Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

1.2

Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara angka kecukupan tidur dengan tingkat
konsentrasi dan ketanggapan?

1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa fakultas kedkoteran
Universitas Diponegoro terhadap pencegahan kanker payudara
1.3.2 Tujuan Khusus
Mengubah pola pikir mahasiswa untuk menekan jumlah penderita
kanker payudara dan mengurangi factor resiko penyebab kanker
payudara
1.4 Manfaat
1. Sebagai

dasar

data

pertimbangan

instansi

kesehatan

mengenai

diadakannya penyuluhan pencegahan kanker payudara


2. Memberi informasi bagi instansi kesehatan mengenai pengembangan
informasi pentingnya pencegahan kanker payudara
3. Menekan jumlah penderita kanker payudara dan mengurangi factor resiko
penyebab kanker payudara

1.5

Keaslian
Tabel 1. Keaslian Penelitian

Judul

Penulis

Tahun

Tempat

Metode

Hasil

Gambaran

Yenny

2009

Kelurahan

Cross

Pengetahuan wanita

pengetahuan wanita Chandra

Petisah

Sectional

tentang

tentang

tengah

SADARI

SADARI

paling

banyak

sebagai deteksi dini

masuk

dalam

kanker payudara di

kategori sedang

kelurahan

petisah

tengah tahun 2009


Hubungan

tingkat Azmeilia

Pengetahuan
tentang

Syafitri Lubis
Kanker

Payudara

dan

SADARI

dengan

perilakku SADARI
pada
Fakultas

Mahasiswi

Fakultas

Cross

Ada

Psikologi

Sectional

antara

hubungan
tingkat

Universita

Pengetahuan

tentang

Sumatera

Payudara

dan

Utara

SADARI

dengan

Kanker

perilakku SADARI

Psikologi

pada

Universitas
Sumatera

2010

Mahasiswi

Fakultas Psikologi
Utara

Universitas

Angkatan 2008

Sumatera

Utara

ANgkatan 2008

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, pengetahuan berarti segala
sesuatu yg diketahui; kepandaian: atau segala sesuatu yg diketahui berkenaan
dengan hal (mata pelajaran).Adapun pengetahuan menurut beberapa ahli adalah:
1. Menurut Pudjawidjana (1983), pengetahuan adalah reaksi dari
manusia atas rangsangannya oleh alam sekitar melalui
persentuhan melalui objek dengan indera dan pengetahuan
merupakan hasil yang terjadi setelah orang melakukan
penginderaan sebuah objek tertentu.
2. Menurut Ngatimin (1990), pengetahuan adalah sebagai ingatan
atas bahan-bahan yang telah dipelajari dan mungkin ini
menyangkut tentang mengikat kembali sekumpulan bahan yang
luas dari hal-hal yang terperinci oleh teori, tetapi apa yang
diberikan menggunakan ingatan akan keterangan yang sesuai.
3. Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil
dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap
obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,
yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telingan.
Dari beberapa pengertian pengetahuan di atas dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui yang diperoleh dari
persentuhan panca indera terhadap objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya
merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasakan, dan berfikir yang
menjadi dasar manusia dan bersikap dan bertindak. Partanto Pius dalam kamus
bahasa indonesia (2001) pengetahuan dikaitkan dengan segala sesuatu yang
diketahui berkaitan dengan proses belajar.
Menurut Soekidjo Notoadmojo (2003) faktor faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah :
1. Umur

Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan didalam penyelidikan


epidemiologi angka kesakitan maupun kematian hampir semua menunjukkan
hubungan dengan umur. Dengan cara ini orang dapat membacanya dengan mudah
dan melihat pola kesakitan atau kematian menurut golongan umur, personal yang
dihadapi apakah yang disampaikan dan dilaporkan tepat, apakah panjang
intervalnya dalam pengalompokan cukup untuk tidak menyembunyikan peranan
umur pada pola kesakitan atau kematian dan apakah pengelompokan umur dapat
dibandingkan dengan pengelompokan umur pada penelitian lain.
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
2. Jenis Kelamin
Angka dari luar negri menunjukkan angka kesakitan lebih tinggi dikalangan
wanita dibandingkan dengan pria, sedangkan angka kematian lebih tinggi
dikalangan pria, juga pada semua golongan umur. Untuk Indonesia masih perlu
dipelajari lebih lanjut perbedaan angka kematian ini dapat disebabkan oleh
faktorfaktor
intrinsik.
3. Pendidikan
Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu sejak

