Anda di halaman 1dari 13

Tugas Makalah Diplomasi Modern

DIPLOMASI KERAKYATAN = KEKUATAN IRAN DALAM MENGHADAPI


AMERIKA SERIKAT TERKAIT DENGAN KRISIS NUKLIR IRAN

Oleh : Sri Rezeki (0806322962)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS INDONESIA
2009

1
BAB I

PENDAHULUAN

I. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

Iran adalah satu negara dari beberapa negara di dunia yang berani menentang
hegemoni Amerika Serikat. Iran sangat keras menentang setiap perintah Amerika Serikat
yang menyangkut pengembangan nuklirnya, sehingga hubungan kedua negara yang memang
dari dulu tidak terlalu harmonis, semakin tidak harmonis lagi. Amerika yang keras kepala
seakan semakin tertantang untuk menaklukan ego dari Iran. Banyak kebijakan yang
dilakukan Amerika yang bertujuan untuk membuat Iran bertekuk lutut. Namun ternyata Iran
tidak selemah itu, Iran seakan semakin meneggakkan kepalanya di tengah desingan
kemarahan Amerika Serikat.
Apalagi terkait dengan masalah pengembangan nuklir Iran yang sangat membuat AS
gelisah. AS berusaha membuat nama Iran jatuh dengan menyebarkan isu bahwa Iran
mengembangkan tekhnologi nuklir. AS juga menilai bahwa Iran suatu waktu dapat
menyerang sekutu abadinya, Israel. AS sangat berharap klaim-klaim yang tak pernah terbukti
kebenarannya itu dapat menyudutkan Iran.1 Oleh karena itu, AS berusaha mendapatkan
dukungan dunia internasional untuk mengahncurkan Iran sama halnya dengan yang AS
lakukan kepada Irak. Namun ternyata AS keliru dalam hal ini, Iran tidak sebodoh yang AS
pikirkan. Iran melakukan diplomasi kerakyatan dalam mendapatkan simpati internasional.
Jenis diplomasi ini termasuk ke dalam multi track diplomacy karena tidak hanya
mengandalkan diplomasi pemerintah.
Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan melihat bagaimana peran diplomasi
kerakyatan yang dilakukan oleh Iran dalam melawan hegemoni AS. Seperti yang kita ketahui
bersama, Amerika Serikat dan Iran mempunyai perbedaan mendasar mengenai hak
kepemilikan nuklir. Jika hanya mengandalkan diplomasi biasa, maka Iran sulit untuk
mendapatkan simati internasional. Apalagi ditambah dengan gencaran ”fitnah” AS kepada
Iran, semakin sulit pula Iran mendapatkan simpati internasional. Dalam situasi seperti ini,
diplomasi kerakyatanlah yang menurut Iran paling tepat, karena dalam hal ini ada pihak-

1
Diakses dari http://indonesian.irib.ir/index.php?option=com_content&task=view&id=135&Itemid=27 pada
tanggal 7 desember 2009 pukul 15.37.

2
pihak lain yang akan membantu Iran berdiplomasi untuk mendapatkan simpati internasional.
Pihak lain ini adalah para peneliti Iran, pelajar, hingga warga Iran lainnya.
Sulit rasanya untuk dapat menentang Iran, walaupun AS telah berganti kepempinan,
AS di bawah kepemimpinan Obama sekalipun belum mampu menentang kemauan keras Iran
dalam mengembangkan nuklir, padahal Obama diyakini dapat mengubah kondisi hubungan
kedua negara yang sudah sejak lama tidak harmonis. Iran di bawah kepemimpinan
Ahmadinejad memang semakin menunjukkan taringnya. Iran tidak mau seperti negara lain
yang tunduk sama sekali terhadap hegemoni AS dan sekutunya. Iran berusaha untuk menjadi
satu entitas tersendiri yang tidak harus selalu ”menganggukkan kepala” terhadap setiap
kemauan AS.2

I. 2. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh diplomasi kerakyatan Iran yang digunakan untuk mencari


dukungan dan simpati internasional terkait dengan krisis nuklirnya dengan Amerika Serikat?

