Anda di halaman 1dari 127

1

Contoh MAKP
BAB 1
PENDAHULUAN
METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP)
DI RUANG PERAWATAN INTERNA WANITA RSUD Y
1.1 Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup
kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam
mencapai tujuan. Manajemen keperawatan merupakan proses bekerja melalui
anggota staf untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan keperawatan sebagai salah satu
metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga
diharapkan keduanya saling menopang.
Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh masyarakat
umum, termasuk di dalamnya keperawatan, merupakan salah satu faktor yang
harus dicermati dan diperhatikan oleh tenaga perawat, sehingga perawat
mampu berkiprah secara nyata dan diterima dalam memberikan sumbangsih
bagi kemanusiaan sesuai ilmu dan kiat serta kewenangan yang dimiliki. Salah
satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam
pelayanan keperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan dengan
harapan adanya faktor kelola yang optimal mampu meningkatkan keefektifan
pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan.
Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan
kesehatan merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk
menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari, tanpa
tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang kuat,
serta peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan keperawatan profesional
hanyalah akan menjadi teori semata. Untuk itu, maka perawat perlu
1

mengupayakan

kegiatan

penyelenggaraan

Model

Metode

Asuhan

Keperawatan Profesional (MAKP) khususnya di Ruang Perawatan Interna


Wanita RSUD Y.
Dasar pertimbangan penerapan model sistem pemberian asuhan
keperawatan adalah:
1.
2.
3.
4.

Sesuai visi dan misi rumah sakit.


Ekonomis
Menambah kepuasan pasien, keluarga, dan masyarakat.
Menambah kepuasan kkerja perawat karena dapat melaksanakan perannya

dengan baik.
5. Terpenuhinya kebutuhan dasar klien secara komprehensif.
6. Terlaksananya proses keperawatan yang sesuai dengan Standar Praktek
Keperawatan (SPK)
7. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan
lainnya.
Penerapan MAKP harus mampu memberikan asuhan keperawatan
profesional, untuk itu diperlukan penataan 3 komponen utama, yakni:
1. Ketenagaan keperawatan
2. Metode pemberian asuhan keperawatan
3. Dokumentasi keperawatan
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) dengan
model Keperawatan Tim dapat diterapkan di Ruang Perawatan Interna
Wanita RSUD Y.
2. Tujuan Khusus
a. Mengatur kebutuhan tenaga perawat.
b. Mengatur tugas dan kewenangan perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan.
c. Melakukan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
d. Melakukan sistem pendokumentasian.
e. Meningkatkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi
dan memberi kepuasan kepada anggota tim.
f. Meningkatkan komunikasi yang adekuat antar perawat dan tim
kesehatan lain.
1.3 Visi, Misi, Dan Motto
VISI

Mampu memberikan palayanan kesehatan dalam meningkatkan dan


menjaga derajat kesehatan bagi masyarakat umum terutama di ruang interna
wanita sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku.
MISI
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara professional dan bermutu,
berdaya saing kuat serta terjangkau oleh masyarakat umum.
2. Menyelenggarakan pengelolaan pelayanan kesehatan secara mandiri
dengan memiliki SDM, sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan
tekhnologi.
3. Menyelenggarakan manajemen rumah sakit berdasarkan prinsip-prinsip
pengelolaan rumah sakit yang professional sehingga mampu tumbuh dan
berkembang tanpa meninggalkan fungsi sosial rumah sakit.
MOTTO
Kepercayaan, kesehatan dan kepuasan anda adalah kebanggan kami.

BAB 2
PENGUMPULAN DATA
2.1 Sumber Daya Manusia (M1-Man)
1) Struktur Organisasi
Ruangan interna wanita dipimpin oleh kepala ruangan dan dibantu
oleh wakil kepala ruangan dan 3 ketua tim, dan 8 perawat pelaksana, tata

usaha bersama 5 POS atau yang difungsikan sebagai pembantu perawat


serta tiga orang yang bertugas sebagai cleaning service. Adapun struktur
organisasinya adalah :
Struktur Karyawan Perawatan Di Ruang Interna Wanita Rumah Sakit Y.
Kepala Ruangan

Wakil Karu

Tata Usaha

Katim 1

Katim 2

Katim 3

Perawat 3

Perawat 3

Perawat 2

POS

POS

POS

CS

CS

CS

2) Jumlah Tenaga Di Ruang Interna Wanita Rumah Sakit Y


a. Keperawatan
No
Kualifikasi
1. S1 Keperawatan
2.
3.
4.

Jmlh
2

D3
Keperawatan

SPK
Mahasiswa
PSIK

7
10

Masa Kerja
5 tahun: 1 orang
3 tahun: 1 orang
< 5 tahun: 2 orang
5-10 tahun:1 orang
4 bulan: 1 orang
>25 tahun: 7 orang
1 bulan: 10 orang

Jenis
PNS
PNS
PNS
PNS
Honorer
PNS

b. Non-Keperawatan
No
Kualifikasi
1. Tata Usaha
2. Cleaning service
3. Ahli gizi

Jumlah
1 orang
3 orang
2 orang

Jenis
PNS
Honorer
PNS

4.

POS

5 orang

Bervariasi

3) Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat


Tingkat Ketergantungan
Tingkat ktg Jml Pasien
Minimal
12
Parsial
5
Total
3
Jumlah
20

Jumlah Kebutuhan Tenaga


PAGI
SORE
MALAM
12x0,17= 2,04 12x0,14= 1,68 12x0,07= 0,84
5x0,27= 1,35
5x0,15= 0,75
5x0,10= 0,5
3x0,36= 1,08
3x0,36= 1,08
3x0,2 = 0,6
4,47
3,51
1,94
4
4
2

Total Tenaga Perawat :


Pagi
: 4 orang
Sore
: 4 orang
Malam : 2 orang
+
10 orang
Jumlah tenaga lepas dinas perhari :
86 10 860

2,89 3
297
297

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan :


10 orang + 2 orang struktural (kepala ruangan, wakil kepala ruangan) + 3
orang lepas dinas
= 15 orang
4) BOR Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur
ruang Interna Wanita, yaitu 25 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut:
No
1.
2.
3.

Shift
Pagi
Sore
Malam

Kelas II
4 bed (2 kosong)
4 bed (2 kosong)
4 bed (2 kosong)

Kelas III
21 bed (3 kosong)
21 bed (3 kosong)
21 bed (3 kosong)

BOR
20/25x100= 80%
20/25x100= 80%
20/25x100= 80%

Pengumpulan data dalam hal ketenagaan di ruang interna wanita RSUD Y


dilakukan melalui observasi dan wawancara secara langsung dengan perawat
ruangan maupun melalui kuesioner. Berdasarkan hasil angket maupun kuesioner

di ruangan dengan responden adalah perawat di ruangan, didapatkan data bahwa:


11,11% perawat megatakan puas dengan struktur organisasi yang telah ada di,
77,78% perawat tidak memberi jawaban dan 11,11% jawaban tidak diketahui
karena angket tidak dikembalikan
11,11% perawat menyatakan bahwa pembagian tugas di ruangan secara struktural
sudah baik namun dalam pelaksanaanya masih belum jelas, 77,78% perawat tidak
memberi jawaban dan 11,11% jawaban tidak diketahui karena angket tidak
dikembalikan.
11,11% perawat menyatakan bahwa kepala ruangan sudah optimal dalam
melaksanakan tugas-tugasnya, 77,78% perawat tidak memberi jawaban dan
11,11% jawaban tidak diketahui karena angket tidak dikembalikan.
11,11% perawat menyakan kinerja ketua tim sudah kompeten dengan tugasnya

Hasil wawancara dengan kepala ruangan menyatakan bahwa 60% kinerja perawat
di ruangan sudah cukup baik namun 54% perawat masih berlatar pendidikan SPK.
Setelah diberikan kuesioner didapatkan data bahwa ternyata 60% perawat merasa
membutuhkan kesempatan dan beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi dan mengikuti seminar tentang pelatihan keperawatan. Kepala
ruangan juga menyatakan bahwa R.S telah memberikan kebijaksanaan kepada
perawat untuk mendapat beasiswa dan kesempatan untuk kuliah maupun seminar
pelatihan keperawatan. Namun disisi lain menurut Kepala ruangan pemerintah
telah mengeluarkan kebijakan tentang profesionalisme perawat mengingat
tuntutan masyarakat akan kesehatan semakin meningkat, masyarakat juga
membutuhkan pelayanan yang baik, dan R.S mempunyai kebijakan untuk
menerima pasien ASKESKIN dan memberi kesempatan perawat asing untuk
masuk ke R.S.
Berdasarkan hasil observasi, didapatkan data bahwa Ruangan interna
wanita dipimpin oleh kepala ruangan dan dibantu oleh wakil kepala ruangan dan 3
ketua tim, dan 8 perawat pelaksana, tata usaha bersama 5 POS atau yang

difungsikan sebagai pembantu perawat serta tiga orang yang bertugas sebagai
cleaning service. 60% pasien di ruangan interna wanita dengan tingkat
ketergantungan minimal, 25% dengan tingkat ketergantungan parsial dan 15%
dengan tingkat ketergantungan total. Jumlah tenaga lepas dinas per hari di
ruangan adalah 3 dan total jumlah perawat adalah 13 orang dengan 2orang
berpendidikan S1, 4 orang DIII dan 7 orang SPK yang dibagi menjadi 3 shift kerja
yakni, shift pagi (07.00-15.00), shift sore (15.00-23.00) dan shift malam (23.0006.30). perawat mendapatkan kesempatan untuk mengambil cuti 1x dalam
seminggu. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan, BOR pasien di ruangan
adalah 80%.

2.2 Sarana dan Prasarana (M2-Material)


1. Lokasi dan Denah
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada ruang
APAR Rumah Sakit U dengan uraian denah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Ruang Unit Terapi.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kantor Perawat.
Sebelah Barat merupakan arah Depan Ruangan.
Sebelah Timur merupakan arah pintu masuk ke dalam ruangan.
2. Peralatan dan Fasilitas
a. Fasilitas untuk pasien
No.

Nama Barang

Jumlah

Kondisi

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tempat Tidur
Meja Pasien
Kipas Angin
Kursi Roda
Branchart
Jam Dinding
Timbangan
Kamar Mandi
dan WC
Dapur
Wastafel

16 bed
.buah
2 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah

Cukup baik
Cukup baik
baik
Cukup baik
Cukup baik
Baik
Baik
Cukup baik

9.
10.

buah
buah

b. Fasilitas untuk petugas kesehatan

Ideal

Usulan

1 :1
1:1
4/ruangan
2-3/ruangan
1/ruangan
2/ruangan
1/ruangan
1/ruangan
2/ruangan

Perlu dikurangi
Perlu ditambah
Perlu ditambah
1 kamar mandi
-

Ruang kepala ruangan menjadi satu dengan ruang pertemuan


perawat.
Kamar mandi perawat/ WC ada 1.
Ruang staff dokter ada di sebelah barat nursing station.
Nursing station berada di tengah ruangan di sebelah ruang staff
dokter dan ruang pasien kelas dua.
Gudang berada di sebelah selatan ruang ganti.
Ruang ganti berada di sebelah utara, didekat gudang.

c. Fasilitas dan bahan kesehatan yang ada di ruang APAR kelas 3B


Rumah Sakit U
No

Nama barang

Jumlah

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.

Stetoskop
Hb meter
Urometer
Lemari Es
Com stenlist
Tabung Oksigen Kecil
Senter
Bak instrumen kecil 2 sedang 1
Ember sampah pasien
Papan tulis/white board
Lemari kaca
Lemari besi
Tensimeter
Pinset anatomis
Pinset cirurgis
Gunting nekrotomi
Gunting verban
Korentang dan tempat
Bengkok steinlis
Suction
Telepon
Komputer
Alat pemadam kebakaran
Lemari obat
Lampu darurat
Spuit gliserin
Kereta obat
Standard baskom
Standard infus
Ambu bag
Kursi roda
Manometer O2 lengkap

2 buah
2 buah
2 buah
1 buah
4 buah
1 buah
2 buah
3 buah
6 buah
1 buah
2 buah
1 buah
3 buah
2 buah
2 buah
10 buah
3 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 set
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
4 buah
5 buah
16 buah
1 buah
1 buah
2 buah

Kond
isi
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

Ideal

Usulan

2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
1/ruangan
3/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
1:1
1/ruangan
1/ruangan
1/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
1/ruangan
1/ruangan
1/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
1/ruangan
2/ruangan
1:1
1/ruangan
5/ruangan
2/ruangan

dikurangi
ditambah
dikurangi
dikurangi
ditambah 22
dikurangi
dikurangi
dikurangi
dikurangi
ditambah
ditambah
ditambah 1
dikurangi
dikurangi
ditambah
-

34.
35.
36.
37.
38.
39.
40
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.

Standard O2
Termometer Axila 6 digital 2
Cucing
Cucing dengan tutup
ECG
Lampu baca rongsen
Manometer Oksigen
Nebulizer
Oksimetri
Tong spatel
Torniquet
Urinal plastik pria
Klem arteri
Troli oksigen

1 buah
7 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
9 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
2 buah
1 buah

Baik
Baik

2/ruangan
5/ruangan

ditambah 1
-

3. Administrsi Penunjang
a.Buku Injeksi
b.

Buku Observasi

c.Lembar Dokumentasi
d.

Buku Observasi Suhu dan Nadi

e.Buku Timbang Tarima


Sarana dan prasarana di ruang rawat inap Interna Wanita RSUD Y sudah
cukup baik. Fasilitas penunjang seperti 4 kamar mandi, 1 tempat parkir, dan 1
kantin kondisinya cukup baik. Tetapi idealnya kamar mandi Kls 2= 1:2 dan Kls 3=
1:5,1 tempat parkir/ruangan, 1kantin/ruangan, sehingga perlu ditambah 1 kamar
mandi. Ventilasi udara terdapat 10 jendela kondisinya cukup baik. Setiap pagi dan
sore ruangan dibersihkan oleh petugas cleaning service dan kondisi ruangan
cukup tenang. Jumlah tabung O2 ada 5 buah, perlu dikurangi 3, sebab idealnya
hanya ada 2/ruangan. Semua perawat ruangan mampu menggunakannya dengan
baik. Kondisi administrasi penunjang cukup baik, yang terdiri dari: 1 buah buku
injeksi, 1 buah buku observasi, 20 lembar dokumentasi, 1 buah buku observasi
suhu dan nadi, dan 1 buah buku timbang terima. Nurse Station ada 1 diruangan
biasanya digunakan sebagai ruang pertemuan perawat, kadang-kadang perawat
mengobrol dan menggosip di Nurse Ststion. Tempat ruang Karu tersendiri di
sebelah ruang staff dokter sebaiknya dipindah jadi satu dengan Nurse Station
sebab idealnya Ruang Karu jadi satu dengan Nurse Station.

10

2.3 Metode Asuhan Keperawatan (M3- Method)


a. Penerapan MAKP
Dari hasil wawancara dan angket tentang model asuhan kepera-watan
yang digunakan saat ini didapatkan bahwa model asuhan keperawatan yang
digunakan tim. 11 dari 13 perawat (84,6%) menyatakan mengerti/memahami
model yang digunakan. 100% menyatakan cocok dengan model yang ada.
Model yang digunakan sesuai dengan visi dan misi ruangan.
Dari hasil wawancara dan angket dan observasi serta dari data sekunder
tentang efektifitas dan efisiensi model asuhan kepera-watan saat ini
didapatkan bahwa dengan menggunakan model yang sekarang ini digunakan
rata-rata pasien rawat inap 7 14 hari. Perawat mengatakan bahwa
kepercayaan pasien tidak ada penurunan ini dilihat dari banyaknya jumlah
pasien rujukan dari puskesmas maupun klinik-klinik lain. 9 dari 11 perawat
(81,8%) menyatakan bahwa model yang digunakan saat ini tidak terlalu
membebani kerja. Masalah pembiayaan terpusat langsung, jadi bisa
dikatakan tergantung dari alokasi anggaran yang disediakan rumah sakit
untuk tiap-tiap ruangan. Kritikan yang diterima oleh ruangan terkait dengan
masalah kurangnya sumber daya tenaga yang ada jadi pelayanan kurang
optimal.
Data yang diperoleh dari pengkajian tentang mekanisme pelaksanaan
model askep didapatkan bahwa 7 dari 11 perawat (63,6%) mengatakan
bahwa komunikasi antar profesi terlaksana cukup baik. Sedangkan rencana
askep antar shift berkelanjutan. Hal ini didukung dengan adanya data
dokumentasi. Semua perawat mengatakan bahwa pernah mendapat teguran
dari ketua Tim tentang kinerja yang telah dilakukan. Hanya saja teguran
tersebut berupa masukan-masukan. 8 dari 11 perawat (72,7%) mengatakan
bahwa merasa telah melakukan tugasnya sesuai standart yang telah
ditetapkan.
Adapun data yang diperoleh dari pengakajian tentang tanggung jawab
dan pembagian tugas didapatkan bahwa 8 dari 11 perawat (72,7%)

11

mengatakan bahwa 6 dari 11 perawat (54,5%) mengatakan bahwa


mendapatkan job yang kadang-kadang tidak berbeda dengan lulusan
akademik yag berbeda tingkatannya.

