Konsep Dasar Luka
Konsep Dasar Luka
A.
PENEGERTIAN
Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas
KLASIFIKASI LUKA
Berdasarkan sifatnya :
a.
Luka akut
Adalah luka yang sembuh sesuai dengan periode waktu yang diharapkan atau dengan
kata lain sesuai dengan konsep penyembuhan luka akut dengan dikatagorikan
sebgai :
b.
Luka kronis
Adalah luka yang proses penyembuhannya mengalami keterlambatan atau bahkan
kegagalan. Contoh luka dekubitus, luka diabetes dan leg ulcer.
Berdasarkan kehilangan jaringan.
Berdasarakan stadium
a. Stage 1
Lapisan epidermis utuh, namun terdengan eritema atau perubahan warna
b. Stage 2
jaringanyang mati/rusak
2.
baru .
Fase proliferasi / rekonstruksi (2-24hari)
Apabila tidak ada infeksi / kontaminasi pada fase inflamasi, maka proses
penyembuhan selanjutnya memasuki tahapan proliferasi / rekonstruksi.
Tujuan utama fase ini adalah :
a. Proses granulasi (untuk mengisi ruang yang kosong pada luka)
b. Angiogenesis (pertumbuhan kapiler baru)
Secara klinis akan tampak kemerahan pada luka. Angiogenesis terjadi
bersamaan
dengan
fibrioplasia.
Tanpa
proses
angiogenesis
sel-sel
fisiologi
yang
3.
Jaringan yang hilang minimal, tepi luka dengan dirapatkan kembali melalui jahitan,
klip atau plester.
2.
3.
Secondary Healing
Proses penyembuhantertunda dan hanya bisa terjadi melalui proses granulasi,
kontraksi dan epitelisasi. Secondary healing menghasilkan scar.
Tipe Penyembuhan Luka
1.
Penyembuhan Primer
Penyembuhan luka tanpa terdengannya proses infeksi & biasanya terjadi pada luka
superfisial.
Biasanya tepi luka ditauntukan dengan jahitan
Penyembuhan primer ini ditandai tidak tampak tanda inflamasi, sesudah 48 jam
luka menutup & tidak terdengan tepi luka pada hari ke 7 & ke 9.
2.
Penyembuhan sekunder
Terjadi pada luka yang luas, tepi luka berjauhan shg terbentuk rongga yang diisi
oleh bekuan darah & jar.nekrotik
Ditandai dengan terdengannya :
a)
Jar.granulasi Pucat atau tidak ada kemajuan penyembuhan luka, terlalu
basah atau terlalu kering
b)
Ukuran luka ; tidak berubah atau meluas sesudah pus dikeluarkan
c)
eksudat, menebal atau dengan tanpa bau
d) Jar. Epitel : Tidak terdengan atau terdengan disekitar luka
3.
Penyembuhan Tertier
Luka yang dibiarkan terbuka selama beberapa hari setelah tindakan debridemen,
setelah diyakini bersih tepi luka dipertauntukan
E.
Vaskularisasi
mempengaruhi luka karena luka membutuhkan peredaran darah yang baik untuk
pertumbuhan atau perbaikan sel
2.
Usia
Anemia
Penyakit
Adanya penyakit spt diabetes melitus & ginjal dpt memperlambat proses
penyembuhan luka
5.
Nutrisi
merupakan unsur utama dlm membantu perbaikan sel, terutama karena terdengan
kandungan zat gizi didalamnya. Contoh : vit A diperlukan untuk membantu proses
epitelisasi atau penutupan luka & sintesis kolagen; Vit B kompleks sbg kofaktor pada
sistem enzim yang mengatur metabolisme protein, karbohidariat & lemak; Vit C dpt
berfungsi dbg fibroblas, mencegah timbulnya infeksi & membentuk kapiler2 darah;
Vit K membantu sintesis protrombin & berfungsi sbg zat pembekuan darah
6.