I.3. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh diplomasi kerakyatan Iran yang


digunakan untuk mencari dukungan dan simpati internasional terkait dengan krisis nuklirnya
dengan Amerika Serikat.

I.4. Kerangka Teori

Diplomasi adalah seni dan praktek bernegosiasi oleh seseorang (disebut diplomat)
yang biasanya mewakili sebuah negara atau organisasi. Diplomasi berawal dari bahasa
Yunani "diploma" untuk menyebut sebuah lembaran yang menandakan bahwa orang yang
memegang lembaran tersebut merupakan orang yang dipercaya dalam hal tertentu. Dalam
bahasa Inggris kata diplomasi diperkenalkan oleh Edmund Burke tahun 1796, yang diambil
dari bahasa Perancis, "diplomatie". Menurut Wakil Presiden Muhammad Hatta, dalam sebuah
pidato radio di Jakarta, tanggal 15 Desember 1945, ( 4 bulan setelah proklamasi kemerdekaan
RI), beliau menyampaikan pendapatnya mengenai diplomasi. Menurut beliau, “diplomasi

2
Diakses dari http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=38747 pada tanggal 12 Desember
2009 pukul 08.23.

3
adalah muslihat yang bijaksana dengan perundingan untuk mencapai cita-cita bangsa.
Diplomasi adalah tindakan politik internasional. Tetapi nyatalah, untuk mencapai hasil yang
sebaiknya dengan jalan diplomasi, perlu ada gerakan yang kuat dalam negeri yang menjadi
sendi tindakan diplomasi itu. Jadinya tenaga perjuangan rakyat yang kuat perlu sekali untuk
menyokong usaha diplomasi yang dijalankan pemerintah.
Diplomasi yang tidak disokong oleh tenaga perjuangan yang kuat tidak akan berhasil.
Kalau kita salah memakai tenaga perjuangan rakyat, kalau kita tak pandai
mempergunakannya dengan jalan yang rasional, diplomasi itu mungkin kandas, jalan menuju
cita-cita jadi kabur dan gelap. Dan mungkin bertambah panjang. Sebab itu, politik luar
negeri yang dilakukan oleh pemerintah mestilah sejalan dengan politik dalam negeri. Seluruh
rakyat harus berdiri tegapnya dan rapatnya di belakang pemerintah Republik Indonesia.
Persatuan yang sekuat-kuatnya harus ada, barulah pemerintah dapat mencapai hasil yang
sebaik-baiknya dari diplomasi yang dijalankannya.”
Diplomasi adalah perilaku dalam hubungan internasional yang dilakukan dengan
negosiasi, dan dengan cara-cara damai lainnya. 3 Diplomasi juga berarti sebuah aktivitas yang
diregulasikan oleh kebiasaan dan hukum, dan fleksibilitas merupakan bentuk utamanya. 4
Diplomasi juga suatu kegiatan yang dijalankan oleh para profesional walaupun sekarang
dapat dikatakan para non-profesional juga mempunyai peran penting di dalamnya. Kata
diplomasi sendiri biasanya langsung terkait dengan diplomasi internasional yang biasanya
mengurus berbagai hal seperti budaya, ekonomi, dan perdagangan. Bentuk diplomasi yang
paling tua adalah diploamsi bilateral. Ketika kita bicara tentang ”hubungan diplomatik”, ada
prinsip-prinsip dalam menjalankan apa yang kita inginkan melalui komunikasi melalui
perwakilan resmi. Perwakilan ini biasanya ditempatkan di suatu kantor perwakilan tetap. 5
Biasanya, orang menganggap diplomasi sebagai cara mendapatkan keuntungan
dengan kata-kata yang halus. Aturan-aturan dalam berdiplomasi diatur dalam Vienna
Convention 1961. Dari berbagai batasan dan uraian tentang politik luar negeri dan diplomasi
diatas, dapat disimpulkan bahwa diplomasi adalah instrumen utama untuk pelaksanaan
politik/kebijakan luar negeri. Diplomasi dapat juga diformulasikan sebagai pengelolaan
hubungan dengan negara lain, baik dalam keadaan damai maupun dalam situasi perang. 6

