Anda di halaman 1dari 28

BAB I

LAPORAN KASUS

I.

IDENTITAS PASIEN

II.

Nama

: Ny. W

Usia

: 24 Tahun

Jenis kelamin

: Perempuan

Alamat

: Beringin

Status

: Menikah

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Masuk RS

: 10 Maret 2015

Keluar RS

: 13 Maret 2015

ANAMNESA (AUTOANAMNESA)
Keluhan Utama
Demam
Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang ke RSUD Arjawinangun dengan keluhan demam sejak 3 hari

sebelum masuk rumah sakit. demam tinggi pada saat menjelang malam hari dan turun
menjelang pagi hari. Pasien merasa lemah sejak demam. Pasien juga mengeluh sakit
kepala, mual tetapi tidak ada muntah. Pasien juga mulai merasakan nyeri pada ulu
hati, tidak menjalar, dan seperti ditusuk. Pasien juga mengeluh terdapat bintik-bintik
merah pada lengan kanan dan kiri serta kaki kanan dan kiri. Pasien juga mengeluh

Demam Berdarah Dengue| 1

bila menggosok gigi, gusinya berdarah. BAK dab BAB normal tidak ada keluhan.
BAK + 4x/hari, berwarna kuning jernih, tidak ada busa, tidak ada darah, tidak ada
pasir, volume + 1/2 gelas aqua/sekali BAK. BAB sekali sehari dengan konsistensi
padat, berwarna kuning kecoklatan, tidak disertai darah dan lendir. Pasien mengaku
tidak ada mimisan maupun terjadi perdarahan. Pasien mengaku tidak ada riwayat
berpergian ke luar kota atau luar pulau dan mengatakan tidak suka jajan
sembarangan.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat tekanan darah tinggi (-)

Riwayat kencing manis (-)

Riwayat sakit maag (-)

Riwayat Penyakit dalam keluarga

III.

Terdapat riwayat penyakit yang sama dalam keluarga

PEMERIKSAAN FISIK

Status generalis
Keadaan sakit

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Kompos mentis

Tekanan Darah

: 110/70 mmHg

Nadi

: 84 x/ menit

RR

: 24 x/ menit

Demam Berdarah Dengue| 2

Suhu

: 38,3 oC

Berat Badan / Tinggi Badan

: 45 Kg / 155 cm

Status Gizi / BMI

: normoweight / 18,7

Keadaan Spesifik
Kepala
Normocephal, rambut hitam distribusi merata dan tidak rontok.
Mata
Eksopthalmus dan endopthalmus (-), edema palpebra (-), conjunctiva
palpebra anemis (-/-) pada kedua mata, injeksi siliar +/+, sklera ikterik (-) pada
kedua mata, pupil isokhor, reflek cahaya langsung dan tidak langsung (+/+)
normal, pergerakan bola mata ke segala arah baik, lapang pandang luas.
Hidung
Normoseptal, mukosa hidung lembab (+/+), hiperemis (-/-), epistaksis (-/-)
Telinga
Normotia, meatus akustikus normal (+/+), lubang telinga cukup bersih,
debris (-/-), serumen (-/-) , nyeri tekan proc. Mastoideus (-/-), membran timpani
intake.
Mulut
Mukosa bibir lembab, lidah deviasi (-), caries dentis (-), pembesaran tonsil
(-/-), gusi berdarah (+),stomatitis (-), atropi papil (-), sianosis (-).

