PROPOSAL Dan Undangan TAK Menghias Tas Dengan Kain Flanel - Puspita
PROPOSAL Dan Undangan TAK Menghias Tas Dengan Kain Flanel - Puspita
Disusun Oleh:
Trijati Puspita Lestari
105070207131003
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
Diah Kristianisah Rahayu
105070200111047
: Sabtu
Tanggal
: 6 Juni 2015
Perseptor Klinik
Perseptor Akademik
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk holistic dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dan
lingkungan dari luar dirinya baik itu lingkungan keluarga, kelompok dan komunitas. Dalam
berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping yang
efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan interpersonal yang dikembangkan dapat
menghasilkan perubahan individu diantaranya perubahan nilai budaya, perubahan system
kemasyarakatan, pekerjaan, serta akibat ketegangan antar idealism dan realita yang dapat
menyebabkan terganggunya keseimbangan mental emosional. Tidak semua orang dapat
menyesuaikan diri dari perubahan tersebut, akibatnya akan menimbulkan ketegangan atau
stress yang berkepanjangan sehingga dapat menjadi factor pencetus dan penyebab serta
juga mengakibatkan suatu penyakit. Faktor yang dapat mempengaruhi stress adalah
pengaruh genetic, pengalaman masa lalu dan kondisi saat ini (Suliswati, 2005).
Penyebab gangguan jiwa salah satunya karena stressor psikologis. Yang
merupakan suatu keadaan atau suatu peristiwa yang menyebabkan adanya perubahan
dalam kehidupan seseorang hingga orang tersebut terpaksa mengadakan adaptasi dalam
mengulangi stressor tersebut. Pasien yang mengalami gangguan jiwa kronik sering kali
hanya berdiam diri dirumah tanpa melakukan kegiatan apapun. Hal ini yang dapat
menyebabkan pasien dikucilkan dalam masyarakat, pikiran terbawa dalam baying-bayang
dari dalam pikiran sehingga menyebabkan halusinasi.
Salah satu terapi aktivitas yang dapat diberikan pada pasien gangguan jiwa
dengan harga diri rendah adalah terapi aktivitas kelompok dengan membuat kerajinan
bros dan jepit rambut dengan bahan pita. Aplikasi kerajinan atau handcraft berbahan dasar
flannel beraneka macam, salah satunya adalah kreasi flannel untuk toples maupun kotak
serbaguna.
1.2
Tujuan
Tujuan umum TAK menghias tas dengan kain flanel yaitu peserta dapat meningkatkan
kemauan dalam melakukan aktivitas dan merangsang kembali kemampuan motorik halus.
Tujuan khususnya adalah :
1. Peserta mampu memperkenalkan diri dengan orang lain
2. Peserta mampu menghias tas dengan kain flanel
3. Peserta mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAK yang
telah dilakukan.
1.3
Manfaat
1.3.1
Manfaat Bagi Klien
Sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan klien dengan agar mempunyai
1.3.2
1.3.4
BAB II
2.1.
TINJAUAN TEORI
Harga diri rendah
2.1.1. Definisi
Harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan diekspresikan
tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Harga diri rendah disertai oleh
evaluasi diri yang negatif, membenci diri sendiri dan menolak diri. Harga diri
rendah adalah kesadaran dimana individu mengalami atau beresiko mengalami
seseorang
yang
sebelumnya
mempunyai
evaluasi
diri
positif.
(Wilkinson,2007).
2.1.2. Rentang Respon
PENYEBAB
a. Faktor predisposisi
o Faktor yang mempengaruhi harga diri, meliputi penolakan orang tua,harapan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai
tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang
o
tidak realistis.
Faktor yang mempengaruhi performa peran, adalah steriotif peran gender,
tuntutan peran kerja,dan harapan peran budaya. Nilai-nilai budaya yang tidak
perubahan
ukuran,bentun,penampilan
atau
fungsi
tubuh,
pemasangan kateter).
Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tecapai karena
pemeriksaan.
Kronik
Perasaan negatif terhadap diri sudah berlangsung lama yaitu sebelum sakit
atau dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang negatif, kejadian sakit
yang dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Menurut
Ericson, masa balita adalah kemandirian yang ragu dan malu anak belajar
mengendalikan diri dan kepercayaan diri, sebabnya bila banyak dikendalikan
o
dari luar maka akan timbul bibit keraguan dan rasa malu yang berlebihan.
