Anda di halaman 1dari 20

Konsep Six Sigma Awareness

Six Sigma merupakan sistem manajemen yang dapat menjadi solusi untuk
memenuhi kebutuhan konsumen dan mencapai tujuan bisnis. Dengan Six Sigma kita
dapat memahami persoalan paling penting dan kritis yang dihadapi oleh sebuah
perusahaan.
Terdapat beberapa pemahaman sistem manajemen yang mendasari Six Sigma, antar lain
Konsep, Strategi, Metodologi, dan Manfaat Six Sigma.
KONSEP SIX SIGMA
Konsep Six Sigma dapat dipahami melalui tiga aspek, yaitu :

Sistem Manajemen

Pengukuran

Target

Fokus utama Six Sigma sebagai sebuah sistem manajemen adalah pada tiga hal, yaitu
fokus pada konsumen, manajemen proses serta fakta dan data. Dalam Six Sigma,
kepuasan konsumen menjadi fokus utama. Manajeman memandang bisnis dan proses
sebagai sebuah sistem yang saling mempengaruhi agar dapat memenuhi persyaratan
konsumen dan mencapai target. Setiap langkah dalam Six Sigma harus berbasis fakta dan
data untuk meningkatkan objektivitas dalam pengambilan keputusan.
Six sigma digunakan untuk mengukur dan membandingkan kemampuan proses denagn
persyaratan konsumen yang penting.
Six sigma adalah sebuah target yang mendekati sempurna, yakni 99,9997% memenuhi
persyaratan konsumen atau hanya 3,4 kegagalan ( defect ) dalam satu juta kesempatan.
STRATEGI SIX SIGMA
Strategi Six Sigma terdiri atas tiga unsur dasar, yaitu :

Process Management

Process Improvement

Process Design and Redesign

Pada Process Management, Six Sigma memiliki tujuan yaitu,

Mengembangkan infrastruktur dan pengetahuan proses.

Merampingkan rantai antara konsumen, proses dan pelaku proses.

Memastikan pengukuran dan pemantauan untuk respon yang cepat.

Pada Process Improvement, Six Sigma memiliki tujuan yaitu,

Mengurangi area dengan kesalahan ( defect ) yang tinggi.

Mengurangi biaya yang tidak perlu ( cost of poor quality ).

Menjawab permasalahan yang muncul dari sisi bisnis, proses, konsumen dan
pegawai.

Fokus pada pemecahan masalah.

Pada Process Design and Redesign, Six Sigma memiliki tujuan yaitu,

Mengambil manfaat dari kebutuhan baru konsumen.

Process Improvement dipandang tidak menjawab permasalahan secara efektif.

Memutus cara lama dengan mengurangi biaya, waktu, re-work dan rasa frustasi.

METODOLOGI SIX SIGMA


Metodologi Six Sigma terdiri atas lima rangkaian proses berurutan yang
dinamakan proses DMAIC, yaitu Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control.
Define
Tahap Define memiliki fungsi antara lain,

Menggambarkan proses

Mengidentifikasi masalah

Menggambarkan peluang dan tujuan

Langkah pertama yang dilakukan dalam tahap Define adalah memilih proyek ( project
selection ) dan membuat project charter.
Project charter adalah piagam yang berisikan konteks permasalahan dan rencana project
improvement..

Berikut ini kegunaan project charter :

Mendefinisikan fokus proyek.

Menjelaskan hasil yang dicari.

Memastikan nilai terhadap bisnis.

Menentukan batas-batas dan sumber daya tim.

Mengkomunikasikan target dan rencana.

Sebuah project charter terdiri atas komponen penyusun, yaitu


a. Project title adalah judul dari project improvement yang menggambarkan masalah dan
tujuan secara umum.
b. Business case adalah alasan dipilihnya suatu proyek perbaikan yang terdiri atas poinpoin :

Pernyataan yang luas mengenai area atau peluang yang dihadapi.

Dampak positif potensi perbaikan.

Dampak atau risiko jika tidak dilakukan perbaikan.

Hubungan dengan strategi dan konsumen.

Dimiliki oleh Project Champion/Sponsor.

c. Players adalah pihak-pihak yang terlibat dalam proses Six Sigma, yang terdiri atas :

Project Champion/Sponsor.

