I.
PENDAHULUAN
Niccol Machiavelli adalah diplomat dan politikus Italia yang juga
seorang filsuf yang lahir di Florence, Italia, 3 Mei 1469 dan meninggal di
Florence, Italia, 21 Juni 1527 pada umur 58 tahun. Beliau merupakan ahli
teori dan merupakan figur utama dalam realitas teori politik, ia sangat
disegani di Eropa pada masa Renaisans. Dua bukunya yang terkenal,
Discorsi sopra la prima deca di Tito Livio (Diskursus tentang Livio) dan Il
Principe (Buku Pelajaran untuk Raja), awalnya ditulis sebagai harapan untuk
memperbaiki kondisi pemerintahan di Italia Utara, kemudian menjadi buku
umum dalam berpolitik pada masa itu. Machiavelli mendapatkan pengalaman
di lingkungan inti pemerintahan Perancis yang menurut pandangannya adalah
model konstitusional minimal (the secure [but not free] polity). Dia
menyatakan bahwa kerajaan Perancis merupakan kerajaan yang pada saat
itu paling baik pengaturan hukumnya. Raja Perancis dan para bangsawan
yang berkuasa dikontrol oleh aturan hukum yang dilaksanakan oleh otoritas
independen dari parlemen. Orang yang sesuai untuk memegang kekuasaan
menurut Machiavelli adalah seseorang yang dapat melakukan berbagai
tindakan dari yang baik hingga yang buruk.
Inovasi Machiavelli dalam buku Discourses on Livy dan The Prince adalah
memisahkan teori politik dari etika, sering dikemukakan bahwa Machiavelli
sebagai seorang pemikir yang tidak mengindahkan nilai-nilai moral. Bahkan
Machiavelli sering juga dikemukakan sebagai seorang yang menganjurkan
untuk mengesampingkan nilai-nilai moral tadi untuk dapat mempertahankan
kemegahan dan kekuasaan. Hal itu bertolakbelakang dengan tradisi barat
yang mempelajari teori politik dan kebijakan sangat erat kaitannya dengan
etika seperti pemikiran Aristoteles yang mendefinisikan politik sebagai
perluasan dari etika. Ukuran-ukuran moral digunakan untuk mengevaluasi
tindakan
manusia
di
lapangan
politik.
Saat
itu,
Machiavelli
telah
menggunakan istilah la stato, yang berasal dari istilah latin status, yang
menunjuk pada ada dan berjalannya kekuasaan dalam arti yang memaksa,
tidak menggunakan istilah dominium yang lebih menunjuk pada kekuasaan
1
privat. Bagi Machiavelli, politik hanya berkaitan dengan satu hal semata, yaitu
memperoleh dan mempertahankan kekuasaan. Hal lainnya, seperti agama
dan moralitas, yang selama ini dikaitkan dengan politik sesungguhnya tidak
memiliki hubungan mendasar dengan politik, kecuali bahwa agama dan moral
tersebut membantu untuk mendapat dan mempertahankan politik. Keahlian
yang dibutuhkan untuk mendapat dan melestarikan kekuasaan adalah
perhitungan. Seorang politikus mengetahui dengan benar apa yang harus
dilakukan atau apa yang harus dikatakan dalam setiap situasi.
II.
kekuasaan
memaksa.
Otoritas
adalah
suatu
hak
untuk
perlawanan
terhadap
pemerintah
kekuasaan = machstaatsgedachte)
harus
ditindak
(Negara
Salah satu cara untuk mengimbangi teori ini adalah dengan menerapkan
teori hukum integratif yang merupakan buah pemikiran dari Prof. Dr. Romli
Atmasasmita, SH, LL.M yang merupakan guru besar Universitas Padjajaran.
Beliau melihat penegakan dan pembentukan hukum di Indonesia sudah tidak
dilandaskan pada upaya membangun karakter bangsa dan mencerdaskan
kehidupan bangsa, namun sering kali dijalankan tanpa arah dan tanpa tujuan
sehingga belum dirasakan secara optimal bagi pencari keadilan. Untuk itulah
teori
hukum
integratif
yang
diperkenalkan
oleh
Prof.
Dr.
Romli