Anda di halaman 1dari 12

55

BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan dari hasil
tersebut. Hasil penelitian terdiri dari data umum dan data khusus. Data umum
terdiri dari : usia, jenis kelamin, diagnosa. Data khusus terdiri dari : kebutuhan
spiritual, dan tingkat kecemasan. Sedangkan pada pembahasan peneliti
menyajikan pembahasan hasil penelitian masing-masing variabel dan hasil uji
statistic yang sudah diperoleh.

4.1.

Gambaran Lokasi Penelitian


RSUD Abdoer Rachem Kabupaten Situbondo merupakan sebuah

Rumah Sakit Umum Daerah di Situbondo yang didirikan untuk melayani


masyarakat. Petugas Kesehatan terdiri dari Dokter Umum, Dokter Spesialis,
Bidan, dan Perawat Amd. Kep, S. Kep dan S. Kep. Ns.
RSUD Abdoer Rachem Kabupaten Situbondo terletak di Jalan Raya
Anggrek No. 68, Patokan, Situbondo, Jawa Timur, 68312. Adapun batas
batasnya adalah sebagai berikut :
Batas Utara

: Kali Brantas

Batas Timur

: Kelurahan Lengkong

Batas Barat

: Kelurahan Magersari

Batas Selatan

: Kelurahan Kedundung

4.2.

Hasil Penelitian

4.2.1. Data Umum


1. Karakteristik Responden berdasarkan Umur Ibu

56

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Umur Pasien


Rawat Inap Pre Operasi Di Ruang Bedah Sentral Rsud
Abdoer Rachem Situbondo
No
1
2
3

Umur
< 20 Tahun
21 - 35 tahun
> 35 tahun
Jumlah
Sumber : Data Primer, Mei 2014

Frekuensi
0
5
25
30

Prosentase
0
16,7
83,3
100

Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukan bahwa mayoritas Pasien


Rawat Inap Pre Operasi Di Ruang Bedah Sentral RSUD Abdoer Rachem
Kabupaten Situbondo berusia > 35 tahun sebanyak 25 responden (83,3%).

2. Karakteristik responden berdasarkan Jenis Kelamin


Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Jenis Kelamin
Pasien Rawat Inap Pre Operasi Di Ruang Bedah Sentral Rsud
Abdoer Rachem Situbondo
No
1
2

Pendidikan
Laki- laki
Perempuan
Jumlah
Sumber : Data Primer, Mei 2014

Frekuensi
20
10
30

Prosentase
66,7
33,3
100

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa lebih dari


setengahnya jenis kelamin Pasien Rawat Inap Pre Operasi Di Ruang Bedah
Sentral Rsud Abdoer Rachem Situbondo adalah laki - laki sebanyak 20
responden (66,7%).

3. Karakteristik responden berdasarkan Diagnosa Pasien

57

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Diagnosa Pasien


Rawat Inap Pre Operasi Di Ruang Bedah Sentral RSUD
Abdoer Rachem Situbondo
No
Pekerjaan
Frekuensi
Prosentase
1
BPH
2
6,7
2
Hernia
6
20,0
3
Hemoroid
4
13,3
4
Kista Ovari
5
16,7
5
Struma
4
13,3
6
Lipoma
3
10,0
7
Katarak
5
16,7
8
Dermoid Kista
1
3,3
Jumlah
30
100
Sumber : Data Primer, Mei 2014
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa kurang dari
setengahnya Pasien Rawat Inap Pre Operasi Di Ruang Bedah Sentral RSUD
Abdoer Rachem Situbondo berdiagnosa hernia sebanyak 6 responden (20%).

4.2.2. Data Khusus


1. Karakteristik Responden Berdasarkan Kebutuhan Spiritual Pasien
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebutuhan
Spiritual Pasien Rawat Inap Pre Operasi Di Ruang Bedah
Sentral RSUD Abdoer Rachem Situbondo
No
Kebutuhan Spiritual
Frekuensi (f)
Prosentase
1
Tidak Butuh
0
0
2

Kurang Butuh

Butuh

15

50,0

Sangat Butuh

15
30

50,0
100

Jumlah
Sumber : Data Primer, Mei 2014

Berdasarkan tabel 4.7 di atas diperoleh data bahwa Pasien Rawat Inap
Pre Operasi Di Ruang Bedah Sentral RSUD Abdoer Rachem Situbondo