3
G. R. Berridge, Diplomacy; Theory and Practice (Great Britain: Prentice Hall, 1995) hlm. 1.
4
League of Nations Treaty Series, vol. CLV, hlm. 261.
5
G.R. Berridge, Of. Cit.
6
Smith Simpson, Perspectives on the Study of Diplomacy (Washington DC: Institute for the Study of
Diplomacy, Georgetown University, 1986), hlm. 1.

4
Selama beberapa dekade belakangan ini telah terjadi berbagai perkembangan
mendasar dalam hubungan antar negara yang membawa dampak juga terhadap etika
diplomasi dan negosiasi. Diantara perkembangan tersebut ialah:
1. Proses globalisasi yang secara universal melipatgandakan keterkaitan (linkages) dan
hubungan-hubungan (interconnections) melampaui batas-batas negara serta
melibatkan peningkatan secara dramatis interdependensi di bidang ekonomi, ekologi
dan kemasyarakatan baik dalam jumlah, luas maupun dalam cakupannya.
2. Kemajuan teknologi komunikasi yang memungkinkan hubungan langsung antara
kepala negara dan antara pejabat-pejabat tinggi lain dari ibu-kota masing-masing.
Juga pengiriman delegasi untuk negosiasi langsung dari negara yang bersangkutan
guna merundingkan issue-issue yang spesifik.
3. Makin banyak negara yang menerapkan sistem pemerintahan demokrasi. Pada
gilirannya, demokrasi mendorong timbulnya perkembangan lanjutan, seperti:
A. Keterbukaan. Masyarakat ingin mengetahui kiprah diplomasi dan apa yang
dilakukan para pelaksana diplomasi
B. Timbulnya berbagai non-state actors (NSA)
C. Lahirnya first track dan second tract diplomacy yang kemudian berkembang
lagi menjadi multi track diplomacy
D. Tidak populernya lagi secret diplomatic negotiations.
4. Merebaknya multilateral dan conference diplomacy yang memakai parliamentary
procedures.
Ada banyak jenis diplomasi, mulai dari diplomasi bilateral, diplomasi multilateral,
diplomasi publik, hingga diplomasi kerakyatan. Diplomasi kerakyatan adalah tipe diplomasi
yang dianut oleh Iran di bawah kepemimpinan Ahmadinejad. Diplomasi kerakyatan adalah
diplomasi yang bersandar pada rakyat dan memobilisasi semua potensi yang ada di negeri
terkait untuk mencapai tujuan diplomasi. Tipe diplomasi kerakyatan ini bisa juga
dimaksukkan ke kategori multi track diplomacy karena diplomasi ini memadukan dua hal
yaitu diplomasi yang dilakukan oleh pemerintah dan juga diplomasi yang dilakukan oleh
masyarakat pada umumnya (citizen).7

7
Louise Diamond dan John McDonald, Multi Track Diplomacy; A System Approach to Peace ( USA: Kumarian
Press, Inc.,2006)hlm. 4.