5 dari 11 perawat (45,45%)

memberikan jawaban yang kurang sesuai dengan metode TIM yang telah
digunakan. 6 dari 11 perawat (54,5%) mengatakan bahwa kurang
mengertahui kebutuhan perawatan keseluruhan pasien yang sedang dialami.
b. Timbang Terima
Timbang terima dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pada pergantian
shift malam ke pagi (07.00) dan pagi ke sore (14.00). Selalu diikuti oleh
semua perawat yang telah dan akan dinas, tetapi dari kuesioner yang telah
dibagikan, diperoleh data, 100% perawat menyatakan, pelaksanaan timbang
terima kadang-kadang tepat waktu dengan alasan 7 perawat (63,63%)
mengatakan anggota tim belum lengkap, 4 perawat (36,36%) mengatakan
data belum disalin. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala ruangan.
Untuk hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam timbang terima, semua
perawat dapat menyebutkan dengan benar & menyiapkan hal-hal yang akan
dibutuhkan dalam timbang terima, meliputi catatan perkembangan kondisi
pasien, buku timbang terima, dll. Sedangkan untuk hal-hal yang perlu
disampaikan selama timbang terima, dari 11 perawat, hanya 5 perawat
(45,45%) yang mencantumkan masalah keperawatan 6 perawat lainnya
(54,54%) menyatakan agar lebih efisien mereka langsung menggunakan
diagnosa dokter.Dalam setiap timbang terima selalu ada klarifikasi
langsung, tanya jawab dan validasi terhadap semua hal yang ditimbang
terimakan.
100% perawat mengetahui hal-hal prinsip tentang teknik penyampaian
timbang terima ketika di depan pasien yang meliputi: penggunaan volum
suara yang cukup sehingga tidak mengganggu pasien di sebelahnya, sesuatu
yang dianggap rahasia disampaikan dengan bahasa medis, dll. Selalu ada
interaksi dengan pasien saat timbang terima berlangsung, minimal
menanyakan apa yang dirasakan pasien saat ini, semalam bisa tidur atau
tidak, dll. Lama timbang terima bervariasi tergantung kondisi pasien,

12

semakin banyak yang akan dilaporkan, semakin lama waktunya, menurut


hasil kuesioner, biasanya tidak lebih dari lima menit untuk tiap pasien.
Pelaporan timbang terima dicatat dalam buku khusus yang akan
ditandatangani oleh perawat yang melaporkan, perawat yang menerima
laporan dan kepala ruangan. Setelah pelaksanaan timbang terima, kepala
ruangan

mengadakan

diskusi

singkat

untuk

mengetahui

sekaligus

mengevaluasi kesiapan shift selanjutnya. Kemudian timbang terima akan


ditutup oleh kepala ruangan. Adapun hambatan yang dikeluhkan perawat
adalah 4 perawat (36,36%) mengaku kesulitan dalam mendokumentasikan
laporan timbang terima (3 perawat (75%) mengeluhkan tentang proses
pendokumentasian yang kurang sistematis dan efisien, 1 perawat (25%)
menjawab lebih suka menulis data pada secarik kertas), sedangkan 5
perawat lainnya (45,45%) menyatakan, hambatan dalam timbang terima
adalah ketidakdisiplinan. 2 perawat lainnya (18,18%) menyatakan,
dokumentasi masih terbatas sehingga rencana tindakan belum spesifik.
c. Ronde Keperawatan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan, pelaksanaan ronde
keperawatan di ruang interna wanita belum optimal (dari 81,8% perawat
ruangan dan karu), hal ini dikarenakan jumlah pasien yang lebih banak dari
jumlah perawat. Dan hanya 81,8% perawat yang tahu tentang ronde
keperawatan. Tim yang dibentuk dalam pelaksanaan ronde keperawatan
cukup mampu dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dikarenakan 81,8%
perawat ruangan mau dan ingin berubah dalam pelaksanaan ronde yang
lebih optimal. Tim yang dibentuk berkisar 3-4 orang atau perawat yang
dipimpin oleh karu. Topic dan kasus yang dibahs dalam ronde keperawatan
sesuai dengan masalah yang ada di ruangan dan yang lebih memerlukan
perhatian khusus, misalnya gangrene. Pelatihan dan diskusi yang berkaitan
dengan masalah yang terjadi di ruangan telah dilksanakan tetapi hanya
dilaksanakan oleh sebagian perawat sekitar 54,5%. Hal ini dikarenakan
kegiatan ruangan yang cukup padat sehingga kesempatan yang ada hanya
terbatas.

13

Dari hasil observasi, ronde keperawatan dilaksanakan dan diikuti


hampir 72,7% perawat ruangan dan 50% dari keluarga pasien yang terlibat.
Ronde dilaksanakan sekitar 15-30 menit sekitar pukul 09.00 dan dibuka oleh
karu.
d. Pengelolaan Logistik dan Obat
Data yang diperoleh tentang pengadaaan sentralisasi obat adalah
semua perawat mengemukakan jawaban mengerti tentang sentralisasi obat.
Di ruangan tersebut sudah ada sentralisasi obat. ini bisa dilihat adanya
ruangan khusus obat. Sedangkan pelaksanaan sentralisasi obat belum
optimal. Penugasan SO didapatkan data 8 dari 11 perawat (72,7%) memberi
jawaban pernah mengurusi sentralisasi obat. Dan selama ini format yang
ada masih obat oral dan injeksi. dan yang lain tercampur pada salah satu dari
keduanya.
Adapun data tentang alur penerimaan obat yang didapat obat yang
diperoleh dari keluarga langsung dibawa ke ruang SO dan selama ini belum
ada format persetujuan sentralisai obat untuk pasien.
Data tentang cara penyimpanan obat meliputi adanya ruangan khusus
obat sedangkan alat-alat kesehatan hanya sebagian ada dengan jumlah
terbatas. Selama ini obat-obatan bagi pasien sendiri dengan etiket
kepemilkikan. akan tetapi proses keluar masuknya tidak didokumentasikan.
Dan semua perawat mengatakan bahwa selalu memberi etiket kepemilikan
pada obat-obat yang ada.
Adapun data yang diperoleh tentang cara penyiapan obat menunjukkan
bahwa 8 dari 11 perawat (72,7%) memberi jawaban bahwa tidak
menginformasikan jumlah kepemilikian sisa obat yang belum diberikan.
Dan format yang ada hanya obat oral dan injeksi selain itu tidak ada.
e. Discharge Planning
Dari hasil observasi yang dilakukan, discharge planning sudah
dilakssanakan, akan tetapi hanya dilaksanakan oleh sebagian perawat dan
hanya dilaksanakan saat pasien akan pulang dan isinya hanye bpenjelasan
tentang penyakit yang diderita pasien dan cara mengatasi penyakitnya jika
kambuh. Dalam melakukan discharge planning perawat ridak pernah

14

memberikan brosur maupun leaflet pada pasien, sehingga pasien kadang


lupa tentang penjelasan yang sudah diberikan oleh para perawat.
Dari hasil angket yang sudah disebarkan dan wawancara ytang sudah
dilakukan pada perawat diruangan, didapatkan hasil bahwa 8 perawat
(72,7%) mengatakan sudah memahami discharge planning dan sisanya
belum memahami apa sebenarnya discharge planning yang benar, kemudian
hanya 6 perawat (54,5%) yang bersedia melakukan discharge planning dan 8
perawat (72,7%) mengatakan bahwa discharge planning hanya dilakukan
saat pasien akan pulang. Kemudian 7 perawat (63,6%) mengatakan bahwa
mereka pernah diberi tugas untuk melakukan discharge planning, akan tetapi
perintah untuk melakukan discharge planning hanya dilakukan berupa
perintah lisan oleh kepala ruangan. Dari 7 perawat (63,6%) mengatakan
mereka melakukan discharge planning dengan hanya menggunakan media
lisan, yaitu hanya berbicara dengan pasien dan keluarga pasien. Sedangkan
bahasa yang digunakan oleh perawat tersebut kebanyakan adalah bahasa
Indonesia dalam memberikan discharge planning dan sisanya menggunakan
bahasa jawa dalam memberikan discharge planning. Kemudian ada 8
perawat (72,7%) mengatakan bahwa mereka tidak pernah melakukan
pendokumentasian setelah melakukan discharge planning. Sedangkan dari
hasil wawancara dengan kepala ruangan, didapatkan bahwa memang selama
ini tidak pernah diberikan brosur maupun leaflet saat melakukan discharge
planning dan juga tidak disediakan anggaran khusus dalam pelaksanaan
discharge planning.
f. Supervisi
Dari observasi yang dilakukan mahasiswa PSIK saat melakukan
praktek manajemen keperawatan, didapatkan data bahwa kelengkapan
supervisi di ruangan belum memenuhi standar yang telah ditetapkan. Saat
supervisi injeksi IV dengan Kepala Ruangan tidak tersedia alas untuk injeksi
IV dan sebagian besar perawat mengabaikan persiapan yang harus dilakukan
kepada pasien. Sedangkan format untuk supervisi ruanganmasih belum baku
serta di ruangan hanya terdapat format supervisi untuk injeksi IV. Di
Ruangan Interna Wanita, supervisi dilakukan setiap bulan oleh kepala

15

ruangan. Kepala ruangan secara langsung melakukan supervisi kepada ketua


tim dan ketua tim secara langsung melakukan supervisi kepada perawat
pelaksana. Kemudian ketua tim melaporkan hasil supervisi perawat
pelaksana kepada kepala ruangan (supervisi tidak langsung) dan hasil ini
dijadikan dokumentasi untuk ruangan.
Dari wawancara dan angket dengan Kepal beserta Perawat Ruangan, di
dapatkan data bahwa 8 orang (62%) perawat telah memahami tentang
supervisi dan 4 orang (31%) perawat telah mendapat pelatihan dan
sosialisasi tentang supervisi.
Mengingat perlunya perhatian ekstra untuk ruangan, maka kepala
ruangan menyampaikan hasil penilaian dari supervisi kepada perawat secara
fair sesuai dengan hasil yang di dapat. Sedangkan untuk feed back, sebagian
perawat mengeluhkan kurang puas. Dan untuk pemecahan masalah dari hasil
supervisi belum dilaksanakan secara optimal. Dari angket yang diberikan
mahasiswa didapatkan 7 orang (54%) perawat menyatakan kurang
mempunyai motivasi untuk berubah.
g. Dokumentasi
Dari Observasi yang dilakukan, model dokumentasi keperawatan yang
digunakan di ruang interna wanita adalah model dokumentasi POR.
Dokumentasi

Keperawatan

yang

dilakukan

meliputi

pengkajian

menggunakan system Head to Toe dan ROS, serta diagnosa keperawatan


sampai dengan evaluasi menggunakan SOAP.
Format pengkajian sudah ada dan dapat memudahkan perawat dalam
pengkajian dan pengisiannya. Sistem pendokumentasian masih dilakukan
secara manual (belum ada komputerisasi). Catatan keperawatan berisikan
jawaban terhadap nasihat dokter dan tindakan mandiri perawat, tetapi belum
semua tindakan didokumentasikan. Dari hasil angket yang sudah disebarkan,
didapatkan 8 perawat (72,7%) mengatakan mengerti cara pengisian format
dokumentasi yang digunakan ruangan dengan benar dan tepat. Namun
pelatihan-pelatihan tentang cara pendokumentasian keperawatan yang benar
masih terus diadakan.

16

Dokumentasi asuhan keperawatan tidak dilaksanakan segera setelah


pasien masuk atau terjadi masalah keperawatan, tetapi kadang-kadang
dilengkapi

saat pasien mau pulang atau apabila keadaan ruang

memungkinkan. Dan dari hasil angket didapatkan

6 perawat (54,5%)

mengatakan melakukan dokumentasi segera setelah melakukan tindakan.


Catatan perkembangan pasien kurang berkesinambungan dan kurang
lengkap, serta respon dari pasien kurang terpantau dalam lembar evaluasi.
Dari 20 rekam medis pasien yang ada hanya 12 rekam medis yang ditulis
dengan lengkap dan tepat waktu.
Sedangkan untuk efisiensi dan efektifitas model pendokumentasian
dapat dilihat dari hasil angket yang menyebutkan bahwa 6 perawat (54,5%)
mengatakan model dokumentasi yang digunakan menambah beban kerja
perawat dan 5 perawat (45,4%) mengatakan model dokumentasi yang
digunakan menyita banyak waktu, tetapi ada 8 perawat (72,7%) mengatakan
format yang digunakan sangat membantu (memudahkan) dalam melakukan
pengkajian pada pasien.

17

LANGKAH 2: ANALISIS SWOT


Pada Analisis SWOT ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
1. Pengisian Item IFAS dan EFAS:
Cara pengisian faktor IFAS dan EFAS disesuaikan dengan komponen yang ada
dalam pengumpulan data (bisa merujuk pada data fokus dan contoh pengumpulan
data pada bagian lain di dalam buku ini). Data tersebut dibedakan menjadi 2, yaitu
IFAS (internal factors) yang meliputi aspek Weakneses dan Strength dan faktor
EFAS (External factors) yang meliputi aspek Opportunity dan Threatened.
z
2. BOBOT:
Beri Bobot masing-masing faktor mulai 1,0 (paling penting) sampai dengan 0,0
tidak penting, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap strategi perusahaan.
3. RATING:
Hitung rating, dgn masing-masing faktor dgn memberikan skala mulai 4 (sangat
baik / outstanding) sampai dengan 1 (kurang / poor, berdasarkan pengaruh faktor
tersebut. Data rating didapakan berdasarkan hasil pengukuran baik secara
observasi, wawancara, pengukuran langsung. Faktor Strength dan Opportunity
menggambarkan nilai kinerja positif, sebaliknya faktor Weakneses dan
Threatened menggambarkan nilai kinerja yang negatif. Kemudian kalikan Bobot
dengan rating untuk mendapatkan nilai masing-masing faktor.
4. Setelah didapatkan nilai masing-masing faktor, maka untuk mendapatkan nilai
IFAS adalah: S W dan EFAS adalah O-T. Hasil dari nilai IFAS dan EFAS

18

kemudian dimasukkan di dalam diagram layang (Kit Quadran)


mengetahui masalah dan strategi perencanaan berdasarkan letak quadran.

untuk

a. Pada quadran WO, strategi perencanaan adalah progressive / turn around


dengan tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan kelemahan internal utuk
mendapatkan kesempatan (Opportunity).
b. Pada quadran SO, strategi perencanaan adalah agressive dengan tujuan yang
ingin dicapai adalah megembangkan kekuatan internal yang ada
utuk
mendapatkan kesempatan (Opportunity) yang lebih dalam menghadapi
persaingan.
c. Pada quadran ST, strategi perencanaan adalah diversification dengan tujuan
yang ingin dicapai adalah merubah kekuatan internal yang ada
utuk
mengantisipasi faktor Threatened (ancaman) dari luar.
d. Pada quadran WT, strategi perencanaan adalah deffensive dengan tujuan yang
ingin dicapai adalah mempertahankan eksistensi agar instiusi / perusahaan tetap
ada dan dapat menjalankan fungsinya secar minimal.

19

BAB 3
ANALISIS SWOT
No.
ANALISIS SWOT
1. M1 (Ketenagaan)
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. 69,2% Perawat menyatakan bahwa
struktur organisasi yang ada sesuai
dengan kemampuan perawat
2.61,5%
Perawat
menyatakan
pembagian tugas sesuai dengan
struktur organisasi yang ada
3. 76,9% perawat menyatakan kepala
ruangan
sudah
optimal
dalam
melaksanakan tugas-tugas nya.
4. Jenis ketenagaan di ruangan :
S1 Kep = 2 Orang
D-III = 4 Orang
SPK
= 7 Orang
5. Adanya perawat yang mengikuti
seminar dan workshop.
6. Beban kerja perawat di ruangan tidak
terlalu tinggi.
TOTAL

BOBOT

RATING

0,2

0,4

0,1

0,2

0,1

0,2

0,3

0,9

0,13

0,36

0,17

0,51

BOBOT X RATING

S-W =
2,57-2,2=
0,37

2,57

harus 1
WEAKNESS
1.Jumlah
perawat
masih
belum
sebanding dengan jumlah pasien.
2. Sebagian perawat belum memahami
peran dan fungsinya.
3. Kurang disiplin nya pegawai.
4. Pembagian tugas masih belum jelas.
5.54%
perawat
masih
berlatar
pendidikan berlatar pendidikan SPK.

0,25

0,5

0,19

0,38

0,2
0,2

3
2

0,6
0,4

0,16

0,32

2,2

TOTAL
OPPORTUNITY
1. 60% perawat mempunyai kemauan
untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi
2. Rumah Sakit memberikan kebijakan
untuk memberi beasiswa dan pelatihan
17

0,28

0,84

0,2

0,6

O-T=
2,58-2,46
=0,12

20

bagi perawat ruangan.


3. Jumlah pasien di ruang internal
wanita 60% dengan tingkat
ketergantungan minimal.
4. Adanya POS membantu pekerjaan
perawat ruangan.
5. Adanya kebijakan pemerintah tentang
profesionalisme perawat.

0,2

0,4

0,19

0,38

0,13

0,36

2,58

TOTAL
THREATENED
1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat
untuk pelayanan yang lebih
professional.
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya
kesehatan.
3. Persaingan dengan masuknya perawat
asing.
4. Kebijakan pemerintah tentang
askeskin.
5. Rendahnya kesejahteraan perawat.
6. Adanya pertanggung jawaban
legalitas bagi pasien.

0,17

0,34

0,12

0,24

0,1

0,2

0,15

0,3

0,3
0,16

3
3

0,9
0,48

2,46

TOTAL
2.

M2 (Sarana dan Prasarana)


a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Mempunyai sarana dan prasarana
untuk pasien dan tenaga kesehatan.
2. Mempunyai peralatan oksigenasi
dan semua perawat ruangan mampu
menggunakannya.
3. Terdapat administrasi penunjang.
4. Tersedianya Nurse Station.
TOTAL
WEAKNESS
1. Belum terpakainya sarana dan
prasarana secara optimal
2. Nurse Station belum termanfaatkan
secara optimal.
3. Kurangnya kamar mandi, ember
sampah pasien, spuit gliserin,

0,5

0,15

0,3

0,6

0,1
0,1

2
2

0,2
0,2

1,15

0,4

0,8

0,3

0,6

0,3

0,6

S-W =
1,15-2 =
-0,85

21

standard infus, standard O2, dan


termometer.
TOTAL
1

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya kesempatan menambah
anggaran untuk pembelian dressing
kit.
2. Adanya kesempatan untuk
penggantian alat-alat yang tidak
layak pakai.

0,5

1,5

0,5

O-T =
2,5-2 =
0,5

TOTAL
1
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang tinggi dari
masyarakat untuk melengkapi sarana
dan prasarana.
2. Adanya kesenjangan antara jumlah
pasien dengan peralatan yang
diperlukan.

2,5

0,5

0,5

TOTAL
1

1.

M3-METHOD (MAKP)
Penerapan Model
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1.
sudah ada model asuhan
keperawatan yang digunakan yaitu
TIM.
2.
Model yang digunakan sesuai
dengan visi dan misi ruangan.
3.
Kebanyakan/hampir
semua
perawat mengerti/memahami model
yang digunakan dan menyatakan
cocok dengan model yang ada.
4.
Model yang digunakan cukup
efisien.
5.
Memiliki standart asuhan

0,3

1,2

0,2

0,6

0,14

0,48

0,10

0,20

0,14

0,24

SW=
2,96-3,1
= - 0,14

22

6.

keperawatan.
Terlaksananya komunikasi yang
cukup baik antar profesi
TOTAL

WEAKNESS (yg di identifikasi


masalah)
1. Kurangnya kemampuan perawat
dalam pelaksanaan model yang
telah ada.
2. Hanya sedikit perawat yang
mengetahui kebutuhan perawtan
pasien secara komperehensif.
3. Job yang kadang-kadang tidak
sesuai dengan lulusan akademik
yang berbeda tingkatannya (kurang
jelas).
4. Kurangnya jumlah tenaga yang
membantu optimalisasi penerapan
model yang digunakan

0,12

0,24
2,96

0,4

1,6

0,3

0,9

0,15

0,3

0,15

0,3

3,1

TOTAL
b. External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1.
Kepercayaan dari pasien dan
masyarakat cukup baik
2.
Adanya kerjasama dengan
institusi klinik-klinik independen
3.
Ada kebijakan pemerintah
tentang profesionalisme

0,5

1,5

0,25

0,25

0,25

0,25

TOTAL
THREATENED
1. Persaingan dengan RS lain
2. Tuntuan masyarakat akan pelayanan
yang maksimal
3. Kebebasan pres mengakibatkan
mudahnya penyebaran informasi di
dalam ruangan ke masyarakat

0,2
0,5

1
2

0,2
1,0

0,3

0,3

1
TOTAL

1,5

OT=
2 1,5 =
0,5

23

Dokumentasi Keperawatan
a. Internal Factor (IFAS)

2.

STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan prasarana
(administrasi penunjang)
2. Sudah ada sistem pendokumentasian POR
3. Dokumentasi keperawatan yang
dilakukan meliputi pengkajian
menggunakan sistem Head to Toe
dan
ROS,
serta
diagnosa
keperawatan
sampai
dengan
evaluasi dengan menggunakan
SOAP
4. Format pengkajian sudah ada dan
dapat memudahkan perawat dalam
pengkajian dan pengisiannya.
5. 8 perawat (72,7%) mengatakan
mengerti cara pengisian format
dokumentasi
yang
digunakan
dengan benar dan tepat
6. 6 perawat (54,5%) mengatakan
melakukan dokumentasi segera
setelah melakukan tindakan
7. 8 perawat (72,7%) mengatakan
format yang digunakan sangat
membantu
dalam
melakukan
pengkajian pada pasien

0,2

0,4

0,13

0,26

0,25

0,75

0,15

0,3

0,17

0,24

0,05

0,1

0,05

0,1

2,15

TOTAL
WEAKNESS
1. Sistem pendokumentasian masih
dilakukan secara manual (belum
ada komputerisasi)
2. Belum semua tindakan perawat di
dokumentasikan
3. Dokumetasi tidak segera dilakukan
setelah melakukan tindakan tetapi
kadang-kadang dilengkapi saat
pasien mau pulang atau apabila
keadaan ruang memungkinkan
4. Catatan
perkembangan
pasien
kurang berkesinambungan dan
kurang lengkap

0,15

0,45

0,15

0,3

0,15

0,15

0,2

0,4

0,1

0,3

S-W=
2,15-2,35
= -0,2

24

5. Respon pasien kurang terpantau


dalam lembar evaluasi
6. Dari 20 rekam medis pasien yang
ada hanya 12 rekam medis yang
ditulis dengan lengkap dan tepat
waktu
7. 6 perawat (54,5%) mengatakan
model dokumentasi yang digunakan
menambah beban kerja perawat
8. 5 perawat (45,4%) mengatakan
model dokumentasi yang digunakan
menyita banyak waktu perawat

0,1

0,3

0,1

0,3

0,05

0,15

2,35

TOTAL
b. Eksternal Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya program pelatihan tentang
pendokumentasian keperawatan
2. Peluang
perawat
untuk
meningkatkan
pendidikan
(Pengembangan SDM)
3. Adanya mahasiswa PSIK praktik
manajemen keperawatan
4. Adanya kerjasama yang baik antara
mahasiswa dan perawat ruangan

0,3

0,9

0,3

0,6

0,2

0,6

0,2

0,6

O-T =
2,7-2=
0,7

2,7

TOTAL
TREATHENED
1. Adanya kesadaran pasien dan
keluarga akan tanggung jawab dan
tanggung gugat
2. Akreditasi rumah sakit tentang
sistem dokumentasi

0,6

1,2

0,4

0,8

TOTAL
Ronde Keperawatan
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1.
Ruangan mendukung adanya
kegiatan ronde keperawatan
2.
Adanya kemauan perawat untuk
berubah
3.
Adanya kasus yang memerlukan

0,18

0,36

0,18

0,36

0,4

1,2

S-W=
2,16-2,45
= -0,29

25

perhatian khusus oleh perawat


ruangan dan kepala ruangan
misalnya gangren
4.
Adanya pembentukan tim dalam
pelaksanaan ronde keperawatan
3.

0,24

0,24
2,16

TOTAL
WEAKNES
1.
Ronde keperawatan adalah
kegiatan
yang
belum
dapat
dilaksanakan secara optimal di
ruang interna wanita
2.
Tim yang dibentuk cukup
mampu dalam pelaksanaan ronde
dan penyelesaian tugas
3.
Jumlah perawat yang tidak
seimbang dengan njumlah perawat

0,45

1,35

0,26

0,52

0,29

0,58

2,45

TOTAL
b. External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1.
Adanya pelatihan dan diskusi
tentang masalah yang terjadi di
ruang interna wanita
2.
Adanya kesempatan dari kepala
ruang dan perawat ruangan untuk
mengadakan ronde keperawatan

0,62

1,86

0,38

0,76

2.62

TOTAL
TREATENED
1.
Adanya tuntutan yang lebih
tinggi dari pasien dan keluarga
pasien
untuk
mendapatkan
pelayanan yang lebih professional
2.
Persaingan antar ruang interna
yang
semakin
kuat
dalam
pemberian pelayanan

0,82

2,46

0,18

0,36

1
TOTAL
Sentralisasi Obat
a. Internal Factor (IFAS)

2,82

O-T=
2,62-2,82
= -0,2

26

STRENGTH
1.
Semua perawat mengemukakan
jawaban mengerti tentang sentralisasi
obat.
2.
Di ruangan tersebut ada
sentralisasi obat. ini bisa dilihat
adanya ruangan khusus obat.
3.
Sebagian besar perawat pernah
berwenag mengurusi sentralisasi obat

0,3

0,9

0,5

2,0

0,2

0,4

SW=
3,3 2,9
= 0,4

3,3

TOTAL

4.

WEAKNESS
1.
Pelaksanaan sentralisasi obat
belum optimal
2.
Selama ini format yang ada
masih obat oral dan injeksi. dan
yang lain tercampur pada salah satu
dari keduanya.
3.
Selama ini belum ada format
persetujuan sentralisai obat untuk
pasien.
4.
Alat-alat kesehatan hanya
sebagian ada dengan jumlah
terbatas.
5.
Teknik sentralisasi obat belum
jelas

0,3

0,9

0,1

0,2

0,2

0,6

0,2

0,6

0,2

0,6

2,9

TOTAL

b. External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Kerjasama yang baik antara perawat
dan mahasiswa
2. Adanya mahasiswa PSIK yang
praktek manajemen keperawatan
TOTAL
THREATENED
1. Adanya tuntutan akan pelayanan
yang profesional
2. Kurangnya kepercayaan pasien
terhadap sentralisasi obat.
TOTAL

0,4

0,8

0,6

1,8

3,6

0,5

2,0

0,5

1,0

3,0

OT=
3,6 - 3,0
= 0,6

27

Supervisi
a.
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1.
RSUD Y merupakan RS
Pendidikan tipe B yang menjadi RS
rujukan bagi wilayah setempat.
2.
Ruang Interna Wanita
merupakan
ruangan
yang
memerlukan perhatian ekstra dari
petugas kesehatan
3.
Adanya
kemauan
perawat untuk berubah.
4.
Kepala ruang Interna
Wanita
dan
kepala
ruangan
mendukung kegiatan supervisi demi
peningkatan mutu pelayanan mutu
pelayanan keperawatan.

0,15

0,45

0,15

0,45

0,4

0,8

0,3

0,6

S-W=
2,3-2,7=
-0,4

2,3

0,3

0,9

0,4

1,2

0,3

0,6

TOTAL

5.

WEAKNESS
1.
Belum ada uraian yang jelas
tentang supervisi.
2.
Belum mempunyai format yang
baku dalam pelaksanaan supervisi
3.
Kurangnya program pelatihan
dan sosialisasi tentang supervisi.

2,7

TOTAL
b.

0,5

0,3

0,9

External factor (EFAS)

OPPORTUNITY
1.
Adanya mahasiwa PSIK yang
praktek manajemen keperawatan.
2.
Adanya
jadwal
supervisi
keperawatan oleh pengawas perawat
setiap bulan.
3.
Terbuka kesempatan untuk
melanjutkan
pendidikan
atau
magang.

0,2

1
1

TOTAL

0,2

3,1
3

O-T=
3,1-3=
0,1

28

TREATHENED
1. Tuntutan pasien sebagai konsumen
untuk mendapatkan pelayanan yang
profesional dan bermutu sesuai
dengan peningkatan biaya
perawatan.
TOTAL

6.

Timbang Terima
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1.
Timbang terima merupakan
kegiatan rutin, yaitu dilaksanakan
dua kali dalam sehari
2.
Diikuti oleh semua perawat
yang telah dan akan dinas
3.
Timbang terima dipimpin
oleh kepala ruangan
4.
Ada klarifikasi, tanya
jawab, dan validasi terhadap semua
yang ditimbang terimakan
5.
Semua perawat tau hal-hal
yang perlu dipersiapkan dalam
timbang terima
6.
Selalu ada interaksi dengan
pasien selama timbang terima
7.
Semua perawat mengetahui
prinsip-prinsip tentang teknik
penyampaian timbang terima di
depan pasien
8.
Ada buku khusus untuk
pelaporan timbang terima
9.
Setelah dilaporkan, laporan
ditandatangani
oleh
yang
bersangkutan
10.
Kepala
Ruangan
mengevaluasi kesiapan perawat
yang akan dinas
TOTAL

WEAKNESS
1.
Perawat kurang disiplin waktu
timbang terima
2.
Masalah keperawatan lebih

0,05

0,15

0,2

0,8

0,05

0,15

0,15

0,6

0,1

0,2

0,1

0,2

0,1

0,2

0,05

0,15

0,1

0,3

0,1

0,3

0,3

0,9

0,15

0,45

0,2

0,4

S-W=
3-2,3=
0,7

29

fokus pada diagnosa medis


Perawat
kesulitan
mendokumentasikan
timbang
terima karena form nya kurang
sistematis
4.
Data hanya ditulis di secarik
kertas sehingga kadang hilang saat
akan dilaporkan
5.
Dokumentasi masih terbatas
sehingga rencana tindakan belum
spesifik
TOTAL

0,15

0,15

0,2

0,4

3.

b. External Factor (EFAS)


OPPORTUNITY
1.
Adanya mahasiswa PSIK yang
praktik profesi di ruangan
2.
Adanya kerjasama yang baik
antara mahasiswa PSIK dengan
perawat ruangan
3.
Sarana dan prasarana penunjang
cukup tersedia

2,30

0,3

0,9

0,3

0,9

0,4

1,2

O-T=
3-2,5=
0,5

0,5

0,15

0,5

TOTAL
THREATENED
1.
Adanya tuntutan yang lebih
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional
2.
Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan
keperawatan
TOTAL
Discharge Planning
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Adanya kemauan untuk memberikan
pendidikan kesehatan (Discharge
Planning) kepada pasien dan
keluarga pasien.
2. Memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien dan keluarga saat

2,5

0,3

0,9

0.2

0,6

0.15

0,3

0.15

0,3

S-W=
2,5-2,6
= -0,1

30

akan pulang.
3. Perawat menggunakan bahasa
Indonesia saat melakukan Discharge
Planning.
4. Adanya pembagian tugas secara
lisan tentang pelaksanaan Discharge
Planning.
5. Adanya pemahaman tentang
Discharge Planning oleh perawat.

0,4

2,5

0,2

0,4

0,2

0,6

0,3

1,2

0,1

0,2

0,2

0,2

2,6

0,3

0,9

b. External Factors (EFAS)

0,3

0,9

OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa PSIK yang
melakukan praktik
2. Adanya kerjasama yang baik antara
mahasiswa dengan perawat klinik.
3. Kemauan pasien/keluarga terhadap
anjuran perawat.

0,4

1,2

TOTAL

7.

0.2

WEAKNESS
1. Pelaksanaan Discharge Planning
belum optimal.
2. Tidak tersedianya brosur/leaflet
untuk pasien saat melakukan
Discharge Planning.
3. Tidak tersedianya anggaran untuk
Discharge Planning.
4. Pemberian pendidikan kesehatan
dilakukan secara lisan pada setiap
pasien/keluarga.
5. Belm optimalnya pendokumentasian
Discharge Planning.
TOTAL

0,3

0,3

0,4

1,6

0,3

0,9

3,4

TOTAL
TREATHENED
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional.
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya
kesehatan.
3. Persaingan antar ruang yang

O-T=
3-3,4=
-0,4

31

semakin ketat.
TOTAL

32

BAB 4
PERENCANAAN
4.1 Diagram Layang

bv

KETERANGAN :
M1 : Ketenagakerjaan
M2 : Sarana dan Prasarana
M3 : Metode-Penerapan Model
DK : Metode-Dokumentasi
RK : Metode-Ronde Keperawatan
SO : Metode-Sentralisasi Obat
SV : Metode-Supervisi
TT : Metode-Timbang Terima
DP : Metode-Discharge Planning
29

33

4.2 Identifikasi Masalah


4.2.1 M1 (Ketenaga)
1. Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasien.
2. Sebagian perawat belum memahami peran dan fungsinya.
3. Kurang disiplinnya pegawai.
4. Pembagian tugas masih belum jelas.
5. 5.54% perawat masih berlatar pendidikan berlatar pendidikan SPK.
4.2.2 M2 (Sarana dan Prasarana)
1. Belum terpakainya sarana dan prasarana secara optimal.
2. Nurse Station belum termanfaatkan secara optimal.
3. Kurangnya kamar mandi, ember sampah pasien, spuit gliserin, standard
infus, standard O2, dan termometer.

4.2.3 M3 (Metode)
a. Penerapan Model
1. Kurangnya kemampuan perawat dalam pelaksanaan model yang telah ada.
2. Hanya sedikit perawat yang mengetahui kebutuhan perawtan pasien secara
komperehensif.
3. Job yang kadang-kadang tidak sesuai dengan lulusan akademik yang
berbeda tingkatannya (kurang jelas).
4. Kurangnya jumlah tenaga yang membantu optimalisasi penerapan model
yang digunakan.
b. Dokumentasi Keperawatan
1. Sistem pendokumentasian masih dilakukan secara manual (belum ada
komputerisasi).
2. Belum semua tindakan perawat di dokumentasikan.
3. Dokumetasi tidak segera dilakukan setelah melakukan tindakan tetapi
kadang-kadang dilengkapi saat pasien mau pulang atau apabila keadaan
ruang memungkinkan.

34

4. Catatan perkembangan pasien kurang berkesinambungan dan kurang


lengkap.
5. Respon pasien kurang terpantau dalam lembar evaluasi.
6. Dari 20 rekam medis pasien yang ada hanya 12 rekam medis yang ditulis
dengan lengkap dan tepat waktu.
7. 6 perawat (54,5%) mengatakan model dokumentasi yang digunakan
menambah beban kerja perawat.
8. 5 perawat (45,4%) mengatakan model dokumentasi yang digunakan
menyita banyak waktu perawat.
c. Ronde keperawatan
1. Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum dapat dilaksanakan secara
optimal di ruang interna wanita.
2. Tim yang dibentuk cukup mampu dalam pelaksanaan ronde dan
penyelesaian tugas.
3. Jumlah perawat yang tidak seimbang dengan njumlah perawat.
d. Sentralisasi Obat
1. Pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal.
2. Selama ini format yang ada masih obat oral dan injeksi. dan yang lain
tercampur pada salah satu dari keduanya.
3. Selama ini belum ada format persetujuan sentralisai obat untuk pasien.
4. Alat-alat kesehatan hanya sebagian ada dengan jumlah terbatas.
5. Teknik sentralisasi obat belum jelas.
e. Supervisi
1. Belum ada uraian yang jelas tentang supervisi.
2. Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan supervisi.
3. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.
f. Timbang Terima
1. Perawat kurang disiplin waktu timbang terima.

35

2. Masalah keperawatan lebih fokus pada diagnosa medis.


3. Perawat kesulitan mendokumentasikan timbang terima karena form nya
kurang sistematis.
4. Data hanya ditulis di secarik kertas sehingga kadang hilang saat akan
dilaporkan.
5. Dokumentasi masih terbatas sehingga rencana tindakan belum spesifik.
g. Discharge Planning
1. Pelaksanaan Discharge Planning belum optimal.
2. Tidak tersedianya brosur/leaflet untuk pasien saat melakukan Discharge
Planning.
3. Tidak tersedianya anggaran untuk Discharge Planning.
4. Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan pada setiap
pasien/keluarga.
5. Belum optimalnya pendokumentasian Discharge Planning.
4.3 Prioritas Masalah
1. Ketenagaan
1. Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasien.
2. Kurang disiplinnya perawat ruangan.
3. Rendahnya kesejahteraan perawat.
2. Sarana prasarana
1. Sarana dan prasarana yang dimiliki ruangan belum terpakai secara
optimal.
2. Jumlah peralatan tidak sesuai dengan rasio pasien.
3. Metode
a. Penerapan Model
1. Kurangnya kemampuan perawat dalam pelaksanaan model MAKP
yang telah ada.

36

2. Hanya sedikit perawat yang mengetahui kebutuhan perawatan pasien


secara komperehensif.
3. Job yang kadang-kadang tidak sesuai dengan lulusan akademik yang
berbeda tingkatannya (kurang jelas).
4. Kurangnya jumlah tenaga yang membantu optimalisasi penerapan
model yang digunakan.
b. Dokumentasi
1. Pemahaman

dan

pengaplikasian

perawat

tentang

format

pendokumentasian kurang benar dan kurang tepat.


2. Kurang disiplinnya perawat dalam melakukan dokumentasi yang
komprehensif.
c. Ronde
1. Ronde keperawatan belum terlaksana secara optimal atau secara rutin
karena kesempatan perawat yang terbatas.
2. Tim yang dibentuk hanya cukup mampu membantu dalam pelaksanaan
ronde keperawatan dan penyelesaian tugas yang berkaitan dengan
masalah yang dibahas dalam ronde keperawatan.
3. Pelatihan dan diskusi yang berkaitan dengan masalah yang terjadi di
ruangan telah dilaksanakan tetapi hanya diikuti oleh sebagian dari
perawat (sekitar 54,5%).
d. Sentralisasi Obat
1. Pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal
2. Selama ini belum ada format persetujuan sentralisai obat untuk pasien.
3. Alat-alat kesehatan hanya sebagian ada dengan jumlah terbatas.
4. Teknik sentralisasi obat belum jelas
e. Supervisi
1. Supervisi sudah berjalan namun belum optimal, belum ada uraian yang
jelas mengenai supervisi.

37

2. Supervisi di ruangan belum mempunyai format yang baku.


f. Timbang Terima
1. Perawat kurang disiplin waktu dalam timbang terima
2. Masalah keperawatan lebih fokus pada diagnosa medis
3. Data hanya ditulis di secarik kertas sehingga kadang hilang saat akan
dilaporkan
4. Perawat kesulitan mendokumentasikan timbang terima karena
formatnya kurang sistematis
5. Dokumentasi timbang terima masih terbatas sehingga penyusunan
rencana tindakan belum spesifik
g. Discharge Planning
Discharge planning belum terlaksana sesuai dengan standart yang baku.

38

4.4 Rencana Strategi

No

Masalah

1.

M1
(Ketenagakerjaan
)
1. Jumlah perawat
masih belum
sebanding
dengan jumlah
pasien,
sebab .........

Tujuan

1. Jumlah perawat
sebanding
dengan jumlah
pasien.

Kegiatan

Indikator keberhasilan

1.a. Memodifikasi dan


1.a. Pemenuhan
memanfaatkan tenaga
kebutuhan dasar
yang telah ada di
pasien terpenuhi dan
ruangan untuk tindakan
pasien menyatakan
non invasive misalnya
puas dengan
POS atau pembantu
pelayanan yang ada.
perawat maupun
b. Beban kerja perawat
mahasiswa yang praktek.
tidak terlalu tinggi
b. Mengatur dan
karena ada tenaga
menjadwalkan perawat
yang membantu.
yang akan mengambil

Waktu

PJ

39

cuti kecuali pada


perawat yang punya
urusan mendadak,
sehingga tenaga yang
ada di ruangan
mencukupi.

2. Kurang
disiplinnya
perawat ruangan.

3. Rendahnya
kesehjahteraan
perawat

2. Perawat
menjadi disiplin
atau
meningkatkan
kedisiplinannya

3. Kebutuhan
perawat
terpenuhi
dengan baik.

Minggu I
Keterangan jam
kerja:
2.a. Perawat tiba di
Shift Pagi =06.30
ruangan tepat waktu
sesuai shift.
Shift Siang =15.00
b. Kinerja perawat baik
dan memuaskan
Shift Malam =23.00
(pasien menyatakan
puas) akan
pelayanan yang
diberikan.

