psikoaktif lainnya
F05 Delirium bukan akibat alkohol dan psikoaktif lain nya
F05.0 Delirium, tak bertumpang tindih dengan demensia
F05.1 Delirium, bertumpang tindih dengan demensia
F05.8 Delirium lainya.
F05.9 Delirium YTT.
F06 Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan disfungsi otak
dan penyakit fisik.
F06.0 Halusinosis organik.
F06.1 Gangguan katatonik organik.
F06.2 Gangguan waham organik (lir-skizofrenia)
F06.3 Gangguan suasana perasaan (mood, afektif) organik.
F06.3.0 Gangguan manik organik.
F06.3.1 Gangguan bipolar organik.
2. Demensia.
2.1 Demensia tipe Alzheimer.
2.2 Demensia vaskular.
2.3 Demensia karena kondisi umum.
2.3.1 Demensia karena penyakit HIV.
Delirium
Definisi delirium menurut Diagnostic Statistical Manual of Mental
Disorder (DSM-IV-TR) adalah sindrom yang memiliki banyak penyebab
dan berhubungan dengan derajat kesadaran serta gangguan kognitif.
Delirium adalah kejadian akut atau subakut neuropsikiatri berupa penurunan
fungsi kognitif dengan gangguan irama sirkardian dan bersifat reversibel.
Delirium menunjuk kepada sindrom otak organik karena gangguan fungsi
atau metabolisme otak secara umum atau karena keracunan yang
menghambat
metabolisme
otak.
Gejala
utama
ialah
kesadaran
yang berusia 18 tahun ke atas dan 1,1% pada usia 55 tahun ke atas. Delirium
timbul pada 80% pasien yang mengalami stadium penyakit terminal. Kausa
delirium pasca operasi meliputi stress pembedahan, nyeri pascaoperasi,
insomnia, pengobatan nyeri, ketidakseimbangan elektrolit, infeksi, demam,
dan kehilangan darah.2
Usia lanjut merupakan faktor resiko utama timbulnya delirium.
Sekitar 30-40% pasien rawat inap yang berusia di atas 65 tahun mengalami
satu episode delirium, dan 10-15% usia lanjut lainnya mengalami delirium
saat masuk rumah sakit. Enam puluh persen penghuni panti jompo yang
berusia di atas 75 tahun mengalami episode delirium berulang. Faktor
predisposisi lain timbulnya delirium adalah usia muda (anak), kerusakan
otak
yang
telah
ada
sebelumnya
(contohnya
demensia,
penyakit
Penyakit intrakranial
1. Epilepsi atau keadaan pasca kejang
2. Trauma otak (terutama gegar otak)
3. Infeksi (meningitis ensefalitis).
4. Neoplasma.
5. Gangguan vaskular
Penyebab ekstrakranial
1. Obat-obatan (di telan atau putus),
Obat
antikolinergik,
antikonvulsan,
obat
antihipertensi,
obat
yang
(inkoheren)
dan
gangguan
untuk
mengerti
pembicaraan.6
Fungsi kognitif lainnya yang mungkin terganggu pada pasien
delirium adalah fungsi ingatan dan kognitif umum. Kemampuan untuk
menyusun
terganggu,
mempertahankan,
walaupun
dan
ingatan
mengingat
kenangan
kenangan
yang
jauh
mungkin
mungkin
Gangguan kognitif
Gangguan psikomotor
Gangguan emosional
fisik
yang
diketahui
atau
riwayat
trauma
kepala
atau
termasuk
tes-tes
standar
dan
pemeriksaan
tambahan
yang
Demensia
Penting untuk membedakan delirium dari demensia, dan
sejumlah gambaan klinis membantu membedakannya. Berbeda dengan
onset delirium yang tiba-tiba, onset demensia biasanya perlahan.
Walaupun kedua kondisi
10
11
b. Gangguan Bahasa
Proses demensia dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa
pasien. Kesulitan berbahasa ditandai oleh cara berkata yang samarsamar, stereotipik tidak tepat, atau berputar-putar.
c. Perubahan Kepribadian
Perubahan kepribadian merupakan gambaran yang paling
mengganggu bagi keluarga pasien, hal ini dikarenakan pasien demensia
mempunyai waham paranoid. Gangguan yang terjadi pada lobus frontal
dan temporal dimungkinan menjadi penyebab perubahan kepribadian
pasien. Pasien jadi lebih mudah marah dan emosinya meledak-ledak.
Pasien demensia juga menunjukkan tertawa atau menangis yang
patologis yaitu, emosi yang ekstrim tanpa penyebab yang terlihat.
