I.
Memiliki kemampuan menghitung berat kain per m2 dan per meter linier.
II.
III.
LANGKAH KERJA
14
1. Tentukan arah lusi dan pakan kain sample yang akan diamati.
2. Hitung tetal lusi dan tetal pakan kain sample.
3. Buat sample kain lebih teliti, dengan ukuran 10x10 cm.
4. Potong kain sample yang baru, rapikan dan timbang. Catat hasil
penimbangan.
5. Tiras 10 helai benang lusi dan pakan dari kain sample yang baru.
6. Timbang 10 helai benang lusi catat. Begitu juga untuk benang pakan.
7. Lalu ukur mengkeret yang terjadi pada benang lusi atau pun pakan.
Dengan cara menghitung 10 helai benang yang di tiras tadi dengan
diregangkan menggunakan penggaris.
8. Hitung dan tentukan data-data yang diprlukan sesuai dengan dekomposisi
kain.
IV.
TEORI DASAR
Turunan Anyaman Keper Langsung
1. Keeper rangkap (Cashmere, Croise)
Dalam anyaman keper dasar, hanya terdapat salah satu benang
(lusi/pakan) saja yang menonjol pada permukaan kain dan merupakan
garis keper, karena itu jika benang lusi hendak ditonjolkan pada
permukaan kain, seyogyanya digunakan benang lusi yang lebih baik
daripada benang pakan. Sebaliknya, jika benang pakan yang harus
menonjol pada permukaan kain, maka digunakan benang pakan yang
lebih baik daripada benang lusi.
Keeper
2
2
Keeper
3
3
Keeper
211
121
/1
14
2. Keeper diperkuat
Keeper diperkuat pada umumnya terdiri dari anyaman keeper dasar yang
mempunyai rapot anyaman besar/ garis keepernya lebar. Garis keeper
lebar berarti tersusun dari float benang yang panjang-panjang. Hal ini
mengakibatkan keteguhan susunan benang tersebut berkurang.
Karenanya float panjang tersebut diperkuat dengan jalan menambah
silangan benang.
Keeper rangkap dapat digolongkan dalam keper diperkuat karena
mempunyai persyaratan yang sama, kecuali ada perbedaan bahwa dalam
anyaman diperkuat panjang efek lusi tidak sama dengan panjang efek
pakan.
Dengan membedakan keeper diperkuat dan keeper rangkap, maka
persyaratan untuk membuat anyaman keeper diperkuat adalah :
1. Angka diatas garis dan dibawah garis pada rumus, besarnya tidak sama.
Bila sama adalah anyaman keper rangkap (Croise).
2. Lebar keeper pada kedua sisi permukaan kain tidak sama.
3. Panjang efek lusi dan efek pakan tidak sama.
4. Pada keeper diperkuat dengan sebuah keeper, maka angka 1 pada rumus
tidak dipergunakan, karena termasuk golongan keeper dasar.
5. Anyaman keeper diperkuat jenisnya tidak terbatas.
3. Keeper runcing
Nama lain :
- Pointed twill
- Keeper zig zag atau gigi berganjil
- Visgrout keper
- Chevron
Anyaman keper runcing adalah anyaman keper yang garis kepernya
berjalan ke kanan dan kekiri secara bergantian sehingga bentuknya zig
zag. Garis zig zag akan berjalan ke arah horizontal pada keeper runcing
lusi dan akan berjalan ke arah vertikal pada keeper runcing pakan. Dapat
dikatakan bahwa keeper runcing adalah gabungan dari keeper kanan dan
keeper kiri.
Pembuatan anyaman keeper runcing lusi bisa dilakukan dengan
membuat cucukan gun terlebih dahulu baru disisikan gambar anyaman
keeper diperkuat sesuai dengan jumlah gun yang akan digunakan.
14
4. Anyaman wajik
Nama lain : anyaman intan (diamond), bentuknya seperti potongan wajik.
Dapat dibuat dengan 2 macam jalan, yaotu :
1. Dengan membuat cucukan runcing ditempat gambar cucukan gun dan
membuat rencana pena dalam bentuk runcing.
2. Dengan menggabungkan keeper runcing lusi dan keeper runcing pakan.
Fantasi anyaman wajik :
1. Dengan menggunakan keeper hias
2. Mengisi ruangan pada kotak dengan motif-motif tertentu
3. Menggunakan prinsip Sepratajn Chevron
14
Jenis anyaman keeper pembuatannya
seperti pada keeper runcing yaitu 2
buah keeper dengan arah berbalikan, tetapi bila pada keeper runcing arah
efek lusi kanan bertemu dengan arah efek lusi kiri untuk keeper ini arah
efek lusi kanan bertemu dengan arah efek pakan kiri.
