Anda di halaman 1dari 41

ISLAM DAN FILSAFAT

Disusun oleh:
1. Annyssa Setiawati
2. Sunoto
3. Sanra Kurniawati
4. Andra Novrizal

PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat adalah suatu aktifitas yang dilakukan
oleh seseorang yang secara mendalam untuk
mengetahui tentang siapa manusia itu dan
arti segala sesuatu yang ada ini.
Filsafah berasal dari kata Philo dan Sophia
yang dalam bahasa Yunani berarti Philo atau
Philein = cinta dan Sophia = pengetahuan,
kebijaksanaan (hikmah, wisdom) jadi artinya
cinta kebijaksanaan atau pengetahuan dan
orang
yang
cinta
akan
pengetahuan
kebijaksanaan disebut philosophos.

Pecinta pengetahuan atau kebenaran


adalah
orang
yang
menjadikan
pengetahuan sebagai usaha dan tujuan
hidupnya, atau orang yang mengabdikan
dirinya
kepada
pengetahuan
dan
kebenaran.
Menurut
riwayat
istilah
philosophos
pertama kali digunakan oleh pytagoras
(abad 6 SM). Tetapi istilah falsafah dan
failasuf (philosophia dan philosophos) itu
sendiri baru menjadi popular dan lazim
dipakai pada masa socrates dan plato
(abad 5 SM).

Pengertian falsafah menurut buku-buku


falsafah mempunyai beberapa definisi
yang antara lain:
1. Syekh Nadim Al-Jisr mendenifisikan
bahwa filsafah adalah usaha-usaha
pikiran untuk mengetahui semua
prinsip yang pertama.
2. Al Faraby mendefinisikan Falsafah
adalah ilmu pengetahuan tentang
alam yang maujud dan bertujuan

3. Immanuel Kant yang di kutip oleh Dr.


Abu
Hanifah
menyatakan
bahwa
Falsafah adalah pokok dan pangkal
segala pengetahuan yang mencakup
didalamnya empat persoalan yaitu:
Apakah yang dapat kita ketahui?
(dijawab oleh metafisika)
Apakah yang boleh kita kerjakan?
(dijawab oleh etika)
Sampai dimana pengharapan kita?
(dijawab oleh Agama)
Apakah yang dinamakan Manusia?

4. Herald H Titus mengemukakan empat


pengertian falsafah sebagai berikut:
Filsafat adalah suatu sikap tentang
hidup dan tentang dunia atau alam
semesta.
Filsafah ialah salah satu metode
pemikiran reflektif dan akliyah.
Filsafah adalah kumpulan peringkat
atau sekumpulan masalah.
Filsafah adalah satu perangkat teori
atau sistem pemikiran.

5. Aries Toteles (384 - 322 SM) berpendapat


bahwa filsafah adalah suatu ilmu yang mencari
prinsip-prinsip
dasar
atau
sebab-sebab
terdalam dari realitas.
Jadi secara umum dapat didefinisikan bahwa
filsafah
itu
sebagai
pengetahuan
yang
sitematis, metodis dan koheren mengenai
seluruh kenyataan (ekstensif) dari segi yag
paling mendalam (intensif).dan dapat dikatakan
bahwa filsafat adalah usaha; kegiatan rasional
sistematis, metodis dan koheren untuk mencari
prinsip-prinsip terdalam dari realitas.

Metodis
karena
menggunakan
penalaran tertentu. Sistematis karena
pengetahuan yang di dapat merupakan
suatu keseluruhan terpadu. Koheren
karena setiap bagian merupakan
rangkaian yang saling berkaitan.

TUJUAN BERFILSAFAH
1. Karena kita mau menjadi manusia yang
seutuhnya, yakni manusia yang memiliki
kematangan intelektual serta keseimbangan
kepribadian.
2. Filsafat
mendorong
kita
untuk
mengklarifikasi berbagai isu, membuat
pilihan-pilihan yang tepat dan menentukan
keputusan-keputusan
yang
dapat
dipertanggung jawabkan dan mencegah kita
untuk
membenarkan
apa
yang
sesungguhnya salah dan menjauhkan kita
dari kepalsuan.

3. Filsafat berkaitan erat dengan upaya


pengembangan kepribadian, dapat
memantapkan eksistensi diri serta
mempunyai keberanian untuk
membuka diri terhadap kemungkinankemungkinan yang lebih luas.
4.

