MAKP Kami
MAKP Kami
Contoh MAKP
BAB 1
PENDAHULUAN
METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP)
DI RUANG PERAWATAN INTERNA WANITA RSUD Y
1.1 Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup
kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam
mencapai tujuan. Manajemen keperawatan merupakan proses bekerja melalui
anggota staf untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan keperawatan sebagai salah satu
metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga
diharapkan keduanya saling menopang.
Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh masyarakat
umum, termasuk di dalamnya keperawatan, merupakan salah satu faktor yang
harus dicermati dan diperhatikan oleh tenaga perawat, sehingga perawat
mampu berkiprah secara nyata dan diterima dalam memberikan sumbangsih
bagi kemanusiaan sesuai ilmu dan kiat serta kewenangan yang dimiliki. Salah
satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam
pelayanan keperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan dengan
harapan adanya faktor kelola yang optimal mampu meningkatkan keefektifan
pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien
terhadap pelayanan keperawatan.
Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan
kesehatan merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk
menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari, tanpa
tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang kuat,
serta peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan keperawatan profesional
hanyalah akan menjadi teori semata. Untuk itu, maka perawat perlu
1
mengupayakan
kegiatan
penyelenggaraan
Model
Metode
Asuhan
dengan baik.
5. Terpenuhinya kebutuhan dasar klien secara komprehensif.
6. Terlaksananya proses keperawatan yang sesuai dengan Standar Praktek
Keperawatan (SPK)
7. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan
lainnya.
Penerapan MAKP harus mampu memberikan asuhan keperawatan
profesional, untuk itu diperlukan penataan 3 komponen utama, yakni:
1. Ketenagaan keperawatan
2. Metode pemberian asuhan keperawatan
3. Dokumentasi keperawatan
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) dengan
model Keperawatan Tim dapat diterapkan di Ruang Perawatan Interna
Wanita RSUD Y.
2. Tujuan Khusus
a. Mengatur kebutuhan tenaga perawat.
b. Mengatur tugas dan kewenangan perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan.
c. Melakukan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
d. Melakukan sistem pendokumentasian.
e. Meningkatkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi
dan memberi kepuasan kepada anggota tim.
f. Meningkatkan komunikasi yang adekuat antar perawat dan tim
kesehatan lain.
1.3 Visi, Misi, Dan Motto
VISI
BAB 2
PENGUMPULAN DATA
2.1 Sumber Daya Manusia (M1-Man)
1) Struktur Organisasi
Ruangan interna wanita dipimpin oleh kepala ruangan dan dibantu
oleh wakil kepala ruangan dan 3 ketua tim, dan 8 perawat pelaksana, tata
Wakil Karu
Tata Usaha
Katim 1
Katim 2
Katim 3
Perawat 3
Perawat 3
Perawat 2
POS
POS
POS
CS
CS
CS
Jmlh
2
D3
Keperawatan
SPK
Mahasiswa
PSIK
7
10
Masa Kerja
5 tahun: 1 orang
3 tahun: 1 orang
< 5 tahun: 2 orang
5-10 tahun:1 orang
4 bulan: 1 orang
>25 tahun: 7 orang
1 bulan: 10 orang
Jenis
PNS
PNS
PNS
PNS
Honorer
PNS
b. Non-Keperawatan
No
Kualifikasi
1. Tata Usaha
2. Cleaning service
3. Ahli gizi
Jumlah
1 orang
3 orang
2 orang
Jenis
PNS
Honorer
PNS
4.
POS
5 orang
Bervariasi
2,89 3
297
297
Shift
Pagi
Sore
Malam
Kelas II
4 bed (2 kosong)
4 bed (2 kosong)
4 bed (2 kosong)
Kelas III
21 bed (3 kosong)
21 bed (3 kosong)
21 bed (3 kosong)
BOR
20/25x100= 80%
20/25x100= 80%
20/25x100= 80%
Hasil wawancara dengan kepala ruangan menyatakan bahwa 60% kinerja perawat
di ruangan sudah cukup baik namun 54% perawat masih berlatar pendidikan SPK.
Setelah diberikan kuesioner didapatkan data bahwa ternyata 60% perawat merasa
membutuhkan kesempatan dan beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi dan mengikuti seminar tentang pelatihan keperawatan. Kepala
ruangan juga menyatakan bahwa R.S telah memberikan kebijaksanaan kepada
perawat untuk mendapat beasiswa dan kesempatan untuk kuliah maupun seminar
pelatihan keperawatan. Namun disisi lain menurut Kepala ruangan pemerintah
telah mengeluarkan kebijakan tentang profesionalisme perawat mengingat
tuntutan masyarakat akan kesehatan semakin meningkat, masyarakat juga
membutuhkan pelayanan yang baik, dan R.S mempunyai kebijakan untuk
menerima pasien ASKESKIN dan memberi kesempatan perawat asing untuk
masuk ke R.S.
