Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT DEPRESI

TERHADAP PASIEN LANSIA DI PANTI SOSIAL


TRESNA WERDHA GAU MABAJI GOWA
Eka Rezki1, Hj.Murtiani2, Muh.Ilyas3
1

STIKES Nani Hasanuddin Makassar


STIKES Nani Hasanuddin Makassar
3
Poltekkes Kemenkes Makassar

ABSTRAK
Depresi adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan kesedihan, harga diri rendah,
rasa bersalah, putus asa, dan perasaan kosong. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat depresi terhadap pasien lansia di Panti Sosial Tresna werdha Gau
Mabaji Gowa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian metode Analitik dengan pendekatan Cross
Sectional, dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha Gau
Mabaji Gowa. Pengambilan sampel menggunakan teknik Nonprobability sampling dengan jenis
Purposive Sampling, didapatkan 50 responden sesuai dengan kriteria inklusi. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Data yang telah terkumpul
kemudian diolah dan dianalisis dengan komputer serta menggunakan uji chi-square. Hasil analisis
statistik, didapatkan pengaruh antara kehilangan dengan tingkat depresi terhadap pasien lansia
(p<0,029) dan ada pengaruh kecemasan dengan tingkat depresi terhadap pasien lansia (p<0,002).
Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara kehilangan dan
kecemasan dengan tingkat depresi terhadap pasien lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji
Gowa.
Kata Kunci : Tingkat Depresi, Kehilangan, Kecemasan
PENDAHULUAN
Depresi adalah keadaan sakit jiwa
ringan, bukan hanya sedih biasa yang setiap
orang mungkin merasakan.Bila seseorang
menderita depresi, dia tidak dapat sembuh
sendiri. Penderita perlu diobati atau kalau
tidak akan bertambah berat (Nugroho, 2010).
Depresi dapat mengenai seluruh lapisan
masyarakat tanpa membedakan status sosial,
ekonomi, dan pendidikan.Bahkan menurut
World Health Organization (WHO), depresi
adalah masalah yang
serius
karena
merupakan
urutan
keempat
penyakit
dunia.Sekitar 20% wanita dan 12% pria, pada
suatu waktu dalam kehidupannya pernah
mengalami depresi (Keliat, dkk, 2011)..
Depresi merupakan penyakit serius
yang di derita jutaan orang dengan berbagai
macam gejala.
Menurut
data Badan
Kesehatan Dunia, saat ini sekitar 5-10%
orang di dunia mengalami depresi. Penelitian
yang di lakukan Persatuan Dokter Spesialis
Kesehatan Jiwa menunjukkan, sebagian besar
masyarakat Indonesia mengidap depresi
tingkat yang ringan sampai berat.Hasil
penelitian dokter kesehatan jiwa menunjukkan
94% masyarakat saat ini mengidap depresi,
kata Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia
(Aryani, 2008).

Usia lanjut selalu dikonotasikan sebagai


kelompok rentan yang selalu ketergantungan
dan menjadi beban baik oleh keluarga,
masyarakat dan negara. Melihat kenyataan
bahwa angka harapan hidup penduduk
Indonesia yang dari tahun ke tahun semakin
baik, maka muncullah sebuah hipotesis
bahkan adanya ledakan jumlah lansia di
Indonesia yang akan semakin meningkat pada
tiap tahunnya. Pada tahun 1971 berjumlah 4,5
juta, ditahun 1990 berjumlah 6,3 juta
memasuki tahun 2000 lansia berjumlah 7,2%
dari total penduduk Indonesia dan diramalkan
akan berjumlah 11,3% ditahun 2020. Data
Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan
bahwa jumlah lansia terus meningkat dari 5,3
jiwa(1971), meningkat menjadi 14,4 juta
(2000) dan diperkirakan pada tahun 2020
mencapai jumlah 28,8 juta jiwa(Mujahidullah,
2012).
Kira-kira 25% komunitas lanjut usia dan
pasien rumah perawatan ditemukan adanya
gejala
depresi
pada
lansia.
Depresi
menyerang 10-15% lansia 65 tahun keatas
yang tinggal dikeluarga dan angka depresi
meningkat secara drastis pada lansia yang
tinggal di institusi, dengan sekitar 50-75%
penghuni perawatan jangka panjang memiliki
depresi ringan sampai sedang (Kaplan ett all,
1997 dalam Azizah, 2011).