Filsafat mempunyai manfaat yang


sangat praktis dan mudah dirasakan
oleh kaum terpelajar, sebagai jalan dari
terciptanya pendidikan yang bebas
serta motor penggerak bagi ilmu
pengetahuan
yang
ada.
Karena

AKAL DAN WAHYU


AKAL
Akal adalah nikmat Allah yang sangat
luar biasa. Karena dengan akal
manusia dapat membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk. Dan
dengan akal pulalah manusia itu dapat
memahami segala pengetahuan dan
pelajaran untuk menjadi manusia yang
seutuhnya.

Seperti firman Allah dalam Surat AzZumar ayat 9 yang berbunyi:

Artinya:
(Apakah kamu hai orang musyrik yang
lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadat di waktu-waktu malam
dengan sujud dan berdiri, sedang ia
takut kepada (azab) akhirat dan
mengharap rahmat Tuhannya?
Katakanlah: Adakah sama orang-orang
yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui? Sesungguhnya
orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran.

Meskipun akal mempunyai kedudukan dan


posisi yang sangat penting, tetapi Islam tidak
menganggap bahwa akal merupakan satusatunya faktor yang menjadikan manusia
makhluk yang termulia dan terbaik. Karena
bagaimanapun juga akal tidak dapat dijadikan
faktor penentu untuk menetapkan kebenarankebenaran tanpa bimbingan dari unsur-unsur
lain yang juga telah dianugerahkan kepada
manusia seperti rasa, keyakinan (iman), dan
syariat (wahyu). Hal ini dikarenakan akal
bersifat nisbi atau relatif (tidak mutlak) dan
penetapan-penetapannya pun tidak bersifat
absolut dan daya jangkaunya amat terbatas.,
oleh karena itu akal harus dibimbing oleh iman
dan syariat (wahyu) agar tidak tersesat.

WAHYU
Wahyu adalah pedoman atau petunjuk yang
diturunkan Allah melalui perantara Rasul
untuk kepentingan umat manusia. Agar
manusia dalam mempergunakan akalnya
selalu berpegang pada pedoman-pedoman
(syariat-syariat) yang telah diatur dalam AlQuran.
Banyak ayat-ayat Al-Quran yang menyuruh
manusia untuk mempergunakan akalnya
dengan baik, tentang pengetahuan, tentang
memikirkan alam disamping mengingat dan
menyebut-nyebut Penciptanya yang antara
lain tercantum dalam:

QS. Al-Alaq ayat 1 5 yang berbunyi:

Artinya:
Bacalah dengan (menyebut) nama
Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmu lah Yang
Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia)
dengan perantara kalam. Dia mengajar
manusia apa yang tidak diketahuinya.

Anjuran Al-Quran untuk menggunakan


ratio
erat
hubungannya
dengan
eksistensinya dan tugas manusia
sebagai khalifah Allah di atas dunia ini,
yaitu untuk membuat kemakmuran dan
kedamaian diatasnya. Sebagaimana
dalam firmannya:
QS. Hud ayat 61 yang berbunyi:

Artinya:
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara
mereka Shaleh. Shaleh berkata: Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali
tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Dia
telah menciptakan kamu dari bumi
(tanah) dan menjadikan kamu
pemakmurnya, karena itu mohonlah
ampunan-Nya, kemudian bertobatlah
kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku
sangat dekat (rahmat-Nya) lagi
memeprkenankan (doa hamba-Nya).

PERAN FILSAFAT DALAM


ISLAM

Menurut Mustofa Abdur Razik, Filsafat


Islam adalah filsafat yang tumbuh di
negara Islam dan di bawah naungan
negara Islam, tanpa memandang agama
dan bahasa-bahasa pemiliknya.
Dalam perkembangan pemikiran Islam
antara Filsafat dan agama memiliki
hubungan yang erat. Karena filsafat salah
satu sarana untuk mencari kebenaran
sedangkan Islam adalah kebenaran itu
sendiri.

Banyak
ayat
Al-Quran
yang
menyuruh
manusia
menggunakan
pikirannya dengan menjadikan alam
semesta sebagai objek pikirannya,
yang mendorong tumbuhnya ilmu
pengetahuan yang amat berguna bagi
kemakmuran hidup manusia, juga
merangsang munculnya pemikiranpemikiran filosofis dalam Islam.
Seperti yang tercantum dalam ayatayat Al-Quran yang antara lain:

1. Mengenai Ilmu Falak


QS. Yunus ayat 5 yang berbunyi:

Artinya:
Dia-lah yang menjadikan matahari
bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah
(tempat-tempat) bagi perjalanan bulan
itu, supaya kamu mengetahui bilangan
tahun dan perhitungan (waktu). Allah
tidak menciptakan yang demikian itu
melainkan dengan hak. Dia menjelaskan
tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada
orang-orang yang mengetahui.

