DEFINISI
Menurut Global Initiative for Chronic Obstructive
Lung
Disease
penyakit
yang
(GOLD)
PPOK
ditandai
adalah
dengan
suatu
adanya
Hambatan
aliran
napas
tersebut
respon
inflamasi
abnormal
paru
EMFISEMA
Adanya
pelebaran
bronkhiolus
yang
bersifat
permanen,
disertai
destruksi
BRONKITIS KRONIS
Batuk
yang
kronik
produktif
berlangsung
berturut-turut
penyebab
baruk
lain
kronik
ETIOLOGI BRONKITIS
Faktor Lingkungan :
Merokok
Pekerjaan
Polusi udara
Infeksi
Faktor Host :
Usia
Jenis Kelamin
Penyakit Paru yang sudah ada
ETIOLOGI EMFISEMA
PATOFISIOLOGI PPOK
FAKTOR RESIKO
Usia
Jenis kelamin
saluran
Kebiasaan merokok
kanak-kanak
Polusi udara
Pekerjaan
Status sosial ekonomi
Diet
Faktor genetik
napas
waktu
Penyakit bronkopulmoner
rekuren
Alergi dan hiperresponsif
saluran napas
GEJALA KLINIS
Peningkatan volum sputum
Sesak nafas yang progresif
Dada terasa sesak
Sputum yang purulen
Meningkatnya kebutuhan bronkodilator
Mudah lelah
Demam
Mengi pada memeriksaan fisik
Klasifikasi
Diagnosis
Batuk kronik
Produksi sputum dan
Pemeriksa
an
Penunjang
Spirometri
Ujibronkodilator
Rontgen paru
Analisa gas
darah
Hematologi
Ct-scan
Pemeriksaan
a1AT
Diagnosis banding
Asma bronkial
Bronkiektasis
Tuberkulosis
PENATALAKSANAAN
Terapi PPOK stabil
Farmakoterapi
Bronkodilator : golongan 2agonis,
antikolinergik
dan
metilxantin
Steroid
steroid
Terapi
inhalasi
reguler
hanya
memberikan
respon
Nonfarmakologi
Rehabilitasi
Terapi oksigen
Nutrisi
Pembedahan
Lanjutan
Antikolinergik inhalasi : first line therapy, dosis harus
cukup tinggi : 2 puff 4 6x/day; jika sulit, gunakan
nebulizer 0.5 mg setiap 4-6 jam prn, exp: ipratropium or
oxytropium bromide.
Simpatomimetik
second
line
therapy,
terbutalin,
salbutamol.
Kombinasi
antikolinergik
dan
simpatomimetik
untuk
meningkatkan efektifitas.
Metil ksantin banyak ADR, dipakai jika yang lain tidak
mempan.
Lanjutan
Mukolitik,membantu pengenceran dahak, namun tidak
Lanjutan
Vaksinasi : direkomendasikan untuk highrisk patients: vaksin pneumococcus (tiap
5-10 th) dan vaksin influenza (tiap tahun)
1-proteinase inhibitor utk pasien yang
defisiensi 1-antitripsin digunakan per
minggu, masih mahal contoh: Prolastin.
Daftar Pustaka
Rumende CM, Suwondo A. Klasifikasi PPOK terkini Berdasarkan American Thoracic Society/European Respiratory
Society . In : Alwi Idrus, Nasution SA (editor). Pendekatan Holistik Penyakit Kardiovaskuler III dan Karimun III. Jakarta :
Pusat Informasi dan Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI ; 2004. p. 97-107
Danu Santoso Halim,Dr.SpP : Ilmu Penyakit Paru, Jakarta 1998, hal :169-192.
Kapita Selekta Kedokteran, edisi ketiga, Media Aesculapius 1999, Jakarta, hal :480-482.
Reilly JJ, Shapiro SD, Silverman EK. Chronic Obstructive Pulmonary Disease : Disorder of Respiratory System. In : Kasper
DL, Fauci AS, Longo DL, Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL (editor). Harrisons Principles of Internal Medicine 16 th ed.
New York : MacGraw-Hill; 2005. p. 1547 1554
SR Bambang, Hisyam Barnawi. Obstruksi Saluran Pernafasan Akut. Dalam: WS Aru, dkk, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Jilid II. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI; 2007. Hal 984-985
Acuan penanganan PPOK terkini, di unduh dari http://www.kalbe.co.id . Pada tanggal 1 September 2014
GOLD,Inc.
Guide
to
COPD
Diagnosis,
Management,
and
Prevention.
Diakses
TERIMA KASIH