TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Definisi
Hernia
defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (fascia dan
muskuloaponeurotik) yang menberi jalan keluar pada alat tubuh selain yang
biasa melalui dinding tersebut. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol
melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding
perut. Hernia terdiri atas 3 hal : cincin, kantong dan isi hernia.
3.2 Epidemiologi
75% dari semua kasus hernia di dinding abdomen muncul didaerah
sekitar lipat paha. Hernia indirect lebih banyak dari pada hernia direct yaitu
2:1, dimana hernia femoralis lebih mengambil porsi yang lebih sedikit.
Hernia sisi kanan lebih sering terjadi dari pada di sisi kiri. Perbandingan
pria:wanita pada hernia indirect adalah 7:1. Hernia femoralis kejadiannya
kurang dari 10 % dari semua hernia tetapi 40% dari itu muncul sebagai kasus
emergensi dengan inkarserasi atau strangulasi. Hernia femoralis lebih sering
terjadi pada lansia dan laki-laki yang pernah menjalani operasi hernia
inguinal. Meskipun kasus hernia femoralis pada pria dan wanita adalah sama,
insiden hernia femoralis dikalangan wanita 4 kali lebih sering dibandingkan
dikalangan pria, karena secara keseluruhan sedikit insiden hernia inguinalis
pada wanita.(2,3)
3.3 Anatomi
Kanalis Inguinalis
3.3.2
3.3.4
Fascia Transversalis
Fascia transversalis dianggap suatu kelanjutanb dari otot transversalis dan
aponeurosisnya. Fascia transversalis digambarkan oleh Cooper memiliki 2
lapisan: "The fascia transversalis dapat dibagi menjadi dua bagian, satu
terletak sedikit sebelum yang lainnya, bagian dalam lebih tipis dari bagian
luar; ia keluar dari tendon otot transversalis pada bagian dalam dari
spermatic cord dan berikatan ke linea semulunaris.
3.3.5
Ligamentum Cooper
Ligamentum Cooper terletak pada bagian belakang ramus pubis dan
dibentuk oleh ramus pubis dan fascia. Ligamentum cooper adalah titik
fixasi yang penting dalam metode perbaikan laparoscopic sebagaimana
pada teknik McVay.
3.3.6
Preperitoneal Space
Preperitoneal space terdiri dari jaringan lemak, lymphatics, pembuluh
darah dan saraf. Saraf preperitoneal yang harus diperhatikan oleh ahli
bedah adalah nervus cutaneous femoral lateral dan nervus genitofemoral.
nervus cutaneous femoral lateral berasal dari serabut L2 dan L3 dan
kadang cabang dari nervus femoralis. Nervus ini berjalan sepanjang
permukaan anterior otot iliaca dan dibawah fascia iliaca dan dibawah atau
Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat
kemudian dalam hidup.
2.
3.
Kongenital
a. Hernia congenital sempurna. Bayi sudah menderita hernia kerena
adanya defek pada tempat-tempat tertentu.
b. Hernia congenital tidak sempurna. Bayi dilahirkan normal (kelainan
belum tampak) tapi dia mempunyai defek pada tempat tempat tertentu
(predisposisi) dan beberapa bulan (0-1 tahun) setelah lahir akan terjadi
hernia melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan
intraabdominal (mengejan, batuk, menangis).
3 Aquisial adalah hernia yang bukan disebabkan karena adanya defek
bawaan tetapi disebabkan oleh fakor lain yang dialami manusia selama
hidupnya, antara lain :
a. Tekanan intraabdominal yang tinggi. Banyak dialami oleh
pasien yang sering mengejan yang baik saat BAB maupun
BAK.
g. Merokok
h. Diabetes mellitus.
3.5 Klasifikasi Hernia
3.5.1
-
Bagian-bagian Hernia
Isi hernia. Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia,
misalnya usus, ovarium dan jaringan penyangga usus (omentum).
tempat-tempat tertentu.
Hernia kongenital tak sempurna: bayi dilahirkan normal
(kelainan belum tampak) tetapi mempunyai defek pada
tempat-tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan
setelah lahir akan terjadi hernia melalui defek tersebut
Gambar 4.
b. Hernia interna:
Jika isi hernia masuk ke dalam rongga lain, misalnya ke cavum
thorax, bursa omentalis, atau masuk ke dalam recessus dalam
cavum abdomen.
Pada cavum abdominalis:
-
Morgagni
Akuisita: misalnya hernia hiatus esophagus
4. Menurut lokasinya :
a. Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi dilipatan paha. Jenis
10
11
rongga yang telah melemas akibat trauma, hipertropi protat, asites, kehamilan,
obesitas, dan kelainan kongenital dan dapat terjadi pada semua.
Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses perkembangan
alat reproduksi pria dan wanita semasa janin. Potensial komplikasi terjadi
perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia
tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat
semakin banyaknya usus yang masuk, cincin hernia menjadi sempit dan
menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Timbulnya edema bila terjadi
obtruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan kemudian terjadi
nekrosis. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung,
muntah, konstipasi. Bila inkarserata dibiarkan, maka lama kelamaan akan timbul
edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis.