2. Keeper lengkung
Prinsip pembuatan keeper lengkung dengan anyaman dasar 8 gun dengan
cucukan gun diatur melengkung. Anyaman keeper lengkung juga dibuat
berbalikan menjadi zig-zag.
Anyaman keper lengkung dibuat atas dasar salah satu anyaman keper
dasar atau keper diperkuat. Pola anyaman dasar sekaligus dapat
digunakan sebagai pegging plannya, dan cucukan dapat dibuat terlebih
dahulu selaku pedoman dalam membuat anyaman keper lengkung.
Namun keper lengkung jarang digunakan atau terbatas pemakaianya
karena terdapat keburukan yang disebabkan oleh panjang float pakan
berbeda-beda diberbagai tempat, hal ini mengakibatkan kurang teguhnya
letak benang didalam kain.
3. Keeper pecah
Jenis anyaman keeper yang sedemikian rupa diatur susunan lusinya
sehingga terbentuk beragam kemungkinan variasi efek motif.
Metode membalikan susunan lusi secara paralel akan memberikan
beragam efek motif yang memperlihatkan efek dari susunan lusi atau
cucukan gun.
Metode lain yang dapat digunakan dalam membuat keeper pecah adalah
metode sisipan dan cabut dengan menggunakan anyaman keeper yang
mempunyai jumlah efek lusi dan pakan yang sama seperti keeper
2
2 ,
3
3 ,
14
4
4 , dan lain-lain. Metode ini menghasilkan anyaman keeper
V.
PENGOLAHAN DATA
Sample Kain
14
Lusi
Pakan
= 0,040 gram
Pakan
= 0,036 gram
2. Berat Kain
Berat kain (10x10) cm
= 2,42 gram
14 gram/m2
= 242
Berat kain/m2
No Tetal Lusi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
106
105
106
317
105,7
hl/inci
Tetal
Panjang
Panjang
Pakan
60
63
63
Lusi/cm
10,5
10,5
10,7
10,5
10,6
10,6
10,6
10,6
10,6
10,5
105,7
Pakan/cm
10,6
10,5
10,6
10,7
10,7
10,7
10,7
10,7
10,6
10,6
106,4
10,57 cm
10,64 cm
186
63 hl/inci
Anyaman
14
VI.
PERHITUNGAN
Pb - Pk
x 100%
1. Mengkeret = Pb
10,57 - 10
x 100% = 5,39 %
= 10,57
Lusi
10,64-10
x 100% = 6,01 %
= 10,64
Pakan
P Panjang 10 helai/m
2. Nomor Benang = B Berat 10 helai/gram
Lusi
1,057 m
1. Nm= 0,04 gram
26,42
2. Ne1 = 0,59 x Nm
= 0,59 x 26,42
= 15,59
1000
1000
3. Tex = Nm = 26,42
37,85
9000
4. Td = Nm
9000
= 26,42
340,65 denier
14
Pakan
1,06 4 m
1. Nm = 0,036 gram
2. Ne1
= 29,5
= 0,59 x Nm
= 0,59 x 29,5
= 17,11
1000
1000
3. Tex = Nm = 29,5
4. Td
= 33,89
9000
= Nm
9000
= 29,5
305,08 denier
= 2,42 x 100
= 242 g/m2
Tetal/cm x 100 x
b. Perhitungan Benang =
Nm x 100
100
x 100
100-Ml
x 100%
14
41,61 x 100 x
Perhitungan Lusi =
26,42 x 100
= 166,46 g/m2
100
x 100
100-5,39
100
x 100
100-6,01
25,5 x 100
24,40 x 100 x
Perhitungan Pakan =
= 88 g/m2
c. Berat Selisih
Bk = 242 g/m2
Bb = BL + BP
= 166,46 + 84 = 254,46 g/m2
Bb - Bk
x 100% =
Berat Selisih = Bb
254,46 - 242
x 100%
254,46
4,89 %
1
dw lusi = 28 Ne1
1
= 28 15,59
= 0,009
1
df = 28 Ne1
1
= 28 17,11
cf = 62 x 0,008 = 0,4960
= 0,008
= 97,54 %
yaitu :
-
KESIMPULAN
Benang Lusi
Tetal Lusi
ML : 5,39 %
Nm : 126,42
Ne1 : 15,59
Td
Berat Lusi
: 41,61 hl/cm
: 6340,65 denier
: 166,48 g/m2
Benang Pakan :
MP
Nm : 29,5
Ne1 : 17,11
Td
: 6,01%
: 305,08 denier
14
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Giarto, AT., M.Si dan Siti Rohmah, AT, Bahan ajar praktikum desain tekstil
1, 2013.