Kemasan Pangan (Packaging)
Kemasan Pangan (Packaging)
(Packaging)
Citra Dewi Hamami
1111013047
Kelas C
Peraturan Pemerintah
UU RI No.7 Tahun 1996 tentang Pangan
Undang-undang ini mengamanatkan peraturan pengemasan
berkaitan dengan keamanan pangan dalam rangka melindungi
konsumen. Pada bagian ke IV pasal 16 -19 dari undangundang ini membahas tentang kemasan bahan pangan,
sedangkan bagian ke V pasal 30-35 membahas tentang
pelabelan dan periklanan produk pangan.
Label Pangan
Tujuan:
- agar informasi mengenai pangan yang disampaikan kepada
masyarakat adalah benar dan tidak menyesatkan
- terciptanya perdagangan pangan yang jujur dan bertanggungjawab
Klasifikasi Kemasan
1.Klasifikasi kemasan berdasarkan frekwensi pemakaian
. Disposable, Semi-Disposable dan Multi-trip
2.Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk dengan kemasan)
. Primer, Sekunder dan Tersier
3.Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat kekakuan bahan kemasan (Rigiditas)
. Rigid, Semi-Rigid dan Flexible
4.Klasifikasi kemasan berdasarkan sifat perlindungan terhadap lingkungan
. Hermetis (tahan uap dan gas), Kemasan tahan cahaya, Kemasan tahan suhu tinggi,
5.Klasifikasi kemasan berdasarkan Penambahan Indikator
. Passive Packaging dan Active Intelligent Packaging
5. PP (polypropylene)
Tertera logo daur ulang dengan angka 5 di tengahnya, serta
tulisan PP. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak
jernih atau berawan.
Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang
rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu
tinggi dan cukup mengkilap.
Jenis PP (polypropylene) ini adalah pilihan bahan plastik terbaik,
terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat
menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum
untuk bayi.
Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan
plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan
minuman.
6. PS (Polystyrene)
Tertera logo daur ulang dengan angka 6 di tengahnya, serta tulisan PS. Biasa
dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan
lain-lain.
Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan styrene
ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain tempat makanan,
styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan
konstruksi gedung.
Bahan ini harus dihindari, karena selain BERBAHAYA UNTUK KESEHATAN
OTAK, MENGGANGGU HORMON ESTROGEN pada wanita yang
berakibat pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem syaraf, juga
karena bahan ini sulit didaur ulang. Pun bila didaur ulang, bahan ini memerlukan
proses yang sangat panjang dan lama.
Bahan ini dapat dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode
angka tersebut pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara
dibakar (cara terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan
mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.
PS mengandung benzene, suatu zat penyebab kanker dan tidak boleh dibakar.
7. OTHER (Polycarbonate)
Tertera logo daur ulang dengan angka 7 di tengahnya, serta tulisan
OTHER. Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 macam, yaitu: SAN
styrene acrylonitrile, ABS acrylonitrile butadiene styrene, PC
polycarbonate, dan Nylon. Dapat ditemukan pada tempat makanan
dan minuman seperti botol minum olahraga, suku cadang mobil, alatalat rumah tangga, komputer, alat-alat elektronik, dan plastik
kemasan.
SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia
dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah
ditingkatkan. Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus
termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan
ABS biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa.
Merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik untuk
digunakan dalam kemasan makanan ataupun minuman.
Aseptic Packaging
Pengemasan aseptis adalah suatu cara pengemasan bahan di
dalam suatu wadah yang memenuhi empat persyaratan, yaitu :
Steril pada produk, wadah/tempat, dan lingkungan tempat
pengisian produk serta wadah pengepak yang digunakan
harus rapat untuk mencegah kontaminasi kembali selama
penyimpanan.
Prinsip pengemasan aseptis adalah baik bahan pangan yang
dikemas maupun bahan kemasan harus bebas dari
mikroorganisme perusak (patogen dan toksin) ketika bahan
pangan tersebut dikemas, sehingga produk pangan yang
dikemas merupakan produk yang steril dan aman untuk
disimpan pada suhu ruang dalam jangka waktu yang lebih lama.
Persyaratan :
Peralatan yang dapat disterilkan
Produk steril secara komersial
Kemasan yang steril secara komersial
Ruang steril dalam mesin pengemas, tempat pengisian
produk steril
secara hermatis
Ada monitoring dan pencatat faktor-faktor kritis
Proses
1.Produk dan wadah pengemas disterilisasi secara terpisah,
2.Kemudian dilakukan pengisian produk ke dalam wadah
dalam lingkungan steril sehingga diperoleh produk steril dalam
kemasan yang tahan disimpan dalam jangka waktu lama.