Juga dapat terjadi bukan karena terjepit melainkan ususnya terputar. Bila isi
perut terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis metabolik, abses. Komplikasi
hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi
usus sederhana hingga perforasi (lubangnya) usus yang akhirnya dapat
menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis.
3.7 Diagnosis
1. Anamnesis
Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha yang hilang timbul,
muncul
terutama
pada
waktu
melakukan
kegiatan
yang
dapat
12
Nekrosis/gangren pada
hernia strangulata
Nyeri
Kolik
Menetap
Suhu badan
Normal
Normal/meninggi
Denyut nadi
Normal/meninggi
Meninggi/tinggi sekali
Leukosit
Normal
Leukositosis
Rangsang peritoneum
Tidak ada
Jelas
Sakit
Sedang/berat
Berat sekali/toksik
b. Palpasi
Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL) ditekan lalu
pasien disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah medial maka
dapat diasumsikan bahwa itu hernia inguinalis medialis.
13
Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada
funikulus spermatikus sebagai gesekan dua permukaan sutera, tanda ini
disebut sarung tanda sarung tangan sutera. Kantong hernia yang berisi
mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau ovarium. Dalam hal
hernia dapat direposisi pada waktu jari masih berada dalam annulus
eksternus, pasien mulai mengedan kalau hernia menyentuh ujung jari
berarti hernia inguinalis lateralis dan kalau samping jari yang menyentuh
menandakan hernia inguinalis medialis. lipat paha dibawah ligamentum
inguina dan lateral tuberkulum pubikum.
Teknik pemeriksaan sederhana yaitu finger test, Ziemen test, Tumb test dan
valsava test
Pemeriksaan Finger Test :
1. Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
2. Dimasukkan lewat skrortum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.
3. Penderita disuruh batuk:
14
Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan
15
b.Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) pada daerah inguinal dengan pasien
dalam posisi supine dan posisi berdiri dengan manuver valsafa dilaporkan
memiliki sensitifitas dan spesifisitas diagnosis mendekati 90%. Pemeriksaan USG
juga berguna untuk membedakan hernia incarserata dari suatu nodus limfatikus
patologis atau penyebab lain dari suatu massa yang teraba di inguinal. Pada pasien
yang sangat jarang dengan nyeri inguinal tetapi tak ada bukti fisik atau sonografi
yang menunjukkan hernia inguinalis.
16
17
18
Pembedahan (Operatif) :
Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan
hernia inguinalis yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu
diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia adalah hernioraphy,
yang terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.
a. Hernioplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang.
b.Herniotomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya,
kantong dibuka dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan,
kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi lalu
dipotong.
c. Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam
abdomen dan menutup celah yang terbuka dengan menjahit
pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus internus
abdominus ke ligamen inguinal.
a. Herniotomi
Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya.
Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan, kemudian
direposisi, kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
Indikasi :
1. Hernia Inkarserata / Strangulasi (cito)
2. Hernia Irreponabilis ( urgen, 2 x 24 jam)
3. Hernia Reponabilis dilakukan atas indikasi sosial : pekerjaan (elektif)
4. Hernia Reponabilis yang mengalami incarserasi (HIL,Femoralis)
19
Ferguson
Funiculus spermaticus ditaruh disebelah dorsal MOE dan MOI abdominis. MOI &
transversus dijahitkan pada ligamentum inguinale dan meletakkan funiculus di
dorsalnya. kemudian aponeurosis MOE dijahit kembali, sehingga tidak ada lagi
canalis inguinalis.
20
Bassini
MOI dan transversus abdominis dijahitkan pada ligamentum inguinal, Funiculus
diletakkan disebelah ventral, aponeurosis MOE tidak dijahit, sehingga canalis
inguinalis tetap ada. Kedua musculus berfungsi memperkuat dinding belakang
canalis,sehingga LMR hilang
21
b. Hernioplasti
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti lebih
penting artinya dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan dengan
herniotomi. Dikenal berbagai metode hernioplasti seperti memperkecil anulus
inguinalis internus dengan jahitan terputus, menutup dan memperkuat fasia
transversa, dan menjahitkan pertemuan m. tranversus internus abdominis dan m.
oblikus internus abdominis yang dikenal dengan nama conjoint tendon ke
ligamentum inguinale poupart menurut metode Bassini, atau menjahitkan fasia
tranversa m. transversus abdominis, m.oblikus internus abdominis ke ligamentum
cooper pada metode Mc Vay. Bila defek cukup besar atau terjadi residif berulang
diperlukan pemakaian bahan sintesis seperti mersilene, prolene mesh atau marleks
untuk menutup defek.
Shouldice
Menurut Abrahamson (1997) prinsip dasar tehnik Shouldice adalah
Bassini multi layer, di klinik khusus hernia Shouldice digunakan kawat baja no 32
atau 34 untuk menjahit defek dinding posterior kanal inguinal. Tetapi penggunaan
benang monofilamen sintetis non absorbsi lebih biasa dipakai diluar Toronto.