2.a. Kepala ruangan


memotivasi perawat
untuk meningkatkan
kinerjanya dan
memberikan
penghargaan bagi
perawat yang kompeten.
b. Kepala ruangan harus
tegas dalam memberi
sanksi pada perawat
yang terlambat dan
mengingatkan agar tidak
mengulangi
ketidakdisiplinannya.
3.a. Pendapatan perawat
meningkat.
b.
Perawat
3.a. Kepala ruangan
menyatakan
mengajukan permohonan
kebutuhan dasarnya
kepada Rumah Sakit untuk
dapat terpenuhi

40

meningkatkan intensif
perawat atau tunjangan
pokok perawat.
b. Kepala ruangan
memberikan kesempatan
pada perawat untuk
melakukan usaha informal
legal di ruangan misal :
- Bersama-sama menjual
minuman botol.
- Menjual snack atau air
mineral tanpa
mengganggu kinerja
perawat ruangan dalam
melayani pasien.
2.

dengan baik.

M2
(Sarana &
Prasarana)
1. Sarana dan
prasarana yang
dimiliki ruangan
belum terpakai
secara optimal.

1.

Sarana dan
prasarana
ruangan dapat
dimanfaatkan
seoptimal
mungkin.

1. Mensosialisasikan kepada
1.a Nurse Station
semua perawat tentang
digunakan sebagai
ruangan dan alat-alat yang
ruang pertemuan
masih belum difungsikan
perawat, tidak
dengan memberikan data
digunakan untuk
tentang ruangan dan alat-alat
mengobrol dan
yang belum digunakan
menggosip.
secara optimal
b.
Semua peralatan

Minggu ke-2

41

perawatan dapat
digunakan dengan
baik.
2. Jumlah peralatan
tidak sesuai
dengan rasio
pasien.
3.
3.1

2.

Jumlah
peralatan
tercukupi

2. Membuat rencana anggaran 2. Semua pasien


Tergantung kebijakan
dana untuk menambah atau
mendapatkan sarana
institusi RS
memperbaiki sarana dan
dan prasarana
prasarana.
perawatan yang sesuai.

1.

Meningkat
kan
kemampuan
perawat sesuai
dengan model
yang
digunakan.

1.a. Mendelegasikan perawat


ruangan ke pelatihan
maupun jenjang
pendidikan yang lebih
tinggi
b. Diadakan diskusi rutin
antara Karu dan
anggotanya
c. Adakan fasilitas
penunjang seperti buku
maupun makalah tentang
kasus-kasus yang ada di
ruangan.

M3 (Metode)
Penerapan Model
1. Kurangnya
kemampuan
perawat dalam
pelaksanaan
model MAKP
yang telah ada.

2. Hanya sedikit
perawat yang

1.

2.

Perawat
menggunakan asuhan
keperawatan TIM
yang telah dipakai
ruangan dengan benar
hal ini diobservasi
dari pernyataan dan
tindakan perawat akan
kemampuannya

Perawat

a. Minggu I & III

b. Diskusi tiap
minggu hari ke- 3
c. Minggu I

Setiap Minggu pada


hari ke-5

42

mengetahui
2.
Semua
kebutuhan
perawat
perawatan
mengetahui
pasien secara
kebutuhan
komperehensif.
perawatan
yang pasien
butuhkan
secara holistic

3. Job yang
kadang-kadang
tidak sesuai
dengan lulusan
akademik yang
berbeda
tingkatannya
(kurang jelas).
4. Kurangnya
jumlah tenaga
yang
membantu
optimalisasi

memahami kebutuhan
holistic pasien dan
perntaan yang
dikemukaan dari
pasien tentang
kepuasannya

2.a. Diadakannya evaluasi


pemahaman perawat
tentang kebutuhan pasien
secara holistic
b. Adanya seminar/pelatihan
tentang kebutuhan dasar
perawatan manusia yang
diikuti oleh perawat
ruangan yang belum
memahami hal tersebut.
c. Sosialisasi model yang
saat ini digunakan kepada
semua perawat dengan
pemahaman KDM pasien
yang lebih diutamakan.
3.
3.

3.

Kejelasan
job/tugas yang
akan
dilaksanakan
setiap perawat
dengan jenjang
berbeda.

Membentuk rincian
dan pembagian kerja
antara masing-masing
perawat dan
disosialisasikan

Minggu ke-2
4.

4.

Adanya

Adanya kejelasan
tugas masing-masing
perawat

2 Hari setelah
laporan hasil MAKP
dari mahasiswa PSIK
telah dipersentasikan

Perlunya lobi ke bagian

Adanya tambahan
tenaga keperawatan

43

penerapan
model yang
digunakan.

tambahan
tenaga
keperawatan
maupu POS

ketenagakerjaan

3.2 Dokumentasi
Keperawatan
1.

Pemahaman

1.

Semua
1.a. Terus dilakukan sosialisasi 1.a. Format pendokudan
perawat
format dan latihan-latihan
mentasian
pengaplikasian
mengerti dan
pendokumentasian yang
keperawatan terisi
perawat tentang
bisa
benar dan tepat terhadap
dengan baik dan benar
format
mengaplikasik
semua perawat
oleh semua perawat
pendokumentasi
an format
b. Kepala ruangan
ruangan
an kurang benar
pendokumemberikan motivasi dan b. Meningkatnya
dan kurang
mentasian
dukungan kepada semua
keinginan perawat
tepat.
keperawatan
perawat agar mampu
untuk terus belajar dan
dengan benar
melakukan dokumentasi
melakukan
dan tepat
keperawatan dengan benar
pendokumentasian
keperawatan yang
benar dan tepat
2.a. Kepala ruangan
2.
Meningkat
melakukan supervisi dan
2.
Kurang
kan
menganalisa terhadap hasil 2.a. Penilaian
disiplinnya
kedisiplinan
pendoku-mentasian asuhan
pendokumentasian
perawat dalam
perawat dalam
keperawatan yang
keperawatan
melakukan
melakukan
dilakukan oleh perawat
didasarkan pada
dokumentasi
pendokumenta
setiap dilakukan timbang
masalah keperawatan

Tanngal 7-9 April


2008

Setiap minggu pada


hari ke-7

44

yang
komprehensif

sian
keperawatan
secara
komprehensif

terima serta memberikan


masukan yang positif pada
perawat

b. Kepala ruangan memberikan dukungan dan


motivasi bagi semua
perawat serta reward bagi
perawat yang telah
melakukan
pendokumentasian
keperawatan secara
lengkap dan tepat waktu
3.3 Ronde
Keperawatan
1. Ronde
1. Ronde
keperawatan
keperawatan
belum
dapat
terlaksana
terlaksana
secara optimal
dengan
atau secara rutin
optimal dan
karena
rutin sesuai
kesempatan
dengan jadwal
perawat yang
yang telah
terbatas.
ditetapkan

klien, serta pendokumentasian


keperawatan segera
dilakukan setelah
melakukan tindakan
sehingga respon klien
dapat terpantau pada
lembar evaluasi
b. Meningkatnya minat
semua perawat
ruangan untuk
melakukan
pendokumentasian
keperawatan secara
lengkap dan tepat
waktu

1. Ronde keperawatan
1. a. Pasien menyatakan
baiknya dilaksanakan
kepuasannya dengan
secara rutin dan telah
pelayanan yang telah
ditetapkan jadwal tertentu
diberikan oleh
agar ronde lebih terjadwal
perawat dan dalam
dan masalah yang terjadi
hal mengatasi
di ruangan dapat lebih
masalah keperawatan
cepat teratasi, misalnya 2x
yang dialami pasien
dalam sebulan dan
b. Ronde
dilaksanakan minimal 30
keperawatan dapat

Setiap saat
(insidental)

15-45 menit setiap


Minggu ke II dan IV:
1.
5 menit pra
ronde
2.
30 menit
pelaksanaan
3.
10 menit
pasca ronde

45

oleh kepala
ruangan.

2. Tim yang
dibentuk hanya
cukup mampu
membantu
dalam
pelaksanaan
ronde
keperawatan
dan
penyelesaian
tugas yang
berkaitan
dengan masalah
yang dibahas
dalam ronde
keperawatan.

3. Pelatihan dan
diskusi yang
berkaitan

menit dan dipimpin oleh


kepala ruangan.

terlaksana sesuai
dengan jadwal yang
telah ditetapkan dan
dipimpin oleh kepala
ruangan.

2. Tim yang dibentuk


2. Tim yang dibentuk
harusnya tidak hanya
dalam pelaksanaan
2. Tim atau
cukup mampu saja tetapi
ronde keperawatan
perawat yang
harus mampu dalam
mampu mengatasi
terlibat dalam
menyelesaikan tugas yang
masalah keperawatan
ronde
ada khususnya yang
yang terjadi dan
keperawatan
berkaitan dengan ronde
membantu dalam
mampu
keperawatan, agar
pelaksanaan ronde
menyelesaikan
pelaksanaan ronde lebih
keperawatan agar
dan mengatasi
optimal dan masalah
lebih optimal.
masalah
keperawatan yang terjadi
keperawatan
di ruang interna wanita
sehingga
dan masalah yang perlu
ronde
yang perhatian khusus di
keperawatan
ruang interna wanita dapat
dapat
segera teratasi
terlaksana
dengan baik.
3. Pelatihan dan diskusi
3. a. Pelatihan sebaiknya
dapat terlaksana
diikuti oleh seluruh
dengan baik dan
perawat agar perawat
diikuti oleh semua
3. Pelatihan dan
mengerti dan mampu
perawat ruangan

Minggu II dan
dilaksanakan selama
30-60 menit.

46

dengan masalah
yang terjadi di
ruangan telah
dilaksanakan
tetapi hanya
diikuti oleh
sebagian dari
perawat (sekitar
54,5%).
3.4 Sentralisasi Obat
1. Pelaksanaan
sentralisasi obat
belum optimal

2. Selama ini
belum ada
format
persetujuan
sentralisai obat
untuk pasien.

3. Alat-alat

diskusi dapat
terlaksana
dengan baik,
terjadwal dan
semua perawat
diharapkan
turut serta
dalam
pelatihan dan
diskusi.
1. Optimalnya
pelaksanaan
sentralisasi
obat

2. Adanya
format
persetujuan
sentralisasi
obat bagi
pasien

mengatasi masalah yang


terjadi di ruangan.
b. Pelatihan dan diskusi
sebaiknya dijadwalkan
secara teratur agar perawat
dapat membagi waktu dan
kesempatan yang ada.

sehingga perawat
mengerti dan mampu
mengatasi masalah
keperawatan yang
terjadi

1.a. Supervisi selalu


1. Pelaksanaan
mengontrol terlaksananya
sentralisai obat
sentralisasi obat
berjalan dengan
b. Pemahaman pentingnya
pengawasan supervisi
sentralisasi obat oleh
secara optimal
semua perawat
2.a. Mengadakan inventarisasi
keperluan penunjang
2. Adanya format
sentralisasi obat termasuk
persetujuan
format persetujuan.
sentralisai obat
b. Pelatihan kemampuan
komunikasi kepada pasien
dalam penyampain
persetujuan sentralisasi
obat
3.a. Pengadaaan alat-alat

3. Adanya alat-alat

Tanggal 10 April
2008

Tanggal 10 April
2008

47

kesehatan
hanya sebagian
ada dengan
jumlah terbatas.
4. Teknik
sentralisasi obat
belum jelas

3.5 Supervisi
1. Supervisi sudah
berjalan namun
belum optimal,
belum ada
uraian yang
jelas mengenai
supervisi.

3. Alat-alat
kesehatan
tercukupi

4. Teknik
sentralisai
obat jelas.

1. Terciptanya
program kerja
dan uraian
yang jelas
sesuai standar
yang telah
ditetapkan

penunjang kesehatan
pasien
b. Lobi kepada pimpinan
tentang penambahan alatalat kesehatan
4. Membuat rincian teknis
sentralisasi obat.

bantu kesehatan yang


mencukupi

4. Adanya lampiran
teknis sentralisasi
obat

a. Supervisor menetapkan
1. Adanya uraian,
kegiatan yang akan
program kerja, dan
disupervisi dan
tujuan tentag
menetapkan tujuan yang
kegiatan supervisi
jelas untuk setiap
yang baku di
supervisi.
ruangan.
b. Supervisor menetapkan
2. Kegiatan supervisi
uraian yang jelas tentang
menjadi kegiatan
proses supervisi kepada
pokok dan rutin
seluruh perawat mulai dari
dilakukan di ruangan.
persiapan hingga
3. Seluruh staf
pembinaan (3F).
keperawatan telah
c. Memasukkan kegiatan
medapatkan pelatihan
supervisi dalam rencana
dan sosialisasi
kegiatan bulanan di
tentang supervisi

Tergantung kebijakan
institusi

Tanggal 10-11 April


2008

Minggu ke I dan II
selama mahasiswa
PSIK praktek
manajemen kep.

Indah S.Kep.

48

d.

2. Supervisi di
ruangan belum
mempunyai
format yang
baku.

3.6 Timbang Terima


1. Perawat kurang

ruangan tersebut.
Mengadakan kegiatan
pelatihan dan sosialisasi
tentang supervisi kepada
seluruh perawat agar
memahami tentang
supervisi.

2. Tersedianya
a. Mensosialisasikan kepada
format
kepala ruangan dan
supervisi yang
seluruh staf keperawatan
baku di
tentang perlunya format
ruangan sesuai
baku supervisi untuk
standar
setiap tindakan
keperawatan
keperawatan sesuai
untuk setiap
standar keperawatan.
tindakan.
b. Membuat usulan format
supervisi yang baku untuk
setiap tindakan
keperawatn di ruangan
sesuai dengan standar
keperawatan.
c. Memberikan contoh
penerapan format baku
untuk supervisi kepada
perawat di ruangan.

Adanya format supervisi


yang baku di ruangan
untuk setiap tindakan
keperawatan.

Minggu I selama
mahasiswa PSIK
praktek manajemen.

Perawat dapat

a. Perawat sudah siap

Minggu ke 1

a. Perawat yang akan

Diana Aulia,

49

disiplin

2. Masalah
keperawatan
lebih fokus
pada diagnosa
medis

3. Data hanya
ditulis di
secarik kertas
sehingga
kadang hilang
saat akan
dilaporkan

menggunakan
waktu seefektif
mungkin

Perawat lebih
mengutamakan
pemenuhan
kebutuhan dasar
pasien

Perawat dapat
meminimalkan
hilangnya data

Perawat lebih
mudah

mengikuti timbang terima


harus siap maksimal 15
menit sebelum timbang
terima dimulai
b. Jika terlambat lebih dari
tiga kali dalam
sebulan,bonus akhir bulan
tidak akan diberikan pada
perawat yang
bersangkutan
a. Penyediaan form yang
berisi poin-poin tentang
kebutuhan dasar pasien
b. Kepala Ruangan harus
selalu menanyakan
masalah keperawatan saat
timbang terima
dilaksanakan
a. Membiasakan diri untuk
mendokumentasikan data
langsung ditulis dalam
buku timbang terima
b. Kepala Ruangan
membantu mengingatkan
saat timbang terima

15 menit sebelum
timbang terima
dilaksanakan
b. Pelanggaran
maksimal 1 kali
dalam 1 minggu

S.Kep

Setiap timbang
terima
Perawat mencantumkan
masalah keperawatan
dalam setiap laporannya

Perawat langsung
menulis data pada buku
timbang terima

Setiap timbang
terima

50

4. Perawat
kesulitan
mendokumentas
ikan timbang
terima karena
form nya
kurang
sistematis
5. Dokumentasi
timbang terima
masih terbatas
sehingga
penyusunan
rencana
tindakan belum
spesifik

3.7 Discharge
Planning
Discharge planning
belum terlaksana
sesuai dengan

mendokumentasik
an laporan
timbang terima

Perawat dapat
menyusun rencana
tindakan dengan
spesifik

a. Membuat polling tentang


Dokumentasi timbang
hal-hal yang dibutuhkan
terima lengkap
dalam kegiatan timbang
terima
b. Menyusun hasil polling
untuk membuat form yang
lebih sistematis dan
aplikatif
Rencana tindakan yang
a. Perawat membiasakan diri disusun tepat pada
untuk
sasaran
mendokumentasikan
setiap hasil pemeriksaan
b. Perawat harus membuat
rumusan rencana tindakan
dari hasil pengkajian yang
didapat
c. Perawat selalu
mengevaluasi
perkembangan kondisi
pasien untuk merumuskan
rencana tindakan yang
tepat

Terlaksananya
1. Membuat perencanaan
1. Perawat melakukan
discharge planning
tentang discharge planning
discharge planning
sesuai dengan
yang sesuai dengan standar.
sesuai dengan
standard an
2. Membuat jadwal untuk
perencanaan

Setiap timbang
terima

Setiap timbang
terima

Sesuai dengan
respond an kondisi
pasien saat itu.

Fitria S.Kep.

51

standart yang baku.

meningkatkan
kemampuan
perawat dalam
memberikan
pendidikan
kesehatan
(discharge
planning) saat
pasien akan
pulang.

melakukan discharge
melaksanakan
planning yang dilakukan
discharge planning
oleh perawat.
sesuai standar.
3. Membuat brosur atau
2. Pasien dan keluarga
leaflet tentang pengertian
pasien mengerti dan
penyakit, pencegahan,
memahami penjelasan
perawatan, nutrisi, aktivitas
tentang penyakitnya,
dan istirahat.
pencegahan,
4. Membuat rencana anggaran
perawatan, nutrisi,
dana yang disediakan untuk
aktivitas
mendukung pelaksanaan
maupunistirahatnya
discharge planning seperti
sesuai dengan brosur
untuk membuat pster dan
yang sudah diberikan.
leaflet.
3. Adanya brosur dan
5. Mendokumentasikan
leaflet tentang
pelaksaan discharge
penyakit yang di derita
planning
oleh masing-masing
pasien.
4. Tercatatnya semua
kegiatan discharge
planning yang sudah
dilakukan oleh para
perawat.

52

4.5 Struktur Ruangan Perawatan Interna Wanita RSUD Y


Kepala Ruangan

Wakil Karu

Tata Usaha

Katim 1

Katim 2

Katim 3

Perawat 3

Perawat 3

Perawat 2

POS

POS

POS

CS

CS

CS

4.6 Job Description


a. Tanggung Jawab Kepala Ruang
1. Perencanaan
1) Menunjukan ketua tim akan bertugas di ruangan masing-masing.
2) Mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya.
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien : gawat, transisi, dan
persiapan pulang, bersama ketua tim.
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur
penugasan/penjadwalan.
5) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan
mendiskusikan dengan dokter tentng tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien.
7) Mengatur dan mengendalikan Asuhan Keperawatan.
a.

Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.

53

b.

Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai


asuhan keperawatan.

c.

Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.

d.

Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang


baru masuk.

8) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.


9) Membantu membimbing peserta didik keperawatan.
10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan Rumah Sakit.
2. Pengorganisasian.
1)

Merumuskan metode penugasan yang digunakan.

2)

Merumuskan tujuan metode penugasan.

3)

Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara


jelas.

4)

Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahkan 2


ketua tim, dan ketua tim membawahkan 2-3 perawat.

5)

Mengatur dan mengendalikan tenaga kerawatan : Membuat


proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain.

6)

Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan.

7)

Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.

8)

Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang tidak berada di


tempat kepada ketua tim.

9)

Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus


administrasi pasien.

10)

Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya.