Demam Berdarah Dengue| 3

Leher
Pembesaran KGB (-)
Dada
Paru-paru
Inspeksi: statis & dinamis simetris kanan sama dengan kiri
Palpasi: fremitus taktil dan vocal kanan sama dengan kiri
Perkusi : sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+) kanan kiri, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi

: iktus kordis tidak terlihat

Palpasi

: iktus kordis teraba di ICS 5 LMCS

Perkusi

: batas atas jantung atas ICS 2, batas kanan LS Dextra, atas


kiri LMC sinistra

Auskultasi

: HR 80 x/menit, Bunyi Jantung reguler, Murmur (-), Gallop


(-)

Abdomen
Inspeksi

: tampak datar

Palpasi

: Nyeri tekan (+) ulu hati, massa (-)

Perkusi

: Tympani pada seluruh kuadran abdomen

Auskultasi

: Bising Usus (+)

Genital

: tidak diperiksa

Demam Berdarah Dengue| 4

Ekstremitas
Ekstremitas atas

: akral hangat, Petechie (+), nyeri sendi (-),edema(-),


jaringan parut (-), turgor kembali lambat (-).

Ekstremitas bawah : akral hangat, Petechie (+), nyeri sendi (-),edema(-),


jaringan parut (-), turgor kembali lambat (-).
Tes rumple leede (+)

Demam Berdarah Dengue| 5

IV.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap 10 Maret 2015

LAB

RESULT

Darah Rutin
WBC

FLAGS

UNIT

NORMAL

2,20

103/uL

5.2-12.4

RBC

5,25

106/uL

4,2-6,1

HGB

15,2

g/dL

12-18

HCT

46,4

37-52

MCV

88,5

Fl

80-99

MCH

29,0

Pg

27-31

MCHC

32,8

g/dL

33-37

RDW

13,2

11,5-14,5

PLT

66

103/ul

150-450

Neutrophil

65,2

40-74

Limfosit

23,0

19-48

Monosit

6,1

3,4-9

Eosinophil

0,3

0-7

Basophil

0,6

0-1,5

Luc

0,5

0-4

Demam Berdarah Dengue| 6

V.

RESUME
Pasien datang ke RSUD Arjawinangun dengan keluhan demam sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit. demam tinggi pada saat menjelang malam hari dan
turun menjelang pagi hari. Pasien merasa lemah sejak demam. Pasien juga
mengeluh sakit kepala, mual. Pasien juga mulai merasakan nyeri pada ulu hati,
tidak menjalar, dan seperti ditusuk. Pasien juga mengeluh terdapat bintik-bintik
merah pada lengan kanan dan kiri serta kaki kanan dan kiri. Pasien juga mengeluh
bila menggosok gigi, gusinya berdarah.
Pada pemeriksaan fisik, Status generalis didapatkan Keadaan sakit Tampak
sakit sedang, Kesadaran Kompos mentis, Tekanan Darah 110/70 mmHg, Nadi 84
x/ menit, RR 24 x/ menit, Suhu 38,3 oC, Berat Badan 45 Kg, Tinggi Badan 155
cm, Status Gizi normoweight, BMI 18,7. Keadaan spesifik didapatkan mata injeksi
siliar (+/+), mulut terdapat gusi berdarah, abdomen terdapat nyeri tekan pada ulu
hati, Ekstremitas atas dan bawah terdapat petechie. Tes rumple leede (+). Pada
pemeriksaan penunjang didapatkan WBC 2.200/uL, PLT 66.000/ul.

VI.

DIAGNOSIS
DIAGNOSIS KERJA
Demam Berdarah Dengue Grade II
DIAGNOSIS BANDING
Demam Dengue

VII.

PENATALAKSAAN
Non Medikamentosa:
- Bed rest

Demam Berdarah Dengue| 7

Medikamentosa
- IVFD RL
Rumus pemberian cairan: 1500 + {20 x ( 45 20 ) }
= 1500 + {20 x 25}
= 1500 + 500
= 2000 ml/hari
Tetes permenit = jumlah cairan x20 / lama infus x 60
= 2000x20 / 24x60
=27,78 / 30
- antrain 3 x 1 amp
- ranitidin 2 x 1 amp
- antasida syr 3 x 1 sendok makan

VIII.

RENCANA PEMERIKSAAN
Darah lengkap/12 jam

IX.