Project Leader

Team Member

Pelatih/staf konsultan ( Black Belt/Master Black Belt )

d. Problem Statements adalah deskripsi yang tepat dan terfokus pada apa yang menjadi
masalah . Berikut ini adalah struktur dari problem statements :

Apa yang menjadi masalah ?

Di mana kita mengamati masalah ?

Kapan kita mengamati masalah ?

Seberapa besar masalah yang terjadi ?

Apa dampak dari masalah ?

Di dalam problem statements seharusnya tidak menggambarkan sebab, tidak


menempelkan tanggung jawab / menyalahkan orang lain, dan tidak mengandung solusi
yang sudah dirancang.
e. Goal Statements adalah menemukan target perbaikan, yaitu :

Deskripsi tentang apa yang dicapai.

Target yang dapat diukur untuk hasil-hasil yang diinginkan.

Tenggat waktu proyek dan atau time frame untuk hasil.

f. Scope adalah ruang lingkup area permasalahan di mana solusi-solusi dapat


diimplementasikan.
g. Stakeholders adalah pihak-pihak yang terkait dalam proyek perbaikan Six Sigma yang
terdiri atas :

Supplier

Process Owner

Konsumen

h. Constraints/Assumptions adalah batasan-batasan dan asumsi yang relevan terhadap


usaha tim yang menyangkut sumber daya, waktu dan ruang.
i. Approval adalah persetujuan ( tanda tangan ) dari project champion/sponsor.
j. Preliminary plan adalah rencana waktu penyelesaian dari setiap tahap dalam proyek Six
Sigma.
Tim Six Sigma adalah pihak-pihak yang yang terlbat dan bertanggung jawab dalam
pelaksanaan improvement project di perusahaan.
1. Project Champion ( Project Sponsor ) memilki tugas,

Sebagai pemilik proyek DMAIC pada tingkat bisnis (bukan operasional).

Mewakili Black Belt dan tim di Leadership Council.

Membantu menentukan dan mengarahkan program improvement, yaitu dengan

1. Melakukan review secara periodik.


2. Menyetujui perubahan lingkup/arah apabila diperlukan.
3. Menyediakan sumber daya dan negosiasi masalah lintas unit.
4. Bekerja sama dengan pemilik proses untuk memastikan serah terima proyek
setelah selesai.
2. Coaches ( Master Black Belt ) memiliki tugas,

Seorang ahli dalam metode improvement.

Memberikan panduan harian kepada team leader.

Membantu dalam pengukuran dan analisis rinci.

Meng-coach black belts secara regular untuk memastikan selesainya proyek.

3. Leadership Council memiliki tugas,

Terdiri atas tim direksi dan pimpinan divisi.

Menciptakan visi dan mengarahkan implementasi.

Menetukan para pelaku proses :

1. Pemimpin dan pelatih (coach) tim.


2. Sumber daya untuk perencanaan, pelatihan, dan pengukuran.
3. Identifikasi dan pemilihan proyek.

Sebagai atau pendukung champion :

1. Memilih dan memimpin tim, review hasil.


2. Identifikasi dan menghilangkan penghalang dalam tim.

Komunikasi dan memimpin perubahan organisasi :

1. Pertemuan tim/cross function (lintas fungsi) tim

2. Membentuk tim cross-function (lintas fungsi)


4. Process Owner memiliki tugas,

Merupakan pemilik atau pelaku proses.

Menjelaskan alur pekerjaan : Divalidasi oleh orang-orang yang melakukan


pekerjaan tersebut.

Memastikan pengukuran yang efektif dan pengamatan aktivitas :

1. Hasil (output) dan prediktor (input dan proses).


2. Mengkoordinasi lintas fungsi dan mengelola hubungan dengan proses lain.
3. Mengidentifikasikan masalah/peluang yang muncul.
4. Menerima tanggung jawab serah terima untuk menjaga hasil perbaikan proyek.
5. Project Leader ( Black Belt / Green Belt ) memiliki tugas,

Merupakan pemimpin proyek.

Memandu perbaikan/desain sampai selesai.

Menjaga komunikasi dengan project sponsor : Menjaga keselarasan dengan


kebutuhan bisnis dan prioritas.

