2.1.
2.2.
2.3.
(IP),
semakin
baik
standar
perlindungannya.
Ringkasan
2.4.
4) Perencanaan dan penempatan lampu penerangan jalan dapat dilihat pada Gambar
2.1.
Gambar 2.2. Penempatan Lampu PJU di Kiri/Kanan Jalan di Jalan Dua Arah
Gambar 2.4. Penempatan Lampu PJU di Kiri dan Kanan Jalan Berhadapan di
Jalan Dua Arah
Gambar 2.5. Penempatan Lampu PJU di Median Jalan di Jalan Dua Arah
2.4.6. Penataan Letak Lampu Pada Perlintasan Kereta Api (1)
1) Penataan lampu penerangan jalan pada perlintasan kereta api (KA), apabila
kereta api pada perlintasan tersebut beroperasi pada malam hari.
2) Persyaratan kuat pencahayaan yang ditetapkan pada suatu area perlintasan KA
seperti pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6. Area Perlintasan Jalan Kereta Api Yang Perlu Penerangan
3) Penataan dengan 6 lampu (Gambar 2.7.)
2.5.
dengan
menurunkan
dan
menaikkan
kembali
lampu
tersebut
2.6.
penerapan di luar ruangan dan industri. Lampu inilah yang digunakan pada sistem
penerangan jalan umum kota Medan. Kelebihan dari lampu SON sehingga dipakai
sebagai lampu untuk PJU adalah karena lampu ini memiliki spektrum kontinu ;
reproduksi warnanya baik terutama dari kulit manusia yakni cahaya kuning dengan
daya tembus kabut yang besar ; dan penerangan dengan lampu jenis ini
Arc tube (tabung pemacar cahaya) di dalam bola lampu mempunyai lapisan
pendifusi untuk mengurangi silau.
2.7.
Gambar 2.18.
LINE
Trafo
BSN 250 W
IGNITOR
SN 58
Lampu SON T
250 Watt
C
2.8.
2.9.
orde KWH. Karena energi merupakan perkalian antara daya dengan waktu, maka
watt jam meter membutuhkan kedua faktor ini. Pada prinsipnya, watt jam meter
mempunyai kecepatan sebanding dengan daya yang melaluinya. Total putaran dalam
suatu waktu sebanding dengan total energi, atau watt-jam, yang dikonsumsi selama
waktu tersebut.
Alat ukur watt jam tidak sering digunakan di laboratorium tetapi banyak
digunakan untuk pengukuran energi listrik komersil. Kenyataannya adalah bahwa di
Gambar 2.23. Watt Jam Meter Elektromagnet Satu Fasa dan Hubungannya
Torsi yang dibangkitkan sebanding dengan kuat medan kumparan tegangan
dan arus pusar di dalam piringan yang berturut-turut adalah fungsi kuat medan
kumparan arus. Berarti jumlah putaran piringan sebanding dengan energi yang telah
dipakai oleh beban dalam selang waktu tertentu, dan diukur dalam kilowatt-jam
(kWh, kilowatt jam). Poros yang menopang piringan aluminium dihubungkan
melalui susunan roda gigi ke mekanisme jam dipanel alat ukur, melengkapi suatu
pembacaan kWh yang terkalibrasi dalam desimal.
Redaman piringan diberikan oleh dua magnet permanen kecil yang
ditempatkan saling berhadapan pada sisi piringan. Bila piringan berputar, magnetmagnet permanen menginduksi arus pusar di dalamnya. Arus-arus pusar ini bereaksi
dengan medan magnet dari magnet-magnet permanen kecil dan meredam gerakan
piringan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 2.24.
Keterangan :
(1) Kumparan tegangan, yang dihubungkan paralel dengan beban
(2) Kumparan arus, dihubungkan seri dengan beban
(3) Stator
(4) Piringan Aluminium Rotor
(5) rotor brake magnets
(6) spindle dengan worm gear
(7) Display dial : 1/10, 10,1000 , 1, 100 dan 10000. Dials berputar searah jarum jam
Pengukuran energi dalam sistem tiga fasa dilakukan oleh alat ukur watt jam
fasa banyak. Kumparan arus dan kumparan tegangan dihubungkan dengan cara yang
sama seperti wattmeter tiga fasa. Masing-masing fasa alat ukur watt jam mempunyai
rangkaian magnetik dan piringan tersendiri, tetapi semua piringan dijumlahkan
secara mekanis dan putaran total permenit dari poros sebanding dengan energi total
tiga fasa yang dipakai.
Cakram aluminium dilengkapi dengan sebuah spindle yang mempunyai
worm-gear untuk menggerakkan register. Register seri dengan dial yang berfungsi
untuk merekam jumlah energi yang digunakan. Dial termasuk tipe cyclometer, yaitu
sebuah display seperti odometer yang menampilkan setiap dial digit tunggal lewat
jendela pada permukaan meter, atau tipe pointer dimana sebuah pointer menunjukkan
setiap digit. Pointer biasanya berputar dalam arah berlawanan dengan mekanik ulir.
Jumlah energi yang dipergunakan ditunjukkan oleh putaran cakram,
dinotasikan dengan simbol KWh yang diberikan dalam unit watt jam per putaran.
Dengan mengetahui nilai KWh, seorang pelanggan dapat menentukan konsumsi daya
yang dipergunakan dengan cara menghitung putaran cakram dengan stopwatch. Jika
waktu yang dibutuhkan cakram dalam detik untuk menyelesaikan satu putaran adalah
t, dan daya dalam watt adalah P=3600xKWh/t. Contoh, jika KWh=7.2 dan satu
putaran membutuhkan waktu 14.4 detik, maka dayanya adalah 1800 watts. Metode
ini dapat digunakan untuk menentukan konsumsi daya dari peralatan rumah tangga.
KWH Meter berarti Kilo Watt Hour Meter dan kalau diartikan menjadi n ribu
watt dalam satu jamnya. Jika membeli sebuah KWH Meter maka akan tercantum x
putaran per KWH, artinya untuk mencapai 1 KWH dibutuhkan putaran sebanyak x
kali putaran dalam setiap jamnya. Contohnya jika 1200 putaran per KWH maka harus
ada 1200 putaran setiap jamnya untuk dikatakan sebesar satu KWH. Jumlah KWH itu
secara kumulatif dihitung dan pada akhir bulan dicatat oleh petugas besarnya
pemakaian lalu dikalikan dengan tarif dasar listrik (TDL) ditambah dengan biaya
abodemen dan pajak menghasilkan jumlah tagihan yang harus dibayarkan setiap
bulannya.
Sebagian besar meter listrik domestik masih dicatat secara manual, dengan
cara perwakilan/utusan dari perusahaan listrik atau oleh pelanggan.