PROGNOSIS
-

Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad functionam

: dubia ad bonam

Quo ad sanationam

: dubia ad bonam

X. DAFTAR MASALAH
-

Trombositopenia
Leukopenia

Demam Berdarah Dengue| 8

Perdarahan spontan

XI. FOLLOW UP PASIEN SELAMA DIRAWAT


Tanggal 11 Maret 2015, pukul 07.00 WIB
S

: demam (+), mual (+), nyeri pada ulu hati (+), bintik-bintik merah pada

lengan kanan dan kiri serta kaki kanan dan kiri, gusi berdarah (+).
O :
Keadaan Umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Kompos mentis

Tekanan Darah

: 110/70mmhg

Nadi

: 84x/menit

Pernapasan

: 24 x/menit

Suhu

: 37,7 oC

Kepala

: Sklera ikterik -/Konjunctiva anemis -/Injeksi siliar +/+

Leher:

: tidak teraba KGB

Cor

: BJ 1 & 2 normal reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo

: Suara nafas vesikuler +/+,


wheezing -/-

Abdomen
Extremitas

Ronki basah halus -/-,

: datar, supel, nyeri tekan (+), bising usus (+)


: Edema extr. superior -/-, petechie +/+
Edema extr. Inferior -/-, petechie +/+

Demam Berdarah Dengue Grade II

Demam Berdarah Dengue| 9

P :

Bed Rest

IVFD RL 2000 ml/hari

antrain 3 x 1 amp

ranitidin 2 x 1 amp

antasida syr 3 x 1 sendok makan

Tanggal 12 Maret 2014, pukul 07.00 WIB


S

: demam (-), mual (+), nyeri pada ulu hati (-), bintik-bintik merah pada lengan

kanan dan kiri serta kaki kanan dan kiri, gusi berdarah (-).
O :
Keadaan Umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Kompos mentis

Tekanan Darah

: 120/80mmhg

Nadi

: 84x/menit

Pernapasan

: 24 x/menit

Suhu

: 36,7 oC

Kepala

: Sklera ikterik -/Konjunctiva anemis -/Injeksi siliar -/-

Leher:

: tidak teraba KGB

Cor

: BJ 1 & 2 normal reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo

: Suara nafas vesikuler +/+,


wheezing -/-

Ronki basah halus -/-,

Demam Berdarah Dengue| 10

Abdomen

Extremitas

: datar, supel, nyeri tekan (-), bising usus (+)


: Edema extr. superior -/-, petechie +/+
Edema extr. Inferior -/-, petechie +/+

Demam Berdarah Dengue Grade II

P :

Bed Rest

IVFD RL 2000 ml/hari

antasida syr 3 x 1 sendok makan

Tanggal 13 Maret 2015, pukul 07.00 WIB


S

: mual (-),bintik-bintik merah pada lengan kanan dan kiri serta kaki kanan dan

kiri (-)
O :
Kadaan Umum

: Tampak sakit sedang

Kesadaran

: Kompos mentis

Tekanan Darah

: 110/70mmhg

Nadi

: 84x/menit

Pernapasan

: 24 x/menit

Suhu

: 36,5 oC

Kepala

: Sklera ikterik -/Konjunctiva anemis -/Injeksi siliar -/-

Leher:

: tidak teraba KGB

Cor

: BJ 1 & 2 normal reguler, murmur (-), gallop (-)

Demam Berdarah Dengue| 11

Pulmo

: Suara nafas vesikuler +/+,


wheezing -/-

Ronki basah halus -/-,

Abdomen

: datar, supel, nyeri tekan (-), bising usus (+)

Extremitas

: Edema extr. superior -/-, petechie -/Edema extr. Inferior -/-, petechie -/-

Demam Berdarah Dengue Grade II

P :