dalam ayunan hingga liang lahat, berupa intaraksi individu dengan lingkungannya,
baik secara formal maupun informal proses kegiatan pendidikan pada dasarnya
melibatkan perilaku individu maupun kelompok. Kegiatan pendidikan formal
maupun informal berfokus pada proses mengajar, dengan tujuan agar terjadi
perubahan perilaku yaitu dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti.
Pendidikan juga suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan
tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi baik dari
orang klain maupun media massa. Semakin banyak informasi yang masuk
semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan
sangat erat hubungannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan
pendidikan tinggi maka orang tersebut semakin luas pengetahuannya. Namun perlu
ditekankan bahwa seseorang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak
berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh
dari pendidikan formal akan tetapi dapat diperoleh dari pendidikan nonformal.
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek juga mendukung dua aspek yaitu
aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya menentukan

sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari objek
yang diketahui akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap objek tersebut
(Erfandi, 2009).
4. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk
memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Pekerjaan/karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang lain atau institusi,
kantor, perusahaan dengan upah dan gaji baik berupa uang maupun barang.
Pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Ditinjau dari
jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain lebih banyak
pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada interaksi dengan orang
lain. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan
pengetahuan dan keterampilan profesional serta pengalaman belajar dalam bekerja
akan dapat mengembangkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang
merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik (Ratna wati, 2009).
5. Sumber Informasi
Sumber informasi adalah data yang diproses kedalam suatu bentuk yang
mempunyai arti sebagai sipenerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi
keputusan saat itu keputusan mendatang Rudi Bertz dalam bukunya toxonomi of
comunication media menyatakan secara gamblang bahwa informasi adalah apa

yang dipahami, sebagai contoh jika kita melihat dan mencium asap, kita
memperoleh informasi bahwa sesuatu sedang terbakar.
Media yang digunakan sebagai sumber informasi adalah sebagai berikut :
1. Media Cetak
2. Media Elektronik
3. Petugas kesehatan
Informasi yang diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal dapat
memberikan pengaruh jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam
media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi
baru. Sebagai sarana komunikasi berbagai bentuk media massa seperti radio,
televisi, surat kabar, majalah yang mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukan opini dan kepercayaan semua orang. Dalam penyampaian informasi
sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi
sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai
suatu hal memberikan landasan kognitif baru terbentuknya
pengetahuan terhadap hal tersebut (Erfandi, 2009).
6.Sosial Ekonomi
Menurut WHO fasilitas dan sumber dana berpengaruh terhadap perilaku seseorang.
Besarnya kemampuan ekonomi berpengaruh pada kemampuan untuk memperoleh
pengetahuan dan meningkatkan kecakapan seseorang. Besarnya tingkat social

ekonomi berpengartuh pada kesempatan untuk memperoleh pengetahuan kesehatan


reproduksi
7.Pendidikan non formal
Keluarga merupakan kelompok social utama dimana seseorang belajar. Dari
keluarga pula remaja dapat memperoleh pengetahuan kesehatan reproduksi. Selain
keluarga,pengetahuan kesehatan reproduksi dapat diperoleh dari lembaga dan
organisasi masyarakat.

