Anda di halaman 1dari 5

5 kebiasaan bayi saat tidur

Bagi orangtua baru beberapa kebiasaan bayi saat tidur seperti mengerang, merintih atau menendang
tentu bisa membingungkan. Namun perilaku ini umumnya tidak berbahaya.
Dikutip dari Babycenter, Jumat (29/10/2010) ada 5 kebiasaan yang bisa dilakukan bayi saat tidur,
yaitu:
1. Jeda bernapas
Jika diperhatikan, bayi bisa bernapas lebih cepat untuk sementara kemudian melambat dan bisa
berhenti hingga 15 detik sebelum bernapas normal kembali.
Dokter biasanya menyebut dengan periodic breathing dan merupakan hal yang umum terjadi pada
bayi hingga berusia sekitar 6 bulan. Bayi yang prematur akan lebih sering mengalaminya. Jika
tangan, kaki, dahi dan kulit sekitar mulut membiru, ada kemungkinan bayi mengalami kesulitan
oksigen.
2. Mendengkur dan mendengus
Jika dengkuran atau suara mendengus yang dikeluarkan bayi memiliki irama teratur, maka tidak
perlu dikhawatirkan. Kondisi ini biasanya karena si kecil mengalami hidung tersumbat.
Tapi jika dengkurannya ada jeda diikuti dengan napas terengah-engah kemungkinan ada semacam
penyumbatan di saluran napasnya seperti dari amandel atau kelenjar gondok. Dan bisa juga bayi
mendengkur karena alergi.
3. Berkeringat
Beberapa bayi berkeringat lebih banyak saat ia tidur, karena ia menghabiskan waktu lebih banyak
dalam tahap terdalam tidurnya. Kondisi ini yang membuat bayi lebih cenderung berkeringat di
malam hari dibanding orang dewasa atau anak-anak yang lebih tua.
Meskipun keringat adalah kondisi umum, tapi jika terlalu berlebihan bisa menunjukkan ada sesuatu
yang salah. Misalnya terjadi infeksi, sleep apnea atau overheating yang dapat memicu sindrom
kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome/SIDS) terutama jika si kecil menggunakan
baju atau selimut berlapis-lapis.
4. Sering bergerak
Biasanya kebiasaan sering menggoyang atau menggerakkan badan saat tidur dimulai sekitar usia 6
bulan yang kadang disertai dengan membenturkan kepala. Gerakan ini adalah salah satu perilaku
untuk menenangkan dirinya sendiri. Pada umumnya kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan selama
tidak membahayakan keadaan si kecil.
5. Tidur sambil menggertak gigi
Sebagian besar bayi memiliki kebiasaan menggertak gigi saat tidur, kondisi ini paling sering terjadi
saat bayi mendapatkan gigi pertamanya atau baru mendapatkan gigi permanennya.
Kemungkinan bayi melakukan ini karena ada sensasi dari gigi baru, rasa sakit akibat tumbuh gigi
atau dari infeksi telinga dan bisa juga karena masalah pernapasan.

Cara menggendong bayi


PRINSIP utama menggendong bayi: aman dan nyaman. Tidak ada aturan baku bayi usia tertentu
harus digendong dengan cara tertentu. Yang harus diperhatikan, topangan bagian kepala, leher dan
punggung, utamanya bagi bayi baru lahir.
Berikut mengenai berbagai cara menggendong yang disesuaikan dengan usia si kecil.
Cradling hold
Gaya ini cocok untuk bayi usia 0-2 bulan dimana bayi belum bisa mengangkat kepalanya.
Punggung bayi pun belum kuat menopang berat tubuhnya.
Penting diperhatikan, kepala bayi berada pada lipatan siku dalam tangan moms sementara tangan
yang satunya menopang pantat dan sebagian paha bawah bayi. Posisi kepala bayi lebih tinggi dari
pantat dan kaki bayi -bagian kaki tidak mengantung- sebaiknya sangga dengan lengan dalam moms.
Cara menggendong:
- Walau belum terlalu bisa memberi reaksi, ajaklah bicara sebelum menggendong si kecil. Hal ini
penting dilakukan agar bayi tidak kaget, kecuali jika si kecil tertidur pulas.
- Jika si kecil berada di boks bayi, dekatkan tubuh moms ke arah si kecil dengan cara menekuk lutut
dan membungkukkan badan. Jangan langsung mengambilnya lalu diangkat untuk digendong.
- Dengan lembut selipkan satu tangan moms di bawah leher dan kepala bayi, sedangkan tangan
lainnya di bawah pantat. Pastikan kedua posisi tangan sudah mantap sebelum mengangkatnya.