Membuat dokumentasi dari kegiatan tim :

1. Laporan kemajuan proyek.


2. Storyboard.
3. Memastikan serah terima kepada process owner.
6. Improvement Team ( Green Belt ) memiliki tugas,

Terdiri atas gabungan antara pelaku proses dan pemilik informasi/keahlian


tertentu.

Menjalankan tugas harian selama proyek berjalan.

Ikut serta dalam tim :

1. Menyumbangkan pengalaman dan pengetahuan.

2. Mendengarkan anggota yang lain dan membiarkan mereka berpengaruh.


3. Berkomitmen terhadap tujuan dan keberhasilan tim.
4. Bekerja agar tim berfungsi dengan baik.
Dalam tahap Define ini Voice of Customer dapat digunakan sebagai proses untuk
memahami persyaratan dari konsumen terhadap kinerja perusahaan. Voice of Customer
merupakan pernyataan yang menggambarkan persyaratan customer terhadap produk atau
jasa.
Langkah-langkah identifikasi dan merespons VOC :

Perhatian dan sumber daya untuk melkukan active listening.

Menerjemahkan data kualitatif dan kuantitatif menjadi persyaratan yang dapat


didiversifikasi.

Memberikan prioritas persyaratan terhadap output dan layanan.

Menciptakan usaha terus menerus untuk memantau kinerja dan mengantisipasi


perubahan.

Data VOC dapat diperoleh dengan melakukan riset terhadap konsumen. Berikut ini
beberapa metode riset VOC :

Langsung ( survei, group fokus, interview, dan observasi lapangan ).

Tidak langsung ( analisis kompetitor/pasar, studi pustaka, browsing internet ).

Dalam pengidentifikasian proses bisnis terdapat dua proses yang dapat dikembangkan,
yaitu
1. Diagram SIPOC
SIPOC (Supplier, Input, Process, Output, Customer) adalah diagram sederhana yang
memberikan gambaran umum (secara high level) untuk memahami elemen-elemen
kunci sebuah proses bisnis.

Supplier merupakan penyedia input untuk mendukung proses, mis. orang, sistem,
ataupun perusahaan.

Input merupakan material, manusia, metode dan mesin (4M) yang dibutuhkan
untuk jalannya suatu proses.

Process merupakan kumpulan aktivitas (baik yang bernilai tambah, maupun tidak
bernilai tambah) untuk mengelola input menjadi output yang akan disampaikan
kepada customer.

Output merupakan produk atau jasa yang diinginkan oleh customer.

Customer merupakan pihak yang menggunakan output dari proses.


Manfaat dalam mengidentifikasikan proses dengan menggunakan diagram SIPOC
adalah,

Menetukan batas/lingkup proses.

Mengidentifikasikan output dan gap-nya dengan persyaratan customer.

Mengidentifikasi stakeholder proyek.

Menghindari detail proses berlebihan.

Membantu perencanaan dan sasaran pengukuran.

2. Process Mapping
Process Mapping adalah sebuah flowchart yang menggambarkan alur perkerjaan
(aktivitas, informasi, material) dalam sebuah proses.
Manfaat pengidentifikasian dengan menggunakan Process Mapping adalah,

Memberikan gambar proses baik yang sederhana maupun yang kompleks, yaitu
dengan :

1. Membantu fokus pada bagaimana sebenarnya pekerjaan tersebut dilakukan ( As Is


).
2. Membantu orang lain memahami proses anda.
3. Menunjukkan hubungan antara supplier/customer, hulu dan hilir.

Membantu apa yang diukur dan di mana pengukuran tersebut dilakukan

Bagian penting dari penentuan sasaran rancangan.

Kunci untuk merencanakan proses baru atau proses yang lebih baik.