Sterilisasi produk dalam sistem aseptis dilakukan dengan
sistem alir atau sistem UHT (Ultra High Temperature), yaitu
pemanasan dengan suhu yang sangat tinggi (135-150oC)
selama 2-5 detik.
1. Perubahan Biokimiawi
Perubahan Alami pada bahan pangan, spt Bahanbahan pangan segar yg mengandung air,
perubahan aktivitas enzim, warna, tekstur,
aroma dan nilai gizi bahan.
2. Perubahan Kimiawi dan Unsur -Unsur
Migrasi Perubahan kimiawi yang terjadi pada
bahan pangan disebabkan oleh penggunaan
fungisida, plastisizer, bahan pewarna dan pestisida
yang dapat bermigrasi ke dalam bahan pangan.
Pengemasan dapat mencegah terjadinya migrasi bahanbahan ini ke dalam bahan pangan.
a. Keracunan Logam
Logam yg berbahaya : timah, besi, timbal dan alumunium
dalam jumlah yang besar akan bersifat racun dan berbahaya
bagi kesehatan manusia.
Batas maksimum kandungan logam dalam bahan pangan
menurut FAO/WHO adalah 250 ppm untuk timah dan besi dan 1
ppm untuk timbal.
Logam-logam lain yang mungkin mencemari bahan pangan adalah
air raksa (Hg), kadmiun (Cd), arsen (Ar), antimoni (At), tembaga
(Cu) dan seng (Zn) yang dapat berasal dari wadah dan mesin
pengolahan atau dari campuran bahan kemasan.
Wadah dan mesin pengolahan yan telah mengalami korosi dapat
menyebabkan pencemaran logam ke dalam bahan pangan.
b. Mekanis
Faktor-faktor mekanis yang dapat merusak bahan-bahan
hasil pertanian segar dan bahan pangan olahan adalah :
a.Stress atau tekanan fisik, yaitu kerusakan
diakibatkan karena jatuh atau oleh adanya gesekan.
yang
c. Oksidasi
Oksigen dapat menyebabkan terjadinya proses oksidasi yang tidak diinginkan bagi
produkproduk yang peka terhadap oksigen seperti vitamin A dan C.
Pencegahan reaksi oksidasi dapat dilakukan dengan cara :
- Pengaturan kadar oksigen
Konsentrasi oksigen pada ruang penyimpanan atau di dalam kemasan untuk
produk-produk yang peka terhadap oksigen adalah 3-5%. Konsentrasi oksigen di
bawah 2% menyebabkan terjadinya respirasi anaerob yang dapat mengakibatkan
kebusukan pada bahan.
- Pengaturan kadar CO2
Konsentrasi CO2 untuk penyimpanan komoditi pertanian adalah 5-10% (kecuali
untuk penyimpanan apel, tomat dan jeruk).
- Pengemasan dalam kemasan kedap udara
Kemasan kedap udara (vakum) digunakan untuk mengemas keju dan makanan
bayi.
e. Cahaya
Transmisi cahaya ke dalam kemasan dibutuhkan agar kita dapat melihat isi dari
kemasan tersebut, tetapi produk yang sensistif terhadap cahaya, misalnya lemak
yang akan mengalami oksidasi dengan adanya cahaya atau kerusakan riboflavin dan
pigmen alami, maka harus digunakan kemasan yang opaq (berwarna gelap) sehingga
tidak dapat dilalui oleh cahaya.
Jumlah cahaya yang dapat diserap atau ditransmisikan tergantung pada bahan
kemasan, panjang gelombang dan lamanya terpapar oleh cahaya. Beberapa bahan
kemasan seperti polietilen densitas rendah (LDPE) mentransmisikan cahaya tampak
(visible) dan ultraviolet, sedangkan kemasan polivinil klorida (PVC)
mentransmisikan cahaya tampak tapi cahaya ultraviolet akan diabsorbsi.
Perubahan yang terjadi akibat cahaya antara lain adalah :
1. Pemudaran warna, seperti pada daging dan saus tomat.
2. Ketengikan pada mentega (terutama jika terdapat katalis Cu).
3. Pencoklatan pada anggur dan jus buah-buahan
4. Perubahan bau dan menurunnya kandungan vitamin A,D,E,K dan C, serta
penyimpangan aroma bir.
Thank You...