Anda di halaman 1dari 25

KEGAWATDARURATAN

DI BIDANG
NEUROLOGI

Penurunan Kesadaran
Dibagi 3 :
1. Penurunan kesadaran, tanpa kelainan
fokal/lateralisasi, tanpa kaku kuduk.
2. Penurunan kesadaran, tanpa kelainan
fokal/lateralisasi, dengan kaku kuduk.
3. Penurunan kesadaran, dg kelainan
fokal/lateralisasi.

Penurunan kesadaran, tanpa


kelainan fokal/lateralisasi, tanpa
kaku kuduk
1.
2.
3.
4.
5.

Gg. Metabolik.
Intoksikasi.
Infeksi Sistemik.
Hipertermia.
Epilepsi.

Penurunan kesadaran, tanpa


kelainan fokal / lateralisasi, dg
kaku kuduk

1. Perdarahan Subaraknoid.
2. Infeksi otak.
3. Infeksi Selaput otak.

Penurunan kesadaran dg
kelainan fokal / lateralisasi

1. Stroke.
2. Tumor otak.
3. Abses otak.

Status epilepsi
Mrpkn suatu keadaan adanya serangan kejang
yang berulang dan berkepanjangan dan di
antara kejang penderita belum sempat sadar.

1.
2.
3.
4.

Penanganan awal :
Atur posisi penderita.
Jauhkan dari tempat berbahaya.
Longgarkan pakaian t.u bagian leher.
Jgn keluarkan dan masukan sesuatu dg
kekerasan pada mulut penderita.

Penanganan Lanjutan :
Miringkan kepala pada satu sisi.
Pasang O2.
Pasang IV line.
Berikan Anti kejang per IV atau
perectal.
Berikan Thiamin 50 100 mg IV dan
Glukosa 25 50 mg IV.
Evaluasi penyebab kejang.

SE Dini
5 Menit

Prahospita Lorazepam
l
(intravena)
Diazepam
rectal 1020 mg,
dapat
diulang
sekali
setelah
15 menit
atau
midazola
m bucal
10mg

SE Menetap

SE REFRAKTER

30 Menit
IGD
Fenitoin i.v
dosis 1518KgBB
dengan
kecepatan
pemberian
50mg/menit

Dan/ata
u bolus
fenobar
bital 1015
mg/kg
i.v
dengan
kecepat
an
100mg/
menit

Propofol
1ICU
2mg/KgBB bolus
dilanjutkan 210mg/kg/jam
dititrasi SE
terkontrol atau
midazolam 0,1
0,2 mg/kg bolus,
dilanjutkan 0,050,5/kg/jam dititrasi
naik sampai SE
terkontrol atau
thiopental sodium
3-5mg/kg/jam
dititrasi naik
sampai terkontrol

0,1mg/kgBB
(diberikan
4mg bolus,
diulang satu
kali setelah
10-20 menit)
Berikan OAE
yang biasa
digunakan
bila pasien
sudah
pernah
mendapat
Monitor EKG
terapi OAE
Observasi jalan napas, tekanan darah, temperatur, akses IV, Kimia
darah, darah lengkap, glukosa, elektrolit, kadar OAE, toksikologi

Infeksi SSP
Bbrp keadaan yg dapat menyertai :
1. Penurunan Kesadaran.
2. Kejang.
3. TIK meningkat.
4. Syok Septik.

Gejala Infeksi SSP


Tanda rangsang
meningeal

Manifestasi klinis
demam tinggi yang akut
tanda-tanda rangsang meningeal (nyeri
kepala, demam dan kaku kuduk)
kelainan fokal neurologi (kejang,
penurunan kesadaran dari lethargy hingga
koma)
gejala-gejala spesifik lainnya yang
disebabkan oleh virus/bakteri.

Penatalaksanaan

Airway, hrs longgar.


Breathing, hrs adekuat.
Circulation, pasang IV line.
Tirah baring.
Pemberian nutrisi parenteral.

e/ virus :
Asiklovir diberikan dengan dosis 10
mg/kgBB setiap 8 jam selama 10 hari atau
peroral 200 mg/kgBB 5-6 kali sehari.
Kadar Hemoglobin harus terus dipantau,
bila Hb turun sampai 9 g/dl maka dosis
diturunkan menjadi 200 mg setiap 8 jam.
Jika Hb turun sampai 7 g/dl maka
pengobatan dihentikan sementara waktu
dan diberikan lagi setelah kadar Hb
normal kembali.
e/ bakteri :
Antibiotik ; Ampisilin 4 x 3-4 gram
Kloramfenikol 4x1 gram
Steroid (dexamethasone)