Berdasarkan hasil observasi, didapatkan data bahwa Ruangan interna
wanita dipimpin oleh kepala ruangan dan dibantu oleh wakil kepala ruangan dan 3
ketua tim, dan 8 perawat pelaksana, tata usaha bersama 5 POS atau yang
difungsikan sebagai pembantu perawat serta tiga orang yang bertugas sebagai
cleaning service. 60% pasien di ruangan interna wanita dengan tingkat
ketergantungan minimal, 25% dengan tingkat ketergantungan parsial dan 15%
dengan tingkat ketergantungan total. Jumlah tenaga lepas dinas per hari di
ruangan adalah 3 dan total jumlah perawat adalah 13 orang dengan 2orang
berpendidikan S1, 4 orang DIII dan 7 orang SPK yang dibagi menjadi 3 shift kerja
yakni, shift pagi (07.00-15.00), shift sore (15.00-23.00) dan shift malam (23.0006.30). perawat mendapatkan kesempatan untuk mengambil cuti 1x dalam
seminggu. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan, BOR pasien di ruangan
adalah 80%.
Nama Barang
Jumlah
Kondisi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Tempat Tidur
Meja Pasien
Kipas Angin
Kursi Roda
Branchart
Jam Dinding
Timbangan
Kamar Mandi
dan WC
Dapur
Wastafel
16 bed
.buah
2 buah
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
Cukup baik
Cukup baik
baik
Cukup baik
Cukup baik
Baik
Baik
Cukup baik
9.
10.
buah
buah
Ideal
Usulan
1 :1
1:1
4/ruangan
2-3/ruangan
1/ruangan
2/ruangan
1/ruangan
1/ruangan
2/ruangan
Perlu dikurangi
Perlu ditambah
Perlu ditambah
1 kamar mandi
-
Nama barang
Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
Stetoskop
Hb meter
Urometer
Lemari Es
Com stenlist
Tabung Oksigen Kecil
Senter
Bak instrumen kecil 2 sedang 1
Ember sampah pasien
Papan tulis/white board
Lemari kaca
Lemari besi
Tensimeter
Pinset anatomis
Pinset cirurgis
Gunting nekrotomi
Gunting verban
Korentang dan tempat
Bengkok steinlis
Suction
Telepon
Komputer
Alat pemadam kebakaran
Lemari obat
Lampu darurat
Spuit gliserin
Kereta obat
Standard baskom
Standard infus
Ambu bag
Kursi roda
Manometer O2 lengkap
2 buah
2 buah
2 buah
1 buah
4 buah
1 buah
2 buah
3 buah
6 buah
1 buah
2 buah
1 buah
3 buah
2 buah
2 buah
10 buah
3 buah
1 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 set
1 buah
1 buah
2 buah
1 buah
4 buah
5 buah
16 buah
1 buah
1 buah
2 buah
Kond
isi
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Ideal
Usulan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
1/ruangan
3/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
1:1
1/ruangan
1/ruangan
1/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
1/ruangan
1/ruangan
1/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
1/ruangan
2/ruangan
1:1
1/ruangan
5/ruangan
2/ruangan
dikurangi
ditambah
dikurangi
dikurangi
ditambah 22
dikurangi
dikurangi
dikurangi
dikurangi
ditambah
ditambah
ditambah 1
dikurangi
dikurangi
ditambah
-
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
Standard O2
Termometer Axila 6 digital 2
Cucing
Cucing dengan tutup
ECG
Lampu baca rongsen
Manometer Oksigen
Nebulizer
Oksimetri
Tong spatel
Torniquet
Urinal plastik pria
Klem arteri
Troli oksigen
1 buah
7 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
9 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
2 buah
1 buah
Baik
Baik
2/ruangan
5/ruangan
ditambah 1
-
3. Administrsi Penunjang
a.Buku Injeksi
b.
Buku Observasi
c.Lembar Dokumentasi
d.
