Kata televisi (television) berasal dari 2 kata yaitu tele (jarak jauh) dan vision (melihat),
sehingga televisi atau disingkat TV berarti melihat dari jarak jauh.
Proses melihat dari jarak jauh ini menjadi bisa dilakukan karena perubahan<> brightness
(intensitas cahaya) dan color (warna) dari adegan (scene) yang dilihat dapat diubah
menjadi variasi tegangan/arus listrik oleh sejenis transduser photo-sensitive, yaitu tabung
kamera. Kemudian tegangan/arus listrik tersebut dapat diubah kembali menjadi informasi
brightness dan color oleh perangkat display cathode ray tube (atau jenis display yang
lain, seperti LCD atau Plasma).
Tegangan listrik yang mewakili brightness dan warna dapat dikirimkan ke jarak yang jauh
dengan
menggunakan
sinyal pembawa
frekuensi
radio
(VHF
atau
UHF),
yaitu
Di sisi penerima, sinyal televisi dapat diambil dari gelombang VHF/ UHF yang didemodulasi dengan teknik deteksi super-heterodyne dan penguatan. Dengan cara seperti
inilah, siaran gambar bergerak dapat disaksikan di layar pesawat TV pada jarak yang jauh.
Sumber gambar : Merupakan sinyal listrik yang mewakili gambar visual, dan dapat
diperoleh dari kamera TV (tayangan gambar angsung atau live), VTR (video tape recorder)
untuk playback tayangan rekaman, atau sumber-sumber yang lain.
Sumber suara. Merupakan sinyal listrik dari mikrophon atau dari output audio VTR atau dari
sumber lainnya.
Transmitter (pemancar). Merupakan penghasil sinyal frekuensi radio (RF, Radio Frequency)
dan memodulasikan informasi video dan suara.
Receiver (disebut juga tuner), yang men-demodulasi informasi video dan suara dari sinyal
RF yang diterima.
Perangkat display untuk mengubah sinyal video menjadi gambargambar visual (gambar
bergerak).
Penguat audio (audio amplifier) dan loud speaker yang mengubah Sinyal listrik menjadi
gelombang suara (percakapan, musik, dan lain-lain) untuk melengkapi gambar.
Tabung gambar CRT merupakan komponen penting pada pesawat penerima TV yang
berfungsi untuk menayangkan suatu siaran televisi.
CRT terdiri atas sejumlah komponen penting, diantaranya adalah tabung berbentuk kerucut
(cone), layar, electron gun, deflection coil dan shadow mask.
Cone dan layar dilas membentuk amplop gelas tempat dimana shadow mask dan electron
gun dipasang. Deflection coil ditempatkan di sekitar luar leher cone.
Sinar katoda merupakan berkas elektron yang di-emisikan dari katode yang dipanaskan di
dalam tabung vakum dan diakselerasi oleh perbedan potensial antara katode ini dengan
suatu anode.
Bagian dalam layar dilapisi dengan kristal posphor berwarna merah, hijau, dan biru.
Pospor-pospor ini disusun berkelompok tiga (triad).
Tiga berkas elektron (red, green, dan blue) dibangkitkan oleh electron gun. Ketiga berkas
selanjutnya diarahkan (oleh rangkaian konvergensi) lalu dibelokan oleh deflection coil (atau
deflection yoke atau steering coil) yang akan men-scan layar, bergerak dari kiri ke kanan
dan dari atas ke bawah. Posphor-posphor akan menyala dengan warna yang sesuai ketika
dikenai berkas elektron.
Keseluruhan layar secara sistematis di-scan dalam pola tetap yang disebut raster. Suatu
gambar dihasilkan oleh dengan modulasi intensitas berkas elektron oleh sinyal video.
elektron harus mengenai posphor dengan warna yang tepat. Untuk menjamin keakuratan,
digunakan shadow mask sebagai filter.
layar dan memiliki jumlah lubang yang sama dengan jumlah triad di layar. Tiap lubang
mengarah ke triad posphor-nya masing-masing untuk mencegah pengaruh dari triad yang
berdekatan.
Berkas elektron bergerak perbaris dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Layar
tersusun dari 525 atau 625 baris horizontal. Jumlah baris menentukan detil gambar. Ketika
mencapai ujung baris, berkas akan kembali ke titik awal baris berikutnya (retrace atau
flyback horisontal) dengan kecepatan tinggi. Ketika kembali ini, sesaat berkas dipadamkan
(blanking), lalu proses diulang lagi.
Ketika berkas telah mencapai ujung baris paling bawah, berkas akan
mengulang lagi dari baris paling atas (retrace atau flyback vertikal).
Pada awalnya, tiga berkas elektron disusun membentuk segitiga yang disebut delta setup.
