Anda di halaman 1dari 38

SEMINAR PENELITIAN PUSKESMAS

KELOMPOK 3

1. Chandra Kusuma (I11108001)


2. Affannul Hakim (I11108034)
3. Laurensius Ivan Pantekosta (I11108060)
4. Wan Gisca Ayu Astrini (I11109086)
5. Risnawati Wahab (I11108080)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015

JUDUL PENELITIAN

GAMBARAN PERSEPSI AKSEPTOR KB


NON-AKDR MENGENAI KONTRASEPSI
AKDR DI UPK PUSKESMAS ALIANYANG
PADA TAHUN 2015

BAB I
PENDAHULUAN

Terlalu
muda

MDGs
2015

Tujuan

Penggunaan rendah:
Indonesia 8,32%
Kalimantan Barat 6,82%
AKI/AKB
cegah
UPK Puskesmas Alianyang 4,09%

Terlalu
tua

4T
Terlalu
banyak

Terlalu
cegah Persepsi berbanding lurus dengan motivasi sering
pasien menggunakan jenis
kontrasepsi tertentu
Persepsi rendah penggunaan juga rendah
(Ariyani dan Andrianto, 2004)
Kontrasepsi

Apakah dipengaruhi
oleh persepsi akseptor
KB?

Efektivitas tinggi
UPK PUSKESMAS ALIANYANG
Efek Rendah
samping rendah
Penggunaan AKDR

AKDR

Kontrasepsi
lain

Rumusan
Masalah

Bagaimana persepsi akseptor KB non-AKDR mengenai


kontrasepsi AKDR di UPK Puskesmas Alianyang pada tahun
2015?

Mengetahui gambaran persepsi akseptor KB nonManfaat


AKDR mengenai kontrasepsi AKDR di UPK

Puskesmas
& Dinas
Kesehatan

Puskesmas Alianyang pada tahun 2015


Peneliti

Tujuan
Akademik

Mengetahui gambaran:
- Karakteristik
- Persepsi
biaya
Masyarakat
- Persepsi rasa aman
- Persepsi nilai
- Persepsi informasi
- Persepsi kualitas pelayanan
akseptor KB non-AKDR di puskesmas alianyang.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kontrasepsi
Definisi
Cara atau alat yang digunakan untuk mencegah,
menunda kehamilan pertama, menjarangkan
kelahiran berikutnya atau mengakhiri masa
kehamilan dan melahirkan.
(Maryani, 2004)

Metode Kontrasepsi
Kontrasepsi alamiah
tanpa alat

Metode kalender
Metode suhu basal
Metode lendir serviks
Sanggama terputus

Kontrasepsi sederhana
dengan alat

Kondom pria
Barier intravagina

Kontrasepsi modern

Kontrasepsi oral
Implant
AKDR
Kontrasepsi suntik
Kontrasepsi mantap

AKDR
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) adalah
alat kontrasepsi yang ditempatkan di dalam
Rahim, yang terbuat dari plastik khusus yang
diberi benang pada ujungnya, dan terdiri dari
beberapa bentuk.
Kontrasepsi yang terbaik.
(Prawirohardjo, 2003)

Keuntungan dan Kerugian AKDR


KEUNTUNGAN:
Sebagai kontrasepsi efektifitasnya tinggi.
Sangat efektif yaitu 0,6-0,8 kehamilan/ 100
perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 1256-170 kehamilan).
AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari
CuT-380A dan tidak perlu diganti).
Sangat efektif karena tidak perlu lagi
mengingat-ingat.
Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu
AKDR (CuT 380 A).
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau
sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun
atau lebih setelah haid terakhir).
Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
Membantu mencegah kehamilan ektopik

KERUGIAN:
Perubahan
siklus
haid
(umumnya pada 3 bulan
pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan).
Haid lebih lama dan banyak.
Perdarahan
(spotting)
antarmenstruasi.
Saat haid lebih sakit.