5
BAB II

PEMBAHASAN

II. 1. Iran: Kekuatan besar di Timur Tengah

Bukan satu hal yang baru jika dikatakan bahwa sejak berakhirnya perang dengan Irak
sebelum genap satu dekade Iran berusaha keras untuk menjadi kekuatan militer terbesar di
kawasan Teluk dan sub-sub wilayah lainnya yang menjadi afiliasi Iran secara geografi
maupun politik. Usaha ini diwujudkan dalam bentuk sejumlah program militer yang menjadi
manifestasi obsesi Iran untuk memodernisasi angkatan darat, laut, udara, dan rudal Iran,
sehingga menempatkan Iran sebagai kekuatan militer utama menurut standar yang berlaku di
kawasan Teluk, meski tentu saja tidak bisa menyaingi kekuatan militer modern yang menjadi
standar kekuasaan AS atau kekuatan Eropa lainnya.
Dari program-program persenjataan diri Iran dan kontak-kontak yang ditandatangani
bersama-sama dengan Cina, Rusia, dan Korea Utara, jelas bahwa di sana ada konsentrasi
pada tiga aspek :8
Pertama, merasionalisasikan angkatan darat yang terlalu gemuk dengan angkatan
perang yang berpersonel seminim mengkin namun mampu berpelengkapan selengkap
mungkin sehingga mampu menjalankan aksi-aksi terbatas. Hal itu terkait dengan
restrukturisasi tentara regular dan Angkatan Garda Revolusi Iran, sambil berkonsentrasi pada
kemampuan penyebaran di pesisir pantai guna menangkal serangan apapun yang datang dari
laut dan melindungi fasilitas-fasilitas serta target-target laut Iran, baik sipil maupun militer.
Kedua, mengembangkan kemampuan tempur marinir Iran. Hal ini diwujudkan dengan
mendatangkan tiga kapal selam buatan Rusia jenis kilo sejak empat tahun silam.
Ketiga, mengembangkan pangkalan industri-industri militer lokal dan melengkapinya
dengan persenjataan diri yang semaksimal mungkin, baik dalam kondisi damai maupun
perang.
Keempat, mengembangkan kemampuan rudal Iran melalui kerjasama militer dengan
sejumlah negara seperti Cina, Rusia, dan Korea Utara.
Saat ini Iran memiliki serangkaian rudal dan bom (misil) yang lengkap yaitu:9
1. Rudal jarak pendek hingga 150 km
8
Cecep Romli dan Ito, ed., “Ahmadinejad; The Nuclear Savior of Tehran” Sang Nuklir Membidas Hegemoni
AS dan Zionis ( Depok: Pustaka Iman, 2006) hlm. 267.
9
Ibid.

6
2. Rudal jarak menengah yang berdaya jelajah antara 300-500 km, meliputi Shihab 1
(yang merupakan tiruan yang dikembangkan dari rudal Scud-B milik Rusia yang berdaya
jelajah 300 km dan Shihab 2 yang merupakan tiruan dari rudal Scud-C yang berdaya jelajah
hingga 550 km.
3. Ada lagi varian dari rudal-rudal Iran produksi lokal yang dikenal dengan nama
”Zilzal”. Diyakini bahwa ia merupakan derivasi dari varian rudal-rudal Cina yang dikenal
dengan rudal ”Tor M-1” dan berdaya aktif anatar 300-800 km.
Dari segi sumber daya, Iran memiliki kekayaan sumber daya yang besar. Yang paling
menonjol adalah sumber daya minyak bumi, karena Iran memiliki cadangan minyak bumi
yang jumlahnya mencapai 90 miliar barel atau setara dengan 10% dari cadangan minyak
bumi dunia. Iran memproduksi sekitar 3,6 juta barel minyak bumi per hari. Di samping masih
ada kekayaan lain yang dimiliki Iran, seperti hasil pertanian, gas, dan permadani.