Karena piksel berbentuk bulat, bentuk segitiga ini menyebabkan banyak cahaya hilang
diantara titik. Sekarang ini, digunakan sistem segaris yang disebut Precision In Line dimana
electron gun ditempatkan segaris horisontal.
1.6 Interlacing
Gambar dibuat pertama dengan men-scan semua baris ganjil (1,3,5,7,9, , 525 atau 625)
dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah kemudian dilanjutkan dengan men-scan semua
baris genap (2,4,6,8,,524 atau 624).
Hasilnya, satu scan menciptakan setengah gambar. Di TV 50 Hz, satu scan berlangsung
1/50 detik, sehingga untuk menghasilkan gambar penuh (dua kali setengah gambar)
membutuhkan waktu 1/25 detik. Sehingga tiap detik akan ditampilkan sebanyak 25
gambar. Proses ini disebut sebagi interlacing scan, yang akan menampilkan gambar dengan
flicker yang lebih rendah daripada jika berkas menscan semua baris berurutan (progressive).
Frekuensi scan disebut juga frekuensi raster yaitu 50 Hz (50 scan per detik), sedangkan
frekuensi baris adalah 25 x 625 = 15,625 Hz.
Gambar dan reproduksinya harus disinkronkan dengan tepat sehingga tiap elemen gambar
yang diambil oleh kamera akan ditampilkan dengan tepat di display
Pulsa sinkronisasi (syn) terdiri atas dua jenis, yaitu line sync (Hsync) dan field sync (Vsync). Line sync memastikan bahwa baris direproduksi dengan benar (artinya awal baris
direproduksi
di
awal baris
juga),
dan
pulsa
field
sync
untuk
memastikan
reproduksi keseluruhan yang tepat. Pulsa-pulsa sync ini dikirimkan di dalam sinyal gambar.
1.8 Sinyal Luminance dan Chrominance
Ketika siaran TV berwarna muncul diputuskan agar transmisi TVnya kompatibel dengan TV
penerima hitam putih (B/W). TV hitam putih harus dapat menerima transmisi TV berwarna
dan menampilkannya sebagai sinyal TV hitam putih normal.
Untuk mencapai hal ini, gambar berwarna dipisah menjadi sinyal brightness (luminance)
dan warna (chrominance) sebelum dikirimkan oleh transmitter.
A. Sinyal Luminance
Sinyal luminance (Y) dipancarkan melalui bandwidth yang normal sehingga TV hitam putih
dapat menampilkan gambar hitam putih normal. Cahaya putih untuk sinyal luminance
tersusun dari 30% red, 59% green dan 11% blue.
B. Sinyal Chrominance
Di samping luminance, diperlukan dua karakteristik lain untuk membuat warna total. Yang
pertama
adalah
hue,
yang
merupakan warna
sebenarnya
(misalnya,
biru).
Kedua,
saturation, yang menentukan kedalaman warna (misalnya biru terang dan biru tua).
Sinyal chrominance (C), yang berisi hue dan saturation, dimodulasi ke suatu sinyal
perbedaan warna. Karena informasi luminance sudah ditransmisikan, sinyal warna tidak
perlu informasi luminance lagi. Tiga sinyal perbedaan warna adalah : sinyal red minus
luminance (R-Y), sinyal green minus luminance (G-Y) dan blue minus luminance (B-Y).
Dalam prakteknya, tidak perlu ditransmisikan ketiga sinyal perbedaan warna tersebut
karena jika dua rasio dari sinyal chrominance total diketahui, yang ketiganya dapat dihitung.
Sebagai contoh, jika sudah diketahui 50% blue dan 40% red, green adalah 10% (50% + 40%
+ x = 100%; x = 10%).
Dua sinyal perbedaan warna yang dipilih adalah R-Y dan B-Y. G-Y tidak dipilih dengan alasan
kualitas sinyal. Karena sinyal Y terbuat dari 59% green, G-Y memiliki sinyal perbedaan
terkecil. Sinyal G-Y yang relatif kecil akan lebih rentan terhadap noise dalam sistem transmisi
daripada sinyal R-Y dan B-Y yang lebih besar.
Penggunaan hanya dua sinyal perbedaan warna ini dapat mengurangi jumlah informasi
yang perlu ditransmisikan (mengurangi bandwidth).
Setelah sinyal R-Y dan B-Y dimodulasi, keduanya dicampurkan menjadi satu sinyal di
transmitter. Men-demodulasi sinyal yang sama di receiver merupakan proses yang rumit,
yang telah diselesaikan dengan berbagai cara oleh beberapa standar sistem warna, yaitu
NTSC, PAL dan SECAM.
NTSC
PAL (Phase Alternating Line) diperkenalkan di negara Jerman 15 tahun setelah NTSC.