PERSEPSI
Suatu proses yang dimulai dari penglihatan
hingga terbentuk tanggapan yang terjadi dalam
diri individu sehingga individu sadar akan segala
sesuatu dalam lingkungannya melalui inderaindera yang dimilikinya.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi


Persepsi
Internal
perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka,
keinginan atau harapan, perhatian (fokus), proses
belajar, keadaan fisik, gangguan kajiwaan, nilai dan
kebutuhan juga minat, dan motivasi.

Eksternal
latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh
serta pengetahuan dan kebutuhan sekitar.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Desain
Penelitian

Penelitian ini merupakan studi


deskriptif survei dengan pendekatan
cross sectional.

Tempat
Penelitian

Di Unit Pelaksana Kesehatan (UPK)


Puskesmas Alianyang Pontianak
Kalimantan Barat.

Waktu
Penelitian

Minggu pertama bulan Februari


minggu kedua bulan Februari 2015

Sampel
akseptor KB non-AKDR yang berkunjung ke UPK
Puskesmas Alianyang Pontianak pada periode penelitian dan
memenuhi kriteria penelitian.
Cara pengambilan sampel menggunakan metode nonprobability sampling dengan cara consecutive sampling

Kriteria
Inklusi

Kriteria
Eksklusi

Menggunakan salah satu metode kontrasepsi non-AKDR


Bertempat tinggal di wilayah kerja UPK Puskesmas
Alianyang Pontianak
Bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani
formulir persetujuan mengikuti penelitian

Peserta yang tidak menggunakan alat kontrasepsi


Peserta yang tidak pernah tau mengenai kontrasepsi
AKDR

Besar Sampel

Persepsi biaya KB AKDR


Variabel Penelitian
Persepsi rasa aman terhadap KB AKDR

Faktor-faktor yang
Berkaitan dengan
Penggunaan KB
AKDR

Karakteristik
Responden

Persepsi rasa aman terhadap KB AKDR


Persepsi nilai tentang KB AKDR
Persepsi informasi KB AKDR
Persepsi kualitas pelayanan KB AKDR

Usia
Tingkat pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan

Cara Pengumpulan Data


Data Primer

Kuesioner

Data sekunder

Data pengguna KB

Analisis Data
Analisis
Univariat

Distribusi frekuensi dan proporsi


Karakteristik responden dan Persepsi
Responden

Microsoft Excel 2007

Etika Penelitian
Informed
Consent

Kerahasiaan

Alur Penelitian

Jadwal Penelitian

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Distribusi Kelompok Usia Responden


Usia
22%

2%

77%

Menurut Depkes RI (2004) Usia reproduktif antara usia 15-49


tahun
20-35 tahun merupakan tahap untuk menjarangkan kehamilan

Distribusi Kelompok Suku Responden


Suku
10%
27 %

2% 5%
57 %

Melay u
Jawa
Madura
Day ak
Bugis

(BPS, 2010) Melayu (26,1%), suku mayoritas ke 2 setelah Tionghoa di kota Pontianak.
Puskesmas Alianyang merupakan puskesmas dengan mayoritas suku di wilayah kerjanya adalah Melayu
Sari (2013) dari 45 orang yang menjadi responden 16 orang adalah suku melayu di Puskesmas alianyang

Distribusi Kelompok Tingkat Pendidikan Responden


Pendidikan
28%

18%

Dasar
Menengah
Tinggi

53%

Sari (2013) tingkat pendidikan terakhir akseptor KB di Puskesmas Alianyang yaitu SLTA
Notoatmodjo (2005) Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab
serta solusi dalam hidupnya.
Menurut Andhayani (2011) dan Kusumaningrum (2009) Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang
sangat menentukan pengetahuan dan persepsi
Nurbaiti (2013) 100% ibu pendidikan rendah tidak menggunakan AKDR, jenjang pendidikan menengah menggunakan
AKDR 6,1 % , pendidikan tinggi 40% memilih AKDR sebagai kontrasepsi.