Bed Rest

IVFD RL 2000 ml/hari

antasida syr 3 x 1 sendok makan

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Tanggal : 11 Maret 2015
LAB

RESULT

Darah Rutin
WBC

FLAGS

UNIT

NORMAL

1,83

103/uL

5.2-12.4

RBC

5,00

106/uL

4,2-6,1

HGB

14,4

g/dL

12-18

HCT

43,8

37-52

MCV

87,5

Fl

80-99

MCH

28,8

Pg

27-31

MCHC

33,9

g/dL

33-37

RDW

13,1

11,5-14,5

PLT

27

103/ul

150-450

Demam Berdarah Dengue| 12

Neutrophil

60,0

40-74

Limfosit

26,5

19-48

Monosit

6,5

3,4-9

Eosinophil

0,9

0-7

Basophil

1,1

0-1,5

Luc

5,0

0-4

UNIT

NORMAL

Tanggal : 12 Maret 2015


LAB

RESULT

FLAGS

Darah Rutin
WBC

3,59

103/uL

5.2-12.4

RBC

4,51

106/uL

4,2-6,1

HGB

14,3

g/dL

12-18

HCT

44,8

37-52

MCV

87,4

Fl

80-99

MCH

27,7

Pg

27-31

MCHC

35,7

g/dL

33-37

RDW

14,3

11,5-14,5

PLT

35

103/ul

150-450

Neutrophil

67,1

40-74

Limfosit

20,0

19-48

Monosit

8,5

3,4-9

Eosinophil

3,0

0-7

Basophil

0,4

0-1,5

Luc

2,0

0-4

Demam Berdarah Dengue| 13

Tanggal : 13 Maret 2015


LAB

RESULT

Darah Rutin
WBC

FLAGS

UNIT

NORMAL

4,59

103/uL

5.2-12.4

RBC

4,51

106/uL

4,2-6,1

HGB

15,2

g/dL

12-18

HCT

46,8

37-52

MCV

87,4

Fl

80-99

MCH

27,7

Pg

27-31

MCHC

34,7

g/dL

33-37

RDW

14,3

11,5-14,5

PLT

56

103/ul

150-450

Neutrophil

67,1

40-74

Limfosit

26,0

19-48

Monosit

8,5

3,4-9

Eosinophil

4,0

0-7

Basophil

0,4

0-1,5

Luc

2,0

0-4

Demam Berdarah Dengue| 14

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEMAM BERDARAH DENGUE

I. DEFINISI
Demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue,
yang ditularkan oleh nyamuk. Manifestasi klinis berupa demam, nyeri otot, dan/ atau
nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia dan
diathesis hemorragik. Pada demam berdarah (DBD) terjadi perembesan plasma yang
ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di
rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock sindrom) adalah demam
berdarah yang ditandai oleh renjatan/shock.
II. EPIDEMIOLOGI
Indonesia dimasukkan dalam kategori A dalam stratifikasi DBD oleh World
Health Organization (WHO) 2001 yang mengindikasikan tingginya angka perawatan
rumah sakit dan kematian akibat DBD, khususnya pada anak.1-3 Data Departemen
Kesehatan RI menunjukkan pada tahun 2006 (dibandingkan tahun 2005) terdapat
peningkatan jumlah penduduk, provinsi dan kecamatan yang terjangkit penyakit ini,
dengan case fatality rate sebesar 1,01% (2007).
Indonesia merupakan wilayah endemis dengan sebaran di seluruh wilayah
tanah air. Insiden di Indonesia antara 6 hingga 15 per 100.000 penduduk (1989
hingga 1995) dan pernah meningkat tajam saat kejadian luar biasa hingga 35 per
100.000 penduduk pada tahun 1998, sedangkan mortalitas DBD cenderung menurun
hingga mencapai 2 % pada tahun 1999.
Beberapa faktor diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi virus dengue yaitu:

Demam Berdarah Dengue| 15

1. Vektor : perkembang biakan vector, kebiasaan mengigit, kepadatan vector di


lingkungan, transportasi vector dari satu tempat ke tempat lain.
2. Pejamu : terdapat penderita di lingkungan/ keluarga, mobilisasi dan paparan
terhadap nyamuk, usia, jenis kelamin.
3. Lingkungan : curah hujan, suhu, sanitasi dan kepadatan penduduk.