2.2

Kanker Payudara

2.2.1 Pengertian

Kanker payudara merupakan penyakit kanker yang menyerang pada kelenjar


air susu, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara (Indrati dan Madenda,
2009).
Kanker payudara juga berarti sekelompok sel yang tidak normal yang terus
tumbuh dan bertambah. Pada akhirnya sel-sel ini mungkin akan menjadi benjolan
pada payudara. Bila kanker tidak dihilangkan atau dikontrol, maka sel-sel kanker
dapat menyebar keseluruh bagian tubuh dan mungkin akan mengakibatkan
kematian (www.breastscreen.health.wa.gov.au).
Sedangkan Lippman dalam Ponniah (2010) mengatakan bahwa

Kanker

payudara adalah sel-sel epitel ganas proliferasi yang berjajar disaluran atau
lobules payudara.
Dari ketiga kutipan diatas dapat dikatakan bahwa kanker payudara
merupakan tumor ganas yang menyerang pada daerah payudara. Yakni pada
kelenjar-kelenjar saluran maupun jaringan pada payudara.
2.2.2 Penyebab
Penyebab pasti kanker payudara sampai saat ini belum diketahui. Penyebab
kanker payudara termasuk multifaktorial yaitu banyak faktor yang terkait satu
dengan yang lainnya. Beberapa faktor risiko yang mempengaruhi timbulnya
a.

kanker payudara adalah (Gale dkk, 2000).


Usia

Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya usia. Berdasarkan


penelitian American Cancer Society tahun 2006 diketahui usia lebih dari 40 tahun
mempunyai risiko yang lebih besar untuk mendapatkan kanker payudara yakni 1
per 68 penduduk dan risiko ini akan bertambah seiring dengan pertambahan usia
yakni menjadi 1 per 37 penduduk usia 50 tahun, 1 per 26 penduduk usia 60 tahun
dan 1 per 24 penduduk usia 70 tahun. Kanker payudara juga ditemukan pada usia
<40 tahun namun jumlahnya lebih sedikit yakni 1 per 1.985 penduduk usia 20
tahun dan 1 per 225 penduduk usia 30 tahun. Data American Cancer Society
(2007) melaporkan 70% perempuan didiagnosa menderita kanker payudara di atas
b.

usia 55 (American Cancer Society, 2009).


Jenis Kelamin
Kanker payudara lebih banyak ditemukan pada wanita. Pada pria juga dapat
terjadi kanker payudara, namun frekuensinya jarang hanya kira-kira 1% dari kanker

c.

payudara pada wanita (Otto, 2005).


Riwayat Reproduksi
Riwayat reproduksi dihubungkan dengan banyak paritas, umur melahirkan anak
pertama dan riwayat menyusui anak. Wanita yang tidak mempunyai anak atau yang
melahirkan anak pertama di usia lebih dari 30 tahun berisiko 2-4 kali lebih tinggi
daripada wanita yang melahirkan pertama di bawah usia 30 tahun. Wanita yang tidak
menyusui anaknya mempunyai risiko kanker payudara 2 kali lebih besar. Kehamilan
dan menyusui mengurangi risiko wanita untuk terpapar dengan hormon estrogen
terus. Pada wanita menyusui, kelenjar payudara dapat berfungsi secara normal dalam
proses laktasi dan menstimulir sekresi hormon progesteron yang bersifat melindungi

d.

wanita dari kanker payudara (American Cancer Society, 2009).


Riwayat Kanker Individu
Penderita yang pernah mengalami infeksi atau operasi tumor jinak payudara
berisiko 3-9 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara. Penderita tumor jinak
payudara seperti kelainan fibrokistik berisiko 11 kali dan penderita yang mengalami

e.

operasi tumor ovarium mempunyai risiko 3-4 kali lebih besar (Otto, 2005).
Riwayat Kanker Keluarga
Secara genetik, sel-sel pada tubuh individu dengan riwayat keluarga

menderita kanker sudah memiliki sifat sebagai embrio terjadinya sel kanker.
Menurut sutjipto (2000) yang dikutip oleh Elisabet T, kemungkinan terkena
kanker payudara lebih besar 2 hingga 4 kali pada wanita yang ibu dan saudara
f.

perempuannya mengidap penyakit kanker payudara (Elisabeth, 2001).