II. 2. Hubungan Amerika Serikat dan Iran terkait dengan isu nuklir Iran

Setelah melakukan penyerangan terhadap Irak, Amerika Serikat kini mengalihkan


perhatiannya kepada Iran dan Korea Utara. Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya di
berbagai media massa, salah satu alasan utama penyerangan terhadap Irak adalah adanya
dugaan keras kepemilikan senjata pemusnah massal (weapons of mass destruction/WMD)
oleh Irak. Akan tetapi meskipun setelah berakhirnya perang di Irak, hingga saat ini WMD
sama sekali tidak pernah ditemukan. Pada kenyataannya kebijakan Amerika Serikat sendiri
ternyata telah memutuskan untuk menyerang Irak terlepas dari ditemukannya WMD atau
tidak.10 Setelah penyerangan di Irak, Amerika kini memutar perhatiannya kepada Iran dengan
mengklaim bahwa Iran telah mengembangkan program pengayaan uranium untuk
memproduksi bom atom.11 Di lain pihak, Iran menyangkal hal tersebut dan menjelaskan
bahwa program pengayaan uranium tersebut dijalankan semata-mata untuk tujuan damai.
Kekhawatiran El-Baradai, Ketua Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dan
ancaman beberapa negara Eropa serta Amerika Serikat untuk membawa masalah ini ke
Dewan Keamanan PBB telah ditepis Iran dengan keras.12 Hal ini membuka peluang
terjadinya krisis nuklir regional yang serius. Kepemilikan senjata nuklir menempatkan negara
10
Diakses dari http://jurnalhukum.blogspot.com/2007/01/krisis-nuklir-iran.html pada tanggal 12 Desember 2009
pukul 09.13.
11
Diakses dari http://www.iranembassy.or.id/law_detail.php?idne=1239 pada tanggal 12 Desember 2009 pukul
09.21.
12
Diakses dari http://demonzbabtizm.wordpress.com/2007/07/16/krisis-nuklir-iran-eksistensi-amerika-serikat-
atau-pbb/ pada tanggal 12 Desember 2009 pukul 09.32.

7
pemiliknya pada posisi strategis. Arti penting senjata nuklir terletak pada daya hancurnya
yang dahsyat dan kemampuannya berfungsi sebagai sarana pengancam (deterrence). Senjata
nuklir dikembangkan untuk merespons suatu ancaman, meningkatkan kebanggaan nasional,
dan mempertahankan status sebagai negara adidaya.
Adalah sifat negara adidaya untuk mempertahankan status quo distribusi kekuasaan
global, sehingga munculnya negara nuklir baru akan disikapi dengan curiga. Dewasa ini ada
sejumlah negara pemilik senjata nuklir, yakni Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, Cina,
India, Pakistan, dan Israel. Tampaknya Iran berkeinginan untuk bergabung dalam the nuclear
club ini. Sejak Mahmoud Ahmadinejad menjadi presiden baru-baru ini, hubungan Iran
dengan dunia Barat yang telah membaik pada kepemimpinan Rafsanjani kembali memburuk,
dipicu pernyataannya tentang Israel dan pengembangan fasilitas nuklir di negara tersebut.
Pada proses naiknya Ahmadinejad ke tampuk kepemimpinan Iran, seorang warga Amerika
Serikat yang pernah menjadi sandera pada masa Revolusi Iran bersaksi bahwa Ahmadinejad
termasuk salah seorang yang juga bertanggung jawab dalam peristiwa tersebut. Hal ini
diperparah oleh serangkaian pernyataan Ahmadinejad tentang Israel.
Ada beberapa skenario yang dapat dikemukaan tentang krisis nuklir Iran, yaitu :13
1. Iran membatalkan aktivitas pengayaan uraniumnya dengan sukarela, sebagai
respons kekhawatiran Barat. Ini ditolak Iran dengan alasan bahwa instalasi nuklirnya
hanyalah diperuntukkan bagi kegunaan sipil.
2. Masalah ini akan dibawa ke DK PBB. Ini dapat bermuara pada dua kemungkinan:
dilanjutkan atau dibatalkannya program nuklir Iran. Ancaman beberapa negara Barat untuk
membawa masalah ini ke DK PBB dibalas Iran, yang adalah penandatanganan Non-
Proliferation Treaty (NPT), dengan menyatakan akan memutuskan kerja sama di bidang
nuklir dengan PBB yang selama ini telah lama berlangsung. Walaupun hasilnya tidak pasti
namun opsi ini tetap mampu memberikan ”sinyal” negatif terhadap sikap Iran dengan
pengorbanan memadai. Tentu saja ini akan merugikan Iran.
3. Amerika Serikat menggalang koalisi untuk menyerang Iran seperti yang baru-baru ini
terjadi dengan Irak, apabila perundingan menemui jalan buntu. Untuk sementara waktu,
tampaknya hal ini bukan suatu kemungkinan yang masuk akal. Amerika Serikat sekarang
tengah ”kelelahan” menangani kasus Irak yang mengundang kecaman bertubi-tubi dari dalam
dan luar negeri.
Tindakan apapun terhadap Iran hanya dapat dilakukan ketika Dewan Keamanan
berdasarkan Bab 7 Piagam PBB mengeluarkan resolusi yang berisi sanksi bagi Iran. Sebuah
13
Diakses dari http://hi.fisip-unej.com/cetak.php?id=29 pada tanggal 12 Desember pukul 09.36.