III. ETIOLOGI
Penyakit DBD disebabkan oleh Virus Dengue, yang termasuk dalam genus
Flaviviridae. Flavivirus merupakan virus dengan diameter 30 nm terdiri dari asam
ribonukleat rantai tunggal dengan berat molekul 4x10 6.1 Terdapat 4 serotipe virus
yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 yang semuanya dapat menyebabkan
demam dengue atau demam berdarah dengue. Keempat serotype ditemukan di
Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotype terbanyak. Terdapat reaksi silang
antara serotype dengue dengan Flavivirus lain seperti Yellow Fever, Japanese
Encephalitis, dan West Nile virus.

IV. PATOGENESIS
Walaupun demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD)
disebabkan oleh virus yang sama, tapi mekanisme patofisiologisnya yang berbeda
yang menyebabkan perbedaan klinis. Perbedaan yang utama adalah pada peristiwa
renjatan yang khas pada DBD. Renjatan itu disebabkan karenakebocoran plasma yang
diduga karena proses imunologi. Pada demam dengue hal ini tidak terjadi.
Manifestasi klinis demam dengue timbul akibat reaksi tubuh terhadap
masuknya virus. Virus akan berkembang di dalam peredaran darah dan akan
ditangkap oleh makrofag. Segera terjadi viremia selama 2hari sebelum timbul gejala
dan berakhir setelah lima hari gejala panas mulai. Makrofag akan segerabereaksi

Demam Berdarah Dengue| 16

dengan menangkap virus dan memprosesnya sehingga makrofag menjadi


APC(AntigenPresenting Cell). Antigen yang menempel di makrofag ini akan
mengaktifasi sel T-Helper dan menarikmakrofag lain untuk memfagosit lebih banyak
virus. T-helper akan mengaktifasi sel T-sitotoksik yangakan melisis makrofag yang
sudah memfagosit virus. Juga mengaktifkan sel B yang akan melepas antibodi. Ada 3
jenis antibodi yang telah dikenali yaitu antibodi netralisasi, antibodi hemagglutinasi,
antibodi fiksasi komplemen.
Proses diatas menyebabkan terlepasnya mediator-mediator yang merangsang
terjadinya gejala sistemik seperti demam, nyeri sendi, otot, malaise dan gejala
lainnya. Dapat terjadi manifetasi perdarahankarena terjadi aggregasi trombosit yang
menyebabkan trombositopenia, tetapi trombositopenia ini bersifat ringan.
Dua teori yang banyak dianut dalam menjelaskan patogenesis infeksi dengue
adalah hipotesis infeksi sekunder (secondary heterologous infectio

theory) dan

hipotesis immune enhancementMenurut hipotesis infeksi sekunder yang diajukan oleh


Suvatte,1997, sebagai akibat infeksi sekunder oleh tipe virus dengue yang berbeda,
respon antibodi anamnestik pasien akan terpicu, menyebabkan proliferasi dan
transformasi limfosit dan menghasilkan titer tinggi IgG antidengue. Karena bertempat
di limfosit, proliferasi limfosit juga menyebabkan tingginya angka replikasi virus
dengue. Hal ini mengakibatkan terbentuknya kompleks virus-antibodi yang
selanjutnya mengaktivasi sistem komplemen. Pelepasan C3a dan C5a menyebabkan
peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah dan merembesnya cairan ke
ekstravaskular. Hal ini terbukti dengan peningkatan kadar hematokrit, penurunan
natrium dan terdapatnya cairan dalam rongga serosa.
Hipotesis immune enhancement menjelaskan menyatakan secara tidak
langsung bahwa mereka yang terkena infeksi kedua oleh virus heterolog mempunyai
risiko berat yang lebih besar untuk menderita DBD berat. Antibodi herterolog yang
telah ada akan mengenali virus lain kemudian membentuk kompleks antigen-antibodi
yang berikatan dengan Fc reseptor dari membran leukosit terutama makrofag.
Sebagai tanggapan dari proses ini, akan terjadi sekresi mediator vasoaktif yang

Demam Berdarah Dengue| 17

kemudian menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah, sehingga


mengakibatkan keadaan hipovolemia dan syok.