2. Mengenai Ilmu Hewan


QS. An-Nahl ayat 66 yang berbunyi:

Artinya:
Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu
benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu.
Kami memberikan kamu minum dari pada apa
yang berada dalam perutnya (berupa) susu
yang bersih antara tahi dan darah, yang
mudah ditelan bagi orang-orang yang
meminumnya.

3. Mengenai Ilmu Tumbuhan


QS. Ar-Rad ayat 4 yang berbunyi:

Artinya:
Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian
yang berdampingan, dan kebun-kebun
anggur, tanaman-tanaman dan pohon
korma yang bercabang dan yang tidak
bercabang, disirami dengan air yang
sama. Kami melebihkan sebahagian
tanam-tanaman itu atas sebahagian yang
lain tentang rasanya. Seseungguhnya
pada yang demikian itu terdapat tandatanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang
berfikir.

Islam mengajarkan kebenaran yang


hakiki (Al-Haq) hanyalah berasal dari
Tuhan dan bahwa apa yang berasal dari
Tuhan adalah kebenaran yang pasti.
Selain kebenaran yang hakiki (AlHaq) dalam Islam masih ada kebenaran
yang bersifat nisbi, yaitu kebenaran
yang dicapai oleh hasil usaha akal budi
manusia. Asalkan kebenaran yang nisbi
itu tidak bertentang dengan isi ajaran
Islam (Al-Quran dan Hadist) maka
kebenaran itu dapat saja dipergunakan

Tetapi disamping itu terdapat pula


aspek-aspek ajaran Islam yang bersifat
elastis dan tidak monolit yang dapat
selalu
disesuaikan
dengan
perkembangan zaman. Sebahagian
masalah muamalah yang mengatur
hubungan antara manusia dengan
lingkungannya
(manusia,
hewan,
maupun tumbuh-tumbuhan.
Jadi
jelaslah
mendasar dari
Filsafat adalah

bahwa
perbedaan
Agama Islam dan
nilai kebenarannya

TOKOH-TOKOH FILSAFAT
1. AL-KINDI
Nama lengkap: Abu Yusuf, Yakub Ibnu
Ishak Al-Sabah, Ibnu Imran, Ibnu AlAshaath, Ibnu Kays Al-Kindi. Keturunan
suku Kays, Gelar Abu Yusuf (bapak dari
anak yang bernama Yusuf). Lahir tahun
185 H (801 M) di Kufah, nama orang tua
Ishaq Ashshabbah dengan jabatan
Gubernur
di
Kufah,
pada
masa
pemerintah Al-Mahdi dan Harun AlRasyid dari Bani Abbas.

Nama Al-Kindi berasal dari nama


sebuah suku, yaitu: Banu Kindah yaitu
suku keturunan Kindah, yang berlokasi
didaerah selatan Jazirah Arab dan
mereka ini mempunyai kebudayaan
yang tinggi
Pandangan Al-Kindi tentang Filsafat:
Dalam risalahnya yang ditujukan
kepada Al-Muktasim ia menyatakan
bahwa filsafat adalah ilmu yang
termulia serta terbaik dan yang tidak
bisa ditinggalkan oleh setiap orang

Tuhan tidak merupakan genus atau


spesies. Tuhan adalah Pencipta.
Tuhan adalah yang Benar Pertama
(Al-Haqq Al-Awwal) dan Yang Benar
Tunggal.
Jiwa mempunyai tiga daya, yaitu
daya bernafsu, daya pemarah, dan
daya berfikir (akal).
Dalam
berfilsafat
Al-Kindi
terpengaruh
pemikiran-pemikiran
Plato
dan
Aries
Toteles
dan
memperlihatka corak pitagorasme.

Unsur-unsur pemikiran yang mempengaruhi


filsafatnya:
Pemikiran pitagoras tentang matematika
sebagai jalan ke arah filsafat.
Pemikiran Aristoteles dalam fisika-fisikanya
dan metafisika dan berbeda pendapat
mengenai kekalnya alam.
Pemikiran Plato dan Aristoteles dalam
etiknya.
Pemikiran Plato dalam kejiwaannya.
Wahyu dan Iman (ajaran-ajaran agama)
dalam hubungannya dengan Tuhan dan
sifat-sifat-Nya.
Pemikiran Mutazilah dalam menekan rasio
dan menafsirkan ayat-ayat Al-Quran.