13
d. Psikosis
Diperkirakan 20-30% pasien demensia tipe Alzheimer mengalami
halusinasi, dan 30-40% mengalami waham, terutama dengan sifat
paranoid.
A.2.d Diagnosis
Pedoman diagnostik dalam PPDGJ III:
-
Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir, yang sampai
mengganggu kegiatan
berpakaian kebersihan diri, buang air kecil dan buang air besar.
-
b. Penuaan normal
Penuaan tidak selalu disertai dengan penurunan fungsi kognitif,
tetapi masalah minor dari memori sudah biasa terjadi dalam penuaan. Hal
ini tidak secara signifikan mengganggu pekerjaan dan kehidupan sosial
pada penuaan.
A.2.f Terapi
Pendekatan pengobatan pada pasien demensia secara umum adalah
memberikan pelayanan medis suportif, dukungan emosional untuk pasien
dan keluarga, serta terapi farmakologis untuk gejala spesifik, termasuk
perilaku yang mengganggu. Klinisi dapat meresepkan benzodiazepin
14
A.3.a Epidemiologi
Tidak ada data pasti mengenai gangguan amnestik ini, beberapa
penelitian melaporkan adanya insidensi atau prevelensi gangguan ingatan
pada penggunaan alkohol dan cedera kepala.2,6
A.3.b Etiologi
1.
2.
3.
4.
kemampuan untuk
16
dengan
peristiwa
kehidupan
yang
secara
emosional
amnestik sering kali mempunyai hasil tes daya ingat yang tidak
konsisten dan tidak mempunyai bukti-bukti suatu penyebab yang dapat
diidentifikasi. 2,6
A.3.e Prognosis
Penyebab spesifik gangguan amnestik menentukan perjalanan dan
prognosisnya bagi pasien. Gangguan amnestik sementara dengan pemulihan
sempurna sering pada epilepsi lobus temporalis, ECT, penggunaan obat
tertentu seperti benzodiazepine dan barbiturate dan resusitasi jantung paru.
Sindrom amnestik permanen dapat terjadi setelah trauma kepala, keracunan
monoksida, infarks serebral, perdarahan subarachnoid, dan ensefalitis herpes
simpleks. 2,6
A.3.f Terapi
Pendekatan utama adalah mengobati penyebab dasar dari gangguan
amnestik. Setelah resolusi episode amnestik, suatu jenis psikoterapi dapat
membantu pasien menerima pengalaman ke dalam kehidupannya. Intervensi
psikodinamika mungkin mempunyai nilai yang baik bagi pasien yang
menderita gangguan amnestik yang disebabkan oleh kerusakan pada otak.
Sebagian besar pasien yang amnestik akibat cedera otak terlibat
dalam penyangkalan. Untuk itu diperlukan empati dan pendekatan yagn
sensitive kepada pasien. Selain itu diperlukan juga suatu pemeriksaan
17
18
harus
Faktor Penyebab
19
akan tergantung pada suatu obat atau tidak. Orang yang merasa mantap serta
20
mempunyai
sifat
tergantung
dan
pasif
lebih
cenderung
menjadi
keluarga
Orang tua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahduna NAPZA
b. Lingkungan Sekolah
-
d. Lingkungan masyarakat/sosial
-
3. Faktor NAPZA
- Mudahnya NAPZA didapat dimana-mana dengan harga terjangkau
21
dicoba
Khasiat farakologik NAPZA yang menenangkan, menghilangkan
nyeri,menidur-kan, membuat euforia/fly/stone/high/teler dan lain-lain.
22
kanabis, marihuana, hashis (3) Kokain, yaitu serbuk kokain, pasta kokain, daun
koka.
Psikotropika
Menurut Undang-undang RI No.5 tahun 1997 tentang Psikotropik. Yang
dimaksud dengan psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis
bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
Zat Adiktif Lain
Zat adiktif yang dimaksud disini adalah bahan/zat yang berpengaruh
psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
a. Minuman berakohol, Mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh
menekan susunan syaraf pusat,dan sering menjadi bagian dari kehidupan
manusia sehari-hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan sebagai
campuran dengan narkotika atau psikotropika, memperkuat pengaruh obat/zat
itu dalam tubuh manusia.