Menstruasi cepat dan Menopause lambat

Wanita yang mengalami menstruasi pertama (Menarche) pada usia kurang dari
12 tahun berisiko 1,7 hingga 3,4 kali lebih tinggi daripada wanita dengan menstruasi
yang datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun dan wanita yang mengalami
masa menopausenya terlambat lebih dari 55 tahun berisiko 2,5 hingga 5 kali lebih
tinggi. Wanita yang menstruasi pertama di usia kurang dari 12 tahun dan wanita yang
mengalami masa menopause terlambat akan mengalami siklus menstruasi lebih lama
sepanjang hidupnya yang mengakibatkan keterpaparan lebih lama dengan hormon
g.

estrogen.
Pajanan Radiasi
Wanita yang terpapar penyinaran (radiasi) dengan dosis tinggi di dinding dada

h.

berisiko 2 hingga 3 kali lebih tinggi.


Obesitas dan Konsumsi makanan lemak tinggi
Wanita yang mengalami kelebihan berta badan (obesitas) dan individu dengan
konsumsi tinggi lemak berisiko 2 kali lebih tinggi dari yang tidak obesitas dan yang
tidak sering mengkonsumsi makanan tinggi lemak. Risiko ini terjadi karena jumlah
lemak yang berlebihan dapat meningkatkan kadar estrogen dalam darah sehingga
akan memicu pertumbuhan sel-sel kanker (Otto, 2005).
2.2.3 Gejala Kanker Payudara
Menurut Luwia, (2003) gejala kanker payudara pada tahap dini biasanya

tidak menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak nyeri dan tidak
terganggu aktivitas sehari-hari. Satu-satunya gejala yang mungkin dirasakan pada
stadium dini adalah adanya benjolan kecil dipayudara. Keluhan baru timbul bila
penyakit sudah memasuki stadium lanjut, Keluhan yang dirasakan seperti : (a)
Ada benjolan pada payudara bila diraba dengan tangan; (b) Bentuk dan ukuran
payudara berubah, berbeda dari sebelumnya; (c) Luka pada payudara yang sudah
lama, tidak sembuh dengan pengobatan; (d) Eksim pada puting susu dan
sekitarnya yang sudah lama, tidak sembuh dengan pengobatan; (e) Keluar darah,
nanah, atau cairan encer dari puting susu atau keluar air susu pada wanita yang
tidak sedang hamil atau tidak sedang menyusui; (f) Puting susu tertarik kedalam;
(g) Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (Peaud de orange).
Menurut Djindarbumi dalam Ramli M, (2005) pembagian stadium
disesuaikan dengan aplikasi klinik dibagi kedalam 4 stadium yaitu :
Table 1. pembagian stadium kanker payudara
Stadium I
Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada fiksasi/infiltrasi
ke kulit dan jaringan yang dibawahnya (otot). Besar tumor 1-2 cm. kelenjar getah bening

regional belum teraba


Stadium II
Sesuai dengan stadium I, hanya saja besar tumor 2,5-5 cm dan sudah ada satu atau
beberapa kelenjar getah bening (KGB) aksila yang masih bebas dengan diameter kurang
dari 2 cm
Stadium III
Stadium IIIA
Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm) tapi masih bebas di jaringan sekitarnya,
kelenjar getah bening aksila masih bebas satu sama lain
Stadium IIIB (local advanced)
Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm), fiksasi pada kulit atau dinding dada,
kulit merah dan ada oedema (lebih dari 1/3 permukaan kulit payudara), ulserasi dan atau
nodul satelit, kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain atau terhadap jaringan
sekitarnya. Diameter lebih dari 2,5 cm, belum ada metastasis jauh
Stadium IV
Tumor seperti pada yang lain ( stadium I, II dan III ). Tetapi sudah disertai dengan
kelenjar getah bening aksila supra-klavikula dan metastasis jauh lainnya

