I Pandowoharjo
Kabupaten Sleman 200 Ha
BAB II
DATA DAN INFORMASI
2.1.
Data Topograf
Data topografi yang tersedia untuk lokasi studi adalah peta topografi
(top-map) dengan skala 1 : 25.000 yang dipublikasikan oleh
Bakosurtanal.
Kondisi topografi daerah studi pada umumnya mempunyai profil
topografi berombak hingga bergelombang, banyak terdapat anakanak sungai yang merupakan zone munculnya mata air.
Ketinggian lereng untuk DI. Pandowoharjo berkisar antara 300 m
350 m dpl yaitu kondisi lahan miring ke selatan, lokasi studi ini
meliputi 3 (tiga) sungai yaitu Sungai Sempor, Sungai Denggung dan
Sungai Doso. Kondisis topografi kedua sungai ini rata-rata mempunyai
lebar sungai yang relatif kecil antara 10 15 m tetapi memiliki tebing
yang cukup curam. Untuk data-data perencanaan sebelumnya tidak
terdapat karena daerah lokasi daerah irigasi Pandowoharjo sebagian
besar bukan merupakan daerah irigasi teknis.
2.2.
2.2.1.2.
II - 1
II - 1
II - 1
II - 1
II - 1
Situasi Irigasi
Bendung Cangkring merupakan bendung sederhana hasil
swadaya masyarakat setempat. Lebar bendung sebesar 10
m, tidak ada bangunan pembilas, bendung ini mempunyai 2
(dua) intake tidak dilengkapi dengan pintu dan kantong
lumpur yang berada di kanan dan kiri bendung. Sayap
bendung disebelah hilir mengalami gerusan di bagian dasar,
sedangkan sayap bendung/tanggul pengaman bagian hulu
bendung tidak sempurna dan mercu bendung bagian tengah
tidak rata/rusak.
Saluran irigasi bagian kanan maupun kiri sebagian besar
mengalami kerusakan dan tidak sempurna, untuk saluran
bagian kanan mengoncori area persawahan seluas kurang
lebih 25 Ha tersebar di Dusun Keler, Dusun Temon dan
Dusun Jetakan. Sedangkan saluran bagian kiri mengoncori
area persawahan seluas kurang lebih 40 Ha tersebar di
Dusun Karangasem, Dusun Tomo dan Dusun Gabukan. Baik
saluran kanan maupun kiri banyak dijumpai bocoran-bocoran
pada lining saluran, semak-semak yang mengganggu
sepanjang saluran primer dan sekunder, selain itu
disepanjang saluran primer baik kanan maupun kiri banyak
dimanfaatkan sebagai MCK dan tempat mandi hewan. Jalan
inspeksi pada saluran primer sampai tersier bagian kanan
lebih mudah dijangkau karena dekat dengan jalan desa,
sehingga memudahkan kegiatan pemeliharaan saluran.
Sedangkan saluran primer bagian kiri lebih sulit dijangkau
karena berada di atas tebing sungai sehingga menyulitkan
kegiatan pemeliharaan salurannya. Situasi kondisi bendung
dan saluran irigasi Cangkringan dapat dilihat pada Gambar
2.8 sampai 2.14 berikut:
II - 1
II - 1
Gambar 2.13. Saluran Primer kiri yang dimanfaatkan untuk tempat mandi
hewan
II - 1
Lokasi
Daerah Irigasi Kebo Kuning terletak di perbatasan antara
dusun Dusun Brayut dan Dusun Jetis Jogopaten Desa
Pandowoharjo Kecamatan Sleman, luas total areal
persawahan/oncoran kurang lebih 45,71 Ha.
Daerah Irigasi Kebo Kuning memanfaatkan air dari Sungai
Doso, Bendung Kebo Kuning ini dimanfaatkan atau dapat
memasok kebutuhan air ke Dusun Brayut, Jetis Jogo paten,
dan Dusun Karang Tanjung Desa Pandowoharjo.
2.2.3.2.
Situasi Irigasi
Bendung Kebo Kuning adalah bendung sederhana dengan
lebar sebesar
8 m yang merupakan hasil swadaya
masyarakat setempat, tidak ada bangunan pembilas,
bendung ini mempunyai intake yang terletak di sebelah kiri
bendung, tidak dilengkapi dengan pintu dan kantong lumpur.
Sayap bendung disebelah hilir mengalami gerusan di bagian
dasar, sedangkan sayap bendung/tanggul pengaman bagian
hulu bendung tidak ada. Di atas mercu bendung terdapat
jembatan darurat dengan lebar 1,5 m yang menghubungkan
Desa Brayut dan Desa Jetis Jogopaten.