Ada 3 golongan minuman berakohol, yaitu :
-
23
24
murni berbentuk bubuk putih, sedangkan heroin yang tidak murni berwarna putih
keabuan. Golongan ini dihasilkan dari cairan getah opium poppy yang diolah
menjadi morfin kemudian dengan proses tertentu menghasil putauw, dimana
putauw mempunyai kekuatan 10 kali melebihi morfin. Opioid sintetik yang
mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin.6
Opiat atau opioid biasanya digunakan dokter untuk menghilangkan rasa
sakit yang sangat (analgetika kuat). Berupa pethidin, methadon, Talwin, kodein
dan lain-lain. Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian timbul rasa
ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada taraf kecanduan
sipemakai akan kehilangan rasa percaya diri hingga tak mempunyai keinginan
untuk bersosialisasi. Mereka mulai membentuk dunia mereka sendiri. Mereka
merasa bahwa lingkungannya adalah musuh. Mulai sering melakukan manipulasi
dan akhirnya menderita kesulitan keuangan yang mengakibatkan mereka
melakukan pencurian atau tindak kriminal lainnya.6
Kriteria diagnosis intoksikasi opioid:
- Pemakaian opioid yang belum lama
- Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara
klinis (misalnya euforia awal diikuti oleh apati, disforia, agitasi, atau
retardasi psikomotor, gangguan pertimbangan, atau gangguan fungsi
sosial atau pekerjaan) yang berkembang selama, atau segera setelah
-
pemakaian opioid
Konstriksi pupil (atau dilatasi pupil karena anoksia akibat overdosis
berat) dan satu (atau lebih) tanda berikut, yang berkembang selama, atau
segera setelah, pemakaian opioid:
o Mengantuk atau koma
o Bicara cadel
o Gangguan atensi atau daya ingat
25
Gejala bukan karena kondisi medis umum dan tidak lebih baik
diterangkan oleh gangguan mental lain
lain.
Gejala bukan karena kondisi medis umum dan tidak lebih baik
diterangkan oleh gangguan mental lain
Sindrom putus morfin dan heroin dimulai dalam 6-8 jam setelah dosis
terakhir, biasanya setelah suatu periode 1-2 minggu pemakaian kontinu atau
pemberian antagonis narkotik. Sindrom putus zat mencapai puncak intensitasnya
selama hari ke 2 atau 3 dan menghilang selama 7-10 hari setelahnya.
Sindrom putus zat meperidine dimulai dengan cepat, mencapai puncak
dalam 8-12 jam, dan selesai dalam 4-5 hari. Putus metadon biasanya dimulai 1-3
hari setelah dosis terakhir dan selesai dalam 10-14 hari.
Pengobatan dengan metadon, narkotik sintetik yang menggantikan heroin
dan dapat digunakan peroral (20-80 mg sehari). Untuk menggantikan zat yang
biasa disalahgunakan dan menekan gejala putus obat. Pasien juga perlu
didetoksifikasi dari metadon yang juga menimbulkan ketergantungan, dengan
clonidine ),1-0,3 mg 3-4 kali sehari. Juga terdapat Levo-acethylmethadol, dan
26
27
Strategi farmakologis antara lain agonis dopamine dan obat trisiklik. Agonis
dopaminergik yang paling sering digunakan adalah amantadine (100 mg dua kali
sehari) dan bromocriptine (2,5 mg dua kali sehari), keduanya menurunkan
kecanduan pasien, meningkatkan energi, dan menormalkan tidur. Carbamazepine
diketahui efektif dalam menurunkan kecanduan.
c) Kanabis
Nama jalanan yang sering digunakan ialah : grass cimeng, ganja dan
gelek, hasish, marijuana, bhang. Ganja berasal dari tanaman kanabis sativa dan
kanabis indica. Pada tanaman ganja terkandung tiga zat utama yaitu tetrehidro
kanabinol, kanabinol dan kanabidio. Cara penggunaannya adalah dihisap dengan
cara dipadatkan mempunyai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok. Efek
rasa dari kanabis tergolong cepat, cenderung merasa lebih santai, rasa gembira
berlebih (euforia), sering berfantasi. Aktif berkomunikasi, selera makan tinggi,
sensitif, kering pada mulut dan tenggorokan.17
Gangguan Psikotik Akibat Kanabis
Dosis tinggi kanabis membangkitkan gejala psikotik singka seperti waham
kejar atau halusinasi pendengaran dan penglihatan, khususnya orang dengan
gangguan psikiatrik yang mendasarinya. Jika gangguan psikotik akibat kanabis
memang terjadi, keadaan ini mungkin berhubungan dengan gangguan kepribadian
yang telah ada sebelumnya pada orang yang terkena.
Gangguan Kecemasan Akibat Kanabis
Gangguan kecemasan akibat kanabis adalah suatu diagnosis umum untuk
intoksikasi kanabis akut, dimana banyak orang yang mengalami keadaan
kecemasan singkat seringkali dicetuskan oleh pikiran paranoid. Beberapa
pengguna kanabis melaporkan pengalaman ada akalanya tidak menyenangkan,
paling banyak sering menggambarkan sebagai reaksi cemas dari intensitas ringan
sampai sedang.
