Disusun Oleh:
Kelompok VII
Mia Zulvina
Almien Ashar Safari
M Fakhrizal Anshari
Gusti Zuwairah
Siti Asiah
Syarifah K
Noor Hikmah
Nur Zuraina Abdis
Zulfikar Aditya P
I1A112013
I1A112039
I1A112100
I1A112092
I1A112019
I1A112099
I1A112026
I1A112074
I1A112207
tahunnya
penyakit
demam
meningkat terus. Hal ini tampak dari kenyataan yang ada bahwa seluruh
wilayah di Indonesia mempunyai risiko untuk terjangkit penyakit DBD dan
malaria, sebab baik virus penyebab maupun fasilitas umum di seluruh
Indonesia.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2012 menunjukkan
bahwa prevalensi nasional DBD berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan
dan keluhan responden adalah 0,62%. Sedangkan, prevalensi nasional
Malaria 2012 (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan keluhan
responden) adalah 2,85%. Sebanyak 15 provinsi mempunyai prevalensi
Malaria diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam,
Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Bangka
Belitung, Nusa
Tenggar a
selanjutnya
adalah
adanya
siklus
menggigil,
demam
dan
permukaan kulit yang disebabkan karena rusaknya sel hati dan sel darah
merah atau trombosit. Karena dampak demam berdarah dengue yang parah
bahkan lebih buruk bisa menyebabkan kematian maka perlu dilakukan usaha
pencegahan.
Pencegahan dan pemberantasan DBD yang paling efektif adalah
dengan memberantas vektor/jentik yang dikenal dengan pemberantasan
sarang nyamuk DBD (PSN DBD) dengan kegiatannya yaitu 3M (menutup,
mengubur, menguras) yang berkelanjutan , sehingga penularan penyakit
DBD akan sulit terjadi. Usaha pencegahan malaria yang dapat dilakukan
adalah menghindari gigitan nyamuk dengan memakai pakaian pelindung pada
lengan dan kaki, atau menggunakan penolak nyamuk.
Tim Penyusun
(petechiae),
Kadang-kadang
mimisan,
lebam
feses
(ecchymosis)
yang
dapat
menularkan
DBD
adalah
nyamuk
Aedes
paling
tidak
seminggu
sekali.
Menutup
rapat-rapat
penampungan
air,
tempat
seperti
Mengubur
barang-barang
infeksi
adalah
yang
Penyakit malaria ditularkan melalui dua cara yaitu secara alamiah dan
non alamiah. Penularan secara alamiah adalah melalui gigitan nyamuk
anopheles betina yang mengandung parasit malaria. Saat menggigit
nyamuk mengeluarkan sporozoit yang masuk ke peredaran darah tubuh
manusia sampai sel-sel hati manusia. Setelah satu sampai dua minggu
digigit , parasit kembali masuk ke dalam darah dan mulai menyerang sel
darah merah dan memakan haemoglobin yang membawa oksigen dalam
darah.
Pecahnya
menyebabkan
timbulnya
gejala
demam
disertai
enggigil
dan
menyebabkan anemia.
Nyamuk Anopheles betina yang menggigit orang sehat, maka parasit
itu dipindahkan ke tubuh orang sehat dan jadi sakit. Seorang yang sakit
dapat menulari 25 orang sehat sekitarnya dalam waktu musim penularan (3
bulan di mana jumlah nyamuk meningkat).
Penularan secara non-alamiah terjadi jika bukan melalui gigitan
nyamuk anopheles melainkan dengan cara malaria bawaan (kongenital). Hal
ini merupakan mal aria pada bayi baru lahir yang
malaria
penularannya terjadi
ibunya
menderita
berupa
secara
bersama-sama
pada
pecandu
narkoba
atau
melalui
transplantasi organ.
pucat,
kadang
muntah.
Pada
anak-anak
demam
bisa
(schizon)
matang
beramai-ramai memasuki
menjadi
aliran
merozoit
darah
untuk
-merozoit
yang
darah merah.
3. Stadium berkeringat
Pada stadium ini penderitanya berkeringat banyak sekali. Hal ini bisa
berlangsung 2 sampai 4 jam. Meskipun demikian, pada dasarnya gejala
tersebut tidak dapat dijadikan rujukan mutlak, karena
dalam
gusi atau
saluran
pencernaan,
jumlah
kencing
kurang
(oliguri), warna air kencing (urine) seperti air teh, kelemahan umum
dan nafas sesak.
Pencegahan Penyakit Malaria
malaria.
tidak menggunakan
endemis
malaria,
sebaiknya dilakukan
dua kali
harus
menjaga
kebersihan
lingkungan,
seperti
untuk
mencegah
(profilaksis)