Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Istirahat dan tidur adalah salah satu kebutuhan dasar manusia yang
harus terpenuhi ketika orang sedang beristirahat, mereka akan merasa relaks
secara mental, bebas dari kecemasan , dan tenang secara fisik. Istirahat tidak
berarti tanpa aktifitas, meskipun setiap orang sering berfikir tentang hal seperti
duduk di kursi yang nyaman atau berbaring di tempat yang nyaman, atau
berbaring di tempat tidur. Ketika seorang sedang beristirahat meraka berada
pada keadaan aktifitas mental dan fisik yang menyegarkan kembal, bergairah
kembali, dan sikap untuk meyelesaikan aktifitas selanjutny. Semua orang
memiliki kebiasaan masing-masing untuk memperoleh istirahat dan
kenyamanan lingkungan untuk bisa beristirahat dan tidur.
Pada seseorang yang mengalami hospitalisasi akan mengalami
perunahan pola istirahat dan tidur. Pola istirahat dab tidur dari seorang yang
masuk rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lain, dengan mudah
dipengaruhi oleh penyakit atau rutinitas pelayanan kesehatan yang tidak
dikenal. Perubahan pola tidur dan istirahat di pengaruhi oleh status fisiologis,
psikologis, dan lingkungan fisik klien seperti kebisingan lingkungan dan pola
kerja dari pemberi pelayanan. Perawat harus selalu menyadari kebutuhan klien
untuk istirahat. Kurang istirahat dalamperiodeyang lama menyebabkan
penyakit atau memperburuk penyakit yang ada. Perawat dapat membantu
klien belajar mengenai pentingnya istirahat dan cara-cara untuk meningkatkan
istirahat pada saat di rumah atau dalam lingkungan pelayanan kesehatan.
2. Tujuan
Tidur merupakan suatu keadaan yang berulang-ulang dan terjadi
perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu.Jika orang
memperoleh tidur yang cukup, mereka merasa tenaganya telah pulih.
Beberapa ahli tidur yakin bahwa perasaan tenaga yang pulih ini menunjukan
tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan system tubuh
untuk periode keterjagaan berikutnya.

B. TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Tidur adalah proses fisiologis yang bersiklus secara bergantian dengan
periode yang lebih lama dari keterjagaa. Siklus tidur terjaga mempengaruhi
dan mengatur fungsi fisiologis dan respon perilaku.
2. Pengaturan Tidur
Tidur melibatkan suatu urutan keadaan fisiologis yang di pertahankan
oleh integrasi tinggi aktifitas sistemsyaraf pusat yang berhubungan dengan
sisitem

perubahan

dalam

system

syaraf

peripheral,

endokrin,

kardiovaskuler,pernafasan dan muscular.


Tiap rangkaiana di identifikasi dengan respon fisik tertentu dan pola
aktifitas otak. Peralatan seperti Elektroensefalogram (EEG), yang mengatur
aktifitas listrik dalamkorteks serebral, Elektomiogrm (EMG), yang mengatur
aktifitas listrik dan Elektrookulogram (EOG) yang mengukur gerakan mata,
memberikan informasi struktur aspek biologis tidur. control dan pengaturan
tidur tergantung pada hubungan antara dua mekanisme serebral yag
mengaktifasi secara intermittten dan menekan pusat otak tertinggi untuk
mengontrol tidur dan terjaga. Sebuah mekanisme menyebabakan terjaga dan
yang lain menyebabkan tidur.
Sistem Aktifasi Retikular (SAR) berlokasi pada batang otak. SAR
dipercayai terdiri dari sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan
terjag. SAR menerima stimulus sensori visual, auditori, nyeri, dan taktil.
Aktifitas korteks serebral (mis. Proses emosi atau pikiran) juga menstimulasi
SAR. Saat terbangaun merupakan hasil dari neuron dalam SAR yang
mengeluarkan katekolamin seperti norepinefrin. Tidur dapat dihasilkan dari
pengeluaran serotonin dari sel-sel tertentu dalam sistem tidur raphe pada pons
dan otak depan bagian tengah. Daerah otakjuga disebut daerah sinkronisasi
bulbar. Seseorang tetap terjaga atau tidur tergantung pada keseimbangan
impuls yang diterima dari pusat yang lebih tingg, reseptor sensori perifer, dan
system limbik.