28
heart, snow white, petir yang dikemas dalam bentuk pil atau kapsul
Methamfetamin ice, dikenal sebagai SHABU. Nama lainnya shabu-shabu.SS,
ice, crystal, crank. Cara penggunaan : dibakar dengan menggunakan kertas
alumunium foil dan asapnya dihisap, atau dibakar dengan menggunakan botol
kaca yang dirancang khusus (bong).
29
paling serius adalah depresi, yang dapat berat setelah penggunaan amfetamin
dosis tinggi secara terus-menerus dan dapat disertai ide atau usaha bunuh diri.
Gangguan Psikotik Terinduksi Amfetamin
Tanda gangguan psikotik terinduksi amfetamin adalah adanya paranoid.
Gangguan psikotik terinduksi amfetamin dapat dibedakan dengan skizofrenia
paranoid dengan sejumlah karakteristik pembeda yang ditemukan pada gangguan
psikotik terinduksi amfetamin, yaitu adanya predominasi halusinasi visual, afek
yang secara umum serasi, hiperaktivitas, hiperseksualitas, kebingungan dan
inkohorensi, serta sedikit bukti gangguan proses piker (seperti asosiasi longgar).
Gangguan psikotik terinduksi amfetamin tidak memiliki afek mendatar dan alogia
seperti pada skizofrenia. Diagnosis ini bisa juga ditegakkan dengan temuan positif
pada urin. Terapi pilihan untuk gangguan psikotik terinduk amfetamin adalah
penggunaan jangka pendek obat antipsikotik yaitu haloperidol.
Gangguan Mood Terinduksi Amfetamin
Awitan gangguan mood terinduksi amfetamin dapat terjadi saat intoksikasi
atau putus zat. Umumnya, intoksikasi menimbulkan gambaran manic atau mood
campuran, sementara keadaan putus zat menimbulkan gambaran mood depresi.
Gangguan Ansietas Terinduksi Amfetamin
Amfetamin, seperti kokain, dapat menginduksi gejala yang serupa dengan
yang terlihat pada gangguan obsesif-kompulsif dan gangguan panik. Awitan
gangguan ansietas terinduksi amfetamin juga dapat terjadi saat intoksikasi atau
putus zat.
Gangguan Tidur Terinduksi Amfetamin
Intoksikasi amfetamin dapat menimbulkan insomnia dan deprivasi tidur,
sementara orang yang sedang mengalami keadaan putus amfetamin dapat
mengalami hipersomnolen dan mimpi buruk.
30
31
Benzodiazepine
membantu
mengontrol
aktivitas
kejang,
f) Inhalan
Di dalam DSM-IV, kategori gangguan berhubungan dengan inhalan
memasukkan sindrom psikiatrik yang disebabkan oleh penggunaan pelarut, lem,
perekat, bahan pembakar aerosol, pengencer cat, dan bahan bakar. Senyawa aktif
di dalam inhalan tersebut adalah toluene, acetone, benzene, trichloretane,
perchlorethylene,
trichloloethylene,
1,2,-dichloropropane
dan
hidrokarbon
berhalogen.6
Inhalan sangat cepat diserap malalui paru-paru dan cepat dikirim ke otak.
Efeknya tampak dalam 5 menit dan dapat berlangsung selama 30 menit sampai
beberapa jam, tergantung pada zat inhalan dan dosisnya. Efek farmakodinamik
spesifiknya tidak dimengerti dengan baik. Karena efeknya biasanya mirip dengan
dan menambahkan pada efek depresan sistem saraf pusat lainnya, beberapa
peneliti telah menyatakan bahwa inhalan bekerja melalui suatu peningkatan
32
33
34
13. Tampi RP, et al. Behavioural and psychological symptoms of dementia, part I:
epidemiology, neurobiology, heritability, and evaluation. Clinical Geriatrics
2011; hal. 2-3.
14. NSW Government Health. Assesment and management of people with
behavioural and psychological symptoms of dementia (BPSD). NSW Ministry
of Health and The Royal Australian and New Zealand College of Psychiatrists
2013; hal. 10.
15. Sulistyaningsih. Psikologi Abnormal dan Psikopatologi. 2002. Malang: STIT
Malang
16. Davidson, Gerald C. Abnormal Psychology 9th edition. 2006. California:Wiley
17. Elvira SD dan Hadisukanto G. Buku ajar psikiatri. Edisi III. 2007. Badan
Penerbit FKUI. Jakarta.
18. Vonghia L, et al. Acute alcohol intoxication. European Journal of Internal
Medicine 2008; 19:563
35