2. AL-FARABI
Abunasr Muhammad Al-farabi (870 950 M).
Beliau adalah seorang muslim keturunan Parsi,
yang didirikan di kota Farab (Turkestan), anak
Muhammad Ibn Auzalgh seorang panglima
perang Parsi dan kemudian berdiam di
Damsyik. Al Farabi belajar di Baghdad dan
Harran, kemudian ia pergi ke Suria dan Mesir.
Sebutan Al-Farabi diambil dari nama kota
Farab, dimana ia dilahirkan pada tahun 275 H
(870 M). Ayahnya adalah seorang Iran da
menikah dengan wanita Turkestan. Kemudian ia
menjadi perwira tentara Turkestan. Karena itu,
Al-Farabi dikatakan berasal dari perwira tentara
Turkestan dan kadang-kadang juga dikatakan
dari keturunan Iran.

Karangan-karangan Al-Farabi antara


lain ialah:
Aghadlu ma Bada at-Thabiah.
Al-Jamu baina Rayai al-Hakimain
(Mempertemukan Pendapat Kedua
Filosof yaitu Plato dan Aristoteles).
Tashil
as-Saadah
(Mencari
Kebahagiaan).
Uyun
ul-Masail
(Pokok-pokok
Persoalan).
Ara-u
ahl-il
Madinah
al-Fadilah
(Pikiran-pikiran Penduduk Kota Utama

Pandangan Al-Farabi tentang filsafat:


Emanasi, atau yang lebih dikenal
teori emanasi (al Faidh), yaitu teori
yang mengajarkan proses urutan
kejadian suatu wujud yang mungkin
(alam makhluk) dari zat yang wajib al
wujud (Tuhan).

3. AR-RAZI
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria
ar-Raziatau dikenali sebagai Rhazesdi
dunia barat merupakan salah seorang
pakar sainsIranyang hidup antara
tahun864 - 930. Ia lahir di Rayy,pada
tahun 251 Hdan wafat pada tahun
313 H.

Filsafat lima kekekalan:


Materi, merupakan apa yang bisa ditangkap
dengan panca indra tentang benda itu.
Ruang, kerena materi menagambil tempat.
Zaman,
karena
materi
berubah-ubah
keadaannya, dan perubahan menandakan
zaman, maka zaman itu mesti kekal pula
kalau materi kekal.
Diantara benda-benda yang ada hidup dan
oleh karena itu perlu ada roh. Dan diantara
yang hidup ada pula yang berakal yang dapat
mewujudkan ciptaan-ciptaan yang teratur.
Semua
ini
perlu
ada
Pencipta
Yang
Mahabijaksana lagi Mahatau (Tuhan).

4. IBNU SINA
Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu Ali
Husain Ibn Abdillah Ibn Sina. Ia lahir pada
tahun 980 M di Asfshana, suatu tempat
dekat Bukhara. Orang tuanya adalah
pegawai tinggi pada pemerintahan Dinasti
Saman.

Pemikiran metafisika Ibnu Sina bertitik tolak


kepada
pandangan
filsafatnya
yang
membagi tiga jenis hal yaitu:
Penting dalam dirinya sendiri, tidak perlu
kepada sebab lain untuk kejadiannya,
selain dirinya sendiri yaitu Tuhan.

Berkehendak kepada yang lain, yaitu


makhluk yang butuh kepada yang
menjadikan.
Makhluk mungkin, yang ada bisa pula
tidak ada, dan ia sendiri tidak butuh
kepada
kejadiannya
maksudnya
benda-benda yang tidak berakal
sepeprti: pohon, air, batu, taah, dan
lainnya.

KESIMPULAN
Filsafat
sebagai
ilmu
yang
mengungkapkan tentang wujud-wujud
melalui munculnya sebab-sebab yang
jauh, yakni pengetahuan yang yakin
yang sampai kepada munculnya suatu
sebab. Ilmu terhadap wujud-wujud itu
adalah keseluruhan , bukan terperinci,
karena pengetahuan secara terperinci
menjadi lapangan ilmu-ilmu khusus.
Oleh karena sifatnya keseluruhan,
maka filsafat hanya membicarakan

Dengan
demikian
filsafat
mencangkup seluruh benda dan semua
yang
hidup
yakni
pengetahuan
terhadap sebab-sebab yang jauh yang
tidak perlu lagi dicari sesudahnya.
Filsafat berusaha untuk menafsirkan
hidup itu sendiri yang menjadi sebab
pokok bagi partikel-partikel itu beserta
fungsi-fungsinya. Cakupan filsafat Islam
tidak jauh berbeda dari objek filsafat
ini. Hanya dalam proses pencairan itu
Filsafat Islam telah diwarnai oleh nilainilai yang Islami. Kebebasan pola

Anda mungkin juga menyukai