2.2.4 Pencegahan
Sutjipto dalam

Hartati (2008) mengatakan bahwa pencegahan penyakit

kanker payudara masih sulit diterapkan karena faktor penyebabnya masih dalam
penelitian. Saat ini, yang dapat dicegah adalah aspek "life style" serta mengurangi
faktor risiko yang memungkinkan timbulnya kanker payudara. Usaha satu-satunya
untuk meningkatkan angka penyembuhan pasien kanker payudara adalah dengan
mendeteksi secara dini keberadaan kanker payudara tersebut.
Adapun pencegahan penyakit kanker payudara menurut yakni terdiri dari
pencegahan primer, sekunder dan tersier ( Tjahjadi, 2003; Tambunan, 1995):
Pencegahan primer adalah langkah yang dilakukan untuk menghindari diri
1)
2)
3)
4)
5)
6)

dari berbagai faktor resiko yakni dengan cara :


Mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi
Memperbanyak aktifitas fisik dengan berolahraga.
Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama;
Hindari banyak merokok dan mengkonsumsi alcohol
Menghindari terlalu banyak terkena sinar x atau jenis-jenis radiasi lainnya
Makanlah produk kedelai serta produk olahannya seperti tahu atau tempe.
Kedelai selain mengandung flanoid yang berguna untuk mencegah kanker, juga
mengandung genestein yang berfungsi sebagai estrogen nabati (phytoestrogen).
Estrogen nabati ini akan menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel saluran
kelenjar susu, sehingga akan menghalangi estrogen asli untuk menempel pada

7)

saluran susu yang akan merangsang tumbuhnya sel kanker


Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung serat. Serat akan menyerap
zat-zat yang bersifat karsinogen dan lemak, yang kemudian membawanya keluar

melalui feses. Serat yang dibutuhkan menurut National Cancer Institut, USA
8)

adalah 20-30 gram setiap hari.


Memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, terutama yang
mengandung vitamin C, zat anti oksidan dan fitokimia, seperti jeruk, wortel
tomat, labu, pepaya, mangga, brokoli, bayam, kangkung, kacang-kacangan dan

9)
10)

biji-bijian.
Penggunaan obat-obat hormonal harus dengan sepengetahuan dokter
Wanita yang mempunyai resiko tinggi salah satu anggota keluarganya ada
menderita kanker payudara, jangan menggunakan alat kontrasepsi yang
mengandung hormon seperti pil, suntikan dan susuk KB.
Pencegahan sekunder merupakan langkah yang dilakukan untuk mendeteksi
secara dini kelainan yang ada pada payudara, sehingga apabila kanker ditemukan
masih dalam stadium dini, maka pengobatan atau penanganan yang cepat dan
tepat akan memberikan hasil yang lebih baik dan hidup lebih lama. Deteksi dini
dapat dilakukan dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) setiap bulan
dan pemeriksaan mammografi sekali setahun terutama bagi wanita yang berusia
40 tahun keatas untuk mendapat panyakit kanker payudara meningkat pada umur
tersebut.
Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada wanita yang telah positif
menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat pada penderita kanker
payudara

sesuai

dengan

stadiumnya

dapat

mengurangi

kecacatan

dan

memperpanjang harapan hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan


meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi, radioterapi,
hormonal dan kemoterapi.
2.2.5 Pengobatan
Pengobatan kanker didasarkan atas tahap penyakit dan beberapa faktor lain.
Wanita saat ini mempunyai lebih banyak pilihan dalam pengobatan kanker
1)

payudara biasanya meliputi :


Pembedahan
Prosedur pembedahan yang dilakukan pada wanita penderita kanker
payudara tergantung pada tahap penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi
kesehatan penderita secara umum, adapun pembedahan/operasi tersebut adalah
sebagai berikut: (a) Lupektomi, mengangkut tumornya saja dan jaringan-jaringan
yang terkena kanker; (b) Partial atau segmental mastektomi, mengangkat tumor
sepanjang berbatasan atau sebagian saja beserta jaringan normal, kulit dan

jaringan pengikat; (c) Total mastektomi, mengangkat seluruh jaringan buah dada;
(d) Modifikasi mastektomisecara radikal, mengangkat seluruh jaringan buah dada,
simpul kelenjar getah bening diketiak dan seluruh otot yang menutupi dada; (e)
Mastektomi radikal, bagian-bagian yang diangkat seperti modifikasi mastektomi
secara radikal ditambah dengan jaringan sekitarnya. Metode ini jarang digunakan;
(f) Pembedahan jaringan getah bening dibawah axilla, mengangkat kelenjar getah
bening pada area axilla untuk kepentingan perawatan dan/atau pencegahan
stadium selanjutnya.
Efek samping dari operasi ini adalah pembengkakan, kehilangan tenaga/
kekuatan, persendian kaku, mati rasa, atau perasaan gatal-gatal, pendarahan,
2)

infeksi, dan/ atau pembekuan darah (Bohme, 2001).


