara (overhead line) dan saluran distribusi
pada mahasiswa Teknik Elektro S-1 Konsentrasi Teknik Energi Listrik Institut Teknologi
Nasional Malang, akan memberikan pandangan pada mahasiswa tentang apa yang
menjadi masalah pokok pada penyaluran energi listrik serta alternatife solusi yang
diberikan .
Laboratorium Transmisi Dan Distribusi Daya Elektrik
Institut Teknologi Nasional Malang

Praktikum Sistem Proteksi Tenaga Elektrik 2014


Memberikan pengertian pada mahasiswa Teknik Elektro S-1 Konsentrasi Teknik
Energi Listrik Institut Teknologi Nasional Malang tentang hal-hal seperti berikut :
-

Konsep dan Pengertian Saluran Udara (Overhead Line)

Kompensasi Seri

Kompensasi Paralel

Beban Ohmic Induktif

Beban Ohmic Kapasitif

Performansi Sistem Terhadap Keberadaan Beban

Peralatan-peralatan yang ada dan dibutuhkan oleh saluran Transmisi dan


Distribusi

Laboratorium Transmisi Dan Distribusi Daya Elektrik


Institut Teknologi Nasional Malang

Praktikum Sistem Proteksi Tenaga Elektrik 2014


BAB II
SINGLE-PHASE CT AT OVERCURRENT
2.1 Tujuan
Melihat performansi transformator arus pada saat overcurrent.
2.2 Teori
1. Pendahuluan
Dalam sistem proteksi transformator digunakan untuk memberikan keamanan
bagi operator dan peralatan dari tegangan tinggi serta untuk memberikan tingkat isolasi
dan arus yang mengalir pada peralatan-peralatan seperti relay, meter dan instrument
lainnya.
Didalam suatu jaringan sistem tenaga listrik, nilai-nilai arus dan tegangan perlu
diukur baik untuk keperluan monitoring maupun untuk keperluan sistem proteksi.
Pengukuran tersebut dilakukan dengan tujuan
1. Untuk memberikan informasi akurat tentang keadaan sistem.
2. Untuk mengetahui jumlah daya yang disuplai ke konsumen
Umumnya nilai arus dan tegangan sangat tinggi dan tidak dapat diukur secara
langsung. Untuk alasan inilah, trasformator khusus digunakan untuk menurunkan nilai
hingga pada tingkat tegangan yang dapat diukur dengan aman dan ekonomis, yang
disebut sebagai instrument transformer
2. Current Transformer
Current transformer (trafo arus) atau CT dikonstruksi sebagai transformator satu
fasa dimana arus dari jaringan mengalir langsung ke sisi primer sebagai arus primer
transformer
Sesuai dengan standar rating arus pada sisi sekunder adalah

1 A dan 5 A pada rating

operasi jaringan, ratio trasformasi :

KN
Misalkan:

I 1N
I2

Suatu CT daya ratio: 1000 A/5 A


Laboratorium Transmisi Dan Distribusi Daya Elektrik
Institut Teknologi Nasional Malang

Praktikum Sistem Proteksi Tenaga Elektrik 2014


Ketika memasang trafo arus, hal yang harus diperhatikan adalah arah arus, atau secara
aplikatif dengan cara memperhatikan polaritas dari CT tersebut:

L
l

k
K
Gambar 2.1. Simbol & Hubungan Trafo Arus
Keterangan gambar :
K = Terminal pada sisi primer ( Pembangkit )
L = Terminal pada sisi primer ( saluran )
k = Terminal pada sisi sekunder
l = Terminal pada sisi sekunder
Untuk mengantisipasi timbulnya potensial pada sisi sekunder, satu terminal
pada sisi sekunder( biasanya k) harus ditanahkan
Besar error arus ditentukan dengan :

Fi =

K N x(I 2
I1

I1 )

x100%

Laboratorium Transmisi Dan Distribusi Daya Elektrik


Institut Teknologi Nasional Malang

2.3 Peralatan yang digunakan


-

1 DL 1055TT

Experiment Transformer

1 DL 2109T22

Single-phase current transformer

1 DL 1017R

Resistive load

1 DL 2108T10

CT load

2 DL 2109T5A

Moving-iron ammeter (5 A)

2.4 Langkah Percobaan


1. Susun rangkaian seperti pada gambar 2-2
Jangan lupa untuk tidak mengoperasikan CT pada kondisi open circuit di sisi
sekunder, karena hal ini akan merusak beban isolasi dari CT tersebut

Gambar 2.2. Gambar Rangkaian Single-phase CT at Overcurrent

2.5 Data Hasil Pengukuran


Tabel 2-1
Hasil Pengukuran Percobaan Single-Phase Ct at Overcurrent
I1 (A)
I2 (A)
V1 (V)
V2 (V)
R1 ()
R2 ()
Fi (%)

KELOMPOK :
1.
2.
3.
4.
5.