20
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

Berdasarkan hasil penelitian oleh Ayu


Fitri Sekar Wulandari Program Pendidikan
Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro tahun 2011 tentang
Kejadian dan Tingkat Depresi pada Lanjut
Usia, Studi Perbandingan di Panti Wreda dan
Komunitas. Prevalensi kejadian depresi
subyek lanjut usia di panti wreda adalah
38,5% (26,9% depresi ringan; 9,6% depresi
sedang;1,9% depresi berat). Sedangkan
prevalensi kejadian depresi subyek lanjut usia
di komunitas adalah 60% (40% depresi ringan;
20 % depresi sedang), (Wulandari, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian Dewi
Trisnawati Program Studi D-III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma
Husada Surakarta
tentang Hubungan
Aktivitas Religi dengan Tingkat Depresi pada
Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werda Unit
Budi Luhur Yogyakarta. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada 3 responden (6,7%)
dengan tingkat depresi sedang-berat, 18
responden (40%) depresi ringan dan 24
responden (53,3%) tidak depresi. Pada
aktivitas religi, 13 responden (28,9%) dalam
kategori kurang, 9 responden (20%) kategori
cukup dan 23 responden (51,1%) kategori
baik. Hasil uji kendall atau P = 0,009 < 0,05
yang berarti bahwa ada hubungan aktivitas
religi dengan tingkat depresi pada lansia
(Trisnawati, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian Wahyu
Wiyono Mahasiswa Keperawatan S-1 Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta tentang Hubungan Antara Tingkat
Kecemasan dengan Kecenderungan Insomnia
pada Lansia di Panti Wredha Dharma Bhakti
Surakarta
bahwa
tingkat
kecemasan
responden merata dari ringan hingga berat.
Hal tersebut ditunjukkan bahwa pada kategori
tingkat kecemasan ringan terdapat 17
respondenn (36%), selanjutnya kategori
sedang dan berat masing-masing 15
responden (32%) dan tidak terdapat satupun
responden yang memiliki kecemasan dalam
kategori panik (Wiyono, 2010).
Berdasarkan data di Panti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji Gowa pada bulan januari
sampai bulan maret 2013. Jumlah pasien
lansia laki-laki 40 orang, perempuan 65
orang.Meninggal dunia sebanyak 1 orang
(perempuan), terminasi atau pemutusan
layanan 2 orang dimana 1 laki-laki dan 1
perempuan.Jumlah yang ada sekarang yaitu
laki-laki 39 orang dan perempuan 63
orang.Keseluruhan jumlah lansia yang ada
yaitu 102 orang (PSTW Gau Mabaji Gowa).
Berdasarkan uraian di atas peneliti
merasa tertarik untuk meneliti tentang faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat depresi
pada lansia di Panti Sosial Werdha Gau
mabaji Gowa.

BAHAN DAN METODE


Lokasi, populasi, dan sampel penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
25 Juni 13 juli 2013 di Panti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji Gowa. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian metode Analitik
dengan pendekatan Cross Sectional, dalam
penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di
Panti Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji
Gowa. Pengambilan sampel menggunakan
teknik Nonprobability sampling dengan jenis
Purposive Sampling, didapatkan 50 responden
sesuai dengan kriteria inklusi.
Pengumpulan data dan pengolahan data
Dalam
penelitian
ini
digunakan
kuesioner yang disebarkan kepada responden
yang menjadi sampel pilihan. Adapun urutan
prosedur penelitian sebagai berikut : Membuat
kuesioner sebanyak jumlah responden yang
akan ditentukan, membagi kuesioner kepada
responden, mengumpulkan kuesioner yang
telah dibagi, dan mentabulasi data. Setelah itu
dilakukan editing, koding, dan tabulasi data.
Analisis data
Setelah data tersebut dilakukan editing,
koding, dan tabulasi maka selanjutnya
dilakukan analisis data berupa : Analisis
univariat yaitu data yang diperoleh dari
masing-masing variabel dimasukkan kedalam
variabel frekuensi. Selanjutnya dilakukan
Analisis bivariat yaitu untuk mengetahui atau
menguji hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen, yang dilakukan
dengan uji Chi-Square pada program SPSS
16,0 dengan nilai kemaknaan = 0,05.
HASIL PENELITIAN
Variable Independen
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
Status Kehilangan Di Panti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji Gowa Tahun 2013
Kehilangan
Frekuensi
Persen (%)
Keluarga
(n)
Kehilangan
37
74,0
Tidak
Kehilangan
13
26,0
Total
50
100,0
Pada tabel 1 menunjukkan bahwa
responden (Orang Lanjut Usia) yang
mengalami Kehilangan yakni sebanyak 37
responden (74.0%), sedangkan yang tidak
mengalami
kehilangan
sebanyak
13
responden (26.0%).
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan
Status Kecemasan Di Panti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji Gowa Tahun 2013