10
11
memberikan jawaban yang kurang sesuai dengan metode TIM yang telah
digunakan. 6 dari 11 perawat (54,5%) mengatakan bahwa kurang
mengertahui kebutuhan perawatan keseluruhan pasien yang sedang dialami.
b. Timbang Terima
Timbang terima dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pada pergantian
shift malam ke pagi (07.00) dan pagi ke sore (14.00). Selalu diikuti oleh
semua perawat yang telah dan akan dinas, tetapi dari kuesioner yang telah
dibagikan, diperoleh data, 100% perawat menyatakan, pelaksanaan timbang
terima kadang-kadang tepat waktu dengan alasan 7 perawat (63,63%)
mengatakan anggota tim belum lengkap, 4 perawat (36,36%) mengatakan
data belum disalin. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala ruangan.
Untuk hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam timbang terima, semua
perawat dapat menyebutkan dengan benar & menyiapkan hal-hal yang akan
dibutuhkan dalam timbang terima, meliputi catatan perkembangan kondisi
pasien, buku timbang terima, dll. Sedangkan untuk hal-hal yang perlu
disampaikan selama timbang terima, dari 11 perawat, hanya 5 perawat
(45,45%) yang mencantumkan masalah keperawatan 6 perawat lainnya
(54,54%) menyatakan agar lebih efisien mereka langsung menggunakan
diagnosa dokter.Dalam setiap timbang terima selalu ada klarifikasi
langsung, tanya jawab dan validasi terhadap semua hal yang ditimbang
terimakan.
100% perawat mengetahui hal-hal prinsip tentang teknik penyampaian
timbang terima ketika di depan pasien yang meliputi: penggunaan volum
suara yang cukup sehingga tidak mengganggu pasien di sebelahnya, sesuatu
yang dianggap rahasia disampaikan dengan bahasa medis, dll. Selalu ada
interaksi dengan pasien saat timbang terima berlangsung, minimal
menanyakan apa yang dirasakan pasien saat ini, semalam bisa tidur atau
tidak, dll. Lama timbang terima bervariasi tergantung kondisi pasien,
12
mengadakan
diskusi
singkat
untuk
mengetahui
sekaligus
13
14
15
Keperawatan
yang
dilakukan
meliputi
pengkajian
16
6 perawat (54,5%)
17
18
untuk
19
BAB 3
ANALISIS SWOT
No.
ANALISIS SWOT
1. M1 (Ketenagaan)
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. 69,2% Perawat menyatakan bahwa
struktur organisasi yang ada sesuai
dengan kemampuan perawat
2.61,5%
Perawat
menyatakan
pembagian tugas sesuai dengan
struktur organisasi yang ada
3. 76,9% perawat menyatakan kepala
ruangan
sudah
optimal
dalam
melaksanakan tugas-tugas nya.
4. Jenis ketenagaan di ruangan :
S1 Kep = 2 Orang
D-III = 4 Orang
SPK
= 7 Orang
5. Adanya perawat yang mengikuti
seminar dan workshop.
6. Beban kerja perawat di ruangan tidak
terlalu tinggi.
TOTAL
BOBOT
RATING
0,2
0,4
0,1
0,2
0,1
0,2
0,3
0,9
0,13
0,36
0,17
0,51
BOBOT X RATING
S-W =
2,57-2,2=
0,37
2,57
harus 1
WEAKNESS
1.Jumlah
perawat
masih
belum
sebanding dengan jumlah pasien.
2. Sebagian perawat belum memahami
peran dan fungsinya.
3. Kurang disiplin nya pegawai.
4. Pembagian tugas masih belum jelas.
5.54%
perawat
masih
berlatar
pendidikan berlatar pendidikan SPK.
0,25
0,5
0,19
0,38
0,2
0,2
3
2
0,6
0,4
0,16
0,32
2,2
TOTAL
OPPORTUNITY
1. 60% perawat mempunyai kemauan
untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi
2. Rumah Sakit memberikan kebijakan
untuk memberi beasiswa dan pelatihan
17
0,28
0,84
0,2
0,6
O-T=
2,58-2,46
=0,12
20
0,2
0,4
0,19
0,38
0,13
0,36
2,58
TOTAL
THREATENED
1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat
untuk pelayanan yang lebih
professional.
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya
kesehatan.
3. Persaingan dengan masuknya perawat
asing.
4. Kebijakan pemerintah tentang
askeskin.
5. Rendahnya kesejahteraan perawat.
6. Adanya pertanggung jawaban
legalitas bagi pasien.
0,17
0,34
0,12
0,24
0,1
0,2
0,15
0,3
0,3
0,16
3
3
0,9
0,48
2,46
TOTAL
2.