Measure

Tahap Measure memiliki fungsi antara lain,

Melakukan validasi masalah

Mengumpulkan data

Mengukur kinerja dasar

Tahap Measure merupakan tahap pengukuran, dalam memilih pengukuran yang tepat ada
beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan, yaitu

Menetukan informasi apa yang benar-benar berguna :

1. Memantau kinerja persyaratan pelanggan.


2. Mengukur hasil bisnis/usaha.
3. Menetukan indikator dan pemandu kinerja.

Menetukan sumber daya yang diperlukan :

1. Sistem versus pengumpulan data secara manual.


2. Apakah data mudah diperolehdengan biaya yang sesuai ?
3. Apakah ada pengukuran yang dapat dihentikan ?

Ekspresi dan penggunaan pengukuran yang paling tepat :

1. Variasi dan rata-rata.


2. Dilaporkan dimana ? Siapa yang melakukan pengukuran ? Berapa sering
pengukuran dilakukan ?
Dalam tahap Measure ini pengukuran dilakukan terhadap DATA. Ada dua tipe DATA
yang dapat diukur, yaitu
1. Data Continuous adalah semua varibel yang diukur pada skala yang dapat dibagi tanpa
batas. Contoh : waktu, nilai rupiah, ukuran, berat, suhu, dan kecepatan, dsb.
2. Data Discrete atau Attribute adalah sebuah hitungan, proporsi atau presentase dari
sebuah karakteristik atau katagori. Contoh : jumlah pelanggan, jenis kelamin,
daerah/lokasi, jenis cacat.

Langkah selanjutnya adalah membuat Definisi Operasional dari pengukuran tersebut.


Definisi Operasional adalah deskripsi yang jelas, dapat dipahami, tidak ambigu, dan
mengenai apa yang diukur (unit yang diukur), sehingga :

Setiap orang dapat melakukan atau mengukur suatu objek secara konsisten dari
waktu ke waktu (repeatability).

Hasil pengukuran sama antar pengukur untuk objek yang sama (reproducibility).

Dalam Six Sigma, definisi operasional diperlukan untuk melakukan pengukuran dan
menghitung Sigma Level. Langkah-langkahnya adalah :

Unit adalah item output yang akan diukur.

Defect (cacat) adalah setiap kegagalan memenuhi persyaratan customer (internal


& eksternal).

Defective adalah sebuah unit dengan satu atau lebih cacat.

Opportunity (peluang cacat) adalah jumlah tipe cacat potensial pada sebuah unit
output.

Defect per Opportunity (DPO) adalah Defect /(Unit x Opportunity).

Defect per Million Opportunity (DPMO) adalah jumlah cacat dalam sejuta
kesempatan.

Proportion Defective adalah Jumlah Defective/Jumlah Unit

Yield adalah tingkat kualitas yang dinyatakan dalam persentase.

Dalam pengumpulan DATA, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :

Menentukan apa yang diukur dan definisi opersionalnya.

Menentukan siapa yang melakukan pengumpulan data.

Menetukan bagaimana data tersebut diambil, yaitu melalui sampling atau


populasi, manual atau sistem.

Menentukan periode data yang akan diambil.

Menetukan bagaimana menguji validitas data.

Analyze

Tahap Analyze memiliki fungsi antara lain,

Mendengarkan data

Menggunakan data dan fakta untuk mencari akar masalah.

Langkah pertama dalam tahap Analyze adalah melakukan Identifikasi Akar Masalah,
yaitu mengenali kemungkinan akar masalah dengan cara :

Menemukan kemungkinan penjelasan tentang masalah.

Menemukan kejadian di hulu sebagai akar masalah (X) yang mempengaruhi


hasil (Y).

Atau dapat berupa gabungan dari beberapa faktor atau rangkaian penyebab.

Identifikasi Akar Masalah itu sendiri dapat dilakukan melalui beberapa cara :

Analisis proses.

Analisis sebab dan akibat atau diagram Tulang Ikan (Fishbone/Ishikawa diagram).

Analisis data.

Analisis Proses
Analisi Proses adalah aktivitas penyelidikan yang lebih dalam tentang bagaimana
pekerjaan dilakukan untuk mengidentifikasi inkonsistensi, diskoneksi, redundansi,
bottleneck atau bidang-bidang masalah yang mungkin menyebabkan atau memberikan
kontribusi terhadap masalah.
Analisi proses dapat dibedakan menjadi dua jenis :
1. Pemetaan proses yang terperinci/detail

Peta proses adalah urutan aktivitas dalam suatu proses secara terperinci/detail.

Swinlane adalah peta proses yang mencantumkan pelaku dan urutan waktu untuk
setiap langkah proses.

Metode tersebut bertujuan untuk mengetahui aktivitas yang perlu diperbaiki atau
bahkan perlu dihilangkan agar proses dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
2. Analisis aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah (Value Analysis).