21
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

Kecemasan
Cemas
Tidak Cemas
Total

Frekuensi
(n)
21
29
50

Persen (%)
42,0
58,0
100,0

Pada tabel 2 menunjukkan bahwa


responden
(Orang
lanjut
usia)
yang
mengalami cemas yaitu sebanyak 21
responden (42.0%) dan yang tidak mengalami
kecemasan yakni sebanyak 29 responden
(48.0%).
Variable Dependen
Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan
Tingkat Depresi Di Panti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji Gowa Tahun 2013
Tingkat
Frekuensi
Persen
Depresi
(n)
(%)
Depresi Ringan
32
64.0
Depresi Sedang
11
22.0
Depresi Berat
7
14.0
Total
50
100,0
Pada tabel 3 menunjukkan tingkat
depresi terhadap pasien Lansia Di Panti Sosial
Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa dengan
depresi Ringan sebanyak 32 responden
(64,0%), depresi sedang sebanyak 11
responden (22.0%) dan yang mengalami
depresi berat sebanyak 7 responden (14,0%).
Analisis Bivariat
Pengaruh Kehilangan Terhadap Tingkat
Depresi pada Lanjut Usia
Tabel 4. Pengaruh Kehilangan Terhadap
Tingkat Depresi Pasien Lanjut Usia Di Panti
Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa
Tahun 2013
Tingkat Depresi
Total
KehilaRingan Sedang Berat
ngan
n % n % n % n %
Kehilangan 20 40 11 22 6 12 37 74
Tidak
12 24 0
0 1 2 13 26
Kehilangan
Total
32 64 11 22 7 14 50 100
Tabel 4 menunjukkan bahwa kehilangan
yang mengalami depresi ringan berjumlah 20
responden lanjut usia (40,0%), kehilangan
yang mengalami depresi sedangberjumlah 11
responden (22,0%) lanjut usia dan kehilangan
yang mengalami depresi berat berjumlah 6
responden lanjut usia (12,0%). Sedangkan
yang tidak kehilangan tapi mengalami depresi
ringan berjumlah 12 responden lanjut usia
(24,0%), dan tidak kehilangan tapi mengalami
depresi berat berjumlah 1 responden lanjut
usia (2,0%).

Dari hasil analisis bivariat dengan


menggunakan uji chi square didapatkan nilai
fisher exact test p < 0.05 yaitu 0.029 ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara kehilangan dan tingkat
depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji Gowa.
Pengaruh Kecemasan Terhadap Tingkat
Depresi Pada Lanjut Usia
Tabel 5. Pengaruh Kecemasan Terhadap
Tingkat Depresi Pasien Lanjut Usia Di Panti
Sosial Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa
Tahun 2013
Tingkat Depresi
Total
KecemaRingan Sedang Berat
san
n % n % n % n %
Cemas
9 18 5 10 7 14 21 42
Tidak
23 46 6 12 0 0 29 58
Cemas
Total
32 64 11 22 7 14 50 100
Tabel 5 menunjukkan bahwa kriteria
cemas
yang mengalami depresi ringan
sebanyak 9 (18,0%) responden lanjut usia,
ktiteria cemas yang mengalami depresi
sedang sebanyak 5 responden (10,0%) dan
kriteria cemas yang mengalami depresi berat
sebanyak 7 responden 14,0%. Sedangkan
lansia dengan kriteria tidak cemas tapi
mengalami depresi ringan sebanyak 23
responden (46,0%), dan kriteria tidak cemas
tapi mengalami depresi sedang sebanyak 6
(12,0%) responden Lanjut usia.
Dari hasil analisis bivariat dengan
menggunakan uji chi square didapatkan nilai
fishers exact test p< 0.05 yaitu 0.002 ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara kecemasan dan tingkat
depresi pada lansia diPanti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji Gowa.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Kehilangan terhadap Tingkat
Depresi pada Lansia Di Panti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji Gowa
Dari hasil analisis univariat, dari total
37 orang responden (74.0%) dalam
kategori mengalami kehilangan, diketahui
bahwa 20 orang responden (40%) dalam
kategori depresi ringan, 11 orang
responden (22%) dalam kategori depresi
sedang dan 6 orang responden (12%)
dalam kategori depresi berat. Hal ini terjadi
karena depresi tidak hanya dipengaruhi
oleh
kehilangan
saja,
melainkan
dipengaruhi oleh subvariabel yang lain
yaitu kecemasan sehingga tidak dapat
memberikan jaminan bahwa orang yang