Kegemukan,
obat-obatan,
merokok
&
stres
mempengaruhi
proses
Implikasi Keperawatan
USIA
Penuaan dpt menganggu semua tahap
penyembuhan luka
kedaerah luka
Penurunan
fungsi
hati
menganggu
antibodi
menurun
Jaringan kolagen kurang lunak
limfosit
MALNUTRISI
Semua
fase
penyembuhan
luka
terganggu
sintesis
kolagen
&
mengurangi
jumlah
Hb
cara
menjelaskan
oksigenasi jaringan
penyembuhan luka
akibatnya
pada
&
menyebabkan
hiperkoagulasi
Merokok menganggu mekanisme sel
normal
yang
dpt
meningkatkan
steroid
inflamasi
meningkatkan
risiko
terjadinya
superinfeksi
Obat2an kemoterapi dpt menekan fungsi
sum2
tulang,
menurunkan
jumlah
Instruksikan
kronik
menyebabkan
klien
diabetes
untuk
Beri
tindakan
perawatan kaki
Kontrol
dengan diabetes
gula
pencegahan
darah
utk
berupa
mengurangi
jaringan
Hiperglikemia
mggu
kemampuan
luka
pada
klien
yang
menjalani
RADIASI
Proses pbentukan jar. parut vaskuler &
fibrosa akn tjadi pada jar kulit yang
Kontrol
tidak teradiasi
antiemetik
STRES LUKA
cairan
akumulasi sekresi
mual
yang
dengan
keluar
utk
pemberian
mencegah
Psikososial
-
FAKTOR PENYULIT
1.
2.
G.
Factor Pasien
sintesa kolagen.
Defisiensi vitamin K, mengakibatkan gangguan hemostasis pada fase
inflamasi
Defisiensi Zink (Zn), mengakibatkan gangguan proliferasi sel dan sintesa
kolagen
Penyakit penyerta seperti DM, DVT dan kelainan pembentukkan
Obat-obatan seperti anti infalation dariugs.
Infeksi, terjadi bila terdengan tanda2 seperti kulit kemerahan, demam atau
panas, rasa nyeri & timbul bengkak, jaringan di sekitar luka mengeras, serta
adanya kenaikan leukosit
2. Dehiscene, merupakan pecahnya luka sebagian at seluruhnya yang dpt
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kegemukan, kekurangan nutrisi,
terjadinya trauma dll. Sering ditandai dengan kenaikan suhu tubuh (demam),
takikardia & rasa nyeri pada daerah luka
3. Eviceration, yaitu menonjolnya organ tubuh bagian dalam kearah luar melalui
luka. Hal ini dpt terjadi jika luka tidak segera menyatu dengan baik akibat proses
penyembuhan yang lambat
berkurang)
Adanya parut atau bekas luka (scar) akibat fibroblas dlm jaringan granulasi
mengeluarkan kolagen yang membentuknya serta berkurangnya ukuran parut yang
b.
Rencana keperawatan
Intervensi
NOC :
Tissue Integrity : Skin and Mucous
Membranes
Wound Healing : primer dan sekunder
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama.. kerusakan
integritas kulit pasien teratasi dengan
kriteria hasil:
Integ
ritas kulit yang baik bisa
dipertahankan
(sensasi,
elastisitas, temperatur, hidrasi,
pigmentasi)
Tidak
ada luka/lesi pada kulit
Perfu
si jaringan baik
Men
unjukkan pemahaman dalam
proses perbaikan kulit dan
mencegah terjadinya sedera
berulang
Mam
pu melindungi kulit dan
mempertahankan kelembaban
kulit dan perawatan alami
Men
unjukkan
terjadinya proses
penyembuhan luka
DO:
-Gangguan pada bagian tubuh
-Kerusakan lapisa kulit (dermis)
-Gangguan permukaan kulit
(epidermis)
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
NOC :
NIC :
Level,
control,
DS:
- Laporan secara verbal
DO:
- Posisi untuk menahan nyeri
- Tingkah laku berhati-hati
- Gangguan tidur (mata sayu,
tampak capek, sulit atau gerakan
kacau, menyeringai)
- Terfokus pada diri sendiri
- Fokus menyempit (penurunan
persepsi waktu, kerusakan proses
berpikir, penurunan interaksi dengan
orang dan lingkungan)
- Tingkah laku distraksi, contoh :
jalan-jalan, menemui orang lain
dan/atau aktivitas, aktivitas berulangulang)
- Respon autonom (seperti
diaphoresis, perubahan tekanan
darah, perubahan nafas, nadi dan