Value Analysis adalah analisis terhadap jenis aktivitas yang dianggap memiliki nilai
tambah (Value Adding), bernilai dukung (Value Enabling), tidak bernilai tambah
(Non-Value Adding) bagi customer.
3. Analisis Siklus Waktu (Cycle Time Analysis).
Cycle Time Analysis adalah pelengkap dari Value Analysis. Terdapat dua analisis
waktu :

Work Time (waktu kerja) Adalah waktu yang sesungguhnya digunakan untuk
menyelesaikan suatu proses/aktivitas.

Wait Time (waktu tunggu) Adalah waktu di mana suatu proses/aktivitas


menunggu sesuatu untuk dikerjakan.

Analisis Sebab dan Akibat


Analisis sebab dan akibat disebut juga diagram tulang ikan (Fishbone/Ishikawa
diagram/cause & effect diagram), yaitu grafik visual untuk melihat penyebab potensial
dari permasalahan dan menggambarkan hubungan sebab dan akibat.
Analisis Data
Analisis data adalah aktivitas penyelidikan dengan menggunakan ukuran-ukuran dan data
yang telah dikumpulkan untuk melihat pola-pola, atau kecenderungan, atau faktor-faktor
lain mengenai masalah dan membuktikan penyebab-penyebab yang mungkin.
Analisis data tersebut menggunakan beberapa tools yang berbeda :

Pareto chart

1. Digunakan untuk data diskrit atau kontinu (jika dalam group).


2. Membandingkan kategori factor (stratified data) untuk membantu memvalidasi
permasalahan, memprioritaskan strategi, dan target penyebab.
3. Prinsip 20/80 yaitu 20% masalah menyebabkan 80% dampak.

Histogram

1. Digunakan untuk data diskrit atau kontinu.


2. Menunjukkan rentang dan distribusi variasi.

Run chart

1. Digunakan untuk data kontinu.


2. Menunjukkan perubahan/variasi dan pola dari waktu ke waktu.

Scatter Plot

1. Digunakan untuk data berpasangan dan kontinu.


2. Menunjukkan hubungan atau korelasi antara dua faktor atau variable.

Control chart

1. Digunakan untuk data kontinu dan atribut.


2. Menunjukkan kendali proses atau derajat variasi dari waktu ke waktu.
Improve
Tahap Improve memiliki fungsi antara lain,

Mengembangkan dan menguji ide solusi.

Mengimplementasikan solusi.

Merancang proses baru.

Pada tahap Improve ada beberapa langkah yang diterapkan, yaitu

Pengumpulan ide-ide solusi

Pemilihan ide solusi terbaik

Pelaksanaan pilot

Konfirmasi hasil project improvement.

Pengumpulan ide-ide solusi


Tahap Improve dimulai dengan mengumpulkan ide-ide solusi, antara lain dengan cara :

Brainstorm, Membangkitkan ide-ide solusi dengan memperbesar kembali daftar


(pemecahan masalah) yang mungkin.

Synthesize, Membuat pernyataan solusi, yaitu sebuah proposal yang jelas


mengenai bagaimana ide yang beragam disatukan menjadi satu tindakan
perbaikan yang kohesif.

Filter, Megubah ide-ide menjadi solusi yang dapay dikerjakan.

Refine and Select, Melakukan pemilihan solusi yang terbaik yang akan
diterapkan pada proyek.

Brainstorm
Terdiri dari beberapa teknik, antara lain :

Anti-Solution, Melakukan brainstorming lawan dari apa yang akan dicapai agar
dapat melihat suatu masalah dengan cara pandang lain.

Analogy, Mengenali situasi yang mirip (analogi) untuk membangkitkan ide


dengan cara mendekati masalah dari perspektif yang lebih kreatif.

Chanelling, Mengenali saluran agar tim dapat melakukan pembangkitan ide,


masing-masing fokus atau membangun tipe solusi potensial.

Billboard, Melakukan brainstorming secara missal, baik dilakukan secara manual


maupun elektronik untuk mengumpulkan ide dari banyak orang.

Chain Letter, Membangkitkan ide dan meneruskannya ke anggota lain melalui


memo atau e-mail untuk mendapatkan sejumlah solusi yang mungkin di luar rapat
formal.