Gambar 1 : secondary heterologous dengue infection


V. MANIFESTASI KLINIS
Demam berdarah umumnya ditandai oleh demam tinggi mendadak selama 2-7
hari, yang diikuti oleh fase kritis selama 2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah
tidak demam, akan tetapi mempunyai resiko untuk terjadi renjatan jika tidak
mendapat pengobatan yang adekuat. Pasien juga mengeluh sakit kepala hebat, rasa
sakit di belakang mata, otot dan sendi, hilangnya napsu makan, mual-mual dan ruam.
Demam berdarah yang lebih parah ditandai dengan demam tinggi yang bisa mencapai
suhu 40-41C selama dua sampai tujuh hari, wajah kemerahan, dan gelaja lainnya
yang menyertai demam berdarah ringan. Berikutnya dapat muncul kecenderungan
pendarahan, seperti memar, hidung dan gusi berdarah, dan juga pendarahan dalam
tubuh. Pada kasus yang sangat parah, mungkin berlanjut pada kegagalan saluran
pernapasan, shock dan kematian.

Demam Berdarah Dengue| 18

VI. DIAGNOSA
Masa inkubasi dalam tubuh manusia sekitar 4-6 hari (rentang 3-14 hari),
timbul gejala prodromal yang tidak khas seperti : nyeri kepala, nyeri tulang belakang,
dan perasaan lelah.
Demam dengue merupakan demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua
atau lebih manifestasi klinis sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.

Nyeri kepala
Nyeri retro orbital
Mialgia/ artralgia
Manifestasi perdarahan (ptekie atau uji bending positif)
Leukopenia dan pemeriksaan serologi dengue positif atau ditemukan pasien
DD/DBD yang sudah dikonfirmasi pada lokasi dan waktu yang sama.
Demam Berdarah Dengue (DBD) berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis

DBD ditegakkan bila semua hal dibawah ini dipenuhi :


1. Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik
2. Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berikut :
Uji bendung positif
Ptekie, ekimosis, atau purpura
Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi), atau

perdarahan dari tempat lain.


Hematemesis atau melena.

3. Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/ul)


4. Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage (kebocoran plasma) sebagai
berikut :

Peningkatan hematokrit > 20 % setelah mendapat terapi cairan,


dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya.
Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites atau
hipoproteinemia.

Dari keterangan diatas terlihat bahwa perbedaan utama antara DD dan DBD
adalah pada DBD ditemukan kebocoran plasma.
Terdapat 4 derajat spektrum klinis DBD (WHO, 1997), yaitu :

Demam Berdarah Dengue| 19

Derajat 1: Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan
adalah uji torniquet.
Derajat 2: Seperti derajat 1, disertai perdarahan spontan di kulit dan perdarahan lain.
Derajat 3: Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah,tekanan nadi
menurun (20 mmHg atau kurang) atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut kulit dingin
dan lembab, tampak gelisah.
Derajat 4: Syok berat, nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur.