Malang,

November 2014

BAB III
INVERSE TIME OVERCURRENT RELAY
3.1 Tujuan
1. Menganalisa relay arus lebih pada jaringan 3 dan mengamati unjuk kerja relay
dengan seting berbeda
2. Menggambar kurva arus dengan fungsi waktu dari relay arus lebih
3.2 Teori
Protective relay adalah bentuk relay yang mampu memonitor besaran-besaran
tertentu (tegangan, arus frekuensi, impedansi, daya, aliran daya dan lain-lain) yang
berkaitan dengan kenaikan atau penurunan batas nilai yang ditentukan.
Berikut adalah penjelasan yang sering ditemui dalam proses pengukuran pada
relay pengaman :
Operasi relay : Transisi dari kondisi awal ke kondisi pengoperasian dan terjadi
segera setelah nilai yang diukur jatuh atau melebihi nilai setting.
Release relay : Transisi dari kondisi pengoperasian ke kondisi awal.
Resetting ratio : Hasil bagi dari nilai release dan nilai pengoperasian untuk
meyakinkan relay bekerja, nilai release harus lebih kecil dari nilai
pengoperasian.
Starting

: Awal dari interval waktu untuk relay dengan time delay.

Tripping

: Output perintah switching ke CB.

Operating time : Waktu antara nilai operasi yang berlangsung dan output dari
perintah switching. Kemungkinan waktu terpendek didesain pada
waktu zona pertama atau waktu dasar yang merupakan jumlah dari
komponen relay termasuk delay time dan waktu terpendek
kemungkinan relay bekerja. Relay-relay modern mempunyai
waktu dasar 10 dan 30 ms.

Total time

: Waktu yang terlewati antara pencapaian nilai operasi dari elemen


proteksi hingga terputusnya kontak yang terhubung dengan CB.

Grading time : Perbedaan antara waktu pengoperasian dari dua squens relay pada
lokasi gangguan.
Didalam relay inverse time, waktu pengoperasian tergantung pada magnitude
overcurrent. Prinsip dari relay inverse time digunakan pada proteksi beban berlebih dan
short-circuit pada motor-motor, transformator, dan kabel. Karakteristik ini sama dengan
karakteristik kenaikan temperatur dari komponen yang diproteksi (sehingga disebut
thermal replica).
Didalam proteksi motor, step harus diambil untuk meyakinkan bahwa arus
starting tinggi tidak melampaui tripping relay.
Karakteristik dari inverse time relay dapat dilihat pada gambar berikut :
t

I/IN
Gambar 3.1. Karakteristik Inverse Time Relay

3.3 Peralatan yang digunakan


-

1 DL 2108TAL

Three-phase supply unit

1 DL 2108T13

Inverse time overcurrent relay

1 DL 2109T2A5

Moving-iron ammeter (2.5 A)

1 DL CRON

Electronic stopclock

1 DL 1080TT

Three-phase transformer

1 DL 1017R

Resistive load

3.4 Langkah Percobaan


1. Susun rangkaian seperti gambar 4-2

Gambar 3.2. Rangkaian Inverse Time Overcurrent Relay

2. Switch pada switch group SG diatur seperti nilai berikut :


Switch

SGR

SG 1

3.5 Data Hasil Pengukuran


Tabel 3-1
Hasil Pengukuran Percobaan Inverse Time Overcurrent Relay
Posisi Beban (R)

I (A)

tm (detik)

R4
R5
R6
R7

KELOMPOK:
1.
2.
3.
4.
5.
Malang,

November 2014

3.6 Tugas dan Pertanyaan


1. Gambarkan rangkaian Inverse Time Overcurrent Relay dan jelaskan prinsip
kerjanya ?
2. Diketahui sebuah rangkaian gardu induk seperti pada gambar dibawah. Tentukan
penyetelan arus pada sisi primer dan sekundernya serta feeder distribusinya, bila
arus maksimum pada transformator daya sama dengan arus nominalnya
sedangkan pada feeder distribusi adalah 300 A ?
3.