Assumption Busting, Proses mempertanyakan suatu masalah untuk mengenali


dan menghilangkan pemikiran awal yang menghambat solusi.

Synthesize
Teknik yang dipergunakan adalah
Solution Statements, yaitu mengemukakan proposal yang jelas untuk menunjukkan
bagaimana ide yang beragam disatukan menjadi satu tindakan perbaikan yang kohesif.

Filter

Terdiri dari teknik :


1. Filter Matrix, Mempersempit dan menyaring ide agar tim berkonsentrasi pada
pilihan solusi yang tepat.
2. Criteria Matrix, Memilih solusi dengan menggunakan kriteria pemilihan, seperti
dampak terhadap hasil, biaya, waktu, implementasi, dan risiko.
Refine and Select

Terdiri dari teknik :


1. Should be Map, Membuat peta yang seharusnya dengan menambahkan ide
atau solusi baru terhadap peta apa adanya.
2. FMEA, Failure Modes & Effects Analysis, metode untuk menilai dan
merencanakan tindakan terhadapa masalah yang dapat mempengaruhi
keselamatan, kepuasan customer, dan keuntungan.
Agar seluruh improvement dapat berjalan dengan baik maka dibutuhkan proses andal.
Langka-langkah untuk membuat proses yang andal :

Menyederhanakan rancangan proses.

Mengenali dan mempersiapkan kemungkinan perubahan.

Pemilihan ide solusi terbaik


Setelah membuat ide solusi untuk perbaikan langkah selanjutnya adalah memilih solusi
yang terbaik. Pemilihan Ide Solusi Terbaik ini bertujuan untuk :

Solusi terbaik memiliki beberapa kriteria dan pertimbangan untuk


memaksimalkan keberhasilan, antar lain :

1. Apakah akan memenuhi target ?


2. Perolehan terukur di tingkat lokal atau makro.
3. Apakah dapat dilakukan ?
4. Apakah terdapat risiko atau ketidakpastian ?
5. Apakah akan berkelanjutan ?

Penting untuk memperoleh persetujuan.

Solusi ini masih belum selesai, karena perubahan dan perbaikan masih akan
berlanjut.

Pelaksanaan pilot
Pilot adalah percobaan penerapan sebagian atau seluruh solusi dalam skala kecil.
Tujuannya untuk memastikan efektivitas dan menguji pengaruh solusi tersebut.
Berikut ini adalh beberapa manfaat dalam melakukan pilot :

Validasi efektivitas solusi.

Mengurangi biaya.

Memberikan hasil lebih cepat.

Dapat melakukan fine-tune.

Mengurangi risiko kegagalan.

Memperoleh persetujuan dan komitmen.

Konfirmasi hasil project improvement


Langkah ini merupakan langkah terakhir dari tahap improvement. Berikut ini adalah
tujuan konfirmasi terhadap hasil proyek :

Mengevaluasi perubahan kinerja terhadap baseline.

Memastikan pengaruh di proses lintas unit/sistem.

Mereview kesiapan untuk diterapkan secara lebih luas.

Mereview apa yang dapat dipelajari dari proses perbaikan yang telah dilakukan
(lesson learned) dan merencanakan fine-tune.

Mengevaluasi risiko operasional sebagi dampak dari solusi yang diterapkan.

Menghitung dampak keuangan.

Memperbaiki pengukuran dan pemantauan untuk menuju ke tahap control.

Control
Tahap Control memiliki fungsi antar lain,

Menyusun rencana pengukuran dan reaksi yang berkelanjutan.

Membuat sistem dan melakukan monitoring untuk mempertahankan hasil.

Aktivitas dan teknik control bervariasi dari pengukuran dan peninjauan sederhana sampai
ke control plan teknis yang sangat terperinci. Berikut ini empat elemen control yang
dipergunakan :

Pengukuran dan Monitoring

Menggunakan metode :
1. Dashboards : Penunjuk indikator kinerja proses, seperti kecepatan (waktu proses),
jumlah input yang digunakan, jumlah komplain yang diterima, tingkat efisiensi,
dll.
2. VOC Feedback : Voice of Customer terhadap proses dan output baru yang
dinikmati.
3. Process & Performance Audits : Review kinerja dan proses berdasarkan indikator
kinerja dan VOC.
4. Test & Inspection : Inspeksi terhadap proses untuk memastikan hasil sesuai
dengan persyaratan customer dan kepentingan bisnis.

