1. PENDAHULUAN
Interkoneksi kelistrikan memiliki tujuan
mampermudah penyaluran dan pengolahan daya
listrik ke seluruh wilayah Indonesia secara khusus
dan wilayah ASEAN secara umum. Dengan
demikian jelas bahwa salah satu media yang
dianggap paling ekonomis dalam proses
interkoneksi ini adalah melalui media bawah laut
yang sudah terealisaikan. Sistem pengiriman
(transmisi) daya listrik yang digunakan dalam
interkoneksi tersebut adalah transmisi dengan
menggunakan arus bolak-balik (AC). Penggunaan
arus bolak-balik di sini menyebabkan timbulnya
kerugian-kerugian pada proses transmisi. Salah
satu dari kerugian tersebut disebabkan karena
adanya reaktansi pada saluran transmisi. Dengan
demikian akan menyebabkan terjadinya drop
tegangan pada kedua terminal saluran transmisi
yang menyebabkan turunnya atau berkurangnya
kapasitas daya kirim. Semakin panjang sistem
transmisi maka akan semakin besar pula kerugian
dayanya. HVDC (High Voltage Direct Current)
adalah teknologi pengiriman (transmisi) daya
2. TRANSMISI HVDC
2.1 Perkembangan HVDC
Arus listrik pertamakali yang telah dihasilkan
oleh seorang ilmuwan, Thomas Alfa Edisson,
adalah arus searah. Dengan demikian transmisi
arus listrik yang digunakan pada masa tersebut
adalah juga dengan menggunakan arus searah.
Namun karena arus listrik yang dihasilkan
merupakan arus yang kecil maka tidak
memungkinkan
apabila
arus
tersebut
ditransmisikan
ke
tempat
yang
jauh.
Permasalahan tersebut mendorong penemuan arus
AC yang akhirnya digunakan sebagai arus dalam
sistem transmisi saat itu. Namun demikian, seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang mendorong penemuan komponenkomponen elektronika daya (seperti diode,
thyristor, dll ) sehingga memungkinkan untuk
kembali menggunakan arus DC di dalam sistem
transmisi bertegangan tinggi dan berjarak jauh.
2.2 Teknologi HVDC
Proses utama yang terjadi didalam system
HVDC adalah perubahan(konversi) arus listrik
dari arus a.c menjadi arus d.c, yang terjadi pada
sisi pengirim(transmitting end), dan perubahan
arus d.c menjadi arus a.c pada sisi
penerima(receiving end). Ada tiga cara dalam
pencapaian proses konversi tersebut, yaitu:
1. Natural Commutated Converters(NCC)
2. Capacitor Commutated Converters(CCC)
dan
Potensi
SDA
(1)
Dimana
()
()
(2)
Tabel 3.1
Hasil Peramalan Data Tahun 2018
Tabel 4.1
Biaya Pembangunan Stasiun HVDC SumateraPeninsular
= 3.8106 ton/kW-year
d. Fuel Cost (FC) = (0.435 x 111.5) US$/MWh
= 48.50 US$/MWh
= 0.0485 US$/kWh
= 4.85 cent US$/kWh
Sehingga
biaya
pembangunan
total
(pembangunan stasiun HVDC dan PLTU Bukit
Batu) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3
Biaya Pembangunan Stasiun HVDC dan PLTU Bukit
Batu
Pembangkit
.(3)
+ .
(4)
Dimana fs adalah faktor bunga (bunga yang
digunakan dalam perhitungan ini adalah 12%, 9%,
dan 6%) dan fd adalah faktor depresiasi
/penyusutan (diasumsikan sebesar 4%)
0.04
= (1+0.04)25 1 = 0.024. (5)
() =
Dimana:
Blok I
30kWh, yaitu pemakaian 0-30 kWh
Blok II
60kWh, yaitu pemakaian 30-60 kWh
Blok III > 60kWh, yaitu pemakaian di atas 60
kWh
(9)
Vd = 500 kV + (4.5+1)x 2kA
= 511 kV
3 2
213.3
= 288.1 kV
3
=
9.874
= 9.429
Vd = 2 x (288.1 x cos(16.5)- 9.429 x 2)
= 515 kV
Base yang digunakan adalah :
kV base (sisi Sumatera) : 500 kV
MVA Base
: 1200 MVA
Ibase
: 2 kA
Dengan demikian dapat disimpulakan
terdapat sedikit (error) perbedaan antara analisa
hasil simulasi dengan hasil perhitungan secara
teori.