8
pernyataan yang pernah disampaikan oleh Dewan Keamanan bukanlah sebuah resolusi dan
oleh karenanya tidak mempunyai kekuatan mengikat, sehinga hal ini hanya dapat dikatakan
sepenuhnya sebagai sebuah peringatan. Amerika telah mempunyai pengalaman pahit
mengenai kasus Irak, di mana mereka telah menyerang Irak tanpa adanya persetujuan atau
ijin dari Dewan Keamanan. Hal tersebut jelas melanggar hukum internasional dan Piagam
PBB. Oleh sebab itulah, Amerika kini harus menghadapi banyaknya kritikan hal mana akan
terus berlanjut.
Dalam kasus Irak, Amerika telah pula salah dengan menyatakan bahwa Irak memiliki
senjata pemusnah massal, akan tetapi ternyata hal tersebut terbukti salah. Juga dalam kasus
Iran ini, jikalau laporan terakhit dari IAEA dipercaya, maka Amerika telah kembali
memutarbalikan fakta mengenai situasi di Iran dengan tujuan untuk memberikan sanksi
terkait dengan krisis Iran.14 Gertakan Amerika ini telah dideteksi oleh berbagai kalangan dan
kini tidaklah mudah bagi Amerika untuk kembali membodohi dunia.
Amerika sudah pasti akan meyakinkan mengenai jaminan adanya implementasi dari resolusi
maupun sanksi yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan terhadap Iran. Akan tetapi dengan
situasi seperti saat ini, nampaknya hal tersebut sulit untuk terjadi, kecuali bumi ini kembali
berotasi merubah situasi geopolitik dunia.15

II. 3. Syarat-syarat Timbal Balik AS-Iran Untuk Memperbaiki Hubungan

AS mengajukan 4 syarat utama normaliasi hubungan dengan Iran. Syarat-syarat ini


telah dilontarkan dalam berbagai kesempatan resmi dan propaganda ala Barat. Barangkali
tidak terlalu penting disini mengulangi syarat-syarat tersebut, namun untuk mengevaluasi
hubungan antara kedua negara, kita mesti syarat-syarat yang diajukan AS tersebut :16
1. Iran tidak boleh menetang laju perdamaian di Timur Tengah dan harus mengakui
secara resmi rezim Zionis Israel.
2. Iran harus menghentikan dukungannya pada kelompok-kelompok pejuang Palestina
seperti Jihad Islami dan HAMAS, begitu juga kelompok Hizbullah di Lebanon. AS
juga menuntut pemutusan hubungan apapun antara kelompok-kelompok anti Zionis
ini dengan Republik Islam Iran.

14
Diakses dari http://www.ismes.net/cetak.php?ArtID=332 pada tanggal 12 Desember 2009, pukul 10.01.
15
Diakses dari http://jurnalhukum.blogspot.com/2007/01/krisis-nuklir-iran.html pada tanggal 12 Desember 2009
pukul 09.13.
16
Cecep Romli dan Ito, ed., Of.cit, hlm. 224.

9
3. Iran harus menghentikan usaha apapun untuk memproduksi senjata pemusnah massal,
sebab hal ini dalam sudut pandang AS bisa mengganggu keamanan dan stabilitas di
kawasan Timur Tengah.
4. Iran harus menghormati Hak Asasi Manusia dengan menghormati hak-hak minoritas
berdasarkan agama, sekte, dan ras, serta hak-hak wanita sebagai tudingan terpenting
yang ditohokkan pada Iran.