Dokumentasi
Menggunakan metode :

1. Process Map : Peta proses baru yang menggambarkan alur kegiatan hasil
perbaikan.
2. Gambar, Diagram, Video : Ilustrasi yang menjelaskan proses/kegiatan baru untuk
memudahkan komunikasi.
3. Buku Pedoman : Panduan/pedoman formal dalam mengelola proses.
4. Portal : Informasi on-line yang dapat diakses oleh pegawai.

Revisi dan Rencana Respons


Menggunakan metode :

1. Process Control Plans : Memberi tahu pelaku bagaimana bereaksi terhadap


masalah proses ketika terjadi dengan fokus deteksi dini dan pencegahan masalah
proses sebelum terjadi.
2. FMEA Assestment : Failure mode and effect analysis, suatu tool untuk
memperkirakan dampak risiko kegagalan dari solusi/proses baru yang mencakup
aspek detectability (tingkat kemudahan dideteksi), severity ( tingkat keparahan
kegagalan), dan occurrence (frekuensi kejadian).
3. Corrective Action : Tindakan untuk memperbaiki suatu kegagalan sebelum
sampai ke customer.

Mempertahankan & Meningkatkan Hasil

Menggunakan metode :
1. Performance Management : Pengelolaan kinerja agar dapat bertahan lama.
2. Training dan recertification : Meningkatkan pemahaman dan skill pelaku proses.
3. DMAIC Improvement dan Design Projects : Perbaikan proses dan perancangan
proses yang benar-benar baru.
4. Reward dan Recognition : Pemberian reward terhadap orang-orang, unit yang
terlibat dalam suatu proyek yang sukses, misalnya Six Sigma Award, training ke
luar negeri, dll.
MANFAAT SIX SIGMA
Pelaksanaan Six Sigma yang berhasil akan memberikan beberapa manfaat bagi
organisasi atau perusahaan, antara lain
1. Meningkatkan pemahaman terhadap konsumen.

Memahami perilaku konsumen.

Memicu kepuasan dan kesetian konsumen.

2. Meningkatkan hasil guna (efektivitas)

Memenuhi persyaratan konsumen secara konsisten.

Mengurangi waktu, variasi, dan kesalahan (zero defect).

Meningkatkan produktivitas, laba dan pangsa pasar.

3. Memperbaiki efisiensi

Mengurangi biaya karena kesalahan, re-work, inventory, dan waktu tunggu.

4. Transformasi Manajemen

Membuat keputusan lebih baik dan kolaborasi lebih fokus.

Memberikan manfaat kepada konsumen dan shareholder.

Sistem Manajemen yang diterapkan disetiap perusahaan berbeda-beda, adapun


manajemen mutu terdiri dari beberapa sistem antara lain :

Total Quality Manajemen ( TQM )

Just In Time ( JIT )

Seiri, Seiton, Seiso, Shitsuke, Seiketsu ( 5S)

Six Sigma

Berikut ini merupakan salah satu contoh perbedaan antara Six Sigma dan Total Quality
Manajemen.

Perbedaan

Six Sigma

TQM

Metodologi

DMAIC

PDCA

( Define, Measure, Analyze, ( Plan, Do, Check, Act )


Improve, Control )

Pelatihan

Pelatihan dan sertifikasi yang Disiplin pelatihan terstruktur


formal :
dan formal.
o Yellow Belts
o Black Belts
o Green Belts
o Master Black Belts

Area
Perbaikan

Perhatian pada Semua Proses Fokus pada proses produksi dan


Bisnis maupun produk termasuk kualitas produk.
layanan, logistik, dan pemasaran.

Sistem manajemen yang diterapkan setiap perusahaan bertujuan untuk


peningkatan kualitas manajemen dan pencapaian tujuan perusahaan. Dalam hal ini PT.
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menerapkan sistem manajemen SIX SIGMA.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa apapun sistem yang diterapkan akan
memberikan akhir maksimal terhadap mutu dari manajemen perusahaan dan menciptakan
kinerja yang berkualitas handal.

Anda mungkin juga menyukai