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Parameter laboratoris yang dapat diperiksa antara lain :
1. Leukosit : dapat normal atau menurun. Mulai hari ke 3 dapat ditemui
limfasitosis relative (>45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma
biru (LPB) > 15 % dari jumlah total leukosit yang pada fase syok meningkat.
2. Trombosit : umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8.
3. Hematokrit : Kebocoran plasma dibuktikan dengan ditemukannya
peningkatan hematokrit 20 % dari hematokrit awal, umumnya dimulai pada
hari ke 3 demam.
4. Hemostasis : Dilakukan pemeriksaan PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer, atau
FDP pada keadaan yang dicurigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan
darah.
5. Protein/albumin : Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma.
6. SGOT/SGPT : dapat meningkat
7. Ureum, Kreatinin : bila didapatkan gangguan fungsi ginjal
8. Elektrolit : Sebagai parameter pemantauan pemberian cairan
9. Golongan darah : bila akan dilakukan transfuse
10. Imunoserologi dilakukan untuk pemeriksaan IgM dan IgG terhadap dengue.
VIII. PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya terapi DBD adalah bersifat suportif dan simtomatis.
Penatalaksanaan ditujukan untuk mengganti kehilangan cairan akibat kebocoran
plasma dan memberikan terapi substitusi komponen darah bilamana diperlukan.

Demam Berdarah Dengue| 20

Dalam pemberian terapi cairan, hal terpenting yang perlu dilakukan adalah
pemantauan baik secara klinis maupun laboratoris. Proses kebocoran plasma dan
terjadinya trombositopenia pada umumnya terjadi antara hari ke 4 hingga 6 sejak
demam berlangsung. Pada hari ke-7 proses kebocoran plasma akan berkurang dan
cairan akan kembali dari ruang interstitial ke intravaskular. Terapi cairan pada kondisi
tersebut secara bertahap dikurangi. Selain pemantauan untuk menilai apakah
pemberian cairan sudah cukup atau kurang, pemantauan terhadap kemungkinan
terjadinya kelebihan cairan serta terjadinya efusi pleura ataupun asites yang masif
perlu selalu diwaspadai.
Terapi nonfarmakologis yang diberikan meliputi tirah baring (pada
trombositopenia yang berat) dan pemberian makanan dengan kandung-an gizi yang
cukup, lunak dan tidak mengandung zat atau bumbu yang mengiritasi saluaran cerna.
Sebagai terapi simptomatis, dapat diberikan antipiretik berupa parasetamol, serta obat
simptomatis untuk mengatasi keluhan dispepsia. Pemberian aspirin ataupun obat
antiinflamasi nonsteroid sebaiknya dihindari karena berisiko terjadinya perdarahan
pada saluran cerna bagian atas (lambung/duodenum).

Jenis Cairan (rekomendasi WHO) :


Kristaloid.

Larutan ringer laktat (RL)

Larutan ringer asetat (RA)

Dekstrosa 5% dalam larutan ringer laktat (D5/RL)

Dekstrosa 5% dalam larutan ringer asetat (D5/RA)

(Catatan:Untuk resusitasi syok dipergunakan larutan RL atau RA tidak boleh larutan


yang mengandung dekstran)
Koloid :

Dekstran 40

Plasma

Demam Berdarah Dengue| 21

HES ( Hydroxyethyl Starch)


Protokol pemberian cairan sebagai komponen utama penatalaksanaan DBD

dewasa mengikuti 5 protokol, mengacu pada protokol WHO. Protokol ini terbagi
dalam 5 kategori, sebagai berikut:
1. Penanganan tersangka DBD tanpa syok
2. Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di ruang rawat
3. Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit >20%
4. Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DBD dewasa
5. Tatalaksana sindroma syok dengue pada dewasa

Penanganan tersangka DBD tanpa syok4

Protokol 1. Penanganan tersangka DBD tanpa syok

Demam Berdarah Dengue| 22

Protokol 2. Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di ruang rawat

Protokol 3. Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hematokrit > 20%


Epitaksis tak terkendali
Hematemesis Melena
Perdarahan otak

Perdarahan spontan dan


masif
Demam Berdarah Dengue| 23

Cek Darah Lengkap, Hemostasis,


analisis gas darah, RL 20 ml/kgBB/
jam

DIC (-)
Transfusi Komponen Darah
PRC ( Hb <10)
FFP (APTT >1,5x)
TC (Trombosit <100.000)
Hb,Ht, Trom, tiap 24 jam
Ulang hemostasis 24 jam kemudian