Kondisi saluran existing pada talud saluran primer di sisi
sebelah kiri hanya berupa tanah dan banyak ditumbuhi
semak-semak. Selain itu juga banyak bocoran yang terjadi di
sepanjang saluran primer. Di saluran primer ini juga sering
digunakan sebagai tempat pemandian hewan. Jalan inspeksi
dari saluran primer sampai ke saluran tersier mudah
dijangkau karena dekat dengan jalan desa. Situasi kondisi
bendung dan saluran irigasi Kebo Kuning dapat dilihat pada
Gambar 2.15 sampai 2.21 berikut:
II - 1
II - 1
Gambar 2.19. Bangunan bagi Kebo Kuning tidak sempurna dan tanpa
pintu
II - 1
2.2.4.2.
Situasi Irigasi
Pada Daerah Irigasi Gedangan pengambilan air irigasinya
berasal dari Bendung Gedangan yang dibangun tahun 1985
di Sungai Sempor. Kondisi existing bendung secara umum
masih baik. Lebar bendung kurang lebih 15 m dan tinggi
bendung 4 m. Bendung sudah dilengkapi dengan bangunan
pembilas dan intake berpintu yang berada di sebelah kiri
bendung, selain itu terdapat bagunan berpintu untuk
pengaman atau kontrol debit pada saluran primer. Kondisi
dibagian hulu bendung dan di depan intake
dipenuhi
sedimen, sedangkan kondisi dibagian hilir dari bendung di
dasar sayap bendung dan dasar sungai banyak mengalami
gerusan.
Saluran primer berupa saluran pasangan dan konisi saluran
secara umum masih dalam kondisi baik, tetapi akibaat
kurangnya pemeliharaan di sepanjang saluran banyak
terdapat sedimen maupun semak-semak, selain itu saluran
tersebut juga dimafaatkan untuk MCK oleh penduduk
sekitarnya.
Saluran sekunder sebagian mengalami kerusakan/bocoran
akibat kurangnya pemeliharaan dan banyak bangunan yang
rusak seperti pada bangunan bagi gedangan dan goronggorong. Situasi kondisi bendung dan saluran irigasi
Gedangan dapat dilihat pada Gambar 2.22 sampai 2.28
berikut:
II - 1
II - 1
II - 1
Hidroklimatologi
1.1.
Hujan
Stasiun pengamatan curah hujan yang berada atau dekat
dengan sekitar lokasi rencana daerah irigasi adalah Stasiun
Hujan Beran Kecamatan Sleman, Stasiun Hujan Prumpung
Kecamatan Ngaglik, dan Stasiun Hujan Angin-angin Kecamatan
Turi.
Stasiun Beran
Curah hujan tahunan rata-rata adalah 1958 mm/th. Data hujan
rerata bulanannya adalah sebagai berikut :
Bulan
Jan
(mm)
27
9
Fe
b
33
2
Mar
Apl
Mei
Jun
Jul
Agt
Sept
Okt
Nov
Des
243
15
9
90
83
68
146
243
300
Stasiun Prumpung
Curah hujan tahunan rata-rata adalah 1880 mm/th. Data hujan
rerata bulanannya adalah sebagai berikut :
Bulan
Jan
(mm)
25
5
Fe
b
31
3
Mar
Apl
Mei
Jun
Jul
Agt
Sept
Okt
Nov
Des
260
18
5
121
79
78
11
134
174
265
Stasiun Angin-angin
Curah hujan tahunan rata-rata adalah 1132 mm/th. Data hujan
rerata bulanannya adalah sebagai berikut :
Bulan
Jan
(mm)
17
1
1.2.
Fe
b
17
6
Mar
Apl
Mei
Jun
Jul
Agt
Sept
Okt
Nov
Des
147
99
57
46
24
10
13
117
146
133
Iklim
Stasiun Meteorologi terdekat dengan lokasi studi yang datanya
bisa digunakan adalah Stasiun Klimatologi Plambongan yang
meliputi data-data sebagai berikut :
Temperatur ( o C)
Kelembaban Udara (%)
Kecepatan Angin (m/det)
a. Suhu Udara (0 C)
II - 1
Bula
n
(C)
Jan
26
Fe
b
26
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags Sep
26
27
27
26
25
24
26
25
26
26
Jan
Jul
Ag
s
Des
99
99
10
0
99
99
99
99
99
99
99
99
99
Jan
4.89
Feb
4.72
Mar
5.59
Apl
6.44
Mei
7.88
Jun
7.86
Jul
8.47
Agt
6.54
Sept
7.67
Okt
6.02
Nov
5.45
Jan
Feb
Mar
Apl
Mei
Jun
Jul
Agt
(m/dt)
0.4
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.5
Sep
t
0.5
Okt
Nov
Des
0.5
0.4
0.4
1.3.
Debit
Pada lokasi rencana daerah studi tidak terdapat data
pembacaan duga muka air (data debit) yang lengkap, hal ini
dikarenakan bendung yang ada di lokasi studi adalah bendung
non teknis hasil swadaya masyarakat, Untuk menghitung
besarnya ketersediaan air dipergunakan metode NRECA dan F.J
Mock dimana data yang diperlukan untuk perhitungan adalah
luas DAS, Curah Hujan Harian, Evapotranspirasi, Kejenuhan
Tanah, dan Simpanan Awal Air Tanah.