0,5
0,15
0,3
0,6
0,1
0,1
2
2
0,2
0,2
1,15
0,4
0,8
0,3
0,6
0,3
0,6
S-W =
1,15-2 =
-0,85
21
0,5
1,5
0,5
O-T =
2,5-2 =
0,5
TOTAL
1
THREATENED
1. Adanya tuntutan yang tinggi dari
masyarakat untuk melengkapi sarana
dan prasarana.
2. Adanya kesenjangan antara jumlah
pasien dengan peralatan yang
diperlukan.
2,5
0,5
0,5
TOTAL
1
1.
M3-METHOD (MAKP)
Penerapan Model
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1.
sudah ada model asuhan
keperawatan yang digunakan yaitu
TIM.
2.
Model yang digunakan sesuai
dengan visi dan misi ruangan.
3.
Kebanyakan/hampir
semua
perawat mengerti/memahami model
yang digunakan dan menyatakan
cocok dengan model yang ada.
4.
Model yang digunakan cukup
efisien.
5.
Memiliki standart asuhan
0,3
1,2
0,2
0,6
0,14
0,48
0,10
0,20
0,14
0,24
SW=
2,96-3,1
= - 0,14
22
6.
keperawatan.
Terlaksananya komunikasi yang
cukup baik antar profesi
TOTAL
0,12
0,24
2,96
0,4
1,6
0,3
0,9
0,15
0,3
0,15
0,3
3,1
TOTAL
b. External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1.
Kepercayaan dari pasien dan
masyarakat cukup baik
2.
Adanya kerjasama dengan
institusi klinik-klinik independen
3.
Ada kebijakan pemerintah
tentang profesionalisme
0,5
1,5
0,25
0,25
0,25
0,25
TOTAL
THREATENED
1. Persaingan dengan RS lain
2. Tuntuan masyarakat akan pelayanan
yang maksimal
3. Kebebasan pres mengakibatkan
mudahnya penyebaran informasi di
dalam ruangan ke masyarakat
0,2
0,5
1
2
0,2
1,0
0,3
0,3
1
TOTAL
1,5
OT=
2 1,5 =
0,5
23
Dokumentasi Keperawatan
a. Internal Factor (IFAS)
2.
STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan prasarana
(administrasi penunjang)
2. Sudah ada sistem pendokumentasian POR
3. Dokumentasi keperawatan yang
dilakukan meliputi pengkajian
menggunakan sistem Head to Toe
dan
ROS,
serta
diagnosa
keperawatan
sampai
dengan
evaluasi dengan menggunakan
SOAP
4. Format pengkajian sudah ada dan
dapat memudahkan perawat dalam
pengkajian dan pengisiannya.
5. 8 perawat (72,7%) mengatakan
mengerti cara pengisian format
dokumentasi
yang
digunakan
dengan benar dan tepat
6. 6 perawat (54,5%) mengatakan
melakukan dokumentasi segera
setelah melakukan tindakan
7. 8 perawat (72,7%) mengatakan
format yang digunakan sangat
membantu
dalam
melakukan
pengkajian pada pasien
0,2
0,4
0,13
0,26
0,25
0,75
0,15
0,3
0,17
0,24
0,05
0,1
0,05
0,1
2,15
TOTAL
WEAKNESS
1. Sistem pendokumentasian masih
dilakukan secara manual (belum
ada komputerisasi)
2. Belum semua tindakan perawat di
dokumentasikan
3. Dokumetasi tidak segera dilakukan
setelah melakukan tindakan tetapi
kadang-kadang dilengkapi saat
pasien mau pulang atau apabila
keadaan ruang memungkinkan
4. Catatan
perkembangan
pasien
kurang berkesinambungan dan
kurang lengkap
0,15
0,45
0,15
0,3
0,15
0,15
0,2
0,4
0,1
0,3
S-W=
2,15-2,35
= -0,2
24
0,1
0,3
0,1
0,3
0,05
0,15
2,35
TOTAL
b. Eksternal Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya program pelatihan tentang
pendokumentasian keperawatan
2. Peluang
perawat
untuk
meningkatkan
pendidikan
(Pengembangan SDM)
3. Adanya mahasiswa PSIK praktik
manajemen keperawatan
4. Adanya kerjasama yang baik antara
mahasiswa dan perawat ruangan
0,3
0,9
0,3
0,6
0,2
0,6
0,2
0,6
O-T =
2,7-2=
0,7
2,7
TOTAL
TREATHENED
1. Adanya kesadaran pasien dan
keluarga akan tanggung jawab dan
tanggung gugat
2. Akreditasi rumah sakit tentang
sistem dokumentasi
0,6
1,2
0,4
0,8
TOTAL
Ronde Keperawatan
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1.