11)

Identifikasi masalah dan cara penanganannya.

3. Pengarahan
1)

Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.

2)

Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan


tugas dengan baik.

3)

Memberi

motivasi

ketrampilan, dan sikap.

dalam

peningkatan

pengetahuan,

54

4)

Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan


berhubungan dengan askep pasien.

5)

Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.

6)

Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam


melaksanakan tugasnya.

7)

Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

4. Pengawasan.
1)

Melalui komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun
pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien.

2)

Melalui supervisi
a. Pengawasan langsung

dilakukan

dengan cara

inspeksi,

mengamati sendiri, atau melaporkan secara langsung, dan


memperbaiki atau mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada
saat itu juga.
b. Pengawasan tidak langsung yaitu Mengecek daftar hadir ketua
tim. Membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta
catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua
tim tentang pelaksanaan tugas.
c. Evaluasi.
d. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.
e. Audit keperawatan.
b. Tanggung Jawab Ketua Tim
1.

Membuat rencana asuhan keperawatan


yang komprehensif, sesuai tingkat kebutuhan pasien.

2.

Membuat

penugasan

yang

harus

dilakukan oleh anggota tim, melakukan supervisi dan evaluasi


terhadap penugasan yang telah diberikan.

55

3.

Mengenal

atau

mengetahui

kondisi

pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien.


4.

Mengembangkan kemampuan anggota.

5.

Menyelenggarakan konferensi bersama


dengan anggota tim.

c. Tanggung Jawab Anggota Tim


1.

Memberikan asuhan keperawatan pada


pasien di bawah tanggung jawabnya.

2.

Bekerjasama secara baik dengan anggota


tim maupun antar tim.

3.

Memberikan

laporan

asuhan

keperawatan yang telah dilakukan pada pasien kepada ketua tim.

56

57

4.7 Jadwal Peran


Susunan Peran

Minggu I

Minggu II

Kepala Ruangan

Minggu IV

Minggu V

Fitri, S.Kp

Indah, S.Kp

Kepala IRNA Interna Wanita

Indah, S.Kp
Muflih, S.Kp
Muflih, S.Kp
Sitha, S.Kp
Sitha, S.Kp
Riva, S.Kp
Riva, S.Kp
Dinna, S.Kp
Dinna, S.Kp
Diana, S.Kp
Diana, S.Kp
Fitand, S.Kp
Fitand, S.Kp
Venny, S.Kp
Venny, S.Kp
Tri, S.Kp
Tri, S.Kp
Fitri, S.Kp
Dinna, S.Kp
Diana, S.Kp
Sitha, S.Kp
Riva, S.Kp
Indah, S.Kp
Muflih, S.Kp
Muflih, S.Kp
Sitha, S.Kp
Riva, S.Kp
Dinna, S.Kp
Malang, ,.200..
Mengetahui,
Atas Nama Kepala Bidang Keperawatan

..

Wakil Kepala Ruangan


Tata Usaha
Ketua Tim I
Ketua Tim II
Ketua Tim III
Perawat I
Perawat II
Perawat III
Penanggung Jawab Timbang Terima
Penanggung Jawab Ronde Keperawatan
Penanggung Jawab Pengelolaan Logistik dan Obat
Penanggung Jawab Discharge Planning
Penanggung Jawab Supervisi
Penanggung Jawab Dokumentasi

Kepala Ruangan

Minggu III

58

59

4.9 Ganchart
GannChart
Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Manajemen Keperawatan
Program Studi Ilmu Keperawatan Widyagama Husada
Bulan April Mei 2013

No. nnnnnnKegiatannnnnnn
M1 KETENAGAAN
1.

2.

Mengatur dan
menjadwalkan perawat
yang akan mengambil
cuti kecuali pada perawat
yang punya urusan
mendadak, sehingga
tenaga yang ada di
ruangan mencukupi.
Memotivasi perawat
untuk meningkatkan
kinerjanya dan

Minggu 1 (April)

Minggu 2 (April)

Minggu 3 (April)

Minggu 4 (April Mei)

Mingg

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7

60

memberikan penghargaan
bagi perawat yang
kompeten yang dilakukan
oleh kepala ruangan.
M2 SARANA DAN
PRASARANA
3.

4.

Mensosialisasikan kepada
semua perawat tentang
ruangan dan alat-alat
yang masih belum
difungsikan dengan
secara optimal
Membuat rencana
anggaran dana untuk
menambah atau
memperbaiki sarana dan
prasarana.
M3 Metode
Penerapan model

5.

Mendelegasikan perawat
ruangan ke pelatihan
maupun jenjang
pendidikan yang lebih

61

tinggi
6.

Mensosialisasikan model
KDM yang saat ini
digunakan di ruangan
kepada semua perawat.
Dokumentasi
Keperawatan

7.

Melakukan sosialisasi
format dan latihan-latihan
pendokumentasian yang
benar dan tepat kepada
semua perawat

8.

Kepala ruangan
melakukan supervisi dan
menganalisa hasil
pendokumentasian asuhan
keperawatan yang
dilakukan oleh perawat
serta memberikan
masukan yang positif
pada perawat.

62

Ronde Keperawatan
9.

Melaksanakan ronde
keperawatan secara rutin
dengan jadwal yang
teratur.

10.

Melaksanakan Pelatihan
dan diskusi yang
berkaitan dengan masalah
yang terjadi di ruangan
Sentralisasi Obat

11.

Mengontrol terlaksananya
sentralisasi obat dan
memberikan pemahaman
pentingnya sentralisasi
obat oleh semua perawat

12.

Mengadakan inventarisasi
keperluan penunjang
sentralisasi obat termasuk
format persetujuan dan
pelatihan kemampuan
komunikasi kepada pasien
dalam penyampain

63

persetujuan sentralisasi
obat
13.

Membuat rincian teknis


sentralisasi obat.
Supervisi

14.

Supervisor menetapkan
kegiatan, tujuan, dan
uraian yang jelas pada
tindakan yang akan
disupervisi.

15.

Mensosialisasikan dan
membuat usulan format
supervisi yang baku untuk
setiap tindakan
keperawatn di ruangan
sesuai dengan standar
keperawatan.
Timbang Terima

16.

Perawat harus siap


maksimal 15 menit
sebelum timbang terima

64

dimulai dan jika terlambat


lebih dari tiga kali dalam
sebulan,bonus akhir bulan
tidak akan diberikan pada
perawat yang
bersangkutan
17.

Penyediaan form yang


berisi poin-poin tentang
kebutuhan dasar pasien
dan kepala ruangan harus
selalu menanyakan
masalah keperawatan saat
timbang terima
dilaksanakan

18.

Mendokumentasikan data
langsung ditulis dalam
buku timbang terima.
Discharge Planning

19.

Membuat perencanaan
dan jadwal tentang
discharge planning yang
sesuai dengan standar.

65

20.

Membuat brosur atau


leaflet tentang pengertian
penyakit, pencegahan,
perawatan, nutrisi,
aktivitas dan istirahat.

21.

Mendokumentasikan
pelaksaan discharge
planning.
Kepala ruangan

Sekretaris,

...........................

............................
Mengetahui,
Pembimbing

..........................................

66
4.10 APLIKASI METODE BSC DI RUANG INTERNA WANITA RSUD Y
4.10.1 IDENTIFIKASI MASALAH
NO. MASALAH
1.
Finansial
1. Efisiensi biaya belum optimal.

2.

3.

4.

2. Profitabilitas rumah sakit masih


rendah.
Customer
1. Banyaknya keluhan pasien atas
kekurangannya kelengkapan sarana
dan prasarana.
2. Adanya keluhan dari pasien
dikarenakan pendidikan kesehatan
yang belum optimal.
3. Prosedur IRNA yang berbelit-belit.
Bisnis Internal
1. Belum ada sistem pencegahan infeksi
nosokomial.
2. Inovasi layanan keperawatan belum
diperbarui
3. Metode ASKEP belum dilaksanakan
secara optimal
Pembelajaran dan Pertumbuhan
1. Jumlah perawat lulusan S1
Keperawatan yang masih terbatas.
2. Petugas kurang tanggap dalam
memberikan pelayanan.
3. Ruang diskusi perawat yang masih
berada dalam satu tempat dengan
ruang KARU.

PENYEBAB
1. RAA yang belum sesuai dengan
kebutuhan.
2. Produk pelayanan yang dihasilkan
kurang memuaskan.
1. Sarana dan prasarana rumah sakit
kurang memadai.
2. Sumber daya manusia yang masih
rendah disebabkan pengetahuan
perawat masalah pendidikan
kesehatan masih rendah.
3. Belum adanya protap yang jelas.
1. UP belum optimal.
2. Protap belum jelas
3. Belum ada model askep yang sesuai.
1. Keterbatasan lulusan S1
Keperawatan.
2. Soft skill perawat yang masih
rendah.
3. Keterbatasan tempat dan biaya
operasional.

67
4.10.2 PERENCANAAN
APLIKASI PERENCANAAN KEPERAWATAN BERDASAR METODE BSC
DI RUANG INTERNA WANITA
RUMAH SAKIT Y
Ruang Interna RS Y

KEUANGAN

PELANGGAN

PROSES BISNIS

Peningkatan
profitabilitas
Peningkatan
efisiensi biaya

Mampu menciptakan
kepuasan terhadap
harapan pelanggan
Menciptakan
pelanggan yang
loyal terhadap RS
Pengembangan SI
yang mendukung
proses pelayanan

Adanya protap UP
pada setiap
tindakan invasive
keperawatan
Tercapainya
standard
pelayanan prima
Inovasi produk dan
layanan

PELANGGAN

PROSES BISNIS

KEUANGAN

SDM
Memberikan
kesempatan belajar
bagi perawat ke
tingkat lebih tinggi
Peningkatan
produktivitas
pegawai
Mengikutsertakan
perawat dalam
berbagai seminar
dan pelatihan

SDM

TARGET

TARGET

TARGET

TARGET

Efisiensi biaya 95 %
Alokasi anggaran
dana digunakan
sesuai dengan
kebutuhan
ruangan secara
efisien
Peningkatan
pendapatan
ruangan

Penguasaan standard
ASKEP 100 %
Keluhan pasien
(secara langsung,
surat kaleng,
dll)minimal
Tersedianya info
kebutuhan &
harapan pelanggan
dan up date setiap
6 bulan

Penguasaan askep
Kelengkapan dok askep
100 %
Respon time perawat < 5
mnt
Inovasi layanan setiap 6
bl
Perawat melakukan
pelayanan sesuai
protap dan system
prosedur

Penilaian SDM tahun


2008: 75 % baik, dan
meningkat 5 %
setiap tahun
Penyusunan
kebutuhan
pendidikan dan
pelatihan profesi
bagi tenaga
keperawatan
Peningkatan kualitas
pelayanan yang
diberikan oleh
perawat

PROGRAM

PROGRAM

PROGRAM

PROGRAM

Pengadaan usaha
kecil (penjualan
soft drink, alat
keperluan pribadi,
pulsa, dll)
Penyusunan
rencana anggaran
dana yang akurat
Efisiensi pengunaan
alat (dressing kit)

Survey kepuasan
pelanggan
terhadap kinerja
perawat
Adanya protap yang
jelas dan
dilaksanakan
dengan baik
Melengkapi saran
dan prasarana

Penyusunan dan
penerapan protap
surveillance infeksi
nosokomial
Rekayasa produk
pelayanan
Bedside teaching
Ronde keperawatan
Evaluasi Sistem
Informasi
Penyusunan struktur
organisasi dan job
deskripsi perawat
ruangan Interna
Wanita

Peningkatan pelatihan
dan seminar untuk
meningkatkan
kinerja perawat
Penyusunan
kebutuhan
pendidikan dan
pelatihan bagi
tenaga keperawatan
Penyediaan informasi
adanya beasiswa
pendidikan bagi
perawat

Mengikutsertakan
perawat dalam
berbagai pelatihan
dan seminar

68
4.10.3 IMPLEMENTASI
No
Kegiatan
1
Persiapan
Presentasi Konsep
BSC 2006 dan
Diskusi dengan
kepala ruangan untuk
membahas isu
strategis
3. Diskusi dengan
kepala ruangan
untuk melakukan
pembobotan setiap
perspektif BSC pada
setiap unit
4. Diskusi dengan
kepala ruangan
untuk menentukan
indikator
keberhasilan
5. Pengenalan konsep
6. Pelaksanaan bagian
sebagai Pilot Project
BSC 2008
7. Presentasi Hasil uji
coba Pilot Project
8. Penentuan Sasaran
Stratejik, Ukuran,
Target dan Sumber
Data pengukuran
setiap unit
9. Identifikasi
Hubungan Antar
sasaran Stratejik
10. Penentuan Bobot dan
Skor setiap
pencapaian target
11. Penyusunan Kartu
Program
12. Rapat Kerja

Waktu
20-25 Maret
2008

Pelaksanaan
Tim

Keterangan
-

2.

Maret 2008

Maret 2008

Maret 2008

Maret April
2008

April 2008

April 2008

April 2008

April 2008

69

No

Perspektif

1.

Finance

Strategic
Outcomes
Peningkatan
profitabilitas
dan
peningkatan
efisiensi
biaya

Sasaran Strategi
(indikator)
Peningkatan
profitabilitas.

Peningkatan
efisiensi biaya

2.

Customer

Memi
liki citra
positif di
mata
pelanggan

Mampu
menciptakan
kepuasan
terhadap harapan
pelanggan

Menciptaka
n pelanggan
yang loyal
terhadap RS

Guidance Strategic
Actions
Pencapaian target
profitabilitas dan
efisiensi biaya RS
melalui
profitabilitas dan
efisiensi biaya unit
serta pasien yang
dicapai dengan:

Pengadaan
usaha kecil
(penjualan soft
drink, alat
keperluan
pribadi, pulsa,
dll)

Penyusunan
rencana anggaran
dana yang akurat

Efisiensi
pengunaan alat
(dressing kit)

Corporate
Target
Tercapainya
target
profitabilitas
ruang Interna
Wanita yang
ditandai
dengan:
Peningkatan
pendapatan
ruangan

Meningkatkan
jumlah pelanggan
baru dan
mempertahankan
pelanggan yang ada
melalui:

Survey
kepuasan
pelanggan

Terwujudnya
citra positif
dimata
pelanggan,
ditandai
dengan:

Pengua
saan
standard

Tercapainya
target efisiensi
biaya ruang
Interna Wanita
yang ditandai
dengan:

Efisien
si biaya 95
%

Alokas
i anggaran
dana
digunakan
sesuai
dengan
kebutuhan
ruangan
secara
efisien

70

Pengemban
gan SI yang
mendukung
proses pelayanan

terhadap kinerja
perawat serta
penanganan
keluhan secara
menyeluruh

Adanya
protap yang jelas
dan dilaksanakan
dengan baik

Melengkapi
saran dan
prasarana

Mengikutse
rtakan perawat
dalam berbagai
pelatihan dan
seminar

ASKEP 100
%

Keluha
n pasien
(secara
langsung,
surat
kaleng,
dll)minimal

Tersedi
anya info
kebutuhan
& harapan
pelanggan
dan up date
setiap 6
bulan

3.

Bisnis
Internal

Menjadi
ruang rawat
inap yang
berfokus
kepada
pelanggan

Adanya
protap UP pada
setiap tindakan
invasive
keperawatan

Tercapainy
a standard
pelayanan
prima

Inovasi
produk dan
layanan

Menciptakan ruang
rawat yang
berfokus pada
pelanggan melalui :

Penyusunan
dan penerapan
protap
surveillance
infeksi
nosokomial

Rekayasa
produk pelayanan

Bedside
teaching

Ronde
keperawatan

Evaluasi
Sistem Informasi

Penyusunan
struktur
organisasi dan
job deskripsi
perawat ruangan
Interna

Terciptanya
ruang rawat
inap yang
berfokus pada
pelanggan
yang di tandai
dengan:

Pengua
saan askep

Keleng
kapan dok
askep 100 %

Respon
time perawat
< 5 mnt

Inovasi
layanan
setiap 6 bl

Perawa
t melakukan
pelayanan
sesuai protap
dan system
prosedur

4.

Learning
and

Peningkatan
kualitas

Meningkatkan
kualitas tenaga

Adanya
peningkatan

Memberika
n kesempatan

71
Growth

tenaga
keperawatan
di mata
pelanggan.

belajar bagi
perawat ke
tingkat lebih
tinggi
Mengikutse
rtakan perawat
dalam seminarseminar
kepribadian

keperawatan di
ruang Interna
Wanita melalui:

Peningkatan
pelatihan dan
seminar untuk
meningkatkan
kinerja perawat

Penyusunan
kebutuhan
pendidikan dan
pelatihan bagi
tenaga
keperawatan

Penyediaan
informasi adanya
beasiswa
pendidikan bagi
perawat

kualitas tenaga
keperawatan
yang ditandai
dengan:

Penilai
an SDM
tahun 2008:
75 % baik,
dan
meningkat 5
% setiap
tahun

Penyus
unan
kebutuhan
pendidikan
dan
pelatihan
profesi bagi
tenaga
keperawatan

Pening
katan
kualitas
pelayanan
yang
diberikan
oleh perawat

4.10.4 EVALUASI
Rekomendasi atau usulan evaluasi dari masalah di atas dapat menggunakan:
1. BOR
2. ALOS (Average Lay Of Stay)
3. TOI
4. Angka kematian > 72 jam
5. Angka infeksi nosokomial
6. Jumlah kasus kesalahan prosedur perawatan
7. Jumlah complain yang berulang

72

BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Semakin meningkatnya pengetahuan dan tuntutan pengembangan pelayanan
kesehatan oleh masyarakat umum, termasuk di dalamnya keperawatan, merupakan
salah satu faktor yang harus dicermati dan diperhatikan oleh tenaga perawat.
Sehingga perawat perlu mengembangkan kemampuan dan pengetahuan di bidangnya
dimana akan berdampak pada peningkatan pelayanan yang akan dirasakan oleh
masyarakat juga. Sedangkan saat ini, untuk meningkatkan pelayanan keperawatan
tidak hanya dengan penambahan jumlah tenaga perawat, namun salah satu strategi
untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan
adalah melakukan manajemen keperawatan dengan harapan adanya faktor kelola
yang optimal mampu meningkatkan keefektifan pembagian pelayanan keperawatan
sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan
5.2 Saran
Dalam

melakukan

pengkajian

manjemen

keperawatan

hendaknya

mempertimbanngkan visi dan misi instansi terkait. Sehingga dalam memberikan


usulan/masukan tidak bertolak belakang dengan tujuan akhir yang didinginkan
instansi tersebut.

65

73
LAMPIRAN 1: STRUKTUR ORGANISASI
Ketua

Wakil Ketua

Sekretaris

Bendahara

Seksi Perlengkapan

Seksi Pengembangan SDM

Seksi Humas

74

LAMPIRAN 2: DIAGRAM KASUS RUANG PERAWATAN INTERNA WANITA

Tabel 1 Diagram Batang Jenis Kasus di Ruang Perawatan Interna Wanita RSUD Y

100

= DM + Ganggren 5/20 x 100 % = 25%

90

= DM = 8/20 x 100% = 40%

80

= GGK = 3/20 X 100% = 15%

70

= SLE = 2/20 x 100 = 10%

60

= Hepatitis = 2/20 x 100% = 10%

50
40
30
20
10

DM +
Ganggren

DM

GGK

SLE

Hepatitis

75
U

LAMPIRAN 3:
DENAH RUANG PERAWATAN INTERNA WANITA
RSUD Y

Keterangan :

Sebelah Utara berbatasan dengan Ruang Bedah.