Adapun tahapan hernioplasty menurut Shouldice:
Langkah pertama:
Setelah dilakukan insisi garis kulit sampai fasia, dengan preparasi saraf
ilioinguinal dan iliohipogastrika, bebaskan funikulus dari fasia transversalis
sampai ke cincin interna, membuang kantong dan ligasi setinggi mungkin.
22
Gambar 14 :
Gambar 15 :
Langkah berikutnya dilakukan rekonstruksi dinding belakang inguinal dengan
jahitan jelujur membuat suatu flap dari tepi bawah fasia ke bagian belakang flap
superior, usahakan titik jahitan tidak segaris dengan jarak 2-4 mm. Bagian flap
superior yang berlebih dijahitkan kembali pada lapisan dibawahnya dengan jelujur
membentuk lapisan ke dua (gambarA). Demikian seterusnya
23
gambar 16
24
menjadi
lebih
ringan
dibanding
tehnik
konvensional
lainnya
(Abrahamson, 1997).
Penggunaan material sintetis sebagai penutup defek miopektineal dinding
belakang kanalis inguinal memerlukan persyaratan tertentu, prostesis yang dipakai
harus cukup kuat sebagai penyangga, tidak bersikap alergen, mempunyai potensi
untuk menimbulkan respon inflamasi dan cepat berintegrasi dengan jaringan
sekitar. Agar integrasi menjadi solid, prostesis berupa anyaman yang berpori
sehingga jaringan tumbuh diantara pori-pori tersebut. Polypropylene mesh
dikategorikan memiliki sifat tersebut serta mampu bersifat permanen sehingga
tidak diperbolehkan kontak langsung dengan organ visera karena akan
menimbulkan perlengketan serta obstruksi atau pembentukan fistula. Saat ini
polypropylen mesh dipilih sebagai prostesis baku dalam petatalaksanaan hernio
plasty (Wexler, 1997).
25
Hernioplasty
dengan
polypropylene
mesh
mencegah
terjadinya
BAB III
KESIMPULAN
Hernia
defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (fascia dan
muskuloaponeurotik) yang menberi jalan keluar pada alat tubuh selain yang biasa
melalui dinding tersebut. Pada hernia abdomen, isi perut menonjol melalui defek
atau bagian lemah dari lapisan muskulo-aponeurotik dinding perut. Hernia terdiri
atas 3 hal : cincin, kantong dan isi hernia.
Penyebab terjadinya hernia:
1.
2.
3.
Kongenital
c. Hernia congenital sempurna. Bayi sudah menderita hernia kerena
adanya defek pada tempat-tempat tertentu.
d. Hernia congenital tidak sempurna. Bayi dilahirkan normal (kelainan
belum tampak) tapi dia mempunyai defek pada tempat tempat tertentu
26
(predisposisi) dan beberapa bulan (0-1 tahun) setelah lahir akan terjadi
hernia melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan
intraabdominal (mengejan, batuk, menangis).
4
Aquisial adalah hernia yang buka disebabkan karena adanya defek bawaan
tetapi disebabkan oleh fakor lain yang dialami manusia selama hidupnya,
antara lain :
a. Tekanan intraabdominal yang tinggi. Banyak dialami oleh pasien
yang sering mengejan yang baik saat BAB maupun BAK.
b. Konstitusi tubuh. Orang kurus cenderung terkena hernia jaringan
ikatnya yang sedikit. Sedangkan pada orang gemuk juga dapat
terkena hernia karena banyaknya jaringan lemak pada tubuhnya
yang menambah beban kerja jaringan ikat penyokong pada LMR.
c. Banyaknya preperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk.
d. Distensi
dinding
abdomen
karena
peningkatan
intraabdominal.
e. Sikatrik.
f. Penyakit yang melemahkan dinding perut.
g. Merokok
h. Diabetes mellitus.
Untuk pengobatannya hernia diatasi dengan konservatif dan operasi
27
tekanan
DAFTAR PUSTAKA
1.
Sjamsuhidajat R., de Jong W. 2005. Bagian III: Tindakan Bedah Organ dan
Sistem Organ, Prostat. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. EGC,
Jakarta, Indonesia, hal. 700-718
2.
3.
Dr.P. Bhatia & Dr.S.J. John. Laparoscopic hernia repair (a ster by step
approarch). Edisi I. Penerbit Global Digital Services, Bhatia Global Hospital
& Endosurgery Institute. New Delhi. 2003.
4.
5.
6.
7.
Aesculapius : Jakarta
Isselbacher et al. 1999. Harrisons Principles of Internal Medicine.
Terjemahan oleh : dr. Asdie AH. EGC : Jakarta
28
8.
Grace PA, Borley NR. At a glance: ilmu bedah. Ed. III. Jakarta: Erlangga.
2002. h118-119
9.
29