Faktor Presipitasi
- Ketegangan peran Stress yang berhubungan dengan frustasi yang
-
ikut serta dalam aktivitas social, agama, klub politik, kelompok, atau geng)
Aktivitas sementara menguatkan perasan diri (misal : olah raga yang
penyalahgunaan obat).
b. Jangka panjang
o Punutupan identitas ; adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang
yang penting bagi individu tanpa memperlihatkan keinginan, aspirasi, dan
o
realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik diri
terganggu, berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental : waham, halusinasi,
gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya
berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, tidak mampu bekerja, hubungan
ii.
obat,
darah,
penyakit
epilepsi,
SSP,
kelainan
gangguan
jantung,
febris,
kesadaran
yang
o
o
o
b. Halloperidol ( HP ) : 3 x 5 mg
i. Indikasi
Penatalasanaan psikosis kronik dan akut, gejala demensia pada lansia,
ii.
tanpa
agitasi,
penderita
yang
takikardi,
hipertensi,
EKG
berubah,
hipotensi
ortostatik,
2.1.7.
POHON MASALAH
2.2.
Isolasi Sosial
2.2.1. Pengertian
Suatu sikap dimana individu menghindari diri dari interaksi dengan orang
lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai
kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran, prestasi atau kegagalan. Ia
mempunyai kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain, tidak
ada perhatian dan tidak sanggup membagi pengamatan dengan orang lain
(Balitbang, 2007 dalam Fitria, 2009).
Merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,
menghindari hubungan maupun komunikasi dengan orang lain (Rawlins, 1993
dalam Fitria, 2009).
Kerusakan interaksi sosial merupakan suatu gangguan hubungan
interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang
menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam
hubungan sosial (Depkes RI, 2000 dalam Fitria, 2009).
Merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi dengan
orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai
kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran dan kegagalan.
kesulitan
dalam berhubungan
secara
spontan dengan
Klien mengalami
orang lain
yang
dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup
berbagi pengalaman (Balitbang, 2007 dalam Fitria, 2009).
Rentang respons
Respons adaptif
Menyendiri
Otonomi
Bekerja sama
interdependen
Respons maladaptif
Merasa sendiri
Depedensi
Curiga
Menarik diri
Ketergantungan
Manipulasi
Curiga
Gambar 1. Rentang respons isolasi sosial (Stuart, 2006; Townsend, 1998 dalam Fitria,
2009)
Respons yang terjadi pada isolasi sosial (Fitria, 2009).
a. Respons adaptif
Respons adaptif adalah respons yang masi dapat diterima oleh norma-norma sosial dan
kebudayaan secara umum yang berlaku. Dengan kata lain, individu tersebut masih dalam
batas normal ketika menyelesaikan masalah. Berikut ini adalah sikap yang termasuk
respons adapatif:
i. Menyendiri, respons yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang telah
ii.
Tahap
Perkembangan
Masa bayi
Masa bermain
Masa pra sekolah
Masa sekolah
Masa pra remaja
Masa remaja
Tugas
Menetapkan rasa percaya
Mengembangkan otonomi dan awal perilaku
mandiri
Belajar menunjukkan inisiatif, rasa tanggung
jawab, dan hati nurani
Belajar berkompetisi, bekerja sama dan
berkompromi
Menjalin hubungan intim dengan teman
sesama jenis kelamin
Menjadi intim dengan teman lawan jenis atau
bergantung pada orang tua
Masa dewasa
muda
lingkungan sosialnya.
d. Faktor biologis
Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya gangguan dalam
hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan hubungan
sosial adalah otak, misalnya pada klien skizofrenia yang mengalami masalah dalam
hubungan sosial memiliki struktur yang abnormal pada otak seperti atrofi otak, serta
perubahan ukuran dan bentuk sel dalam limbik dan daerah kortikal.
Faktor presipitasi (Fitria, 2009)
Terjadinya gangguan hubungan sosial juga dapat ditimbulkan oleh faktor internal dan eksternal
seseorang. Faktor stresor presipitasi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Faktor eksternal
Contohnya adalah stresor sosial budaya, yaitu stres yang ditimbulkan oleh faktor sosial
budaya seperti keluarga
b. Faktor internal
Contohnya adalah stresor
psikologis,
yaitu
stres
terjadi
akibat
ansietas
yang
kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik (Yolam, 1995 dalam stuart dan
laraia, 2001). Semua kondisi ini akan mempengaruhi dinamika kelompok, ketika
anggota kelompok memberi dan menerima umpan balik yang berarti dalam berbagai
interaksi yang terjadi dalam kelompok.
b. Tujuan dan Fungsi Kelompok
Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain
serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif. Kekuatan kelompok ada
pada konstribusi dari setiap anggota dan pimpinan dalam mencapai tujuannya.
Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling membantu satu
sama lain, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah. Kelompok merupakan
laboraturium tempat untuk mencoba dan menemukan hubungan interpersonal yang
baik, serta mengembangkan perilaku yang adaptif. Anggota kelompok merasa
dimiliki, diakui, dan dihargai eksistensi nya oleh anggota kelompok yang lain.
c. Jenis Terapi Kelompok
1. Terapi kelompok
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu.
Fokus
terapi
kelompok
adalah
membuat
sadar
diri
(self-awareness),
aktivitas
kelompok
stimulasi
kognitif/persepsi
melatih
BAB III
PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HARGA DIRI RENDAH DAN
ISOLASI SOSIAL
3.1 KARAKTERISTIK KLIEN DAN PROSES SELEKSI
Karakteristik klien
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Proses Seleksi
a. Mengobservasi klien dengan riwayat harga diri rendah
b. Mengobservasi klien dengan riwayat isolasi sosial
c. Megumpulkan keluarga klien yang termasuk dari karakteristik masalah harga diri rendah
dan isolasi sosial untuk mengikuti TAK.
2. Tugas Fasilitator
-
3. Tugas Klien
-
Peringatan lisan
Tema
Sasaran
: 45 menit
Tempat
Terapis
:
1.
2.
3.
4.
5.
Leader
Co Leader
Fasilitator 1
Fasilitator 2
Observer
Tahapan Sesi:
Sesi 1 : Memperkenalkan diri
Sesi 2 : Menghias Tas dengan menggunakan Kain Flanel
A.
Tujuan
Sesi 1: Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan: nama lengkap, nama
panggilan
Sesi 2: Menghias Tas dengan menggunakan Kain Flanel
B. Sasaran
1. Klien dengan HDR dan ISOS yang kooperatif
2. Klien dengan HDR dan ISOS yang tidak terpasang restrain
C. Nama Klien
1. Ny. Karmisah
2. Ny. Subekti
3. Ny. Sumini
4. Ny. Endang
D.
E.
Setting
Terapis dan klien duduk bersama dalam satu lingkaran
Ruangan nyaman dan tenang
MAP
L
K
C
Keterangan :
L : Leader
C: Co Leader
O: Observer
F : Fasilitator
K : Klien
F.
G.
Metode
Dinamika kelompok
Diskusi dan tanya jawab
H.
Langkah-Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Memberi salam terapeutik: salam dari terapis
b. Evaluasi/validasi: menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak: Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu memperkenalkan diri
3. Tahap kerja
SESI 1
a. Peserta memperkenalkan diri sendiri, meliputi : nama
b. Memberi pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan memberi tepuk
tangan
c. Membagikan nametag kepada peserta
SESI 2
a. Membagikan tas kain, kain flannel, pita dan gunting yang sudah disediakan oleh
terapis.
b. Menginstruksikan peserta untuk menggunting benang, kain flannel, dan pita yang
c.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
Memberi pujian atas keberhasilan kelompok
Memberikan kesempatan klien untuk saling member tanggapan terhadap karya ynag
dibuat oleh peserta lain
b. Rencana tindak lanjut
Menganjurkan tiap anggota kelompok melakukan kegiatan tersebut secara berkala
c. Kontrak yang akan datang
Menyepakati kegiatan berikutnya
Menyepakati waktu dan tempat
BAB IV
HASIL EVALUASI
a. Kemampuan verbal
No.
Aspek yg dinilai
1
2
4
5
6
8
Nama klien
b. Kemampuan nonverbal
No.
1
2
3
4
c.
Aspek yg dinilai
Nama klien
Kontak mata
Duduk tegak
Menggunakan bahasa tubuh yg sesuai
Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Jumlah
No.
1
Nama klien
Aspek yg dinilai
Menggunting pola kain flanel
2
3
Keterangan :
: menyebutkan
X : tidak menyebutkan
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, A.Y.S. 1999. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Pada Anak dan
Remaja, Widya Medika, Jakarta.
Hurlock, E. 1998. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan SEpanjang Rentang
Kehidupan, Edisi 5, Erlangga, Jakarta.
Rasmun. 2004. Stress, Koping, dan Adaptasi Teori dan Pohon Masalah Keperawatan,
Sagung Seto, Jakarta.
Stuart, Gail and Laraia, M. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing, 8th
edition, Mosby, St. Louis.
Stuart & Sundeen. 1995. Principles an Practice of Psychiatric Nursing, fifth edition,
Mosby, St.Louis.
Contoh gambar hasil kreasi Kreasi Box Serbaguna Berbahan Dasar Kain Flanel