58

membutuhkan spiritualitas yaitu merasa sangat butuh dan butuh masingmasing 50%.
2. Kecemasan Pasien
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Pasien Rawat Inap
Pre Operasi Di Ruang Bedah Sentral RSUD Abdoer Rachem
Situbondo
No
1
2
3
4

Kecemasan
Tidak cemas
Ringan
Sedang
Berat
Jumlah
Sumber : Data Primer, Mei 2014

Frekuensi (f)
26
4
0
0
30

Prosentase
86,7
13,3
0
0
100

Berdasarkan tabel 4.8 di atas diperoleh data bahwa mayoritas Pasien


Rawat Inap Pre Operasi Di Ruang Bedah Sentral RSUD Abdoer Rachem
Situbondo tidak mengalami kecemasan yaitu sebanyak 26 pasien (86,7%)
3.

Hubungan antara kebutuhan spiritual dengan Tingkat Kecemasan Pasien


Rawat Inap Pre Operasi Di Ruang Bedah Sentral RSUD Abdoer Rachem
Situbondo
Tabel 4.9 Tabulasi Silang Kebutuhan Spiritual Dengan Tingkat
Kecemasan Pasien Rawat Inap Pre Operasi Di Ruang Bedah
Sentral RSUD Abdoer Rachem Situbondo
Tingkat kecemasan pasien
Kebutuhan
spiritual

Tidak Butuh
Kurang Butuh
Butuh
Sangat Butuh
Total

Tidak

Ringan

Total

Sedang

Berat

cemas
F

12

40

10

15

100

14

46,7

3,3

15

100

26

86,7

13,3

30

100

59

Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa dari 6 responden


yang

menyatakan

sangat

membutuhkan

kebutuhan

spiritual

hampir

setengahnya tidak mengalami cemas yaitu sebanyak 14 responden (46,7%).


Dari 12 responden yang menyatakan butuh spiritual mengalami kecemasan
ringan yaitu sebanyak 3 pasien (10%)

4.3.

Pembahasan

1. Kebutuhan Spiritul Pasien Pre Operasi Di Di Ruang Bedah Sentral


RSUD Abdoer Rachem Situbondo
Hasil penelitian yang dilakukan di Di Ruang Bedah Sentral RSUD
Abdoer Rachem Situbondo diperoleh data bahwa semua pasien menyatakan
membutuhkan kebutuhan spiritual.
Spiritual adalah suatu kepercayaan dalam hubungan antar manusia
dengan beberapa kekuatan diatasnya, kreatif, kemuliaan atau sumber energy
serta spiritual juga merupakan pencarian arti dalam kehidupan dan
pengembangan dari nilai-nilai dan system kepercayaan seseorang yang mana
akan terjadi konflik bila pemahamannya dibatasi (Hanafi, Djuariah; 2005).
sedangkan menurut Perry & Potter Spiritualitas mewakili totalitas keberadaan
seseorang dan berfungsi sebagai perspektif pendorong yang menyatukan
berbagai aspek individual. Clark et al (1991) menekankan bagaimana dimensi
spiritualitas menyebar diseluruh dimensi lainnya, baik itu dikenali atau
dikembangkan oleh individu atau tidak. Individu dikuatkan melalui spirit
mereka, yang mengakibatkan peralihan kearah kesejahteraan.

60

Menurut Ignatius (2008) menyatakan bahwa pola asuh demokratif


mendorong untuk bebas tetapi tetap memberikan batasan dan mengendalikan
tindakan- tindakan mereka. Komunikasi verbal timbal balik bisa berlangsung
secara dengan bebas, dan orang tua bersikap hangat dan bersifat membesarkan
hati remaja. Pengasuhan dengan sistem demokratis berkaitan dengan perilaku
sosial remaja yang kompeten. Anak yang mendapatkan