Ketika orang mencoba tidur,mereka akan menutup mata dan berada


pada dalamposisi relaks. Stimulus oleh SAR menurun jika ruangan gelap dan
tenang,maka aktifasi SAR selanjutnya menurun.
3. Tahapan Tidur
Tidur normal meliputi 2 fase yaitu pergerakanmata yang tidak cepat
atau tidur Non-Rapid Eye Movement (NonREM) danpergerakan mata yang
tepat atau tidur Rapid Eye Movement (REM).
Tahapan Tidur
Non REM (Non Rapid EyeTahap I

Movement)

Merupakan tingkat paling dangkal


dalam tidur

Tahapberakhir dalam beberapa menit

Adanya pengukuran aktifitas fisiologis


dimulai

dengan

bertahap

penurunansecara

tanda-tanda

vital

dan

metabolisme
-

Mudah

terbangun

oleh

stimulus

sensori seperti suara

Tahap II

Ketika terbangun, seseorang merasa

seperti telah malamun


Tahap II merupakan

tahap

tidur

bersuara

Tahap III

Kemajuan relaksasi

Untuk terbangun masih relative mudah

Tahapini berakhir 10-20menit

Kelanjutan

lamban
Tahap III meliputi tahp awaldari tidur

fungsi

tubuh

menjadi

yang dalam
-

Sulit dibangunkan dan jarang bergerak

Otot-otot relaks sepenuhnya

Tanda-tanda vitalmenurun tapi tetap


teratur

Tahapini erakhir 15-30 menit

Tahap IV

Tahap IV merupakan tahap tidur


terdalam

Sangat sulit untuk dibangunkan

Jika terjadi kurang tidur maka orang


tersebut akan menghabiskan porsi
malam yang seimbang pada tahapini

Tanda-tanda

vitalmenurun

secara

bermakna di banding selama jam


tejaga

REM

(Rapid

Eye-

Movement)

Tahapini berakhir 15-30 menit

Terjadinya tidur sambil berjalan dan

enuresis
Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat
terjadi pada tahap ini

Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah


mulai tidur

Halini dicirikan dengan proses otonom dari


pergerakan mata yang cepat, fluktuasi jantung dan
kecepatan respirasi dan peningkatan atau fluktuasi
tekanan darah

Terjadi otot tonus skelet

Peningkatan sekresi lambung

Sangat sulit dibangunkan

Selama Non REM seorang yang tidur mengalami kemajuan melalui


empat tahapan selama siklus tidur selama 90 menit. Kualitas tidur dari tahap I
sampai IV bertambah dalam. Tidur yang dalam merupakan karakteristik dari
tahap I dan II dan seorang lebih mudah terbangun. Tahap 3 dan 4 melibatkan
tidur yang dalam, di sebut tidur gelombang rendah dan seorang sulit
terbangun. Tidur REM merupakan fase pada akhir tiap siklus tidur 90 menit.
Konsolidasi memori dan pemulihan psikologis terjadi pada waktu ini. Faktor
yang berbeda dapat meningkatkan atau mengganggu tahapan siklus tidur yang

berbeda. Perawat memilih terapi yang membantu tidur atau berusaha


mengeliminasi factor yang mengganngu.
4. Fungsi tidur
Kegunaan tidur masih tetap belum jelas, tidur di percaya
mengkontribusi pemulihan fisiologis dan psikologis. Menurut teori, tidur
adalah waktu perbaikan dan persiapan untuk periode terjaga berikutnya.
Selama tidur Non REM, fungsi fisiologis menurun. Laju denyut jantung
normal pada orang dewasa sehat sepanjang hari rata-rata 70 hingga 100 denyut
permenit atau lebih rendah jika individu berada pada kondisi fisik yang
sempurna, akan tetapi selama tidur laju denyut jantung turun sampai 60 denyut
permenit atau lebih rendah. Hal ini berarti bahwa denyut jantung 10 hingga 20
kali lebih sedikit dalam setiap menit dalam setiap tidur atau 60 hingga 120 kali
lebih sedikit dalam setiap jam. Secara jelas, tidur yang banyak bermanfaat
dalam memelihara fungsi jantung.

Anda mungkin juga menyukai