STROKE

Pengertian
Penyakit yang terjadi akibat terganggunya aliran darah ke otak
secara tiba-tiba sehingga menyebabkan kerusakan neurologis
Tipe oklusif/
penyumbata
n
stroke yang
disebabkan
karena
adanya
penyumbata
n
pembuluh
darah

Tipe
hemoragi/
perdarahan
stroke yang
disebabkan
karena
perdarahan
intrakranial

Aliran darah otak dan pengaruhnya terhadap fungsi sel saraf

Aliran
darah
ke otak

50 cc/100
gram/mt

Normal

35-40 cc/100
gram/mt

Kehilangan fungsi

20 cc/100
gram/mt
< 10 cc/100
gram/mnt

Aktifitas listrik otak berhenti

Kematian sel saraf

iskemia

O2 & Glukose

Pembentukan ATP

Gangguan pompa Na/K


( Pembengkakan Sel)

Depolarisasi

Aktifasi Saluran
Ca++ & Na+

Pelepasan Glutamat
ekstraseluler

Na-K ATPase

Aktifasi Reseptor
Glutamat

Inotropik :
NMDA, AMPA, Kainate-R
Metabotropik

L-Arginin
NO

Keterangan

Aktifasi jalur NOS


(Sintesa nitrit oksid)

Influks Ca

++

& Na

Penumpukan Ca++ dalam sel

R : Reseptor
NO : Nitrik Oksida
Ca : Calsium
Sel Mati
Na : Natrium
K : Kalium
ATP : Adenosin Triphosphate
Fragmentasi DNA
NMDA : N-methyl-D-Aspartate
AMPA : Amino-3-hydroxy5methul-4-isoksazole propionate

Matinya sel
pada
Iskemia Otak

Mengaktifasi Enzim
inti
Proteinkinase C
Ca-Calmodulin
dependent
proteinkinase II
Protease
Endonuklease
Omitin
dekarboksilase
Fosfatase
Fosfolipase
NO sintetase

Jika CBF < 10 ml/100 mg/menit


kekurangan oksigen proses fosforilasi
oksidatif terhambat produksi ATP (energi)
berkurang pompa Na-K-ATPase tidak
berfungsi depolarisasi membran sel saraf
pembukaan kanal ion Ca kenaikan
influks Ca secara cepat gangguan Ca
homeostasis Ca merupakan signalling
molekul yang mengaktivasi berbagai enzim
memicu proses biokimia yang bersifat
eksitotoksik kematian sel saraf (nekrosis
maupun apotosis) gejala yang timbul
tergantung pada saraf mana yang
mengalami kerusakan/kematian

Gejala dan Tanda


unilateral weaknesses biasanya hemiparesis (lumpuh
separuh)
unilateral sensory complaints numbness,
paresthesia (mati rasa)
Aphasia language comprehension
Monocular visual loss gangguan penglihatan sebelah

PENATALAKSANAAN UMUM
STROKE AKUT
( di IGD )

1. Prinsip
Rawat di RS ruang saraf / ICU
Fase akut menyelamatkan jiwa
Setelah fase akut
mencegah serangan ulang
Lama perawatan :
Stroke Infark minimal 1 minggu
Stroke perdarahan sampai 3
minggu

2. Terapi Umum (suportif)


A. Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan
02,pemasangan pipa orofaring
B. Stabilisasi hemodinamik
cairan kristaloid atau koloid , iv
optimalisasi TD **
pemantauan jantung selama 24 jam onset

C. Pengendalian peningkatan TIK


TTIK : nyeri kepala, muntah, penurunan
kesadaran
Tinggikan posisi kepala 20 30
Hindari pemberian cairan glukosa/hipotonik
Hindari hipertermia
Manitol 20% = 0,25 - 0,5 gr/kgBB , diguyur
Furosemide 20 40 mg iv (bila perlu)

D. Pengendalian kejang
Bila kejang diazepam bolus lambat iv 5 20 mg
Phenitoin loading dose 15-20 mg/kg bolus,
kecepatan max 50 mg/menit
Belum teratasi ICU
E. Pengendalian suhu tubuh
Pasien stroke + febris antipiretika + atasi
penyebabnya

Penatalaksanaan umum
Pastikan jalan napas
bersih,
posisikan
kepala 30-45 derajat

TD
bila terdapat
komplikasi hipertensi
edem pulmonary.

kondisi stabil lakukan


(CT SCAN, LAB,
chest X ray, EKG dll)
--konsul dgn ahli

Beri oksigen
melalui nasal
kanul,
saturasi oksigen
> 95 %
Perbaiki
sirkulasi dengan
pemasangan jalur IV
cairan normal
salin 0,9% 20 ml/jam.
Atasi kejang
dan demam
diazepam 5-20 mg
IV(perlahan),
acetaminophen 650 mg.

Anda mungkin juga menyukai