Distribusi Kelompok Pekerjaan Responden


Pekerjaan
13%

3% 3%

80%

Ibu Rumah Tannga


PNS
Kary awan swasta
Wiraswasta

Febriani (2011) ibu rumah tangga cenderung memilih KB non AKDR dan terdapat hubungan antara pekerjaan
dengan metode pemilihan kontrasepsi
Erfandi (2008) ibu-ibu yang memiliki aktivitas berat kemungkinan salah akan persepsi untuk menggunakan metode AKDR
yang juga khawatir akan lepas atau keluar dari vaginanya

Endang (2007) penggunaan kontrasepsi AKDR tidak ada hubungannya dengan pekerjaan seseorang

Distribusi Kelompok Jumlah Penghasilan/ Bulan Responden


Penghasilan/ bulan
15%
Di bawah UMR
Di atas UMR
85%

Bernadus (2013) pengguna KB AKDR sebagian besar penghasilan di bawah UMR gratis karena dibayar
oleh pemerintah
Angio, S dkk (2011) pemikiran bahwa KB non AKDR terutama jenis hormonal seperti pil dan suntik
memerlukan pemakaian yang berulang sehingga masih bisa terjangkau oleh responden.

Distribusi Kelompok Jenis KB yang Digunakan Responden


Jenis KB
2% 8%
27 %
63%

Kalender
Kondom
Pil
Suntik

BKKBN (2004) KB paling banyak diminati akseptor KB adalah KB suntik lebih praktis penggunaanya.
Novianti, dkk, (2010) faktor memilih jenis kontrasepsi yang digunakannya, antara lain faktor pendidikan, faktor
pengetahuan, faktor jumlah anak, dan faktor peran suami
Kurniawati (2008) memilih KB suntik dikarenakan mendapat informasi dari teman dan penjelasan konsultasi dari bidan,
selain itu KB suntik praktis

Distribusi Kelompok Persepsi Responden yang Berkunjung ke Puskesmas


Alianyang Pontianak Mengenai Biaya Pemasangan AKDR
Persepsi Biaya
Murah
Mahal

Besarnya biaya pemasangan AKDR dibandingkan


kontrasepsi lain jika dilihat dari setiap kali
pemasangannya
= Imbarwati (2009)
Informasi mengenai biaya
AKDR yang tidak jelas.

pemasangan

Gourville dan Moon (2010) Persepsi biaya dipengaruhi oleh harga barang lain dengan fungsi yang sama.
Levy dan Weitz (2011) kejelasan informasi mempengaruhi persepsi biaya konsumen, semakin jelas harga
persepsi konsumen terhadap harga suatu barang akan semakin baik dan sebaliknya

Distribusi Kelompok Persepsi Responden yang Berkunjung ke


Puskesmas Alianyang Pontianak Mengenai Rasa Aman Terhadap
AKDR
Persepsi Rasa Aman

= Imbarwati (2009)
Baik
Kurang

Albar(2011) Efek samping yang dapat terjadi pada pemakaian AKDR, antara lain: perdarahan (menoragia, spotting
metroragia), rasa nyeri dan kram di perut, gangguan pada suami, ekspulsi (pengeluaran sendiri), infeksi, peforasi dan
kehamilan ektopik
Glasier, dkk,(2008) & Imbarwati (2009)Perasaan takut yang timbul menghalangi responden untuk mantap memilih
AKDR sebagai alat kontrasepsi dipengaruhi oleh informasi dan pengalaman teman dan keluarga
Prasetijo(2004) perilaku konsumen menggunakan suatu produk (alat kontrasepsi) merespon persepsinya tentang produk
tersebut faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi salah satunya nilai yang dianut.