1.4.
Intansitas Tanam
Pada daerah irigasi Pandowoharjo seluas + 200 Ha berdasarkan
tingkat kecukupan air existing untuk DI. Jetakan sebesar 213,64
%, DI. Cangkring 189,75 %, DI. Kebo Kuning sebesar 202,57 %
dan DI. Gedangan 193,27 %. Untuk perhitungannya dapat
dilihat pada tabel 2.1 sampai 2.4.
II - 1
Des
5.12
II - 1
II - 1
II - 1
II - 1
II - 1
II - 1
GEOLOGI
2.4.1. Fisiograf
Berdasarkan relief dan morfologinya, secara regional wilayah
Kabupaten Sleman dapat dibagi menjadi 3 (tiga) satuan
morfologi.
1. Satuan lereng merapi bagian atas
Satuan lereng merapi bagian atas menempati bagian
puncak merapi, penyebarannya relatif sempit dibanding
satuan lainnya. Satuan ini ditempati oleh endapan-endapan
vulkanik merapi dengan ketinggian 1000 - 2700 m diatas
permukaan laut dan kelerengannya berkisar antara 30 40 dan umumnya berupa hutan.
2. Satuan lereng merapi bagian tengah
Satuan ini terletak di wilayah kecamatan Sleman, Turi,
Pakem,Cangkringan, Ngemplak dan Ngaglik dengan
penyebarannya seperti kerucut yang melebar ke selatan.
Ketinggian satuan ini berkisar antara 500 - 1000 m diatas
permukaan laut dengan kelerengannya berkisar antara 20 30 dan sebagian berupa pemukiman, persawahan dan
tegalan.
3. Satuan lereng merapi bagian bawah
Satuan lereng merapi bagian bawah ini terietak di wilayah
kecamatan Tempel, Turi, Sleman, Miati, dan Ngaglik dengan
ketinggian berkisar antara 100 - 500 m diatas permukaan
laut dan kelerengannya berkisar antara 10 - 20 dan
sebagian besar berupa pemukiman.
Berdasarkan penyebaran satuan-satuan tersebut maka daerah
penelitian termasuk dalam satuan lereng merapi bagian
tengah. Hal ini dapat dilihat pada Peta Fisiografi Gambar 2.29.
2.4.2. Geologi Regional
Wilayah Kabupaten Sleman secara morfologi merupakan lereng
merapi sehingga litologinya sangat dipengaruhi oleh hasil
bahan piroklastik yang dikeluarkan oleh G. Merapi yang berupa
tuf, lahar, breksi vulkanik, lava dan aglomerat (Direktorat
Geologi, 1977). Produk vulkanik ini dapat dipisahkan
berdasarkan
ciri-ciri
fisiknya,
Berdasarkan
litologi
penyusunannya wilayah Kabupaten Sleman dapat dibagi
menjadi 4 (empat) Endapan vulkanik, yaitu (gambar 2.30)
1. Endapan vulkanik G. Merapi tua
2. Endapan vulkanik G. Merapi muda
3. Endapan Ladu rempah-rempah gunungapi
4. Kubah dan aliran lava
Berdasarkan susunan litologi yang ada, maka daerah penelitian
termasuk Endapan volkanik G. Merapi muda. Endapan vulkanik
ini mempunyai penyebaran yang luas, meliputi daerah puncak,
lereng sampai kaki lereng merapi dan terbentuk pada kala
II - 1
Transportasi
Lokasi proyek cukup dekat dengan jalan propinsi, untuk lokasi
D.I Jetakan, D.I Cangkring dan Kebo Kuning semuanya terletak
di Desa Pandowoharjo yang berjarak 3 km arah timur dari
ibukota Kecamatan Sleman, dan 10 km dari ibukota propinsi
Yogyakarta ke Utara kearah Magelang. Kondisi jalan cukup baik
sehingga jarak tempuh ke lokasi relatif cepat dan pendek.
Kondisi jalur angkutan untuk mencapai lokasi D.I Jetakan, D.I
Cangkring dan Kebo Kuning dapat ditempuh dengan Angkutan
pedesaan.
4.3.
Komunikasi
Jaringan komunikasi untuk Daerah Irigasi Jetakan, Cangkring
dan Kebo Kuning telah tersedia sambungan telpon, disamping
itu sinyal telephon seluler juga cukup kuat.
4.4.
Pendidikan
Jumlah gedung sekolah yang ada di Desa Pandowoharjo yaitu 5
sekolah TK, 7 sekolah SD dan masing-masing 1 gedung sekolah
untuk SMP & SMA. Penduduk Desa Pandowoharjo mempunyai
tingkat pendidikan yaitu total lulusan sarjana sejumlah kurang
lebih sebanyak 4% dan lebih dari 28% adalah lulusan SMA, 10%
lulusan SMP, dan 25% tamat SD.
II - 1