22
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

penelitian yang dilakukan oleh Aliyah


dengan judul Perbedaan Tingkat Depresi
pada Perempuan yang Menjadi Kepala
Keluarga Karena Meninggalnya Pasangan
Hidup dan Karena Perceraian dimana
hasil yang didapatkan Dari uji hipotesis
didapat
hasil
signifikansi-nya
0,010
(p>0,01). Hasil tersebut menunjukkan
adanya perbedaan yang sangat signifikan
antara tingkat depresi pada perempuan
yang menjadi kepala keluarga karena
meninggalnya pasangan hidup dan karena
perceraian.
Rerata
depresi
pada
perempuan yang menjadi kepala keluarga
karena meninggalnya pasangan hidup
yaitu 19,75, adapun rerata depresi pada
perempuan yang menjadi kepala keluarga
karena perceraian yaitu 14,75.
Sedangkan dari total 13 orang
responden (26%) yang dalam kategori tidak
mengalami kehilangan, didapatkan 12
orang responden (24%) dalam kategori
depresi ringan dan 1 orang lainnya dalam
kategori depresi yang berat. Hal ini juga
dipengaruhi oleh subvariabel yang lain
yaitu kecemasan, sehingga tidak dapat
memberikan jaminan bahwa orang yang
tidak mengalami kehilangan, tidak akan
menderita depresi. Dari tabulasi silang,
didapatkan bahwa dari total 12 orang yang
dalam kategori tidak mengalami kehilangan
tapi mengalami depresi yang ringan,
diketahui bahwa 7 orang responden (14%)
responden dalam kategori tidak cemas dan
4 orang lainnya (8%) mengalami
kecemasan.
Sedangkan
1
orang
responden (2%) yang dalam kategori
depresi yang berat, responden tersebut
mengalami kecemasan. Usia bukan
merupakan faktor risiko terjadinya depresi,
namun kehilangan pasangan hidup atau
menderita penyakit kronik merupakan
faktor
yang
dapat
meningkatkan
kerentanan terhadap terjadinya depresi.
Lansia yang mengalami
kehilangan
misalnya kehilangan pasangan hidup.
Pada lansia permasalahan psikologi
terutama muncul bila lansia tidak berhasil
menemukan jalan keluar masalah yang
timbul sebagai akibat dari proses menua.
Rasa
tersisih,
tidak
dibutuhkan,
ketidakikhlasan menerima kenyataan baru
seperti penyakit yang tidak kunjung
sembuh, kematian pasangan merupakan
sebagian kecil dari semua stressor yang
harus dihadapi oleh lansia. Depresi adalah
permasalahan yang makin memberatkan
kehidupan lansia. Dukungan keluarga juga
sangat penting dalam mengatasi depresi
karena keluarga merupakan orang terdekat
yakni ada ikatan hubungan (Amir, 2009).
Elaborasi Freud pada teori Karl Abraham