Ruangan mendukung adanya
kegiatan ronde keperawatan
2.
Adanya kemauan perawat untuk
berubah
3.
Adanya kasus yang memerlukan
0,18
0,36
0,18
0,36
0,4
1,2
S-W=
2,16-2,45
= -0,29
25
0,24
0,24
2,16
TOTAL
WEAKNES
1.
Ronde keperawatan adalah
kegiatan
yang
belum
dapat
dilaksanakan secara optimal di
ruang interna wanita
2.
Tim yang dibentuk cukup
mampu dalam pelaksanaan ronde
dan penyelesaian tugas
3.
Jumlah perawat yang tidak
seimbang dengan njumlah perawat
0,45
1,35
0,26
0,52
0,29
0,58
2,45
TOTAL
b. External Factor (EFAS)
OPPORTUNITY
1.
Adanya pelatihan dan diskusi
tentang masalah yang terjadi di
ruang interna wanita
2.
Adanya kesempatan dari kepala
ruang dan perawat ruangan untuk
mengadakan ronde keperawatan
0,62
1,86
0,38
0,76
2.62
TOTAL
TREATENED
1.
Adanya tuntutan yang lebih
tinggi dari pasien dan keluarga
pasien
untuk
mendapatkan
pelayanan yang lebih professional
2.
Persaingan antar ruang interna
yang
semakin
kuat
dalam
pemberian pelayanan
0,82
2,46
0,18
0,36
1
TOTAL
Sentralisasi Obat
a. Internal Factor (IFAS)
2,82
O-T=
2,62-2,82
= -0,2
26
STRENGTH
1.
Semua perawat mengemukakan
jawaban mengerti tentang sentralisasi
obat.
2.
Di ruangan tersebut ada
sentralisasi obat. ini bisa dilihat
adanya ruangan khusus obat.
3.
Sebagian besar perawat pernah
berwenag mengurusi sentralisasi obat
0,3
0,9
0,5
2,0
0,2
0,4
SW=
3,3 2,9
= 0,4
3,3
TOTAL
4.
WEAKNESS
1.
Pelaksanaan sentralisasi obat
belum optimal
2.
Selama ini format yang ada
masih obat oral dan injeksi. dan
yang lain tercampur pada salah satu
dari keduanya.
3.
Selama ini belum ada format
persetujuan sentralisai obat untuk
pasien.
4.
Alat-alat kesehatan hanya
sebagian ada dengan jumlah
terbatas.
5.
Teknik sentralisasi obat belum
jelas
0,3
0,9
0,1
0,2
0,2
0,6
0,2
0,6
0,2
0,6
2,9
TOTAL
0,4
0,8
0,6
1,8
3,6
0,5
2,0
0,5
1,0
3,0
OT=
3,6 - 3,0
= 0,6
27
Supervisi
a.
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1.
RSUD Y merupakan RS
Pendidikan tipe B yang menjadi RS
rujukan bagi wilayah setempat.
2.
Ruang Interna Wanita
merupakan
ruangan
yang
memerlukan perhatian ekstra dari
petugas kesehatan
3.
Adanya
kemauan
perawat untuk berubah.
4.
Kepala ruang Interna
Wanita
dan
kepala
ruangan
mendukung kegiatan supervisi demi
peningkatan mutu pelayanan mutu
pelayanan keperawatan.
0,15
0,45
0,15
0,45
0,4
0,8
0,3
0,6
S-W=
2,3-2,7=
-0,4
2,3
0,3
0,9
0,4
1,2
0,3
0,6
TOTAL
5.
WEAKNESS
1.
Belum ada uraian yang jelas
tentang supervisi.
2.
Belum mempunyai format yang
baku dalam pelaksanaan supervisi
3.
Kurangnya program pelatihan
dan sosialisasi tentang supervisi.
2,7
TOTAL
b.
0,5
0,3
0,9
OPPORTUNITY
1.
Adanya mahasiwa PSIK yang
praktek manajemen keperawatan.
2.
Adanya
jadwal
supervisi
keperawatan oleh pengawas perawat
setiap bulan.
3.
Terbuka kesempatan untuk
melanjutkan
pendidikan
atau
magang.
0,2
1
1
TOTAL
0,2
3,1
3
O-T=
3,1-3=
0,1
28
TREATHENED
1. Tuntutan pasien sebagai konsumen
untuk mendapatkan pelayanan yang
profesional dan bermutu sesuai
dengan peningkatan biaya
perawatan.