Sistem ini menggunakan gambar 625 baris dan 50 Hz. PAL memiliki detil gambar yang lebih
banyak karena menggunakan 100 baris lebih banyak dan dapat menampilkan warna dengan
lebih akurat.
Jika ada distrorsi warna pada suaru baris, akan dikoreksi pada baris selanjutnya dengan
membalikan error-nya
Sebagai contoh, jika green bergeser ke kuning, di baris berikutnya akan dikoreksi dengan
membalik error. Hasilnya pada baris berikutnya warna akan menjadi cyan (blue-green),
yellow dan cyan akan dicampur menjadi green
Kekurangan sistem PAL dibandingkan NTSC adalah kemungkinan adanya flicker dan
ketidakstabilan gambar karena menggunakan kecepatan scan yang lebih rendah, yaitu 50
scan per detik. Masalah flicker ini diselesaikan jika frekuensi raster dibuat menjadi 100
Hz (100 scan per detik).
SECAM
SECAM tidak mempunyai kesalahan warna seperti halnya pada NTSC atau PAL. Kedua
sinyal perbedaan warna R-Y dan B-Y dipisahkan dengan perbedaan waktu yang singkat,
sehingga R-Y selalu dapat dikenali sebagai R-Y dan B-Y selalu B-Y.
Frekuensi pembawa digunakan untuk mengirimkan sinyal TV. Alokasi frekuensi pembawa
sudah ditetapkan secara internasional untuk menghindari interferensi dalam transmisi jika
sejumlah stasiun pemancar beroperasi pada area yang sama. Daerah frekuensi dialokasikan
antara 41 sampai 960 MHz. VHF dan UHF Band
Daerah frekuensi untuk TV dibagi menjadi lima band, yaitu band I sampai V. Kelima band
ini selanjutnya dibagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu VHF dan UHF. VHF mencakup band IIII dan UHF mencakup IV dan V.
Band VHF (Very High Frequency) berada pada 41-230 MHz dan berkapasitas 12 kanal TV.
Band II digunakan untuk transmisi radio FM. Band UHF (Ultra High Frequency) berkisar
antara 470-960 MHz dan berkapasitas 60 kanal TV.
S dan H Band
Disamping band VHF dan UHF, untuk siaran TV juga digunakan band S (Sonderkanal, atau
Special channel) dan H (Hyperband). Frekuensi band S berada antara 104 sampai 174 MHz,
yaitu antara band II dan III, sedangkan band H berada antara 230 sampai 470 MHz diantara
band III dan IV. Band S digunakan untuk TV kabel sedangkan band H untuk kanal
cadangan. Penerimaan Satelit
Program satelit dipancarkan pada frekuensi antara 10.7 dan 12.75 GHz, yang juga disebut
KU-band. Transmisi ini berlangsung pada frekuensi yang jauh lebih tinggi di atas frekuensi
tuner TV
Jangkauan Transmisi
Salah satu karakteristik frekuensi transmisi TV (VHF, UHF, S dan H) adalah merambat
dalam garis lurus. Akibatnya akan menghilang ke atmosfir pada jarak sekitar 200 km dari
stasiun transmisi. Sehingga jarak jangkauannya terbatas.
transmisi pengulang (repeater) atau stasiun relay, kecuali jika menggunakan transmisi
satelit.
Layar berkembang bertambah datar (flat) dan lebih persegi. Untuk menampilkan kontras
yang lebih baik, dibuat tabung yang lebih gelap.
Tabung
Datar
Persegi
Tabung jenis ini memberikan tambahan 9% permukaan gambar dibanding layar cembung
dan membuat gambar tampak lebih besar.
Tabung Layar Gelap
Tabung ini memiliki layar yang hitam ketika dimatikan, meminimumkan kehilangan kontras
gambar pada saat penerangan yang kuat. Tabung ini menawarkan 50% kontras yang lebih
baik, sehingga gambar menjadi tajam dan kontras yang tinggi baik saat malam atau siang.
TV Proyeksi
TV jenis ini dikembangkan untuk ukuran layar yang besar, dan terdiri atas 2 jenis, yaitu : TV
proyeksi belakang dan depan.
Matrix Display
Matrix display mempunyai jumlah elemen diplay (pixel) horizontal dan vertikal yang diskrit.
Piksel-piksel dihubungkan oleh elektrode membentuk matriks persegi baris dan kolom dalam
saat yang sama.
Matrix display terdiri atas emissive atau non-emissive. Display emissive menghasilkan
cahaya langsung dari elemen display itu sendiri. Contohnya adalah Plasma display dan
Electro-Luminescent (EL) display. Non-emissive display tidak menghasilkan cahaya, tetapi
hanya memodulasikannya.
Contoh display ini adalah Liquid Crystal Display (LCD) dan Digital Micro-mirror Device
(DMD).
LCD
menggunakan
sumber
cahaya dari
samping
display,
sedangkan
DMD