dilatasi pupil)
- Perubahan autonomic dalam
tonus otot (mungkin dalam rentang
dari lemah ke kaku)
- Tingkah laku ekspresif (contoh
: gelisah, merintih, menangis,
Intervensi
Pain
pain
comf
ort level
Setelah
dilakukan
tinfakan
keperawatan selama . Pasien tidak
mengalami nyeri, dengan kriteria hasil:
Mam
pu mengontrol nyeri (tahu penyebab
nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi
nyeri, mencari bantuan)
Mela
porkan bahwa nyeri berkurang
dengan menggunakan manajemen
nyeri
Mam
pu mengenali nyeri (skala,
intensitas, frekuensi dan tanda
nyeri)
Meny
atakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang
Tand
a vital dalam rentang normal
Tidak
mengalami gangguan tidur
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
NOC :
NIC :
mmune Status
K
nowledge : Infection control
R
isk control
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan selama pasien tidak
mengalami infeksi dengan kriteria
hasil:
Klien
bebas dari tanda dan gejala
infeksi
Men
unjukkan kemampuan untuk
mencegah timbulnya infeksi
Juml
ah leukosit dalam batas normal
Men
unjukkan perilaku hidup sehat
Statu
s
imun,
gastrointestinal,
genitourinaria dalam batas
normal
Berikan
terapi
antibiotik:.................................
Dorong istirahat
Rencana keperawatan
Intervensi
NOC :
Movement : Active
ity Level
care : ADLs
Joint
Mobil
Self
Tran
sfer performance
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama.gangguan
mobilitas fisik teratasi dengan kriteria
Intervensi
NIC :
Exercise therapy : ambulation
Diagnosa Keperawatan/
Masalah Kolaborasi
hasil:
Klien
meningkat dalam aktivitas fisik
Men
gerti tujuan dari peningkatan
mobilitas
Mem
verbalisasikan perasaan dalam
meningkatkan kekuatan dan
kemampuan berpindah
Mem
peragakan penggunaan alat
Bantu untuk mobilisasi (walker)
Rencana keperawatan
D. EVALUASI
Intervensi
NOC:
ody image
S
elf esteem
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama .
gangguan body image
pasien teratasi dengan kriteria
hasil:
B
ody image positif
M
ampu mengidentifikasi
kekuatan personal
M
endiskripsikan secara faktual
perubahan fungsi tubuh
M
empertahankan interaksi
sosial
NIC :
Body image enhancement
Kaji secara verbal dan nonverbal
respon klien terhadap tubuhnya
Monitor frekuensi mengkritik dirinya
Jelaskan
tentang
pengobatan,
perawatan, kemajuan dan prognosis penyakit
Dorong
klien
mengungkapkan
perasaannya
Identifikasi arti pengurangan melalui
pemakaian alat bantu
Fasilitasi kontak dengan individu lain
dalam kelompok kecil
1.
Evaluasi terhadap masalah luka secara umum dpt dinilai dari sempurnanya prose
penyembuhan luka, tidak ditemukan adanya tanda radang, tidak ada perdarahan, luka
2.
3.
perawatan lukanya
Mengevaluasi setiap intervensi yang dilakukan untuk mempercepat penyembuhan
DAFTAR PUSTAKA
Ayos.2008.Asuhan Keperawatan Luka. http://ayosz.wordpress.com/.Akses :25 Mei
2015 jam 19.00
Carpenito, Lynda Juall. (1995). Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinik.
Edisi 6. Jakarta:EGC
Ganong F. William. (1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Jakarta: EGC.
Marison Moya,(2004). Manajemen Luka. Jakarta: EGC
Nuliana. 2013. Asuhan Keperawatan Luka. http://nulianamajid.blogspot.com/.
Akses :25 Mei 2015 jam 15.30
Potter And Perry. (1999). Fundamental Keperawatan. Edisi 4 . Jakarta : EGC
Rahma. 2011.Askep Perawatan Luka. http://fakultasilmukeperawatan.blogspot.com/.
Akses :25 Mei 2015 jam 15.00
Supriyono.2010. Askep Perawatan Luka. http://askep-supriyono.blogspot.com/.
Akses :25 Mei 2015 jam 18.00