Sebelah Selatan berbatasan dengan Ruang Syaraf.
Sebelah Barat merupakan arah belakang ruangan.
Sebelah Timur merupakan arah pintu masuk ke dalam ruangan.

76

LAMPIRAN 4: DATA KETENAGAAN


Pengumpulan Data M1
Tabel pelatihan yang diikuti perawat ruangan.
No.

Inisial Perawat

Masa kerja

Pendidikan

Pelatihan yang diikuti

1.

Perawat A

5 Tahun

S1 Kep

PK MRS, Renpra

2.

Perawat B

3 Tahun

S1 Kep

Wound Care & Fluid Terapi

3.

Perawat C

4 Tahun

DIII Kep

4.

Perawat D

4 Tahun

DIII Kep

5.

Perawat E

8 Tahun

DIII Kep

ALS & BLS

6.

Perawat F

17 Tahun

SPK

7.

Perawat G

4 Bulan

DIII Kep

PPGD trauma tajam

8.

Perawat P

20 Tahun

SPK

9.

Perawat N

22 Tahun

SPK

10.

Perawat S

24 Tahun

SPK

11.

Perawat R

27 Tahun

SPK

12.

Perawat T

24 Tahun

SPK

13

Perawat W

18 Tahun

SPK

77
LAMPIRAN 5: ANGKET ANGKET
ANGKET M1 - Ketenagaan
a. Bagaimana struktur organisasi yang telah berjalan di ruangan? Apakah
anda merasa puas dan sesuai dengan kemampuan perawat di bidangnya?
b. Bagaimana pembagian tugas yang dilakukan di ruangan? Apakah sudah
sesuai dengan struktur organisasi yang telah ada?
c. Apakah menurut anda kepala ruangan sudah optimal dalam mlaksanakan
tugas- tugasnya?
d. Bagaimanakah kinerja ketua tim menurut anda? Apakah kompeten
dengan tugas- tugasnya?
e. Apakah anda merasa membutuhkan kesempatan untuk meningkatkan
kemampuan kerja melalui pelatihan / pendidikan tambahan ? Berikan
alasannya
f. Bagaimana kebijaksanaan Rumah Sakit mengenai pemberian beasiswa
atau pelatihan pendidikan keperawatan? Apakah anda merasa puas?
g. Bagaimana jumlah pendapatan yang diterima oleh saudara sesuai dengan
latar pendidikan anda? Apakah anda merasa puas?
h. Berapa jamkah anda bekerja dalam 1 hari?
i. Apakah ada kesempatan untuk mengambil cuti dalam waktu 1 minggu?
j. Dengan tingkat ketergantungan pasien yang ada di ruangan, bagaimana
tingkat beban kerja di ruangan menurut anda?
k. Bagaimana peran POS / pembantu perawat di ruangan apakah membantu
meringankan pekerjaan anda?
l. Apakah jumlah perawat dan pasien di ruangan sudah sesuai menurut
anda?
m. Apakah menurut anda pembagian tugas di ruangan sudah jelas dan
apakah anda puas?

78

ANGKET M2 - Sarana dan Prasarana


Petunjuk pengisian : Berilah tanda ( ) pada jawaban pilihan anda.
No.
PERTANYAAN
1.
Apakah lokasi dan denah ruangan anda sudah baik ?
2.
Apakah anda berencana untuk merenovasi ruangan ?
Kalau Ya, ruangan apa ...
3.
Apakah peralatan di ruangan anda sudah lengkap untuk
perawatan pasien ?
4.
Apakah anda berencana untuk menambah peralatan
perawatan ?
5.
Apakah jumlah alat yang tersedia sesuai dengan rasio
pasien ?
6.
Apakah fasilitas di ruangan anda sudah lengkap untuk
perawatan pasien ?
7.
Apakah semua perawat mengerti cara menggunakan
semua alat-alat perawatan ?
8.
Apakah administrasi penunjang yang dimiliki sudah
memadai?

YA

ANGKET M3 - MAKP
No.

Pertanyaan

1.

Model asuhan keperawatan yang digunakan


o
Apakah model asuhan
keperawatan yang digunakan perawat di
ruangan saat ini?
o
Apakah Anda
mengerti/memahami dengan model asuhan
keperawatan yang digunakan saat ini?
o
Menurut anda, Apakah model
tersebut cocok digunakan di rungan Anda?
o
Apakah model yang digunakan
sesuai dengan visi dan misi ruangan?
Efektifitas dan efisiensi model asuhan
keperawatan
o
Apakah dengan menggunakan
model saat ini menjadikan semakin
pendek lama rawat inap bagi pasien? Ratarata berapa hari...............
o
Apakah terjadi peningkatkan

2.

Jawaban

TIDAK

79

3.

4.

kepercayaan pasien terhadap ruangan?


o
Apakah model yang digunakan
saat ini tidak menyulitkan dan
memberikan beban berat kerja bagi anda?
o
Apakah model saat ini tidak
memberatkan dalam pembiayaan?
o
Apakah model yang digunakan
mendapat banyak kritikan dari pasien pada
ruangan?
Pelaksanaan model askep
o
Apakah telah terlaksana
komunikasi yang adekuat antara perawat
dan tim kesehatan lain?
Jelaskan:....................................
o
Apakah kontunuitas rencana
keperawatan terlaksana?
o
Apakah Anda (PP/PA) sering
mendapat teguran dari Ketua Tim?
Apakah Anda menjalankan
kegiatan sesuai standar?
Tanggung jawab dan pembagian tugas
o
Apakah Job Description untuk
anda selama ini sudah jelas?
o
Jelaskan tugas Anda sesuai
dengan model asuhan keperawatan yang
saat ini digunakan ruangan?
o
Apakah Anda mengenal atau
mengetahui kondisi pasien dan dapat
menilai tingkat kebutuhan?
o

ANGKET M3 - Dokumentasi Keperawatan


1. Model dokumentasi keperawatan apa yang digunakan di ruang interna wanita ini?
Jelaskan!
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
2. Apakah sudah ada format pendokumentasian yang baku di ruang interna ini?
a. Sudah ada format
b. Belum ada format
3. Apakah anda sudah mengerti cara pengisian format dokumentasi tersebut dengan
benar dan tepat?
a. Sudah mengerti
b. Belum mengerti

80
Jika sudah mengerti, tolong anda jelaskan dengan singkat
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
4. Apakah menurut anda format yang digunakan ini bisa membantu (memudahkan)
perawat dalam melakukan pengkajian pada pasien?
a. Bisa membantu
b. Tidak membantu
5. Apakah anda sudah melaksanakan pendokumentasian dengan tepat waktu (segera
setelah melakukan tindakan)?
a. Sudah
b. Belum
6. Apakah menurut anda model dokumentasi yang digunakan ini menambah beban kerja
peawat?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah menurut anda model dokumentasi yang digunakan ini menyita banyak waktu
perawat?
a. Ya
b. Tidak
ANGKET M3 - Ronde keperawatan
1.

Apakah ruangan ini mendukung adanya kegiatan ronde keperawatan?


a. Ya

2.

b. Tidak

Apakah sebagian besar perawat diruang interna wanita mengerti adanya ronde
keperawawatan?
Sebutkan :

3.

Apakah pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan ini telah optimal?


Jelaskan :

4.

Berapa kali ronde keperawatan dilaksanakan dalam 1 bulan?


Sebutkan:

5.

Apakah keluarga pasien mengertitentang adandanya ronde keperawatan?


Jelaskan :

6.

Apakah tim dalam pelaksanaan kegiatan ronde keperawatan telah dibentuk ?


Jelaskan :

81

7.

Apakah tim yang dibentuk telah mampu melaksanakan kegiatan ronde dengan
optimal?
a. Ya

b. Tidak

ANGKET M3 - Sentralisasi Obat


No.

Pertanyaan

1.

Pengadaaan sentralisasi obat


1.
Apakah yang anda ketahui tentang
sentralisasi obat?
2.
Apakah di ruangan anda ini terdapat
sentralisasi obat?
3.
Jika Ya, Apakah sentralisasi obat yang
ada sudah dilaksanakan secara optimal?
4.
Jika Tidak, menurut Anda apakah di
ruangan ini perlu diadakan sentralisasi
obat? (Untuk yang menjawab, ini
pertanyaan terakhir)
5.
Apakah selama ini Anda pernah diberi
wewenang dalam urusan sentralisasi obat?
6.
Apakah ada format daftar pengadaan
tiap-tiap macam obat (Oral-InjeksiSupositosia-Infus-Insulin-Obat gawat
darurat?
Alur penerimaan obat
1.
Apakah selama ini ada format
persetujuan sentralisai obat dari
pasien/keluarga pasien?
2.
Bagaimana proses penerimaan obat dari
pasien/keluarga pasien?
Cara penyimpanan obat
1.
Apakah di ruangan ini terdapat ruangan
khusus untuk sentralisasi obat?
2.
Bagaimana kelengkapan sarana dan
prasarana pendukung sentralisai obat?
3.
Apakah selama ini Anda memisahkan
kepemilikan antar obat-obat pasien?
4.
Apakah selama ini Anda memberi
etiket dan alamat pada obat-obat pasien?

2.

3.

4.

Cara penyiapan obat


1.
Apakah selama ini sebelum
memberikan obat kepada pasien Anda

Jawaban

a. Ya

b. Tidak

a. Sudah

b. Belum

a. Ya

b. Tidak

a. Ya

b. Tidak

a. Ya

b. Tidak

a. Ya

b. Tidak

a. Ya

b. Tidak

a. Ya

b. Tidak

a. Ya

b. Tidak

a. Ya

b. Tidak

82
selalu menginformasikan jumlah
kepemilikan obat yang telah digunakan?
2.
Apakah ada format tiap jenis obat
sebelum Anda memberikan obat ke
pasien?

a. Ya

b. Tidak

ANGKET M3 - Supervisi
Ya

Tidak

1. Apakah anda mengerti tentang supervisi?


Jelaskan:
2. Apakah supervisi telah dilakukan di ruangan?
3. Berapa kali supervisi dilakukan?
1x/bulan
2x/bulan
Tidak terjadwal
4. Siapakah yang melakukan supervisi?
Jelaskan:.
5. Bagaimana alur supervisi yang ada di ruangan?
Jelaskan:.
6. Adakah format baku untuk supervisi setiap tindakan?
Sebutkan format yang ada:
7. Apakah format untuk supervisi sudah sesuai dengan
standar keperawatan?
Jelaskan:
8. Apakah alat (instrumen) untuk supervisi tersedia
secara lengkap?
Jelaskan jika tidak:
9. Apakah hasil dari supervisi disampaikan kepada perawat?
10. Apakah selalu ada feed back dari supervisor
untuk setiap tindakan?

83
Jelaskan:
11. Apakah anda puas dengan hasil dari feed back tersebut?
12. Apakah ada follow up untuk setiap hasil dari supervisi?
Jelaskan:
13. Apakah anda menginginkan perubahan untuk setiap
Ya

Tidak

tindakan sesuai dengan hasil perbaikan dari supervise?


14. Apakah anda pernah mendapatkan pelatihan
dan sosialisasi tentang supervisi?

ANGKET M3 - Timbang Terima


1. Berapa kali timbang terima dilakukan di ruangan Anda?
a. 1 kali, pukul..
b. 2 kali, pukul..
2. Apakah timbang terima telah dilaksanakan tepat waktu?
a. selalu tepat waktu
b. kadang-kadang, alasan.....................................................................................
3. Apakah timbang terima dihadiri oleh semua perawat yang berkepentingan?
a. Ya, sebutkan....................................................................................................
b. Tidak
4. Siapa yang memimpin kegiatan timbang terima?
a. Kepala Ruangan
b. Perawat Primer
5. Adakah yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan timbang terima?
a. Ya, sebutkan.......................................................................
b. tidak
6. Tahukah Anda, apa saja yang harus disampaikan dalam pelaporan timbang terima?
a. Ya, sebutkan.....................................................................
b. Tidak

84
7. Adakah buku khusus untuk mencatat hasil laporan timbang terima?
a. Ya
b. Tidak, dimana Anda mendokumentasikannya...............................
8. Adakah kesulitan dalam mendokumentasikan laporan timbang terima?
a. Ya, alasan........................................................................................
b. tidak
9. Apakah ada interaksi dengan pasien saat timbang terima berlangsung?
a. Ya, sebutkan contohnya......................................................
b. Tidak
10. Tahukah Anda, bagaimana teknik pelaporan timbang terima ketika berada di depan
pasien?
a. Ya, jelaskan........................................................................
b. tidak
11. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengunjungi masing-masing pasien?
a. < 5 menit
b. > 5 menit
(boleh memilih lebih dari 1 jawaban)
12. Tahukah Anda, bagaimana persetujuan atau penerimaan timbang terima?
a. Ya, siapa yang bertanggung jawab...........................................................
b. tidak
13. Apakah Anda (shift pengganti) dievaluasi kesiapannya oleh kepala ruangan?
a. Ya, bagaimana bentuk evaluasinya...........................................................
b. tidak
ANGKET M3 - Discharge planning
Ya
1. Apakah anda mengerti tentang Discharge Planning?
Jelaskan
2. Apakah yang anda berikan saat melakukan
Discharge Planning?
Jelaskan:

Tidak

85

3. Apakah anda bersedia melakukan Discharge


Planning?
4. Kapan anda melakukan Discharge Planning?
a. Mulai pasien masuk RS sampai pasien akan keluar RS
b. Saat pasien masuk RS
c. Saat pasien akan keluar RS
5. Apakah sudah ada pembagian tugas tentang
Discharge Planning?
6. Bagaimana operasional pemberian tugas
Discharge Planning oleh kepala ruangan?
Jelaskan:
7. Apakah sudah ada pemberian brosur/leaflet
Saat melakukan Discharge Planning?
8. Bagaimana tehnik yang digunakan saat pemberian
Discharge Planning pada pasien?
a. Lisan
b. Tertulis
c. Lisan dan tertulis
9. Bahasa apa yang digunakan saat melakukan
Discharge Planning?
a. Bahasa Indonesia
b. Bahasa Jawa
c. Bahasa Lain, sebutkan
10. Apakah bahasa yang anda gunakan dalam
melakukan Discharge Planning, mengalami
kesulitan untuk dipahami pasien?
11. Apakah setiap selesai melakukan Discharge
Planning, anda melakukan pendokumentasian
dari Discharge Planning yang telah anda
lakukan?

86

LAMPIRAN 6: METODE PENGUMPULAN DATA


No.
METODE
1 Penerapan MAKP

DATA FOKUS
Metode Tim
Mekanisme pelaksanaan:
a. Ketua Tim sebagai perawat professional
harus mampu menggunakan berbagai
teknik kepemimpinan.
b. Komunikasi efektif agar kontunuitas
rencana keperawatan terjamin.
c. Anggota Tim harus menghargai
kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model
tim. Model Tim akan berhasil bila
didukung oleh kepala ruang.
Tanggung jawab Ketua Tim:
a. Membuat perencanaan
b. Membuat penugasan, supervise, dan
evaluasi
c. Mengenal atau mengetahui kondisi pasien
dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien.
d. Mengembangkan kemampuan anggota
e. Menyelenggarakan konferensi.
Tanggung jawab Anggota Tim:
a. Memberikan asuhan keperawatan pada
pasien di bawah tanggung jawabnya.
b. Kerjasama dengan anggota tim dan antar
tim.
c. Memberikan laporan.
Tanggung jawab Kepala Ruang:
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Pengawasan

87
-

2.

Timbang Terima

3.

Ronde keperawatan

Kepuasan Pasien:
a. Sedikitnya kritikan kepada ruangan.
b. Semakin pendek lama rawat inap.
c. Meningkatkan kepercayaan pasien terhadap
ruangan.
Kualitas perawat:
a. Menjalankan kegiatan sesuai standar.
b. Meningkatkan asuhan keperawatan pada
pasien.
c. Meningkatkan kepuasan kerja.
d. Mempertahankan eksistensi.
Persiapan (Pra)
a. Timbang terima dilaksanakan setiap
pergantian shift/operan.
b. Semua pasien baru masuk dan pasien yang
dilakukan timbang terima khususnya pasien
yang memiliki permasalahan yang belum
atau dapat teratasi.
c. Perawat menyampaikan timbang terima
pada perawat berikutnya.
Pelaksanaan
a. Kedua kelompok dinas sudah siap atau
shift jaga.
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan
buku catatan.
c. Kepala ruang membuka acara timbang
terima
d. Perawat dapat melakukan klarifikasi, Tanya
jawab, dan validasi.
e. Kepala ruang menanyakan kebutuhan
pasien
f. Penakajian secara penuh.
g. Mencatat perincian secara khusus.
h. Lama timbang terima 5 menit
Pasca
a. Diskusi
b. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan
secara langsung.
c. Ditutup oleh kepala ruangan.
Persiapan (Pra)
a. Menentukan kasus dan topik.
b. Menentukan tim ronde
c. Mencari sumber atau literature.
d. Membuat proposal
e. Mempersiapkan pasien: informed consent
dan pengkajian.

88

4.

Pengelolaan Logistik dan


Obat

5.

Discharge Planning

6.

Supervisi

f. Diskusi
Pelaksanaan
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat
yang berfokus pada masalah keperawatan.
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus
tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh perawat tentang
masalah pasien serta rencana tindakan yang
akan dilakukan.
Pasca
a. Evaluasi, revisi, dan perbaikan.
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan
diagnosis, intervensi keperawatan
selanjutnya.
Penanggung jawab pengelolaan obat adalah
kepala ruangan yang dapat didelegasikan
kepada staf yang ditunjuk.
Format sentralisasi obat berisi: nama, no.
register, umur, ruangan.
Mekanisme penyimpanan:
a. Obat yang diterima dicatat dalam buku
besar persediaan atau dalam kartu
persediaan.
b. Periksa persediaan obat, pemisahan antara
obat untuk penggunaan oral dan obat luar.
Persiapan:
Mengidentifikasi kebutuhan pemulangan
pasien, kebutuhan ini dikaitkan dengan
masalah yang mungkin timbul pada saat pasien
pulang, antar lain: pengetahuan pasien/keluarga
ttg penyakit; kebutuhan psikologis; bantuan
yang diperlukan pasien, pemenuhan kebutuhan
aktivitas hidup sehari-hari seperti makan,
minum, eliminasi, dll; sumber dan sistem yang
ada di masyarakat; sumber finansial; fasilitas
saat di rumah; kebutuhan perawatan dan
supervise di rumah.
Pelaksanaan: dilakukan secara kolaboratif serta
disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas
yang ada.
Supervisi dilakukan oleh ketua tim terhadap
kinerja dari anggotanya dalam melaksanakan
ASKEP, sedangkan untuk keseluruhan proses
ASKEP di supervise oleh Kepala Ruangan.
Supervisi keperawatan sudah dilaksanakan,
namun petunjuk pelaksanaan supervise belum

89

7.