- Dekap bayi hingga benar-benar posisi aman di dada lalu angkat.


Duduk menghadap depan
Menggendong dengan gaya duduk menghadap ke depan cocok untuk bayi usia 3-4 bulan. Meski
belum terlalu kuat, si kecil sudah mempunyai kekuatan untuk menyangga lehernya sendiri.
Biasanya si kecil suka digendong dengan gaya seperti ini karena dapat leluasa melihat ke depan.
Cara menggendong:
- Dekatkan tubuh moms ke arah si kecil dengan cara menekuk lutut dan membungkukkan badan,
lalu masukkan satu tangan Moms ke belakang leher bayi dan satu tangan lainnya melingkari badan
bayi ke bawah pantatnya. Dekap bayi hingga benar-benar posisi aman di dada lalu angkat. Posisi
kepala bayi di bahu moms.
- Pegang leher bayi dan dudukkan di atas salah satu paha moms lalu putar posisi bayi menghadap ke
depan secara perlahan. Satu tangan masih memegang bagian paha bawah bayi.
Hip carry position
Gaya hip carry position (kaki melingkar di pinggang atau di belakang), bisa digunakan saat bayi
berusia 6-12 bulan dimana otot-ototnya sudah kuat dan lehernya pun mampu menopang kepala
dengan baik.
Pada usia enam bulan ke atas si kecil sudah bisa digendong dengan banyak gaya. Gantilah gaya
menggendong maksimal satu jam sekali dengan berbagai posisi demi kenyamanan si kecil dan
moms juga.
Tip sebelum dan saat menggendong
1. Setiap kali akan menggendong, pastikan moms tidak hanya membungkukkan tubuh, tapi juga
menekuk kedua kaki agar tulang belakang tidak menanggung beban berlebih. Selain itu, pada saat

membungkuk, pastikan tubuh moms sudah sedekat mungkin dengan tubuh bayi agar cepat sampai
dalam dekapan.
2. Jika rewel atau gelisah, bisa jadi si kecil tidak nyaman dalam gendongan moms. Untuk itu,
jangan terlalu erat mendekapnya. Ikuti keinginan bayi, apakah ingin digendong telentang, setengah
duduk, menghadap depan, atau menghadap belakang sambil bersandar di pundak.
3. Jika menggendong dengan kain atau baby carrier, pastikan alat gendong tersebut terbuat dari
bahan yang kuat dan cukup lembut. Pastikan juga lubang untuk kaki tidak terlalu besar agar bayi
tidak tergelincir, tali penopangnya pun harus bisa membagi beban tubuh bayi dengan tubuh moms.
(Sumber: Mom&Kiddie)

Bayi mungkin kecil dan tidak dapat bercakap-cakap dengan orang dewasa, tetapi bayi membuktikan
bahwa mereka memiliki kepintaran dan kemampuan otak yang luar biasa. Setidaknya ada 8
kemampuan mengagumkan dari otak bayi. Apa saja?
Berikut 8 kemampuan otak bayi yang mengagumkan:
1. Tahu siapa yang menjadi bos
Sejak usia 10 bulan, bayi sudah bisa memahami hierarki sosial. Ketika ditunjukkan adegan kartun
yang menampil sosok bertubuh besar dan kecil yang sedang berinteraksi, bayi akan mengerti bahwa
sosok yang besar adalah bos.
Temuan ini telah diterbitkan pada Januari 2011 di jurnal Science, yang menunjukkan bahwa bayi
memahami hierarki sosial dan tahu ukuran yang dapat menentukan siapa yang bertanggung jawab.
2. Mengerti mood dan emosi
Meski bayi belum bisa berbicara, ia akan tahu ketika Anda merasa sedih. Bayi usia 5 bulan dapat
akurat membedakan nada suara optimis dan suram.

3. Terlahir untuk menari


Berbicara tentang musik, bayi tidak bisa menolaknya. Telinga mereka tak hanya disetel dengan
ketukan, bayi sebenarnya juga bisa menari dengan birama, menurut sebuah penelitian yang
diterbitkan pada jurnal Proceeding of National Academy of Sciences tahun 2010.
Bayi-bayi mengerakan lengan, tangan, kaki, torso dan kepala lebih banyak dalam menanggapi
musik daripada berbicara.
4. Cerminan tindakan orang lain
Tak mengherankan bila Anda melihat sesuatu yang luar biasa di mata bayi. Bayi dapat meniru
tindakan yang Anda lakukan, karena peneliti menemukan daerah motor yang aktif pada usia 9
bulan adalah yang berperan sebagai neuron cermin.
5. Belajar dengan cepat saat tidur