tentang proses berkabung menghasilkan


pendapat bahwa hilangnya objek cinta
diintrojeksikan ke dalam individu tersebut
sehingga menyatu atau merupakan bagian
dari individu itu. Kemarahan terhadap objek
yang hilang tersebut ditujukan kepada diri
sendiri.
Akibatnya
terjadi
perasaan
bersalah atau menyalahkan diri sendiri,
merasa diri tidak berguna, dan sebagainya.
Hasil penelitian ini juga didukung penelitian
yang dilakukan oleh (Wulandari, 2009)
dengan
judul
faktor-faktor
yang
menyebabkan depresi pada lansia yang
tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha
Yogyakarta Umit Abiyoso yang dimana
hasil penelitian menyatakan faktor yang
terbesar menyebabkan timbulnya depresi
adalah kehilangan yang mempunyai
pengaruh sebesar 74.40%.
Dari hasil analisis bivariat dengan
menggunakan uji chi square didapatkan
nilai fisher exact test p < 0.05 yaitu 0.029
ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara kehilangan dan
tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa.
Maka hipotesa yang disajikan oleh
peneliti dinyatakan diterima karena ada
pengaruh yang positif antara kehilangan
dengan tingkat depresi.
Berdasarkan hal tersebut diatas
peneliti menyatakan bahwa kehilangan ada
kaitannya dengan tingkat depresi lanjut
usia. Sebagian orang atau lansia
mengalami kesedihan setelah kehilangan
pasangan, karena penyesuaian yang
terlambat terhadap kehilangan tersebut.
Keterlambatan
tersebut
dapat
mengakibatkan depresi pada seseorang.
2. Pengaruh Kecemasan Terhadap Tingkat
Depresi Lansia Di Panti Sosial Tresna
Werdha Gau Mabaji Gowa
Dari analisis univariat, didapatkan 21
orang responden (42%) yang dalam
kategori cemas, didapatkan 9 orang
responden (18%) dalam kategori depresi
ringan, 5 orang responden (10%) dalam
kategori depresi sedang dan 7 orang
lainnya (14%) dalam kategori depresi berat.
Hal ini terjadi karena depresi tidak hanya
dipengaruhi
oleh
kecemasan
saja,
mailainkan
dipengaruhi
juga
oleh
subvariabel yang lain yaitu kehilangan
sehingga tidak dapat memberikan jaminan
bahwa lansia yang mengalami kecemasan
semuanya akan menderita depresi yang
berat.
Berdasarkan tabulasi silang, maka
diketahui bahwa dari total 9 orang
responden (18%) yang dalam kategori
cemas dan mengalami depresi ringan,
didapatkan 5 orang responden dalam

24
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

kategori tidak mengalami kehilangan dan 4


orang lainnya mengalami kehilangan.
Kecemasan pada lansia adalah hal yang
paling sering terjadi. Sebagian besar lansia
mengalami kecemasan seiring dengan
bertambahnya usia. Lansia pada periode
awal, adalah masa-masa kecemasan yang
paling tinggi, tetapi, seiring dengan
semakin bertambahnya usia, lansia
berusaha menerima keadaan mereka dan
merasa pasrah. Masalah fisik dan
psikologis sering ditemukan pada lanjut
usia.
Faktor
psikologis
diantaranya
perasaan bosan, keletihan atau perasaan
depresi.
Umumnya,
kecemasan
ini
merupakan suatu pikiran yang tidak
menyenangkan, yang ditandai dengan
kekhawatiran, rasa tidak tenang, dan
perasaan yang tidak baik atau tidak enak
yang tidak dapat dihindari oleh seseorang.
Dari total 5 orang responden (10%)
yang
dalam
kategori
mengalami
kecemasan dan mengalami depresi
sedang,
didapatkan
keseluruhan
responden mengalami kehilangan. Ketika
manusia semakin tua, mereka cenderung
untuk
mengalami
masalah-masalah
kesehatan yang lebih menetap dan
berpotensi
untuk
menimbulkan
ketidakmampuan.
Kebanyakan
lansia
memiliki satu atau lebih keadaan atau
ketidakmampuan
fisik
yang
kronis.
Beberapa
lansia
juga
berpotensi
mengalami kecemasan dan depresi
(Papalia, Olds, dan Feldman, 2003).
Sedangkan dari total 7 orang
responden (14%) yang dalam kategori
mengalami kecemasan dan mengalami
depresi berat, didapatkan keseluruhan
responden mengalami kehilangan. Dalam
Blazer
(2003)
disebutkan
bahwa
ketidakmampuan
fisik
tampaknya
membawa jumlah kejadian hidup negatif
yang lebih tinggi. Ketidakmampuan fisik
dapat menyebabkan keterbatasan untuk
melakukan aktivitas sosial atau aktivitas di
waktu luang (leisure activities) yang
bermakna, isolasi, dan berkurangnya
kualitas dukungan sosial pada lansia yang
dapat berpotensi mengakibatkan terjadinya
berbagai macam kecemasan.
Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh (Ikasari, 2012)yang
dalam penelitiannya berjudul Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Depresi pada
Lansia di RW 04 dan RW 19 Kelurahan
Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya
Makassar
menyatakan
bahwa ada
hubungan antara kecemasan pada lansia
dengan depresi dimana p = 0.029.
Sedangkan dari total 29 orang
responden (58%) yang dalam kategori tidak