DIC (+)
Heparin 5. 000 -10.000/ 24 jam
Transfusi Komponen Darah
PRC ( Hb <10)
FFP (APTT >1,5x)
TC (Trombosit <100.000)
Hb,Ht, Trom, tiap 4-6 jam
Ulang hemostasis 24 jam kemudian

Protokol 4. Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DBD dewasa

Demam Berdarah Dengue| 24

Protokol5.Pe
natalaksanaa
n sindrom
syok dengue
pada
dewasa.

Indikasi
pulang

Paling tidak
24 jam tidak
demam
tanpa
antipiretik

Secara klinis
tampak
perbaikan

Nafsu
makan baik

Nilai

Ht

stabil

Tiga hari setelah syok teratasi

Demam Berdarah Dengue| 25

Tidak ada sesak nafas

Trombosit 50.000/l / peningkatan trombosit yang berarti

IX. PROGNOSIS
Kematian akibat demam dengue hampir tidak ada. Pada DBD/DSS mortalitas
cukup tinggi. Penelitian pada orang dewasa di Surabaya, Semarang, dan Jakarta
menunjukkan bahwa prognosis dan perjalanan penyakit umumnya lebih ringan dari
pada anak-anak.

BAB III
ANALISIS KASUS

Demam Berdarah Dengue| 26

Seorang wanita 24 tahun dirawat di RSUD Arjawinangun dengan keluhan


demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. demam tinggi pada saat menjelang
malam hari dan turun menjelang pagi hari. Pasien merasa lemah sejak demam. Pasien
juga mengeluh sakit kepala, mual. Pasien juga mulai merasakan nyeri pada ulu hati,
tidak menjalar, dan seperti ditusuk. Pasien juga mengeluh terdapat bintik-bintik
merah pada lengan kanan dan kiri serta kaki kanan dan kiri. Pasien juga mengeluh
bila menggosok gigi, gusinya berdarah. Keadaan spesifik didapatkan mata injeksi
siliar (+/+), mulut terdapat gusi berdarah, abdomen terdapat nyeri tekan pada ulu hati,
Ekstremitas atas dan bawah terdapat petechie. Tes rumple leede (+). Pada
pemeriksaan penunjang didapatkan WBC 2.200/uL (leukopenia), PLT 66.000/ul
(trombositopenia). oleh sebab itu penulis mengarahkan ke diagnosa Demam Berdarah
Dengue Derajat II.

Demam Berdarah Dengue| 27

DAFTAR PUSTAKA

Chen Khie, Pohan Herdiman, Sinto Robert. Diagnosis dan Terapi cairan pada
Demam Berdarah Dengue. Medicinus vol. 22, no.1, edisi Maret-Mei. Jakarta
: Dexa-Medika. 2009. h: 3-8.
Isselbacher J Kurt. Hemorrhagic Fever. Harrisons Principles of Internal Medicine.
14th edition. United State of America : McGraw-Hill. 1998. h: 1141-1143.
Mansjoer Arif, Triyanti Kuspuji, Savitri Rakhmi, Wardhani Wahyu I., Setiowulan
Wiwiek. Demam Dengue. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : Media
Aesculapius FKUI. 2004. h: 428-433.
Mubin A Halim. Demam Berdarah Dengue. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam
Diagnosis dan Terapi. Jakarta : EGC. 2001. h: 5-8.
Murwani Arita. Perawatan Pasien Dengue Hemorrhagic Fever (Demam Berdarah).
Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. 2009.
h: 125-132.
Suhendro, Naingolan Leonard, Chen Khie, Pohan Herdiman T. Demam Berdarah
Dengue. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi IV. Jakarta : Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006. h: 1709-1713.

Demam Berdarah Dengue| 28

Anda mungkin juga menyukai