Anda di halaman 1dari 10

PEMBAHASAN

ANAMNESIS
Keluhan utama : Kontrol post op katarak
Anamnesis Khusus

Pasien datang untuk kontrol setelah operasi katarak yang telah


dilakukan 2 hari yang lalu. Sebelum operasi, pasien
mengeluhkan mata buram yang telah dirasakan sejak 30 tahun
yang lalu. Penglihatan buram dirasakan pasien pada kedua mata.
Keluhan penglihatan buram dibagi berdasarkan onsetnya. Pada
pasien terjadi keluhan yang dirasakan berangsur yang dapat
diakibatkan oleh katarak, glaukoma sudut terbuka, gangguan
refraksi, uveitis, hipertensi retinopati, retinopati diabetikum.

ANAMNESIS (Lanjutan)
Keluhan pertama kali dirasakan seperti melihat kabut
atau asap yang semakin lama semakin tebal.
Penglihatan buram seperti melihat kabut atau asap
dapat disebakan karena kegagalan mekanisme active
pump ( Na+ + K+) hal ini menyebabkan peningkatan
konsentrasi Na+ intraselular dan penurunan K+ yang
menyebabkan peningkatan osmolaritas dan akumulasi
cairan dalam sel fiber pada lensa yang akhirnya
menyebabkan kekeruhan selain itu lensa mengalami
kekeruhan akibat proses degenerasi dan denaturasi
protein.

ANAMNESIS (Lanjutan)
Keluhan disertai penglihatan ganda, silau pada tempat
terang dan terasa lebih nyaman bila di tempat teduh
dibandingkan pada tempat terang. Keluhan mata silau
masih dirasakan hingga saat ini. Keluhan tersebut
membuat aktivitas pasien menjadi terganggu.
Perubahan
nuclear
pada
nukleus
lensa
yang
menyebabkan daerah pembiasan multiple pada tengah
lensa yang menyebabkan diplopia monokular, keluhan
silau pada tempat terang dapat terjadi akibat adanya
penghamburan cahaya pada lensa yang mengalami
kekeruhan, sehingga sinar tidak dapat jatuh tepat pada

ANAMNESIS (Lanjutan)
Pasien mengaku saat masih aktif bertani, mata
sering terkena tanah di sawah. Pasien bekerja di
setiap harinya sejak pagi hingga siang hari
menggunakan topi dan terpapar sinar matahari
langsung.

pasien
sawah
tanpa
secara

Pasien mengalami trauma pada mata yang dapat


menjadi etiologi terjadinya katarak traumatik pada
pasien. Adanya paparan sinar UV yang berlebih pada
pasien dapat menjadi faktor risiko katarak

ANAMNESIS (Lanjutan)

Pasien tidak merasa penglihatan semakin buram pada malam hari


sehingga sering menabrak-nabrak. Keluhan tidak disertai dengan
pusing, mual, muntah, seperti melihat pelangi disekitar benda
bercahaya (lampu). Keluhan tidak didahului dengan adanya mata
sering merah, nyeri, dan silau.
Keluhan penglihatan buram dapat disebabkan oleh berbagai
macam penyakit yaitu katarak, retinitis pigmentosa, glaukoma
sudut terbuka, uveitis, gangguan refraksi, uveitis, hipertensi
retinopati, retinopati diabetikum atau posterior capsular
opacification yang merupakan katarak sekunder. Obat tetes mata
yang digunakan dalam jangka waktu lama contohnya eserin 0,250,5%, kortikosteroid, ergot, antikolinesterase topikal dapat
meneybabkan katarak

PEMERIKSAAN FISIK
Visus
VOD : 3/60

VOS

: 1/300

Pada pasien dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan


mata kanan dengan teknik hitung jari pada jarak 3 m di
poliklinik mata RSUD Soreang. Pada pemeriksaan
tersebut didapatkan pasien dapat melihat hitung jari
pada jarak 3 m dengan jelas. Sementara mata kiri
pasien hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak
1 meter. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
terdapat penurunan tajam penglihatan akibat kekeruhan
lensa pada pasien.

USUL PEMERIKSAAN
Laboratorium: darah rutin dan kadar glukosa darah, untuk
mengetahui faktor resiko retinopati diabetikum yang dapat
menyebabkan mata buram berangsur-angsur.
Biometri untuk menentukan kekuatan IOL yang akan
digunakan.
Foto thorax, memastikan tidak ada kelainan kardiovaskular
dan respirasi yang dapat berpengaruh terhadap risiko
terhadap tindakan operatif yang akan dilakukan.
Konsul Sp.JP memastikan tidak ada kelainan kardiovaskular
yang dapat berpengaruh terhadap risiko pembedahan.

TERAPI
Telah dilakukan SICE + IOL Oculi Dextra.
Keuntungan: risiko perdarahan dan risiko infeksi lebih
kecil, waktu pembedahan dan penyembuhan luka
operasi lebih cepat.
Menjaga kebersihan mata kanan.
Hindari mata kanan dari air.

PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam.
Dilihat dri tanda vital dan pemeriksaan fisik, prognosis
baik.
Quo ad functionam : ad malam
Karena apabila telah dilakukan tindakan operatif maka
organ lensa pada pasien akan dibuang dan digantikan
dengan lensa optik.
Jika terdapat sikatrik di kornea dapat menyebabkan
gangguan penglihatan, maka prognosis lebih buruk.

Anda mungkin juga menyukai