Anda di halaman 1dari 2

Ekonomi Hijau Masa Depan Indonesia

Selasa, 17 April 2012, 02:19 WIB

Panel surya, ilustrasi


Berita Terkait
Kesal Alam Rusak, Ratusan Warga Sandera Alat Berat Perkebunan
IPB Terjunkan Mahasiswa ke Pelosok Daerah
Hebat, Papan Reklame Berinteraksi dengan Manusia
IPB Pamerkan 131 Produk Inovasi di Agrinex Expo
Mencegat Tomcat
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ekonomi hijau (Green Economy) memang belum populer di
Indonesia. Layaknya yang telah diterapkan di berbagai negara maju, Ekonomi Hijau telah
memberikan inovasi terdepan. Bukan hanya dari sisi teknologi namun juga dari sisi efisiensi
energi (penghematan) dan kelestarian lingkungan. Ekonomi Hijau ini dalam beberapa tahun
mendatang akan menjadi satu-satunya pilihan yang terbaik bagi dunia termasuk Indonesia, dalam
rangka pembangunan yang pro-poor dan pro-growth tanpa merusak lingkungan.
Saat ini Indonesia sedang memulai sebuah program model Ekonomi Hijau yang akan diterapkan
dalam proyek pembangunan yang dikenal dengan Reducing Emission from Deforestation and
Degradation (REDD+). Program REDD+ ini diharapkan akan menjadi 'jembatan' bagi Indonesia
untuk menerapkan Ekonomi Hijau dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah karbon. Hal
itu pula yang disampaikan Deputi I bidang Perencanaan dan Hubungan Internasional Unit Kerja
Presiden untuk Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan (UKP4), Heru Prasetyo.
"Saat ini Indonesia membutuhkan pembangunan ekonomi yang tidak business as usual, namun
lebih pada green economy demi kemakmuran dan kesejahteraan tanpa memperbesar risiko
kerusakan ekologi," ujar Heru dalam acara Journalist Class 'Transisi Ekonomi Hijau dan Peran

Program REDD+' di Jakarta, Senin (16/4). Lanjut ia mengatakan, pembangunan ekonomi yang
berkeadilan sama pentingnya dengan meminimalisir risiko lingkungan dan pengurangan aset
ekologi.
Hal senada juga disampaikan Dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
(IPB), Prof Akhmad Fauzi. Menurutnya pembangunan selama ini yang hanya business as usual
telah mengakibatkan biaya lingkungan yang cukup mahal. "Sebenarnya inisiatif Ekonomi hijau
sudah ada di Indonesia, namun seringkali ada tantangan dalam penerapannya," kata Fauzi.
Karenanya, komitmen untuk menerapkan apa yang disebut REDD+ ini menjadi tantangan bagi
pemerintah dan pelaku bisnis dalam rangka kesiapan menerapkan ekonomi hijau di Indonesia.
Menurut Koordinator Unit Kerja Instrumen Pendanaan program REDD+, Agus Sari penerapan
Ekonomi Hijau bagi bangsa Indonesia bukanlah pilihan. Namun penerapan Ekonomi Hijau telah
menjadi pilihan satu-satunya demi pertumbuhan ekonomi yang lebih ramah lingkungan.
"Ekonomi Hijau menunjukkan potret sebenarnya pembangunan ekonomi yang terjadi selama ini
dengan kerugian lingkungan," ucap Agus. Ekonomi hijau menekankan aspek 'pelestarian
lingkungan' dan 'pertumbuhan ekonomi' secara bersamaan. Karenanya program ini dapat menjadi
desain penyelesainan dan keberlangsungan pembangunan yang berkelanjutan sekaligus menjadi
solusi pengurangan dampak perubahan iklim.
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/04/16/m2kcuu-ekonomi-hijaumasa-depan-indonesia

Anda mungkin juga menyukai