pola asuh ini akan

mempunyai kesadaran diri dan tanggung jawab sosial yang cukup tinggi.
Menurut taylor, lillis & le mone; 1997 dan craven & hirnei; 1996 dalam
hamid; 2009, faktor penting yang dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang
adalah diantaranya Pertimbangan tahap perkembangan. Dari hasil penelitian
ditemukan bahwa manusia mempunyai persepsi tentang Tuhan dan bentuk
sembayang yang berbeda menurut usia, seks, agama dan kepribadian manusia.
Berdasarkan usia pasien menunjukan bahwa mayoritas berusia > 35 tahun
sebanyak 25 responden (83,3%). pada periode dewasa akhir ini biasanya individu
telah mencapai kematangan dalam berfikir dan bersikap sehingga dapat mengatur
sendiri jalan pikiran atau koping individu yang efektif. Dalam usia yang telah
matang ini seseorang banyak mengalami peristiwa- peristiwa yang terjadi dalam
hidupannya dan mengambil hikmah dari kejadian peristiwa tersebut. Seperti yang
diungkapkan oleh taylor, lillis & le mone; 1997 pengalaman hidup baik yang
positif maupun negatif dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang. Sebaliknya
juga dipengaruhi oleh bagaimana seseorang mengartikan secara spiritual kejadian
atau pengalam tersebut.

61

2.

Kecemasan Pasien Pre Operasi Di Di Ruang Bedah Sentral RSUD


Abdoer Rachem Situbondo
Hasil penelitian berdasarkan tingkat kecemasan diperoleh data bahwa

mayoritas pasien tidak mengalami kecemasan yaitu sebanyak 26 pasien (86,7%)


Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai
dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan,
tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian utuh, perilaku
dapat terganggu tapi masih dalam batas normal (hawari; 2006). Menurut teori lain
kecemasan berkaitan erat dengan perasaan tidak berdaya, keadaan emosi ini tidak
memiliki

objek

yang

spesifik,

kondisi

dialami

secara

subjektif

dan

dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal (Hamid; 1998).


Ketakutan

dan

kecemasan

yang

mungkin

dialami

pasien

dapat

mempengaruhi respon fisiologis tubuh yang ditandai dengan adanya perubahanperubahan fisik seperti : meningkatnya frekuensi nadi dan pernafasan, gerakangerakan tangan yang tidak terkontrol, telapak tangan yang lembab, gelisah,
menanyakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur, dan sering berkemih.
Kecemasan tidak dapat dihindarkan dari kehidupan individu dalam
memelihara keseimbangan. Pengalaman cemas seseorang tidak sama pada
beberapa situasi dan hubungan interpersonal. Hal yang dapat menimbulkan
kecemasan biasanya bersumber dari ancaman intergritas biologis meliputi
gangguan terhadap kebutuhan dasar makan, minum, kebahagian, seks, dan
ancaman terhadap keselamatan diri seperti tidak menemukan intergitas diri, tidak

62

menemukan status prestise, tidak memperoleh pengakuan dari orang lain dan
ketidaksesuaian pandangan diri dengan lingkungan nyata (sulistiawati; 2005)
Hasil

penelitian

ini menunjukkan

bahwa

pasien sudah mampu

mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang serta mengendalikan
emosi yang sedang dialami.

4.

Hubungan Antara Kebutuhan Spiritual Dengan Tingkat Kecemasan


Pasien Rawat Inap Pre Operasi Di Ruang Bedah Sentral RSUD Abdoer
Rachem Situbondo
Terdapat hubungan antara kebutuhan spiritual dengan Tingkat Kecemasan

Pasien Rawat Inap Pre Operasi Di Ruang Bedah Sentral RSUD Abdoer Rachem
Situbondo yang ditunjukkan oleh hasil tabulasi silang dimana pada tabel tersebut
dapat dinyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual

yang tepat akan

menghindarkan seseorang dari kecemasan.


Spiritual adalah sesuatu yang dipengaruhi oleh budaya, perkembangan,
pengalaman hidup, kepercayaan dan nilai kehidupan. Spiritualitas mampu
menghadirkan cinta kepercayaan, dan harapan, melihat arti dari kehidupan dan
memelihara hubungan sesame (Perry &Potter; 2003).
Perry & Potter, Fundamental Keperawatan, Kesehatan spiritual atau
kesejahteraan adalah rasa keharmonisan saling kedekatan antara diri dengan
orang lain, alam, dan dengan kehidupan yang tertinggi (Hungelmann et al, 1985).
Rasa keharmonisan ini dicapai ketika seseorang menemukan keseimbangan antara
nilai, tujuan, dan system keyakinan mereka dengan hubungan mereka di dalam

