alam demokrasi terpimpin Soekarno. NU adalah partai yang paling besar diantara ketiganya,
karena dapat dianggap sebagai pendukung utama setiap gagasan Soekarno.
Tokoh-tokoh NU yang ikut ambil bagian dalam demokrasi terpimpin ini antara lain: K.H.
Idham Chalid, K.H Achmad Sjaikhu dan K.H Saifudin Zuhri. K.H Idham Chalid menyatakan
bahwa masuk kedalam sistem demokrasi terpimpin adalah sesuai dengan hukum Allah.
Perjuangan politik islam dibumi Indonesia ini pun mengalami kegagalan kembali.
Kegagalan ini setidaknya disebabkan oleh tiga factor utama. Pertama dikalangan partai islam
sendiri tidak terdapat kata sepakat dalam menghadapi politik saat itu. Kedua, dari sudut historis ,
perpecahan ini tidak terlepas dari pertentangan paham antara kelompok modernis dan
tradisionalis yang sudah berjalan terutama sejak pertengahan abad ke-19. Ketiga, perpecahan
dipartai-partai islam dibaca dengan sangat jeli oleh Soekarno. Karenanya, ia memainkan politik
beah bumbu mengangkat yang satu menginjak yang lain.