Di Tanya :
a) Tentukan waktu kerja relay ( t ) bila terjadi gangguan di A , B dan C !
b) Buatlah grafik karakteristik dari waktu kerja relay (buat dalam kertas grifik/mm) !

BAB IV
MONITORING UNDERVOLTAGE & OVERVOLTAGE

4.1 Tujuan
Menunjukkan

bagaimana

relay

memonitor

proteksi

terhadap

tegangan

jatuh dan tegangan lebih


4.2 Teori
Jenis relay proteksi ini digunakan untuk mengamankan sistem (mis: BUSBAR
PROTECTION) dari bahaya kenaikan tegangan yang disebabkan oleh tidak berfungsinya
AVR maupun akibat dari pelepasan beban secara mendadak, misalnya pada saat terjadi
TRIP pada CB.
Pada penerapannya relay tegangan (voltage relay) selain dilengkapi dengan
setting prosentase tegangan trip juga dilengkapi dengan setting prosentase tegangan trip
juga dilengkapi dengan setting waktu tunda (delay time).
Relay tegangan dirancang untuk bekerja dengan sinyal input yang berasal dari
suatu sensor device berupa trafo tegangan (Potensial Transformer - PT).

4.3 Peralatan yang digunakan


-

1 DL 7901TT

Overhead line model

1 DL 1080TT

Three-phase transformer

1 DL 1017R

Resistive load

1 DL 2108TAL

Three-phase supply unit

1 DL 2108T12

Under/over voltage time relay

1 DL 2109T3PV

Moving-iron voltmeter (125 250 500 V)

AVO Meter Digital

4.4 Langkah Percobaan


1. Susun rangkaian sesuai dengan diagram gambar 4-1

Gambar 4.1. Rangkaian Monitoring Undervoltage & Overvoltage

2. Tegangan pada relay trips harus sama atau lebih tinggi dari. . V: Masukkan
nilai pengukuran tegangan beban di dalam tabel berikut:
R

Urelay (V)

Uload (V)

R4
R3
R2
R1
Bandingkan nilai pengukuran untuk U> dengan nilai setting pada relay.
Setting kembali nilai beban resistif ke nilai R4 : relay dilepaskan.
3. Tegangan ketika relay trips harus sama dengan atau < .. V:
Masukkan nilai tegangan beban pada tabel berikut
R

Urelay (V)

Uload (V)

R4
R5
R6
R7
Bandingkan nilai pengukuran untuk U< dengan nilai setting pada relay
Set kembali nilai beban resistif ke R4 : relay lepas

4.5 Data Hasil Pengukuran

TABEL 4-1
PENGUKURAN PADA RELAY OVERVOLTAGE
R

U Relay ( V )

U Load ( V )

Keterangan

R1

R2

R3

R4

TABEL 4-2
PENGUKURAN PADA RELAY UNDERVOLTAGE
R

U Relay ( V )

U Load ( V )

Keterangan

R4

R5

R6

R7

KELOMPOK:
1.
2.
3.
4.
5.
Malang,

November 2014

4.6 Tugas dan Pertanyaan


1. Jelaskan apa yang terjadi pada relay pada percobaan anda dengan berdasarkan
hasil perhitungan anda !
2. Jelaskan prinsip kerja dari rele proteksi over dan under voltage !

BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan
Dari uraian-uraian pada bab-bab yang sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa pada masing-masing percobaan yang telah dilakukan memiliki tujuan untuk dapat
dipahami dan dilaksanakan oleh praktikan yaitu seprti dapat menggunakan alat-alat ukur dan
mengerti perhitungan yang diperoleh serta mampu mengaplikasikan pada hal-hal lain yang
ada hubungannya dengan percobaan.

5.2

Saran
1. Waktu yang digunakan untuk praktikum agar diperpanjang sehingga praktikan
dapat benar-benar paham tentang segala hal yang telah dipraktekkan.
2. Mengingat cukup sulitnya pekerjaan laporan praktikum dan tugas-tugas yang
lain, agar batas akhir pengumpulan laporan praktikum diperpanjang.

Anda mungkin juga menyukai