Sebaliknya, Iran juga mengajukan sejumlah syarat untuk memulai pembicaraan


normalisasi hubungan antara kedua negara, di antaranya yang terpenting adalah :
1. Penghapusan segala bentuk embargo yang dijatuhkan pada Iran.
2. Pencairan aset-aset Iran yang dibekukan di bank-bank Eropa dan AS
3. Penghapusan kebijakan-kebijakan despotik yang selama ini diterapkan pada Iran
dalam kurun waktu yang cukup lama.

II. 4. Diplomasi Kerakyatan Iran dalam usahanya mendapatkan dukungan dan


simpati internasional.

Di bawah kepemimpinan Presiden Ahmadinejad, Iran menganut diplomasi kerakyatan


sebagai strategi politik luar negeri politik luar negeri Iran dalam hubungannya dengan negara-
negara lain. Karena itulah, Iran telah mengundang perwakilan negara-negara Islam dan
negara lainnya serta lembaga-lembaga Islam untuk ikut dalam setiap seminar dan konferensi
yang diadakan oleh Iran. Selain itu juga pada hari-hari besar Iran, seperti peringatan hari
Revolusi. Begitu pula dengan mengundang pakar-pakar dari berbagai negara tentang masalah
Iran, seperti masalah budaya, sejarah dan bahasa. Untuk lebih mengefektifkan politik
tersebut, kedutaan-kedutaan Iran di berbagai negara sering mengadakan perayaan dan
seminar, baik masalah agama atau politik.Dengan tetap mempertimbangkan kondisi negara
bersangkutan.17
Selain itu, Iran juga telah memberikan penghargaan kepada para pemerhati Bahasa
Persia dan peradaban Iran dan mengadakan perayaan di negara para pakar tersebut
Sebagaimana terjadi di Kairo sejak tahun 1963 sampai sekarang. Setiap tahun ada pemberian
hadiah uang dan penghargaan kepada salah satu pakar Bahasa Persia dalam sebuah perayaan
yang layak. Hal tersebut juga dilakukan di negara-negara lain.Iran juga telah membentuk
persatuan para pengajar Bahasa Persia di berbagai negara dengan kantor pusatnya di Teheran.
17
Cecep Romli dan Ito, ed. Of.cit. hlm 152.

10
Dalam persatuan ini tergabung para wakil dari berbagai negara untuk melanjutkan apa yang
yang telah ada dalam khazanah budaya Iran. Termasuk di dalamnya menerima kunjungan
para pengajar Bahasa Persia dan mengirimi buku serta jurnal kepada mereka. Politik ini
memberikan pengaruh yang positif di antara kedua pihak dan memberikan andil bagi
terciptanya peradaban Islam atau atau kemanusiaan bersama. Juga, memungkinkan
masyarakat dari berbagai negara bertukarpikiran dan peradaban.18
Selain itu, pemerintah Iran juga berhasil mendapatkan simpati dari negara-negara
Timur Tengah lainnya, seperti Mesir, Syiriah, dll. Iran juga mendulang dukungan di Amerika
Latin, negara seperti Venezuela ikut mendukung sikap keras Iran terhadap AS. Hal ini juga
tidak terlepas dari perasaan yang sama yang dimiliki kedua negara ini, yaitu sama-sama
negara yang dianggap penentang oleh AS. Selain pemerintah, rakyat Iran juga melakukan
diplomasi, misalnya dengan ahli-ahli nuklir Iran mengadakan riset bersama dengan ahli-ahli
nuklir negara lain. Iran juga aktif mengirimkan pelajar-pelajarnya ke luar negeri. Para pelajar
ini diyakinkan dapat membantu Iran dalam menciptakan opini yang baik dari masyarakat
internasional bahwa Iran tidak seburuk yang dituduhkan oleh AS dan sekutunya. Untuk
menangkis tuduhan sebagai pelanggar hak asasi wanita, Iran melakukan diplomasi dengan
membuat aturan yang memperbolehkan kaum wanita untuk membuat aturan yang
memperbolehkan kaum perempuan untuk menyaksikan pertandingan-pertandingan sepak
bola dan pertandingan lainnya.19