Dokumentasi

ada, sehingga tidak ada program kerja


supervise.
Pasca-Supervisi-3F:
a. Supervisor memberikan penilaian supervise
(Fair)
b. Supervisor memberikan feedback dan
klarifikasi
c. Supervisor memberikan reinforcement dan
follow up perbaikan
Model dokumentasi yang diterapkan POR
(Problem Oriented RecordP
POR: Masalah, waktu melakukan perencanaan,
rencana, waktu melakukan tindakan, dan
tindakan.
Kriteria data: Lengkap, akurat, relevan, baru
(LARB)
Data Biologis: pemfis melalui IPPA.
Pemeriksaan diagnostik dan penunjang,
laboratorium dan foto.
Data Pskologis, sosial, dan spiritual melalui
wawancara dan observasi.
Observasi pengkajian data awal menggunakan
model ROS (Review of System)

LAMPIRAN 7: OUTLINE PENGUMPULAN DATA


a. Outline M1 - Ketenagaan
No

Outline

Data Observasi/ wawancara

90
1.

Struktur
Organisasi

a) 69,2 % Perawat di ruangan menyatakan bahwa struktur


organisasi yang telah ada sesuai dengan kemampuan
perawat di bidang nya.
b) 61,5 % Perawat menyatakan pembagian tugas di ruangan
sudah sesuai dengan struktur organisasi yang telah ada.
c) 76,9 % Perawat menyatakan Kepala Ruangan sudah
optimal dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
d) 61,5 % Perawat menyatakan kinerja ketua tim sudah
kompeten dengan tugas-tugasnya.
a) 54 % Perawat masih berlatar pendidikan SPK.
b) 60 % Perawat merasa membutuhkan kesempatan untuk
meningkatkan kemampuan kerja melalui pendidikan atau
pelatihan tambahan.
c) Rumah Sakit memberikan kebijakan untuk memberi
beasiswa pendidikan dan kesempatan untuk mengikuti
seminar dan pelatihan kerja.

2.

Pendidikan

a)Perawat bekerja 8 jam dalam sehari.


b)Perawat mendapat kesempatan cuti 1X dalam 1 minggu.
c)Jumlah pasien di ruang interna wanita 60% dengan tingkat
ketergantungan minimal
d)Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah
pasien
e) dengan adanya pos 84,6% perawat merasa terbantu dan
beban kerja menurun.
a) Hasil wawancara dengan Kepala Ruangan, ada kebijakan
pemerintah tentang professionalisme perawat.
b) Kesejahteraan perawat masih rendah.
c) Diperbolehkannya perawat asing ke Rumah Sakit
tersebut.
d) Adanya kebijakan Rumah Sakit untuk askes miskin.

3.

Beban Kerja

a) Hasil wawancara dengan Kepala Ruangan dan observasi


ke keluarga pasien didapatkan : Adanya tuntutan
pelayanan yang tinggi.
b) Pertanggung jawaban legalitas bagi pasien.
c) Peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan.
a) 61,5% perawat menyatakan pembagian tugas secara
structural sudah ada namun dalam pelaksanaannya masih
belum jelas.
b) Pembagian tugas antara DIII dan SPK masih belum jelas

4.

Kebijakan
Pemerintah

91
5.

Kemasyarakatan

6.

Pembagian
Tugas

b. Outline M2 - Sarana dan Prasarana


NO
1.

PERNYATAAN
Tersedianya
fasilitas penunjang
seperti kamar
mandi, tempat
parkir, dan kantin

DATA

Kamar mandi
pasien 4 buah, 1
tempat parkir, 1

kantin.
Kondisi

IDEAL
Kamar mandi Kls
2= 1:2 dan Kls 3=
1:5,
1 tempat
parkir/ruangan,
1kantin/ruangan

USULAN
Perlu
ditambah
1 kamar
mandi

fasilitas
penunjang cukup
2.

Kondisi ruang
kerja terutama
yang berhubungan
dengan ventilasi
udara, kebersihan,
dan kebisingan.

baik.
10 jendela
kondisinya cukup

baik.
Setiap pagi
dan sore ruangan
dibersihkan oleh
petugas cleaning

service.
Kondisi
ruangan cukup
tenang.

10 jendela /
ruangan

92
3.

Tersedianya
peralatan
oksigenasi dan
semua perawat
ruangan mampu
menggunakannya.

Jumlah tabung

O2 = 5
kondisi alat

2 tabung O2 /
ruangan.

tabung O2
dikurangi 3.

cukup baik
perawat
mampu
menggunakan

4.

5.

Tersedianya
administrasi
penunjang.

Tersedianya Nurse
Station.

alat dengan baik


Buku injeksi 1

Buku injeksi 1

buah
Buku

buah
Buku

observasi 1 buah
Lembar

observasi 1 buah
Lembar

dokumentasi 20

dokumentasi 20

lembar

lembar

Nurse Station
ada 1 diruangan
kondisinya cukup

baik.
Nurse Station
digunakan
sebagai ruang
pertemuan

perawat
Perawat
mengobrol dan
menggosip di
Nurse Station.

1 Nurse Station /
ruangan.

Nurse
Station tidak
digunakan
untuk
mengobrol
dan
menggosip.

93
6.

Tersedianya ruang
Karu

Ruang Karu jadi


satu dengan Nurse
Karu tersendiri di Station.
sebelah ruang
Tempat ruang

staff dokter.
Ruang Karu

Ruang Karu
dipindah jadi
satu dengan
Nurse
Station.

kondisinya cukup
baik.

c. Outline M3 - Penerapan MAKP


No.
1

Daftar Out Line


Data
Model
asuhan 1.
Model asuhan keperawatan yang
kepera-watan
digunakan adalah TIM.
yang digunakan 2.
11 dari 13 perawat (84,6%)
saat ini
menyatakan mengerti/memahami model
yang digunakan.
3.
100% menyatakan cocok dengan
model yang ada.
4.
Model yang digunakan sesuai dengan
visi dan misi ruangan.

2
Efektifitas
dan 1. Dari hasil wawancara dan angket dan
Efisiensi model
observasi serta dari data sekunder
asuhan
keperadidapatkan bahwa dengan menggunakan
watan saat ini
model yang sekarang ini digunakan ratarata pasien rawat inap 7 14 hari.
2. Perawat mengatakan bahwa kepercayaan
pasien tidak ada penurunan ini dilihat dari
banyaknya jumlah pasien rujukan dari
puskesmas maupun klinik-klinik lain
3. 9 dari 11 perawat (81,8%) menyatakan
bahwa model yang digunakan saat ini tidak
terlalu membebani kerja.
4. Masalah pembiayaan terpusat langsung,
jadi bisa dikatakan tergantung dari alokasi
anggaran yang disediakan rumah sakit

Usulan
Pertahankan Model yang
digunakan apabila ada
kecocokan dan sesuai
dengan visi dan misi
ruangan. Hanya saja
perlu pemahaman yang
menyeluruh dari semua
perawat. Hal ini bisa
dilakukan
tindakan
sosialisasi bisa berbentuk
diskusi maupun rapat
sosoialisai.
Pertahankan kepercayaan
yang telah diberikan.
Tingkatkan kemampuan
dengan indikator hasil
dari lama rawat inap
semakin
pendek.
Kurangnya sumber daya
tenaga
tentu
saja
merepotkan, hal ini bisa
diantisipasi
dengan
pengajuan
tambahan
perawat kepada pengurus
RS pusat ataupun POS
sehingga beban kerja
semakin kecil.

94
untuk tiap-tiap ruangan.
5. Kritikan yang diterima oleh ruangan terkait
dengan masalah kurangnya sumber daya
tenaga yang ada jadi pelayanan kurang
optimal.
3.
Mekanisme
pelaksanaan
model asuhan
keperawatan
ruangan

4.
Tanggung jawab
dan pembagian
tugas

1.

7 dari 11 perawat (63,6%) mengatakan Tingkatkan komunikasi


bahwa komunikasi antar profesi terlaksana antar profesi dengan
cukup baik.
sering berdiskusi tentang
keadaan pasien yang
2.
8 dari 11 perawat (72,7%) mengatakan dirawat.
Continuitas
bahwa rencana askep antar shift rencana askep hendaknya
berkelanjutan. Hal ini didukung dengan lebih diupayakan dengan
adanya data dokumentasi
mengoptimalkan timbang
3.
Semua perawat mengatakan bahwa terima.
Peningkatan
pernah mendapat teguran dari ketua Tim kemampuan
sesuai
tentang kinerja yang telah dilakukan. standart
bisa
Hanya saja
teguran tersebut berupa ditindaklanjuti
dengan
masukan-masukan.
pendelegasian perawat ke
4.
8 dari 11 perawat (72,7%) mengatakan pelatihan-pelatihan
bahwa merasa telah melakukan tugasnya maupun
jenjang
sesuai standart yang telah ditetapkan.
pendidikan yang lebih
tinggi.
1. 6 dari 11 perawat (54,5%) mengatakan
bahwa mendapatkan job yang kadangkadang tidak berbeda dengan lulusan
akademik yang berbeda tingkatannya
2. 5 dari 11 perawat (45,45%) memberikan
jawaban tugas yang kurang sesuai dengan
metode TIM yang telah digunakan.
3. 6 dari 11 perawat (54,5%) mengatakan
bahwa kurang mengertahui kebutuhan
perawatan
keseluruhan pasien yang
sedang dialami.

Penjabaran
dan
pembagian
job
description ke semua
perawat perlu dijelaskan
secara matang antar
tingkat
jenjang
pendidikan.
Sehingga
tugas
yang
yang
diberikan sesuai dengan
Model yang digunakan.
Perlu
ditingkatkan
pengetahuan
tentang
kebutuhan holistic dari
pasien.

d. Outline M3 - Timbang Terima


No
1.

Outline
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanakan timbang

Data

Timbang terima
dilakukan dua kali dalam sehari,

95
terima
a.
Waktu pelaksanaan dan
yang wajib hadir saat
timbang terima

2.

b.

Hal-hal yang perlu


dipersiapkan dalam timbang
terima

c.

Hal-hal yang perlu


disampaikan dalam timbang
terima

Pelaksanaan Timbang Terima


a.
Teknik penyampaian
Timbang Terima ketika di
depan pasien

b.

c.

Interaksi dengan pasien

Lama timbang terima


untuk setiap pasien

yaitu pukul 07.00 dan pukul 14.00


WIB

Selalu diikuti oleh semua


perawat yang telah dan akan dinas

Pelaksanaan timbang
terima kadang-kadang tepat waktu,
alasannya 7 perawat (63,63%)
mengatakan anggota tim belum
lengkap, 4 perawat (36,36%)
mengatakan data belum disalin.

Kegiatan ini dipimpin


langsung oleh Kepala ruangan.
Perawat dapat menyebutkan dengan
benar & menyiapkan hal-hal yang akan
dibutuhkan dalam timbang terima,
meliputi catatan perkembangan kondisi
pasien, buku timbang terima, dll.
Hanya 5 perawat (45,45%) yang
mencantumkan masalah
keperawatan, 6 perawat lainnya
(54,54%) menyatakan untuk lebih
efisien mereka langsung
menggunakan diagnosa dokter.
Adanya klarifikasi langsung, tanya
jawab dan validasi terhadap semua
hal yang ditimbang terimakan.
Semua perawat tahu dan paham,
meliputi:

Penggunaan volum suara


yang cukup sehingga tidak
mengganggu pasien di sebelahnya

Sesuatu yang dianggap


rahasia disampaikan dengan bahasa
medis, dll
Selalu ada interaksi dengan pasien,
minimal menanyakan apa yang
dirasakan pasien saat ini, semalam bisa
tidur atau tidak, dll.

Lama timbang terima tergantung


kondisi pasien, semakin banyak yang
akan dilaporkan, semakin lama

96
waktunya.

Menurut hasil kuesioner,


biasanya tidak lebih dari lima menit.

3.

Post timbang terima


a.
Persetujuan atau
penerimaan timbang terima
b.

Kesiapan shift
selanjutnya

Pelaporan dicatat dalam


buku khusus.

Ditandatangani oleh
perawat yang melaporkan, perawat
yang menerima laporan dan kepala
ruangan.

c.

Hambatan selama
timbang terima

Kepala ruangan
mengadakan diskusi singkat untuk
mengetahui sekaligus mengevaluasi
kesiapan shift selanjutnya.

Timbang terima ditutup


oleh kepala ruangan.

4 perawat (36,36%)
mengaku kesulitan dalam
mendokumentasikan laporan timbang
terima (3 perawat (75%)
mengeluhkan tentang proses
pendokumentasian yang kurang
sistematis dan efisien, 1 perawat
(25%) menjawab lebih suka menulis
data pada secarik kertas).

5 perawat (45,45%)
menyatakan, hambatan dalam
timbang terima adalah
ketidakdisiplinan.

2 perawat (18,18%)
menyatakan, dokumentasi masih
terbatas sehingga rencana tindakan

97
belum spesifik

e. Outline M3 - Ronde Keperawatan


Outline
Pelaksanaa

1.

1.

n
2.

3.

4.

5.
2.

Pembentuk
an tim dalam
Ronde
Keperawatan

6.
1.
2.
3.

Data dan Pelaksanaan


Di ruang interna
wanita
ronde
keperawatan
telah
dilaksanakan.
ronde dilaksanakan
jika ada kesempatan dari
perawat
ruangan,
biasanya 1 bulan 1x atau
bila
ada
masalah
diruangan yang perlu
dibahas dan diatasi
secara bersama dengan
perawat dan keluarga.
81,8%
perawat
ruangan
dan
50%
keluarga pasien mengerti
tentang ronde.
81,8% perawat dan
karu mengatakan bahwa
pelaksanaan
ronde
belum optimal karena
kesempatan
yang
terbatas.
Ronde keperawatan
dilaksanakan
15-30
menit sekitar pukul
09.00.
Ronde dibuka oleh
karu.

Usulan
Ronde keperawatan baiknya
dilaksanakan secara rutin
dan telah ditetapkan jadwal
tertentu agar ronde lebih
terjadwal dan masalah yang
terjadi di ruangan dapat
lebih cepat teratasi, misalnya
2x dalam sebulan dan
dilaksanakan minimal 30
menit.

Tim yang dibentuk harusnya


tidak hanya cukup mampu
saja tetapi harus mampu
dalam menyelesaikan tugas
yang ada khususnya yang
Tim telah dibentuk berkaitan dengan ronde
dalam pelaksanan ronde keperawatan,
agar
keperawatan.
pelaksanaan ronde lebih
Jumlah tim biasanya optimal.
3-4
perawat
dan
dipimpin oleh karu.
Tim yang dibentuk
cukup
mampu
membantu
dalam
pelaksanaan
ronde

98

3.

Penentuan
topik dan kasus

keperawatan
dan
penyelesaian tugas yang
berkaitan
dengan
masalah yang dibahas
dalam
ronde
keperawatan.
4.
Tim atau perawat
yang ingin berubah
dalam
pelaksanaan
ronde agar ronde dapat
lebih
optimal
dan
memberikan hasil yang
semaksimal
mungkin
dalam pelaksanaan
1.

4.

Pelatihan
dan diskusi
2.

1.

2.

Topik dan kasus harusnya


tidak hanya dari masalah
yang ada di ruangan tapi
masalah
baru
yang
kemungkinan akan terjadi di
ruangan agar perawat lebih
siap dan mampu mengatasi
Topik dan kasus masalah yang akan terjadi.
ditentukan dari masalah
yangbiasanya terjadi di
ruang interna wanita
missal gangren.
Topik dan kasus juga 1.
Pelatihan sebaiknya
ditentukan sendiri oleh
diikuti oleh seluruh
karu dan yang dianggap
perawat agar perawat
penting oleh karu dan
mengerti dan mampu
perlu perhatian khusus.
mengatasi masalah yang
terjadi di ruangan.
Pelatihan dan diskusi 2.
Pelatihan dan diskusi
yang berkaitan dengan
sebaiknya dijadwalkan
masalah yang terjadi di
secara
teratur
agar
ruangan
telah
perawat dapat membagi
dilaksanakan
tetapi
waktu dan kesempatan
hanya
diikuti
oleh
yang ada.
sebagian dari perawat
(sekitar 54,5%).
Perawat yang tidak
mengikuti pelatihan dan
diskusi
dikarenakan
kegiatan yang cukup
padat
sehingga
kesempatan yang ada
untuk
mengikuti
pelatihan terbatas.

f. Outline M3 - Sentralisasi obat

99
No.

Out Line

Data

Usulan

100
1.

Pengadaaan sentralisasi
obat

2.

Alur penerimaan obat

4.

Semua perawat
mengemukakan jawaban
mengerti tentang sentralisasi
obat.
5.
Di ruangan tersebut ada
sentralisasi obat. ini bisa dilihat
adanya ruangan khusus obat.
6.
Pelaksanaan sentralisasi
obat belum optimal
7.
8 dari 11 perawat (72,7%)
memberi jawaban pernah
mengurusi sentralisasi obat.
8.
Selama ini format yang ada
masih obat oral dan injeksi. dan
yang lain tercampur pada salah
satu dari keduanya.
1.

3.

Cara penyimpanan obat

Selama ini belum ada


format persetujuan sentralisai
obat untuk pasien
2.
Obat yang didapat dari
keluarga langsung dibawa ke
ruang SO
1.
2.

4.

Cara penyiapan obat

Ada ruangan khusus obat


Alat-alat kesehatan hanya
sebagian ada dengan jumlah
terbatas.
3.
Selama ini obat-obatan bagi
pasien sendiri dengan etiket
kepemilkikan. akan tetapi
proses keluar masuknya tidak
didokumentasikan
4.
Semua perawat mengatakan
bahwa selalu memberi etiket
kepemilikan pada obat-obat
yang ada.
1. 8 dari 11 perawat (72,7%)
memberi jawaban bahwa tidak
menginformasikan jumlah
kepemilikian sisa obat yang
belum diberikan.
2. Format yang ada hanya obat
oral dan injeksi. Selain itu tidak

Sebaiknya penugasan
sentralisasi obat
disesuaikan dengan
model yang
digunakan; TIM

Sebaiknya format
persetujuan
sentralisasi obat
diadakan

Alat-alat kesehatan
yang mennjang
sentralisasi obat
sebaiknya sukup ada

Format obat dan alatalat kesehatan lain


seharusnya ada dan
daftar jumlahnya

101
ada.

g. Outline M3 - Discharge planning


NO
OUTLINE
1.
Pengertian
Discharge Planning

2.

3.

4.

5.

Pelaksanaan
discharge planning

Pembagian tugas
untuk discharge
planning

Brosur atau leaflet


untuk discharge
planning

Anggaran untuk
discharge planning

DATA
1. 8 perawat (72,7%) perawat
mengatakan sudah memahami
dan mengerti tentang
discharge planning.
2. 6 perawat (54,5%) hanya
memberikan penjelasan
tentang penyakit yang diderita
pasien dan bagaimana cara
mengatasinya.
1. Hanya 6 perawat (54,5%)
yang bersedia melakukan
discharge planning.
2. 8 perawat (72,7%)
mengatakan bahwa discharge
planning dilakukan saat pasien
akan pulang.
1. 7 perawat (63,6%)
mengatakan bahwa mereka
pernah diberi tugas untuk
melakukan discharge
planning.
2. Semua perawat yang pernah
diberi tugas untuk melakukan
discharge planning hanya
diberi perintah secara lisan.
1. Dari hasil wawancara dengan
kepala ruangan didapatkan
bahwa memang selama ini
tidak pernah diberikan brosur
atau leaflet saat melakukan
discharge planning,
pernyataan ini didukung oleh
semua perawat yang ada
diruangan.
Dari hasil wawancara dengan
kepala ruangan didapatkan bahwa

USULAN
Semua perawat yang
ada diruangan harus
mengerti dan mampu
melakukan discharge
planning dengan benar.

