Anda di halaman 1dari 36

FRAKTUR

Dessy Tri Natalia


Pembimbing : dr.Cut rosnani Sp.Rad
dr.Dessy N Sp.Rad

DEFINISI

Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas


jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya
disebabkan oleh tekanan yang berlebihan/rudapaksa.

ETIOLOGI
TRAUMA

GAYA > KEKUATAN TULANG

KLASIFIKASI FRAKTUR

Menurut Mansjoer dan Appley Solomon

Berdasarkan garis patah tulang


Transversal,

yaitu fraktur yang garis patahnya


tegak lurus terhadap sumbu tulang.
Spiral, yaitu fraktur yang mengelilingi
tungkai/lengan tulang.
Obliq, yaitu fraktur yang garis patahnya
miring membentuk sudut melintasi tulang
Greenstick, yaitu fraktur dimana satu sisi
tulang retak dan sisi lainnya bengkok.

Berdasarkan bentuk patah tulang


Complet, yaitu garis fraktur menyilang atau
memotong seluruh tulang dan fragmen tulang
biasanya tergeser.
Incomplet, meliputi hanya sebagian retakan
pada sebelah sisi tulang.
Fraktur kompresi, yaitu fraktur dimana tulang
terdorong ke arah permukaan tulang lain.
Avulsi, yaitu fragmen tulang tertarik oleh
ligamen.

Communited (Segmental), fraktur dimana


tulang terpecah menjadi beberapa bagian.
Simple, fraktur dimana tulang patah dan kulit
utuh.
Fraktur dengan perubahan posisi, yaitu ujung
tulang yang patah berjauhan dari tempat
yang patah.
Fraktur tanpa perubahan posisi, yaitu tulang
patah, posisi pada tempatnya yang normal.
Fraktur Complikata, yaitu tulang yang patah
menusuk kulit dan tulang terlihat.

KLASIFIKASI ETIOLOGIS

Fraktur Traumatik terjadi akibat trauma


tiba-tiba
Fraktur Patologis yaitu terjadi karena
kelemahan tulang akibat adanya kelainan
patologi pada tulang

KLASIFIKASI KLINIS

Fraktur Tertutup yaitu fraktur yang tidak


mempunyai hubungan dengan dunia luar.
Fraktur Terbuka yaitu yaitu fraktur yang
berhubungan dengan dunia luar melalui
luka.

Klasifikasi patah tulang terbuka: menurut


Gustilo dan Anderson

Tipe I

Luka bersih kurang dan 1 cm, terdapat sedikit


kerusakan jaringan, tidak terdapat tandatanda trauma yang hebat pada jaringan lunak.

Tipe II

Laserasi kulit melebihi 1 cm tetapi tidak


terdapat kerusakan jaringan yang hebat atau
avulsi kulit.

Tipe III
Kerusakan jaringan lunak yang berat dan luas, meliputi
struktur kulit, otot, neurovaskular, serta kontaminasi derajat
tinggi.
Dibagi dalam 3 sub tipe:
Tipe IIIA : Periosteum masih membungkus fragmen fraktur
dengan kerusakan jaringan lunak yang luas
Tipe IIIB : Kehilangan jaringan lunak yang luas,
kontaminasi berat, periosteal striping atau terjadi bone
expose
Tipe IIIC : Disertai kerusakan arteri yang memerlukan
repair tanpa melihat tingkat kerusakan jaringan lunak.

Patofisiologi

MANIFESTASI KLINIS

Nyeri
Gangguan fungsi
Deformitas/kelainan bentuk
Pemendekan
Krepitasi
Bengkak dan perubahan warna

DIAGNOSIS

Anamnesis
Riwayat trauma/cedera
Mekanisme cedera (posisi kejadian) dan
kejadian-kejadian yang berhubungan dengan
cedera tersebut.
Riwayat penyakit

PEMERIKSAAN FISIK

Inspeksi / Look
Palpasi / Feel ( nyeri tekan/tenderness,
Krepitasi)
Gerakan / Moving

Pemeriksaan trauma di tempat lain :


kepala, toraks, abdomen, pelvis
Politrauma
Menilai airway, breathing, dan circulation.
Perlindungan pada vertebra dilakukan sampai
cedera vertebra dapat disingkirkan dengan
pemeriksaan klinis dan radiologis.
Saat pasien stabil, maka dilakukan secondary
survey.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium : darah rutin, faktor pembekuan darah,


golongan darah.
Radiologis untuk lokasi fraktur harus menurut rule of two,
terdiri dari :
2 gambaran, anteroposterior (AP) dan lateral
2 sendi di proksimal dan distal fraktur
2 foto ekstremitas, yaitu ekstremitas yang cedera dan
yang tidak terkena cedera (pada anak)
2 kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan.

Deskripsi foto rontgen fraktur tulang sebagai berikut:

Letak (site)
Identifikasi tulang ( tulang manakah yang
terkena)
Tentukan tulang berada dikanan atau
dikiri
Amatilah apakah terlihat garis patahan
( fraktur line)
Jika terdapat fraktur line tentukan bagian
mana yang terdapat fraktur
Posisi fraktur

Tipe
Fraktur

incomplete
Fraktur complete

Konfigurasi
Hubungan antar fragmen tulang yang
mengalami fraktur
Hubungan antar fragmen tulang dengan
dunia luar
Komplikasi ( bila ada)

Beberapa
rotgen
Beberapa gambaran
gambaran rotgen
fraktur
fraktur
Fraktur fibula kanan 1/3 distal oblik displaced tertutup.

Fraktur tibia kanan 1/3 tengah oblik


displaced tertutup + fraktur fibula
kanan 1/3 tengah oblik displaced
tertutup

Foto rontgen fraktur AP-Lateral


Fraktur femur kanan 1/3 distal spiral
displaced tertutup

Fraktur femur kanan 1/3 proksimal


komunitif displaced tertutup

Fraktur radius kanan 1/3 distal oblik


displaced tertutup + dislokasi sendi
radius ulna distal (Fraktur Galeazi)

Fraktur clavicula kiri 1/3 tengah oblik


displaced tertutup+Fraktur humerus bagian
proksimal

Fraktur impaksi os tibia kiri

Fraktur kompresi

PENATALAKSANAAN

4R:

Recognition
Diagnosis dan penilaian fraktur.

Reduction
Retention

imobilisasi

Rehabilitation
mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal

mungkin

TEHNIK BEDAH

Ekternal / OREF (Open Reduction External


Fixation)
Gips ( plester cast)
Traksi:

Traksi Gravitasi : U- Slab pada fraktur humerus


Skin traksi

Tujuan menarik otot dari jaringan sekitar fraktur


sehingga fragmen akan kembali ke posisi
semula. Beban maksimal 4-5 kg karena bila
kelebihan kulit akan lepas
Sekeletal traksi : K-wire, Steinmann pin atau
Denham pin.

Internal / ORIF (Open Reduction Internal


Fixation)
ORIF ini dapat menggunakan K-wire, plating,
screw, k-nail.
Keuntungan cara ini adalah reposisi anatomis
dan mobilisasi dini tanpa fiksasi luar.

PENYEMBUHAN FRAKTUR

KOMPLIKASI FRAKTUR

KOMPLIKASI UMUM
KOMPLIKASI LOKAL

Anda mungkin juga menyukai