Distribusi Kelompok Persepsi Responden yang Berkunjung ke


Puskesmas Alianyang Pontianak Mengenai Nilai Terhadap AKDR
Persepsi Nilai tentang AKDR
Positif
Negatif

Budaya

Religi

Yanti
(2012) Nilai KB
merupakan
yang tercipta melalui
interaksi
diantara para anggota
masyarakat.
Hasan,Dkk
(1997)Program
menjagakonstruksi
kesehatanmasyarakat
istri, mempertimbangkan
kesehatan
anak, memperhitungkan
biaya
hidup rumah tangga
Nilai tercipta secara sosial bukan biologis atau bawaan sejak lahir
As-saukani (1998) KB yang diperbolehkan dalam agama islam antara lain pil, suntik, AKDR, dan kondom.
Notoatmodjo (2005) kebudayaan sebagai keseluruhan yang kompleks yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan,
kepercayaan,
dan Pandangan
kemampuan kesenian,
moral,
hukum, adat istiadat, dan kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang
Ebrahim (1997)
ulama saling
bertentangan
didapat manusia sebagai anggota masyarakat
Erfandi (2008) faktor sosial budaya yang sangat berpengaruh dalam pemilihan metode kontrasepsi AKDR adalah belum terbiasanya
masyarakat setempat dalam penggunaan kontrasepsi AKDR

Distribusi Kelompok Persepsi Responden yang Berkunjung ke Puskesmas


Alianyang Pontianak Mengenai Informasi Terhadap AKDR
Informasi Tentang AKDR

Cukup
Kurang Cukup

= Imbarwati (2009)

Notoatmodjo (2010) Persepsi mengenai kejalasan informasi sangat dipengaruhi faktor internal pasien, seperti usia, intelegensia,
tingkat pendidikan, pengalaman, dan pekerjaan.
Imbarwati (2009) kurangnya persepsi informasi yang didapat oleh akseptor KB, disebabkan oleh keenggganan petugas kesehatan
untuk memberikan informasi yang mendalam mengenai kontrasepsi AKDR.

Distribusi Kelompok Persepsi Responden yang Berkunjung ke Puskesmas


Alianyang Pontianak Mengenai Kualitas Pelayanan Terhadap AKDR
Persepsi Kualitas Pelayanan
Baik
Kurang

Masita dkk (2013) terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas pelayanan KB dengan ketidakikutsertaan WUS dalam
pelayanan KB.
Kusumastuti (2013) faktor yang berhubungan dengan perilaku pelayanan kontrasepsi AKDR adalah pengetahuan bidan,
motivasi bidan, dan ketersediaan sumberdaya. Motivasi bidan merupakan pengaruh paling besar dalam perilaku pelayanan KB
AKDR.
Juliantoro (2000) dalam pelayanan kontrasepsi, hubungan antara penyedia pelayanan dengan akseptor kontrasepsi tidak
sama dengan hubungan dokter dengan pasien
Prawiroharjo (2008)Terdapat enam komponen dalam kualitas pelayanan KB yaitu pemilihan metode, pemberian informasi,
kemampuan teknis petugas, hubungan interpersonal, mekanisme kelangsungan dan konstelasi pelayanan.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

SARAN

KESIMPULAN
Karakteristik terbesar responden:
-

Membuat spanduk tentang AKDR

Usia 20-35 tahun (77%)


Partisipasi aktif konselor KB turun saat Posyandu
Suku melayu (56%)
Pendidikan menengah (54%)
Kerja Ibu Rumah TanggaMembentuk
(80%)
kader-kader kontrasepsi
Penghasilan di atas UMR (85%)
KB suntik (63%).
Meningkatkan mutu sosialisasi AKDR
Persepsi terbanyak:

Pendekatan tokoh masyarakat & agama


- Biaya murah (58%)
- Persepsi terhadap rasa aman kurang (60%)
- Persepsi
nilai positif (65%)
Meningkatkan
motivasiterhadap
petugas konseling
- Persepsi terhadap informasi cukup (70%)
- Persepsi terhadap kualitas pelayanan baik (90%).
Membentuk pelayanan kontrasepsi keliling

Persepsi kurang aman efek samping yang


ditimbulkan dan rasa takut saat pemasangan AKDR

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai