Medan-Binjai-Deli Serdang & Karo sendiri memiliki visi yang jauh ke depan (visi
2027) yaitu kota yang nyaman dihuni, memiliki fasilitas kota yang terjangkau,
mendorong gairah berakitivitas sosial, ekonomi maupun kebudayaan, banyak
ruang publik yang mudah dicapai dengan bersepeda atau jalan kaki dan
transportasi umum yang andal. Selain itu, sebagai PKN dan KSN Ekonomi,
Rencana Pengembangan Metropolitan Mebidangro telah disiapkan sampai tahun
2030. Tujuannya agar Mebidangro mampu menjadi pusat pelayanan ekonomi
skala nasional yang mampu bersaing dengan pusat pelayanan ekonomi
Regional IMT-GT, di samping melayani penduduknya dengan prima. Luas
wilayah Metropolitan Mebidangro adalah 301.697 ha, meliputi Kota Medan, Kota
Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan sebagian Kabupaten Karo. Pada tahun 2009
total jumlah penduduk metropolitan ini mencapai 4.2 juta Jiwa.
Dengan perkiraan pertumbuhan penduduk selama 20 tahun terakhir sebesar
30,95%, diperkirakan jumlah penduduk Metropolitan Mebidangro pada tahun
2029 akan mencapai 5.5 juta Jiwa. Dilihat dari daya dukung fisik dasarnya,
sekitar 37,55% lahan Metropolitan Mebidangro, yaitu 113.280 ha, potensial
dikembangkan untuk kegiatan perkotaan. Diperkirakan daya tampung kawasan
Metropolitan Mebidangro mencapai 6,8 juta jiwa.
Metropolitan Mebidangro didukung dengan keberadaan Bandara Kualanamu
(dalam proses pembangunan) sebagai pengganti Bandara Polonia. Bandara
Kualanamu ditetapkan sebagai bandara internasional dengan hierarki pusat
pengumpul skala primer (KM 11 Tahun 2010, Tatanan Kebandarudaraan
Nasional). Bandara Kualanamu direncanakan memiliki kapasitas pelayanan
untuk penerbangan pesawat tipe B.747-400, dengan rencana luas wilayah
bandara minimal 1.365 ha. Metropolitan Mebidangro juga didukung keberadaan
pelabuhan laut Belawan dengan status pelabuhan internasional (PP No. 26
tahun 2008, Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional). Dalam melaksanakan
pengelolan Kawasan Metropolitan, penguatan kelembagaan eksisting melalui
pola kerjasama daerah menjadi perhatian penting terkait implementasi
pengembangan Metropolitan Mebidangro 2030. Penguatan kelembagaan
berorientasi pada sinergi program pembangunan, kepastian hukum dan
perpendekan proses birokrasi sehingga mampu meningkatkan gairah investasi di
wilayah Metropolitan Mebidangro.
Kebijakan dalam Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro meliputi:
1. Pengembangan dan pemantapan fungsi Kawasan Perkotaan Mebidangro
sebagai pusat perekonomian nasional yang produktif dan efisien serta
mampu bersaing secara internasional terutama dalam kerja sama
ekonomi
subregional Segitiga Pertumbuhan Indonesia-MalaysiaThailand;
2. Peningkatan akses pelayanan pusat-pusat kegiatan perkotaan
Mebidangro sebagai pembentuk struktur ruang perkotaan dan penggerak
utama pengembangan wilayah Sumatera bagian utara;
Mengingat karakteristik budaya Bali yang yang sangat kuat, maka ada hal-hal
non-teknis yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kawasan ini. Karena
itu, diperlukan dibentuknya arahan peraturan zonasi, yang merupakan ketentuan
umum untuk mempertahankan dan melestarikan kawasan berjati diri budaya Bali.
Arahan peraturan zonasi ini meliputi:
1. Penerapan konsep cathus patha, hulu teben, tri mandala, sebagai
dasar penetapan struktur ruang utama dan arah orientasi ruang kota.
2. Perlindungan terhadap kawasan-kawasan yang telah ditetapkan sebagai
kawasan suci dan kawasan tempat suci.
3. Penerapan konsep karang bengang atau ruang terbuka berupa lahan
pertanian yang dikelola subak sebagai mpenyangga.
4. Pengintegrasian dan harmonisasi pemanfaatan jalur-jalur jalan utama
kawasan perkotaan untuk kegiatan prosesi ritual keagamaan dan budaya.
5. Penerapan ketentuan umum ketinggian bangunan setinggi-tingginya 15
meter.
6. Penerapan wujud lansekap dan tata bangunan yang bercirikan arsitektur
tradisional Bali.
Terwujudnya rencana tata ruang Kawasan Perkotaan Sarbagita tentu saja tak
luput dari pengelolaan Kawasan Perkotaan Sarbagita itu sendiri. Pengelolaan
Kawasan Perkotaan Sarbagita dilaksanakan oleh Menteri, Gubernur, dan Bupati
atau Walikota sesuai dengan kewenangannya. Pengelolaan Kawasan Perkotaan
Sarbagita oleh Menteri dapat dilaksanakan oleh Gubernur melalui dekonsentrasi
dan/atau tugas pembantuan. Dalam rangka pengelolaan Kawasan Perkotaan
Sarbagita, Gubernur dapat membentuk suatu badan dan/atau lembaga
pengelola, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, yang disetujui oleh
Menteri. Pembentukan tugas, susunan organisasi, dan tata kerja, serta
pembiayaan badan pengelola diatur oleh Gubernur.
Referensi:
- Buku Populer Perpres Metropolitan Maminasata, Perpres Metropolitan
Mebidangro, Perpres Metropolitan Sarbagita disusun oleh Subdit Pegembangan
Perkotaan, Direktorat Perkotaan, Ditjen Penataan Ruang,