Error = (515-511)/515 x 100%
= 0.78 %
4.3 Analisis Lingkungan
Pembangunan Sistem Interkoneksi HVDC
tidak terlalu berdampak bagi lingkungan sekitar
sebab hampil dikatakan tidak ada polusi yang
ditimbulkan sistem ini. Hanya saja pembangunan
sistem ini membutuhkan lahan yang tidak terlalu
luas (sekitar 1 ha). Yang perlu mendapatkan
perhatian adalah pembangunan PLTU Bukit Batu
3600MW diperkirakan akan menimbulkan
dampak positif dan negatif terhadap lingkungan,
yaitu:
1. Dampak Negatif
Terjadinya pencemaran udara dengan gas-gas
beracun seperti Sulfur Dioksida (SO2), Oksida
Nitrogen (NOx), Karbon Dioksida (CO2), dan gasgas seperti CxHy dari pembakaran batubara.
Penanggulangan dari dampak ini dapat dilakukan
dengan cara memasang scruber pada cerobong
asap dari ruang pembakaran batubara
Zat-zat pengotor (belerang) yang dihasilkan
sebagai limbah dari proses pembakaran dan
pembangkitan energi listrik akan menjadi masalah
jika dibuang sembarangan seperti di sungai, di
laut, dan di tempat-tempat yang terhubung dengan
populasi manusia. Dengan demikian limbahlimbah tersebut harus diolah dan dimanfaatkan.
Kebisingan yang ditimbulkan dari getaran
turbin dapat menimbilkan polusi suara/ kebisingan
bagi lingkungan sekitar. Hal ini dapat diatasi
dengan meletakkan turbin pada lokasi/ruangan
tertutup serta penanaman pohon disekitar lokasi
pembangkit.
2. Dampak Positif
Tersedia dan tercukupinya kebutuhan energi
listrik.
Kesejahteraan hidup lebih meningkat dengan
tersedianya energi listrik.
7
Meningkatnya
pendapatan
pemerintah,
dengan dibangunnya PLTU ini maka akan banyak
memberikan masukan terutama disektor pajak.
Timbulnya peluang kerja, pembangunan
proyek ini akan banyak membutuhkan pekerja
baik pada saat tahap konstruksi maupun pada saat
tahap operasi
Meningkatkan
kegiatan
perekonomian,
industri dan kegiatan usaha lainnya dengan
tercukupinya energi listrik.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan
yang telah dilakukan dapat diambil beberapa
kesimpulan antara lain :
1. Sistem transmisi yang akan digunakan untuk
interkoneksi Sumatera - Peninsular(Malaysia)
adalah sistem transmisi HVDC dengan
konfigurasi
monopolar
dengan
kapasitas
maksimal 1000MW.
2. Sistem transmisi tersebut menggunakan
tegangan 500kV.
3. Pemodelan stasiun HVDC yang akan
digunakan
adalah
dengan
menggunakan
komponen-komponen seperti filter AC, stasiun
konverter yang berisi rectifier/inverter, smoothing
reactor, dan kabel/konduktor. Sistem HVDC ini
menggunakan tegangan 511 kV dengan kapasitas
daya kirim sebesar 1000MW.
4. Sistem transmisi tersebut dipilih dengan
alasan ekonomi dan teknis. Telah diketahui bahwa
pembangunan sebuah stasiun HVDC dengan
kapasitas 1000 MW untuk panjang transmisi
sebesar 111.03 km membutuhkan biaya yang
lebih banyak apabila dibandingkan dengan
HVAC. Namun demikian dengan alasan teknis
yaitu rugi-rugi yang dihasilkan lebih rendah
sehingga daya yang akan dijual ke Malaysia dapat
maksimal. Sehingga untuk masa waktu 25 tahun
yang akan datang pembangunan stasiun ini akan
memberikan keuntungan.
5. Pembangkit yang akan digunakan untuk
mensuplai daya pada sistem tersebut adalah
PLTU yang bertempat di Bukit Batu, Sumatera
Barat, dengan kapasitas 3600MW.
6. Perkiraan biaya investasi yang akan
dikeluarkan untuk pembangunan sistem transmisi
ini besarta biaya pembangunan PLTU adalah
0.11833 (US$/kWh) untuk suku bunga 6%,
0.13187 (US$/kWh) untuk suku bunga 9%, dan
0.14515 (US$/kWh) untuk suku bunga 12%.
DAFTAR REFERENSI
[1] Arismunandar, 1982, Teknik Tenaga Listrik
II, Pradnya Paramita, Jakarta.
[2] E.W. Kimbark, 1971, Direct Current
Trannsmission, John Wiley & Sons.
BIODATA PENULIS
Stefanus Wijaya lahir pada
tanggal 7 Juni 1988 di
Surabaya. Merupakan putera
kedua dari tiga bersaudara dari
pasangan Rudy Susingto dan
Etty Harianti. Menempuh
pendidikan sekolah menegah
pertamana di SMPK Santo
Yusup Bangkalan angkatan
2000 dan sekolah menengah atas di SMAK St.
Louis I Surabaya angkatan 2003. Lulus SMA
tahun 2006. Pada saat ini sedang menyelesaikan
kuliah di jurusan teknik elektro di ITS angkatan
2006. Pada semester 5 mengambil bidang studi
atau spesialisasi teknik sistem tenaga.