Bayi ternyata dapat belajar bahkan saat tidur.Dalam percobaan dengan 26 bayi tidur, ilmuwan
memainkan nada musik diikuti oleh embusan udara ke mata mereka 200 kali selama setengah jam.
124 elektroda menempel pada kulit kepala dan wajah bayi untuk merekam aktivitas otak selama
percobaan.
Hasilnya, bayi-bayi dengan cepat belajar untuk mengantisipasi embusan udara setelah mendengar
nada, menunjukkan peningkatan empat kali lipat rata-rata dalam kemungkinan pengetatan kelopak
mata dalam merespons suara pada akhir setiap sesi.
6. Seperti sangat mahir matematika
Bayi bisa membedakan antara dua dan tiga.
7. Bayi dengan mudah mempelajari bahasa di dunia
Bayi yang baru lahir dapat dikatakan cerdas karena mereka memiliki kemampuan untuk hampir
dengan mudah mempelajari semua bahasa di dunia, kata psikolog George Hollich dari Purdue
University.
Beberapa penelitian menunjukkan bayi mulai memahami tata bahasa, pengolahan tata bahasa dan
kata-kata secara bersamaan pada usia 15 bulan.
8. Memahami emosi anjing
Bahkan sebelum bayi dapat mengatakan mama dan papa, bayi dapat menguraikan emosi
anjing. Sebuah studi 2009 menunjukkan bahwa bayi usia 6 bulan bisa menyamai suara
marah membentak atau ramah dengan hanya ditunjukkan foto-foto anjing dengan bahasa
tubuh yang sesuai. Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Developmental Psychology.
9.
Tentunya, memotong kuku bayi butuh keberanian dan kesabaran tersendiri. Kuku bayi walaupun
lunak tapi memang cepat sekali tumbuhnya. Padahal, bayi tak bisa mengontrol gerakannya
sendiri pada bulan-bulan awal kelahirannya. Apa yang terjadi? Banyak luka bekas cakaran,
terutama di muka mereka. Potonglah kuku bayi Anda yang sudah berumur lebih dari 3 minggu
jika tak ingin hal itu terjadi. Menghadapkan kuku bayi mungil kita ke gunting bisa membuat tak
tega untuk melakukannya, namun mau tidak mau kita harus memotongnya.
1. Potonglah kukunya benar-benar pendek
Lakukan pemotongan sampai mendekati batas antara kuku dan daging. Hal ini sebaiknya dilakukan
karena kuku-kuku mungil tersebut cenderung patah. Tekan bagian jari di bawah kukunya dengan
jari Anda ke arah bawah sampai dasar kukunya terlihat jelas untuk memudahkan memotong tanpa
melukai kulit kukunya. Lakukan dengan sangat hati-hati!
2. Potong beberapa kali seminggu
Lakukan setidaknya 2 kali seminggu. Apabila Anda memiliki cukup banyak waktu untuk si kecil,
lakukan 2 hari sekali. Jangan gunakan pemotong kuku untuk orang dewasa karena terlalu tajam.
Gunakan potongan kuku khusus bayi yang bisa Anda dapatkan di toko peralatan bayi.
3. Pastikan cahayanya cukup
Cahaya terang sangat dibutuhkan untuk menghindari kecelakaan saat pemotongan kuku bayi Anda
yang masih mungil. Sebaiknya lakukan pula acara potong kuku ini di pagi atau siang hari karena
sinar matahari memberikan penerangan yang lebih baik daripada cahaya lampu.
4. Lakukan saat si kecil sedang terlelap
Bayi mudah tertarik perhatiannya pada benda-benda baru, terutama yang Anda pegang: gunting
kuku. Karena gunting sangat berbahaya, lakukan pemotongan saat ia tengah tertidur pulas. Selain
itu, saat terjaga, bayi biasanya bergerak aktif sehingga kemungkinan besar kita dapat melukai jari

tangan atau kakinya. Saat dia tertidur kita bisa lebih rileks melakukannya.
5. Jangan gigiti kuku bayi Anda!
Meskipun beberapa orang mungkin menyarankan Anda untuk melakukannya, jangan pernah
lakukan hal tersebut. Anda mungkin bisa menggigit jari mungil bayi Anda dan melukainya. Masih
ingin mencobanya?
6. Potong sesuai bentuk kukunya
Ikuti bentuk kuku ketika memotong kuku jari tangannya. Untuk kuku jari kaki, lakukan dengan
lurus. Kemudian, selalu haluskan atau kikir ujung kukunya yang sudah dipotong, supaya hasil
akhirnya tidak tajam. Sekali lagi, berhati-hatilah untuk melakukannya!

Anda mungkin juga menyukai