Seharusnya semua
perawat associate
bersedia melakukan
discharge planning.

Seharusnya perawat
yang melakukan
discharge planning
adalah perawat
associate.

Perawat membuat
brosur atau leaflet
tentang pengertian
penyakit, pencegahan,
perawatan, nutrisi,
aktivitas dan istirahat.

Seharusnya disediakan
dana untuk mendukung
pelaksaan discharge
planning seperti untuk

102

6.

7.

8.

Tehnik pemberian
discharge planning

tidak disediakan anggaran khusus


untuk melakukan discharge
planning.

membuat poster dan


leaflet.

7 perawat (63,6%)mengatakan
bahwa mereka melakukan
discharge planning dengan
menggunakan media lisan saja.

Selain discharge
planning diberikan
secara lisan, juga
disertakan poster atau
leaflet agar pasien lebih
mudah memahami dan
mengingat apa yang
telah diberikan saat
discharge planning.

Bahasa yang
digunakan saat
pelaksanaan
discharge planning

Pendokumentasian
discharge planning

Dari 11 orang perawat yang


berada diruangan, 7 diantaranya
menggunakan bahasa indonesia
saat melakukan discharge
planning, dan 4 perawat lainnya
menggunakan bahasa jawa dalam
melakukan discharge planning.
8 perawat (72,7%) mengatakan
bahwa mereka tidak pernah
melakukan pendokumentasian
setelah melakukan discharge
planning.

Sebaiknya dalam
pemberian discharge
planning menggunakan
bahasa yang mudah
dimengerti dan
dipahami oleh pasien.
Sebaiknya dilakukan
pendokumentasian

h. Outline M3 - Supervisi
No.
Outline
1. Kelengkapan
Instrumen

Data dan Pelaksanaan


1. Kelengkapan supervisi di
ruangan belum memenuhi
standar yang telah ditetapkan.
Saat supervisi injeksi IV
dengan KaRu, tidak tersedia
alas untuk injeksi IV, serta
sebagian besar perawat
mengabaikan persiapan yang
harus dilakukan kepada
pasien.
2. Format untuk supervisi di
ruangan belum baku.

Usulan
1. Seharusnya
kelengkapan untuk
supervisi sesuai
dengan standar
yang telah
ditetapkan untuk
setiap tindakan.
2. Adanya format
baku untuk setiap
tindakan yang akan
disupervisi.

103
3. Di Ruangan hanya terdapat
format untuk supervisi injeksi
IV.
4. Adanya dokumentasi dari
hasil supervisi.
(Data didapat dari observasi
mahasiswa PSIK yang melakukan
praktek manajemen)
2.

Pelaksanaan
Supervisi

3.

Pembinaan
a. Penilaian
(Fair)

b. Feed Back

c. Follow Up

1. Supervisi dilakukan oleh


kepala ruangan secara
langsung kepada ketua tim.
Dan ketua tim melakukan
supervisi secara langsung
kepada perawat pelaksana.
Ketua tim melaporkan hasil
supervisi perawat kepada
perawat pelaksana.
2. Supervisi dilakukan di Ruang
Interna Wanita setiap bula.
3. Hasil supervisi sudah
didokumentasikan.
4. 62% perawat sudah
memahami tentang supervisi.
5. 31% perawat telah
mendapatkan pelatihan dan
sosialisasi tentang supervisi.
(Hasil wawancara dan angket
pada Kepala ruangan dan perawat
ruangan)

1. Pelaksanaan
supervisi di ruangan
suda terlaksana
dengan cukup baik.
2. Perlu adanya
pelatihan dan
sosialisasi kepada
seluruh perawat
tentang supervisi.

1. Penilaian supervisi oleh


1. Seharusnya feed
kepala ruangan telah
back yang
dilakukan secara fair dan hasil
dilakukan oleh
supervisi disampaikan kepada
supervisor secara
perawat.
menyeluruh dan
2. Karu (supervisor) telah
detail sehingga
memberikan klarifikasi
perawat mengetahui
kepada perawat namun
mana yang benar
kurang detail
dan salah.
3. Untuk pemecahan masalah
2. Perlunya pelatihan
dari hasil supervisi belum
dan sosialisasi
dilaksanakan secara optimal.
tentang supervisi
4. 54 % perawat mengatakan
untuk
kurang mempunyai motivasi
meningkatkan

104
untuk berubah.

motivasi perawat
untuk berubah
menjadi lebih baik.

i. Outline M3 - Dokumentasi
NO

OUTLINE

1.

Model dokumentasi
keperawatan yang
diterapkan

2.

Penulisan

3.

Pelaksanaan
pendokumentasian
keperawatan

DATA
- Model dokumentasi yang digunakan di Ruang
Interna wanita adalah model dokumentasi
POR
- Dokumentasi keperawatan yang dilakukan
meliputi pengkajian menggunakan sistem
Head to Toe dan ROS, serta diagnosa
keperawatan sampai dengan evaluasi
menggunakan SOAP
- Dokumentasi masih dilakukan secara manual
(belum ada komputerisasi)
- Catatan keperawatan berisikan jawaban
terhadap nasihat doketer dan tindakan mandiri
perawat, tetapi belum semua tindakan
didokumentasikan
- Format pengkajian sudah ada dan dapat
memudahkan perawat dalam pengkajian dan
pengisiannya
- 8 perawat (72,7%) mengatakan mengerti cara
pengisian format dokumentasi yang digunakan
dengan benar dan tepat
- Pelatihan-pelatihan tentang cara
pendokumentasian keperawatan yang benar
masih terus diadakan
- Dokumentasi asuhan keperawatan tidak
dilaksanakan segera setelah pasien masuk atau
terjadi masalah keperawatan, tetapi kadangkadang dilengkapi pada saat pasien mau
pulang atau apabila keadaan ruang
memungkinkan
- Catatan perkembangan pasien kurang
berkesinambungan dan kurang lengkap serta
respon dari pasien kurang terpantau dalam
lembar evaluasi
- 6 perawat (54,5%) mengatakan melakukan
dokumentasi segera setelah melakukan
tindakan

105

4.

- Dari 20 rekam medis pasien yang ada hanya


12 rekam medis yang ditulis dengan lengkap
dan tepat waktu
Efisiensi dan efektifitas - 6 perawat (54,5%) mengatakan model
dokumentasi yang digunakan menambah
beban kerja perawat
- 8 perawat (72,7%) mengatakan format yang
digunakan sangat membantu (memudahkan)
dalam melakukan pengkajian pada pasien
- 5 perawat (45,4%) mengatakan model
dokumentasi keperawatan yang digunakan
menyita banyak waktu

LAMPIRAN 8: FORMAT - FORMAT MAKP


a. Format Dokumentasi
MODEL DOKUMENTASI POR

106

(PROBLEM ORIENTED RECORD)

Nama/Umur :

No. Reg

Ruangan

No. Kamar :

Masalah

:
Wakt
u

Rencana

Waktu

Tindakan

TTD

107

b. Format Laporan Timbang Terima


LAPORAN TIMBANG TERIMA
Ruangan
Shift
Jumlah Pasien
Tanggal
/Jam

Identitas
Pasien

PJ Shift Pagi

:
:
:
Dx
Medis

Terapi

TTV
Nadi R
T
R
D

Suh
u

PJ Shift Sore

Keluhan
Utama

Dx
Keperawatan

Tindakan
Keperawatan

Kepala Ruangan

Intervensi
selanjutnya

108

109
c. Kegiatan Ronde Keperawatan
Waktu
5 menit

Tahap
Pra-Ronde

30 menit

Pelaksanaan

10 menit

Pasca
Ronde

Kegiatan
Pembukaan:
1.
Salam Pembuka
2.
Memperkenalkan tim
ronde
3.
Menyampaikan
identitas dan masalah
pasien
4.
Menjelaskan tujuan
ronde
Penyajian masalah:
1.
Memberi salam dan
memperkenalkan pasien
dan keluarga kepada tim
ronde
2.
Menjelaskan riwayat
penyakit dan
keperawatan pasien
3.
Menjelaskan maslah
pasien dan rencana
tindakan yang telah
dilaksanakan serta
menetapkan prioritas
yang perlu didiskusikan
Validasi data:
1.
Mencocokkan
kembali data yang telah
disampaikan
2.
Diskusi antar
anggota tim dan masalah
keperawatan
3.
Pemberian justifikasi
oleh kepala ruang
tentang masalah pasien
dan rencana tindakan
yang akan dilakukan
4.
Menentukan
tindakan keperawatan
pada masalah prioritas
yang telah ditetapkan
1.
Evaluasi dan
rekomendasi catatan
keperawatan
2.
Penutup

Pelaksana
Kepala
Ruangan

Tempat
Ruang
Diskusi

Kepala
Ruangan

Ruang
Diskusi

Kepala
Ruangan,
Perawat

Ruang
Diskusi

110
d. Format Informed Consent
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN
RONDE KEPERAWATAN

Yang betanda tangan di bawah ini :


Nama

............................................................

Umur

............................................................

Alamat

............................................................

Adalah suami/istri/orangtua/anak dari pasien


Nama

...........................................................

Umur

...........................................................

Alamat

...........................................................
...........................................................

Ruang

No. RM

...........................................................

Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan.


Malang,

Perawat yang menerangkan,

Penanggung jawab,

............................................

...............................

Saksi-saksi:

Tanda tangan:

1. ....................
2. ....................

.......................
.......................

111
e. Format Supervisi
Contoh 1: FORMAT SUPERVISI INJEKSI INTRAVENA
Hari/Tanggal

:.

Supervisor :.

Yang disupervisi:.

Ruangan :.

Aspek
Penilaian
Persiapan

Parameter

Bobo
t

A. Menyiapkan Alat Steril


1. Kapas Steril
2. Bak Injeksi
3. Spuit sesuai kebutuhan

1
1
1

B. Menyiapkan Alat Non Steril


1. Sarung tangan
2. Alkohol 70%
3. Pengalas
4. Bengkok
5. Alat Tulis
6. Buku Injeksi
7. Jam tangan dengan detikan

1
1
1
1
1
1
1

C. Menyiapkan Bahan-bahan
Obat

D. Menyiapkan Pasien
1. Memberi penjelasan kepada pasien
tentang prosedur yang akan dilakukan.
2. Mengatur posisi pasien yang nyaman.
Pelaksana Pelaksanaan Injeksi Intravena:
an
1. Cuci tangan kemudian menggunakan sarung
tangan.
2. Memasukkan obat dalam spuit.
3. Pastikan infus dalam keadaan menetes lancar
tidak ada tanda-tanda phlebitis, kemudian
klem atau pengatur tetesan dimatikan.
4. Membersihkan dengan desinfektan berupa
alkohol 70% pada daerah yang akan
didesinfeksi.
5. Obat dimasukkan.
6. Lihat ekspresi wajah pasien.
7. Pengatur tetesan dibuka kembali, kemudian
tetesan diatur sesuai dengan kebutuhan yang

2
1
3
3
2
3
3
2
2

Dilakukan
Ya Tidak

Keteran
gan

112
sudah ditentukan.
8. Pasien dirapikan, alat-alat dibereskan.
9. Melepas sarung tangan dan cuci tangan.
10. Mencatat dan memberi tanda pada format
pemberian injeksi dan buku injeksi.
Sikap perawat pada waktu injeksi:
1. Komunikasi
2. Kerjasama
3. Tanggung jawab
4. Kewaspadaan

1
1
2

Evaluasi:
1. Mengevaluasi lokasi penyuntikan dan
kelancaran tetesan.
2. Mengevaluasi kenyamanan posisi.
3. Mengobservasi kemungkinan phlebitis

Total Nilai

1
1
3
3

1
3

40

Kriteria:
Baik

: Jika Nilai 35-40

Cukup

30-34

Kurang

<30

Malang,
Kepala Ruanagan

(..........................)

113

f. Contoh Format Supervisi Pemasangan Infus


Hari/Tanggal

:.

Supervisor :.

Yang disupervisi:.

Ruangan :.

Aspek
Penilaia
n
Persiapa
n

Parameter
A. Menyiapkan Alat Steril
1. Abocath sesuai dengan ukuran
Dewasa
: 14-20
Anak-anak : 22-24
Infant
: 24-25
2. Infus set
3. Kapas Steril
4. Kasa Steril

Bobot
1

1
1
1

B. Menyiapkan Alat Non Steril


1. Sarung tangan
2. Alkohol 70%
3. Pengalas
4. Bengkok
5. Standar infus
6. Torniket
7. Perlak
8. Betadin dalam tempatnya
9. Plester/hipaviks
10. Guntung
11. Alat tulis
12.Jam tangan dengan detikan

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

C. Menyiapkan Bahan-bahan
Cairan infuse sesuai kebutuhan pasien.

D. Menyiapkan Pasien
1. Memberi penjelasan kepada pasien tentang
prosedur yang akan dilakukan.
2. Mengatur posisi pasien yang nyaman.
Pelaksanaan Injeksi Intravena:

2
1

Dilakukan
Ya Tidak

Keteran
gan

114
Pelaksan 1. Cuci tangan atau gunakan alkohol gliserin
aan
2. Siapkan alat dalam satu tempat dan bawa alat
alat-alat ke dekat pasien.
3. Letakkan pengalas di bawah tangan yang
akan dipasang dan dekatkan bengkok dengan
pasien.
4. Pasang infus set ke cairan dan pastikan selang
infus tidak berisi udara.
5. Memasang sarung tangan bersih.
6. Memilih posisi dan vena yang tepat dan
benar, motivasi pasien untuk mengepalkan
tangan.
7. Pasang torniket 10-12 cm diatas tempat
penusukan.
8. Desinfeksi vena dengan teknik yang benar
memakai betadin dan hapus dengan alkohol
- Memutar atau
- Ke bawah dengan 1 kali usapan
9. Masukkan abocath ke dalam vena yang
dipilih
10.Tekan kateter dengan 1 jari dan lepaskan
seluruh needle dalam kateter, kemudian
torniket dilepas.
11. Menyambungkan kateter dengan selang
infus.
12 Buka klem selang infus dan observasi
apakah cairan infus menetes dengan lancar.
13.Fiksasi kateter dengan tidak menyentuh area
penusukan.
14.Oleskan antiseptik diarea penusukan, tutup
dengan kasa steril.
15.Memberi plester/hipaviks untuk keamanan
agar tidak tercabut.
16. Mengatur tetesan infus sesuai kebutuhan
pasien.
17. Beri etiket pada selang infus.
Sikap perawat pada waktu injeksi:
1. Komunikasi
2. Kerjasama
3. Tanggung jawab
4. Kewaspadaan
Evaluasi:
1. Mengevaluasi lokasi pemasangan infus dan
kelancaran tetesan.

1
2
1
2
1
3
1
3

3
1
2
1
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
2

115
2. Mengevaluasi kenyamanan posisi.
3. Mengobservasi kemungkinan plebitis.
Total Nilai

60

Kriteria:
Baik

: Jika Nilai 55-60

Cukup

50-54

Kurang

<50

Surabaya,
Kepala Ruangan

g. Format Discharge Planning


DISCHARGE PLANNING
Tanggal MRS :
Bagian
:
Dipulangkan dari RSUD Y dengan keadaan:
a. Sembuh
b. Meneruskan dengan obat jalan
c. Pindah ke RS lain
A. Kontrol
a. Waktu
:
b. Tempat
:

No. Reg.
Nama
Jenis Kelamin
Tanggal KRS
Bagian

:
:
:
:
:

d. Pulang Paksa
e. Lari
f. Meninggal

B. Lanjutan perawatan di rumah (luka operasi, pemasangan gift, pengobatan, dan lainlain)
C. Aturan Diet/Nutrisi

D. Obat-obat yang masih diminum dan jumlahnya:

116
E. Aktivitas dan Istirahat :

Yang dibawa pulang (Hasil Lab, Foto, ECG, obat, dan lain-lain):

Lain-lain:

Malang, ..
Pasien/Keluarga
(

Perawat
(

117

h. Format Sentralisasi Obat

LAMPIRAN : FORMAT PENGGUNANAN OBAT INJEKSI


Tgl

No

Nama Obat

Nama
Pasien/No TT

Pagi

Waktu/Jam
Siang
Malam

IC

Jenis Injeksi
SC
IM

IV

TTD
Pelaksana

118

Nama
Tgl

No

Nama Obat
Pasien/No TT

Waktu/Jam
Pagi

Siang

Nama/TTD

Malam

Pelaksana

i. Format Penggunanan Obat Oral

j. Format Infentarisasi Peralatan Sentralisasi Obat


No.

No. Infentaris

Nama Barang

Tgl
Pengadaan
/Pembelian

Jumlah Barang

Keadaan

119

k. Format Penggunaan Peralatan Sentralisasi Obat


No.

Nama Barang

Tgl/Jam Keluar

Tgl/Jam Kembali

Penanggung Jawab

120

121

l. Format Daftar Kepemilikan Obat Pasien


Nama Pasien :....................................
Ruangan : ..............................
Umur/Jenis Kelamin :.........................
No. Reg :................................
No.
Nama Barang
Jumlah Awal
Tgl/Jam
Barang Keluar

Barang Masuk

Jumlah Sisa

TTD PJ

122

123
m. Format Serah Terima Obat

Tgl No

Nama
Obat

Dosis

Keterangan
(Diterima/Diserahkan)

Tanda
Tangan/Nama
Terang yang
Diserahkan

Keterangan

124

Nama pasien :

Ruangan :

Umur

No. Reg :

125

n. Format Surat Persetujuan Dilakukan Sentralisasi Obat


SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN SENTRALISASI OBAT
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

Umur

Jenis Kelamin :
Alamat

Untuk

: (
(

) Diri Sendiri

) Istri

) Suami

) Anak

) Orang tua

) Lainnya...............

Nama Pasien :
Umur

Jenis Kelamin :
Alamat

Ruang

No.reg

Menyatakan (setuju/tidak setuju*) untuk dilakukan sentralisasi obat,


setelah mendapat penjelasan tentang sentralisasi obat, yaitu pengaturan pemakaian
obat yang diatur/dikoordinasi oleh perawat sesuai ketentuan dosis yang diberikan
dokter.
Sentralisasi dengan prosedur sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pasien/keluarga mengisi surat persetujuan untuk kerja sama dalam


pengelolaan sentralisasi obat.
Setiap ada resep dari dokter diserahkan dahulu kepada perawat yang
bertugas saat itu.
Obat dari apotek diserahkan kepada perawat.
Nama obat, dosis, jumlah yang diterima akan dicatat dalam buku serah
terima dan ditandatangani oleh keluarga/pasien dan perawat yang menerima.
Obat akan disimpan di kantor perawatan.
Setiap hari perawat membagi obat sesuai dosis.
Bila pasien pulang dan obat masih ada atau belum habis sisa obat akan
diberikan pada pasien/keluarga.

Dengan demikian, menyatakan bertanggung jawab atas pernyataan yang


dibuat dan tidak akan melakukan tuntutan/gugatan di kemudian hari atas tindakan
tersebut.

126

Demikian persetujuan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk


digunakan sebagaimana mestinya.
Malang,................................200
Perawat yang menerangkan,

(..........................................)

Yang menyetujui,

(.........................................)

Saksi 1 : .....................................(..................................)
Saksi 2 : .....................................(..................................)

NB: harap diisi dengan nama jelas dan tanda tangan


* ) : Coret yang tidak perlu

127

Anda mungkin juga menyukai