BAB III

KESIMPULAN

Diplomasi adalah seni dan praktek bernegosiasi oleh seseorang (disebut diplomat)
yang biasanya mewakili sebuah negara atau organisasi. Diplomasi merupakan satu bentuk

18
Ibid.
19
Cecep Romli dan Ito, ed. Of.cit. hlm 75-76.

11
wajib dari adanya hubungan internasional. Diplomasi tidak dapat dipungkiri manfaatnya
karena diplomasi merupakan ujung tombak pencapaian national interest suatu negara. Setiap
negara memiliki strategi tersendiri untuk mendapatkan national interestnya. Jika diplomasi
yang dilancarkan sukses maka akan sukses pula pencapaian national interest suatu negara.
Hal inilah yang diyakini oleh Iran. Iran merupakan negara yang sedang mengalami krisis
nuklir terhadap hegemoni dunia, Amerika Serikat. Karena yang dihadapi adalah negara kuat
dan memiliki pengaruh, Iran tidak dapat bergerak sendiri, Iran butuh negara lain yang
mendukungnya sekaligus mementahkan semua fitnah yang dilancarkan AS. Lalu cara yang
Iran terapkan untuk mendapatkan dukungan Internasional ini adalah melalui diplomasi
kerakyatan. Dan diplomasi yang Iran terapkan ini cukup berhasil
Iran terbukti mendapat dukungan dari Cina dan Rusia.20 Walaupun kepentingan kedua
negara ini sudah dapat dipastikan bahwa ada kepentingan minyak dibaliknya, tetapi Iran
cukup kuat menangkal serangan embargo ekonomi AS berkat bantuan kedua negara ini.
Selain Cina dan Rusia, ada banyak negara Timur Tengah yang juga mendukung Iran, bahkan
negara-negara Amerika Latin seperti Venezuela juga mendukung Iran. Negara-negara di Asia
juga banyak yang mendukung Iran, Indonesia juga termasuk salah satu yang mendukung Iran
walaupun Indonesia juga sering plin-plan antara mendukung dan tidak. Dari data di atas
maka, dapat dikatakan bahwa diplomasi kerakyatan yang dilancarkan Iran dinilai cukup
berhasil dalam mendapatkan dukungan internasional, walaupun memang sulit bagi Iran untuk
mendapatkan dukungan penuh dari semua negara di dunia, namun setidaknya dukungan dari
negara-negara Timur Tengah, beberapa negara di Amerika Latin, serta Cina dan Rusia dirasa
cukup untuk menangkal ”taring” AS yang berambisi menghancurkan Iran.

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Berridge, G.R, Diplomacy; Theory and Practice (Great Britain: Prentice Hall, 1995) hlm. 1.

20
Diakses dari http://www.voanews.com/indonesian/2009-12-04-voa2.cfm pada tanggal 12 Desember 2009
pukul 10.43.

12
Diamond, Louise dan John McDonald, Multi Track Diplomacy; A System Approach to Peace
( USA: Kumarian Press, Inc.,2006)hlm. 4.

Romli, Cecep dan Ito, ed., “Ahmadinejad; The Nuclear Savior of Tehran” Sang Nuklir
Membidas Hegemoni AS dan Zionis ( Depok: Pustaka Iman, 2006) hlm. 267.

Simpson, Smith, Perspectives on the Study of Diplomacy (Washington DC: Institute for the
Study of Diplomacy, Georgetown University, 1986), hlm. 1.

Artikel Internet :

www.voanews.com
www.ismes.net
www.hi.fisip-unej.com
www.iranembassy.or.id
www.pikiran-rakyat.com
www.indonesian.irib.ir

Treaty :
League of Nations Treaty Series, vol. CLV, hlm. 261.

13

Anda mungkin juga menyukai