Terapi radiasi
Terapi radiasi dapat digunakan sebagai pengobatan primer untuk kanker
payudara tahap 1 dan 2 yakni dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi

3)

untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan (Gale, 1999).
Terapi Sistemik
Menurut Lincoln, (2008) metode perawatan ini meliputi kemoterapi yang
digabungkan dengan perawatan lokal untuk kanker payudara stadium III dan
stadium IV. Disaat memutuskan apakah wanita yang terkena kanker payudara
harus diberikan terapi sistemik lanjutan atau tidak, faktor-faktor berikut perlu
kiranya dipertimbangkan : (a) Resiko kambuhnya penyakit kanker payudara; (b)
Keuntungan potensial dari pengobatan tersebut; (c) Resiko-resiko yang
berhubungan dengan pengobatan; (d) Kemauan pasien untuk menerima pengaruh

4)

pengobatan yang berimbang dengan manfaat yang dirasakan.


Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan agen antineoplasma dan obat hormonal yang di
gunakan pada tahap awal atau pun tahap lanjut penyakit (tidak dapat lagi
dilakukan pembedahan). Obat kemoterpi bisa digunakan secara tunggal atau
dikombinasikan. Salah satu diantaranya adalah Capecitabine, obat anti kanker oral
yang diaktifasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya menyerang
sel kanker saja. Efek-efek samping yang mungkin timbul dari kemoterapi adalah
rambut rontok, mual, diare, berat badan menurun, mulut kering dan mandul.

BAB III
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Teori

Umur

Pendidikan
Formal

Pola Pikir

Lingkungan
Pergaulan
Keluarga

Sosial
Ekonomi

Akses
Informasi

Tingkat
Pemahaman

Tingkat Pengetahuan
Pencegahan Kanker
Payudara

Lembaga /
Organisasi
Masyarakat

3.2. Kerangka Konsep

Pendidikan Formal
1. Mahasiswa Fakultas
Kedokteran

Tingkat pengetahuan
Pencegahan Kanker Payudara

Faktor-Faktor yang mempengaruhi :


1. Umur
2. Tingkat Pendidikan
3. Lingkungan pergaulan

BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1 Ruang lingkup penelitian


Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kedokteran Khususnya Ilmu Kebidanan
dan Penyakit Dalam
4.2 Tempat dan waktu penelitian
Penelitian akan dilakukan di Fakultas Kedkoteran Universitas Diponegoro
Semarang. Pengambilan data dilaksanakan bulan maret sampai dengan juni
2015
4.3 Jenis dan rancangan penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian observasional deskriptif dengan desain
potong lintang (cross sectional). Desain ini dipilih karena tidak melakukan
intervensi apapun dan survey hanya dilakukan satu kali.
4.4 Populasi sampel
4.4.1 Populasi target
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa yang menempuh pendidikan tinggi
dengan usia 19-21 tahun.
4.4.2 Populasi terjangkau

Populasi terjangkau penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran


angkatan 2012 yang berusia 19-21 tahun.
4.4.3

Sampel

Sampel adalah populasi terjangkau yang mempengaruhi kriteria tersebut.