cemas, didapatkan 23 orang responden


(46%) dalam kategori depresi ringan dan 6
orang lainnya (12%) dalam kategori depresi
sedang. Hal ini juga terjadi karena
dipegaruhi oleh subvariabel lain yaitu
kehilangan
sehingga
tidak
dapat
memberikan jaminan bahwa lansia yang
tidak
mengalami
kecemasan
akan
mengalami depresi yang ringan.
Dari tabulasi silang, didapatkan
bahwa dari total 23 orang responden yang
dalam
kategori
tidak
mengalami
kecemasan
tetapi
dalam
kategori
mengalami depresi ringan, diketahui bahwa
15 orang responden tidak mengalami
kehilangan dan 8 orang lainnya mengalami
kehilangan. Dalam Gallo & Gonzales
(2001) disebutkan gejala-gejala depresi
lain pada lanjut usia adalah kecemasan
dan kekhawatiran, keputus asaan dan
keadaan tidak berdaya, masalah somatik
yang tidak dapat dijelaskan dan psikosis.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh
penelitian oleh (Sumarni, 2010) dalam
penelitian yang berjudul Pengaruh faktor
Psikososial dan kecemasan terhadap
depresi lansia di Kota Yogyakarta hasil
penelitian
menunjukkan
terdapat
perbedaan yang sangat bermakna antara
kecemasan dan depresi (p<0,001) semakin
tinggi
kecemasan
semakin
besar
kemungkinan mengalami depresi dan
dimana stressor psikososial dengan
depresi didapatkan perbedaan yang sangat
bermakna secara statistik (p<0,001).
Semakin besar stressor psikososial
semakin
besar
pula
kemungkinan
mengalami depresi.
Sedangkan dari total 6 orang
responden yang dalam kategori tidak
mengalami kecemasan tapi mengalami
depresi
sedang,
diketahui
bahwa
keseluruhan
responden
mengalami
kahilangan. Hal ini sejalan dengan teori
psikoedukatif yang menyatakan bahwa halhal yang dipelajari atau diamati individu
pada orang tua usia lanjut misalnya
ketidakberdayaan mereka, pengisolasian
oleh keluarga, tiadanya sanak saudara
ataupun perubahan-perubahan fisik yang
diakibatkan oleh proses penuaan dapat
memicu terjadinya kecemasan serta
depresi pada usia lanjut. Hasil penelitian ini
juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Agus, 2009) dengan judul
penelitian Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Depresi Pada Lansia Di
Posyandu Lansia Rimbo Kaduduk Wilayah
Kerja
Puskesmas
Sintuk
Padang
Pariaman yang menyatakan bahwa ada
hubungan antara kecemasan dan kejadian
depresi
dengan
Hasil
penelitian

25
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

menunjukkan sebanyak 48,1% responden


mengalami depresi, 67,1% lansia termasuk
dalam kategori lanjut usia (eldery), 51,9%
lansia berjenis kelamin perempuan, 51,9%
lansia masih bekerja,60,8% lansia masih
berstatus kawin dan 60,8% memiliki
kecemasan.
Selanjutnya
didapatkan
hubungan yang bermakna antara jenis
kelamin, umur dan kecemasan dengan
kejadian depresi dengan nilai p < 0.01.
Terdapat hubungan yang tidak bermakna
antara pekerjaan dan status perkawinan
dengan kejadian depresi dengan nilai p >
0.1 Dan variabel kecemasan merupakan
faktor yang paling dominan berhubungan
dengan dengan kejadian depresi pada
lansia di posyandu lansia Rimbo Kaduduk
wilayah kerja Puskesmas Sintuk Padang
Pariaman.
Dari hasil analisis bivariat dengan
menggunakan uji chi square didapatkan
nilai fishers exact test p< 0.05 yaitu 0.002
ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara kecemasan dan
tingkat depresi pada lansia diPanti Sosial
Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa.
Maka hipotesa yang disajikan oleh
peneliti dinyatakan diterima karena ada
pengaruh yang positif antara kecemasan
dengan tingkat depresi.