63

diri mereka sendiri dan dengan rang lain. Pada saat terjadi stress, penyakit,
penyembuhan, atau kehilangan, seseorang mungkin berbalik kecara-cara lama
dalam merespons atau menyesuaikan dengan situasi.
Kecemasan adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami
perasaan geliash (penilaian atau opini) dan aktifitas saraf otonom dalam berespon
terhadap ancaman yang tidak jelas, non spesifik (Stuart and Sunden, 2001).
Kecemasan juga disebut dengan sesuatu penyerta yang normal dari pertumbuhan,
perubahan pengalaman sesuatu yang baru dan belum dicoba, dan dari penemuan
identitasnya sendiri dari arti hidup. Menurut stuart; 2007, faktor- faktor yang
dapat menjadi pencetus terjadinya kecemasan 1) Ancaman terhadap integritas
seseorang meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya
kapasitas untuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari. 2) Ancaman terhadap sistim
diri seseorang yang dapat membahayakan identitas, harga diri, fungsi sosial dan
integrasi sosial.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa kurang dari
setengahnya pasien berdiagnosa hernia sebanyak 6 responden (20%). pasien yang
mengalami hernia harus menjalani tindakan pembedahan, tindakan pembedahan
merupakan ancaman potensial maupun aktual pada integritas seseorang yang
dapat membangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis. Menurut Long
B.C (2001), pasien preoperasi akan mengalami reaksi emosional berupa
kecemasan.
Menurut hamid; 2008, pada saat mengalami kecemasan, individu akan
mencari dukungan dari keyakinan agamanya. Dukungan ini sangat diperlukan

64

untuk dapat menerima keadaan sakit yang sedang dialaminya, khususnya jika
penyakit tersebut memerlukan proses penyembuhan yang lama dengan hasil yang
belum pasti seperti pasien yang akan menjalani operasi. Spiritual dan keyakinan
beragama sangat penting dalam kehidupan manusia karena hal tersebut dapat
mempengaruhi gaya hidup, kebiasaan dan perasaan terhadap kesakitan. Ketika
penyakit, kehilangan atau nyeri mempengaruhi seseorang, energi orang tersebut
menipis dan spirit orang tersebut dipengaruhi (potter& perry;2006). Salah satu
persiapan mental yang diperlukan oleh pasien yang akan menjalani operasi adalah
persiapan mental spiritual. Agama memegang peranan yang sangat penting dalam
kehidupan pribadi (sholleh;2005). Oleh karena itu sudah pada tempatnya jika
dalam menghadapi setiap masalah yang timbul selalu dikaitkan dengan masalah
religius. Manusia mempunyai keyakinan untuk memperoleh ketenangan hidup
spiritualnya.

65

BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara kebutuhan spiritual
dengan Tingkat Kecemasan Pasien Rawat Inap Pre Operasi Di Ruang Bedah
Sentral RSUD Abdoer Rachem Situbondo yang ditunjukkan oleh hasil tabulasi
silang dimana pada tabel tersebut dapat dinyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan
spiritual yang tepat akan menghindarkan seseorang dari kecemasan.

5.2. Saran
1. Bagi Peneliti Berikutnya
Diharapkan pada peneliti berikutnya untuk dapat melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang berhubungan
dengan tindakan pembedahan seperti faktor tenaga kesehatan sehingga
hasil penelitian dapat lebih mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang ilmu keperawatan kebutuhan dasar manusia. contoh:
tingkat pengetahuan perawat tentang pemenuhan kebutuhan spiritual
pasien pre operasi.
2. Bagi Tempat Penelitian (Ruang Bedah Sentral RSUD Abdoer
Rachem Situbondo)
Kepada institusi diharapkan dari hasil penelitian ini dapat
disosialisasikan kepada tenaga kesehatan, sehingga dengan tambahan

67

66

informasi tersebut para tenaga kesehatan akan lebih mengerti tentang


pentingnya pemenuhan kebutuhan spiritual pasien pre operasi.
3. Bagi Intansi Kesehatan
Diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk lebih meningkatkan
pelayanan terutama tentang pemberian terapi spiritulitas pada pasien
khusunya pasien yang akan menjalani tindakan pembedahan maupun
pasien dengan penyakit kronik.

Anda mungkin juga menyukai