4.4.3.1 Kriteria Inklusi
1. Usia 19-21 tahun
2. Menempuh jenjang

pendidikan

perguruan

tinggi

di

Fakultas

kedokteran Universitas Diponegoro angkatan 2012


3. Bersedia ikut penelitian
4.4.3.2 Kriteria Eksklusi
Responden dengan kuisioner tidak diisi dengan lengkap
4.4.4 Cara Pengambilan Sample
Penentuan sampel dilakukan secara purposive random sampling.
Pemilihan sekelompok subjek yang dianggap mempunyai sifat-sifat tertentu yang
mewakili populasi. Setiap individu mempounyai kesempatan yang sama untuk
dipilih sebagai sampel.
4.4.5 Besar sampel
Besar sampel yang akan diambil adalah seluruh MahasiswaFakultas Kedkoteran
Universitas Diponegoro angkatan 2011

4.5 Variabel penelitian


4.5.1 Variabel bebas
Variabel bebas penelitian ini adalah pendidikan formal mahasiswa. Variabel
pendidikan formal ini berskala kategori nominal :
1. Mahasiswa Fakultas Kedokteran
4.5.2 Variabel Terikat
Variabel terikat penelitian ini adalah tingkat pengetahuan kesehan reproduksi
remaja. Variabel ini akan berskala kategorial ordinal :
1. Tingkat Pengetahuan kurang
2. Tingkat pengetahuan sedang
3. Tingkat pengetahuan baik

4.6 Definisi Operasional


Tabel. Definisi Operasional
No

Variabel

Definisi

.
1.

Operasional
Tingkat pengetahuan kesehatan Tingkat

Ordinal

reproduksi remaja

Kurang : 6

pemahaman

Skala

responden tentang Sedang :7-8


kesehatan
reproduksi remaja

Baik : 9-10

2.

Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Peserta didik yang Nominal


terdaftar

dan

belajar di Fakultas
Kedkoteran
Univbersitas
Diponegoro
angkatan

2012

yang berumur 1921 tahun

4.7 Prosedur Penelitian


4.7.1 Jenis Data
Data yang dikumpulkan merupakan data primer yang berasal dari pengisian
kuisioner oleh responden

4.7.2 Waktu dan tempat pengumpulan data

4.7.3 Cara pengumpulan data

Data diperoleh dari catatan medik bayi lebih dari enam bulan yang
dikonsultasikan ke Klinik Tumbuh Kembang RSUP Dr. Karyadi Semarang
untuk melakukan DDST. Data yang dikumpulkan meliputi identitas, kondisi
umum bayi, berat badan bayi, umur kehamilan, penyakit yang mungkin
diderita, dan hasil DDST bayi lebih dari enam bulan.

4.7.4 Alur penelitian

Catatan medik bayi lebih


dari enam bulan di Klinik
Tumbuh Kembang RSUP
Dr. Karyadi Semarang

Data yang diambil :

Identitas
Kondisi umum bayi
Berat badan bayi
Umur kehamilan
Penyakit yang
mungkin diderita
Hasil DDST bayi
lebih dari enam
bulan.

Tabulasi Data

4.8 Pengelolahan dan analisis data


Analisa Data
Data yang diperoleh akan diolah dengan program SPSS, kemudian dianalisis
untuk mencari korelasinya. Analisis bivariat dilakukan untuk menghitung odd
ratio, sehingga didapatkan kesimpulan ada hubungan atau tidak antara pemberian
ASI eksklusif pada bayi lebih dari enam bulan dengan hasil DDST.
4.9 Etika penelitian
Penelitian ini menggunakan data bayi lebih dari enam bulan yang diambil dari
Klinik Tumbuh Kembang RSUP D. Karyadi Semarang. Pada pelaksanaannya,
penelitian ini akan dilampirkan ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian
Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran UNDIP/ RSUP Dr. Karyadi Semarang.
Seluruh data bayi lebih dari 6 bulan yang digunakan dalam penelitian dan dijaga
kerahasiaannya.
4.10 Jadwal Penelitian
Tabel . Jadwal penelitian

No.
1.
2.

Jenis Kegiatan
Judul Penelitian
Bab 1

Bulan
1

3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Bab 2
Bab 3
Bab 4
Daftar Pustaka
Ujian Proposal
Penelitian
Pengolahan Data
Ujian Hasil

Anda mungkin juga menyukai