Berdasarkan hal tersebut di atas


peneliti menyatakan bahwa kecemasan
ada kaitannya dengan tingkat depresi lanjut
usia. Kecemasan terjadi akibat ketakutan
atas penolakan interpersonal dan disertai
dengan trauma masa perkembangan
seperti kehilangan atau perpisahan orang
tua.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang
factor-faktor yang mempengaruhi tingkat
depresi terhadap pasien lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa maka dapat
diambil kesimpulan bahwa Ada pengaruh
Kehilangan dan kecemasan dengan tingkat
depresi terhadap pasien lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha Gau Mabaji Gowa.
SARAN
Adapun saran yang dapat disampaikan
pada penelitian ini demi penyempurnaan
penelitian yaitu Bagi Institusi Panti Sosial
Tresna Werdha Gau Mabaji agar lebih
meningkatkan lagi kegiatan yang bisa
dilakukan oleh para lansia untuk mengurangi
rasa kehilangan yang dirasakan lansia.

DAFTAR PUSTAKA
Agus, S. (2009). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Depresi Pada Lansia Di Posyandu Lansia Rimbo
Kaduduk Wilayah Kerja Puskesmas Sintuk Padang Pariaman. (http://www.digilib.usu.ac.id, di akses pada
30 Agustus 2013)
Al-Hadad.Aliyah (2009). Fakultas Psikologi Dan Ilmu Budaya Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Perbedaan tingkat depresi pada perempuan yang menjadi kepala keluarga karena meninggalnya
pasangan hidup dan karena perceraian (http://eprints.uns.ac.id/81/1/168410609201010551.pdf, di akses
25 juli 2013)
Aryani, A. (2008). Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Faktor-faktor yang
berhubungan
dengan
depresi
pada
lansia
di
Desa
Mandong
Trucuk
Klaten.
(http://etd.eprints.ums.ac.id/3985/1/J210040065.pdf, di akses pada 25 juli 2013 )
Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Hidayat, A. A. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data (Vol. I). Jakarta: Salemba
Medika.
Junaedi, I. (2012). Anomali Jiwa (Vol. I). (D. D. Westriningsih, Ed.) Yogyakarta: Andi Offset.
Ikasari, D. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Depresi Pada Lansia di RW 04 dan RW 19
Kelurahan Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya Makassar. (Skripsi Tidak Diterbitkan, STIKES Nani
Hasanuddin Makassar)
Indah. (2012). Hubungan Faktor Kehilangan dengan Depresi Lanjut Usia di Dusun Karangayar Yogyakarta
(http://www.restipati.ac.id, di akses pada 30 Agustus 2013)
Keliat, dkk. (2011). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa (intermediate Course). (K. d. Monica Ester S, Ed.)
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

26
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

Lubis, N. L. (2009). Dr. M, Sc. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


Mujahidullah, K. (2012). Keperawatan Geriatrik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Martono Nanang. (2012). Metode penelitian Kuantitatif. Rajawali Pers. Jakarta
Nugroho, T. (2010). Kamus Pintar Kesehatan (Vol. I). Yogyakarta: Nuha Medika.
Pandji, D. (2012). Menembus Dunia Lansia (Vol. I). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Pieter, dkk. (2011). Pengantar Psikopatologi Untuk Keperawatan (Vol. I). Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Saryono, S. (2010). Kumpulan Instrumen Penelitian Kesehatan (Vol. I). Bantul: Nuha Medika.
Sumarni. (2010). Pengaruh Faktor Psikososial dan Kecemasan Terhadap Depresi Lansia di Kota Yogyakarta.
Widayatun, T. R. (2009). Ilmu Perilaku (Vol. II). Jakarta: Cv. Sagung Seto.
Wulandari, A. F. (2011). Kejadian Dan Tingkat Depresi Pada Lanju Usia, Studi Perbandingan Di Panti Wreda
Dan Komunitas.
Yosep, I. (2011). Keperawatan Jiwa (Vol. IV). (A. Gunarsa, Ed.) Bandung: PT Refika Aditama.
Yuliana, R. (2012). Gambaran tingkat depresi lansia yang kehilangan pasangan di Desa Tambak Aso Kecamatan
Waru Kabupaten Sidoarjo. (http://www.digilib.fk.umy.ac.id/?page_id=212, di akses pada 30 Agustus 2013)
.
Wulandari. (2009). Faktor-faktor yang Menyebabkan Depresi Pada Lansia yang Tinggal di Panti Sosial Tresna
Werdha Yogyakarta Unit Abiyoso. (http://undip.ac.id.psikologi.bmk di aksese 25 juli 2013)

27
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 1 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

Anda mungkin juga menyukai