TOTAL
6.
Timbang Terima
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1.
Timbang terima merupakan
kegiatan rutin, yaitu dilaksanakan
dua kali dalam sehari
2.
Diikuti oleh semua perawat
yang telah dan akan dinas
3.
Timbang terima dipimpin
oleh kepala ruangan
4.
Ada klarifikasi, tanya
jawab, dan validasi terhadap semua
yang ditimbang terimakan
5.
Semua perawat tau hal-hal
yang perlu dipersiapkan dalam
timbang terima
6.
Selalu ada interaksi dengan
pasien selama timbang terima
7.
Semua perawat mengetahui
prinsip-prinsip tentang teknik
penyampaian timbang terima di
depan pasien
8.
Ada buku khusus untuk
pelaporan timbang terima
9.
Setelah dilaporkan, laporan
ditandatangani
oleh
yang
bersangkutan
10.
Kepala
Ruangan
mengevaluasi kesiapan perawat
yang akan dinas
TOTAL
WEAKNESS
1.
Perawat kurang disiplin waktu
timbang terima
2.
Masalah keperawatan lebih
0,05
0,15
0,2
0,8
0,05
0,15
0,15
0,6
0,1
0,2
0,1
0,2
0,1
0,2
0,05
0,15
0,1
0,3
0,1
0,3
0,3
0,9
0,15
0,45
0,2
0,4
S-W=
3-2,3=
0,7
29
0,15
0,15
0,2
0,4
3.
2,30
0,3
0,9
0,3
0,9
0,4
1,2
O-T=
3-2,5=
0,5
0,5
0,15
0,5
TOTAL
THREATENED
1.
Adanya tuntutan yang lebih
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional
2.
Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan
keperawatan
TOTAL
Discharge Planning
a. Internal Factor (IFAS)
STRENGTH
1. Adanya kemauan untuk memberikan
pendidikan kesehatan (Discharge
Planning) kepada pasien dan
keluarga pasien.
2. Memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien dan keluarga saat
2,5
0,3
0,9
0.2
0,6
0.15
0,3
0.15
0,3
S-W=
2,5-2,6
= -0,1
30
akan pulang.
3. Perawat menggunakan bahasa
Indonesia saat melakukan Discharge
Planning.
4. Adanya pembagian tugas secara
lisan tentang pelaksanaan Discharge
Planning.
5. Adanya pemahaman tentang
Discharge Planning oleh perawat.
0,4
2,5
0,2
0,4
0,2
0,6
0,3
1,2
0,1
0,2
0,2
0,2
2,6
0,3
0,9
0,3
0,9
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa PSIK yang
melakukan praktik
2. Adanya kerjasama yang baik antara
mahasiswa dengan perawat klinik.
3. Kemauan pasien/keluarga terhadap
anjuran perawat.
0,4
1,2
TOTAL
7.
0.2
WEAKNESS
1. Pelaksanaan Discharge Planning
belum optimal.
2. Tidak tersedianya brosur/leaflet
untuk pasien saat melakukan
Discharge Planning.
3. Tidak tersedianya anggaran untuk
Discharge Planning.
4. Pemberian pendidikan kesehatan
dilakukan secara lisan pada setiap
pasien/keluarga.
5. Belm optimalnya pendokumentasian
Discharge Planning.
TOTAL
0,3
0,3
0,4
1,6
0,3
0,9
3,4
TOTAL
TREATHENED
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional.
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan pentingnya
kesehatan.
3. Persaingan antar ruang yang
O-T=
3-3,4=
-0,4
31
semakin ketat.
TOTAL
32
BAB 4
PERENCANAAN
4.1 Diagram Layang
bv
KETERANGAN :
M1 : Ketenagakerjaan
M2 : Sarana dan Prasarana
M3 : Metode-Penerapan Model
DK : Metode-Dokumentasi
RK : Metode-Ronde Keperawatan
SO : Metode-Sentralisasi Obat
SV : Metode-Supervisi
TT : Metode-Timbang Terima
DP : Metode-Discharge Planning
29
33
4.2.3 M3 (Metode)
a. Penerapan Model
1. Kurangnya kemampuan perawat dalam pelaksanaan model yang telah ada.
2. Hanya sedikit perawat yang mengetahui kebutuhan perawtan pasien secara
komperehensif.
3. Job yang kadang-kadang tidak sesuai dengan lulusan akademik yang
berbeda tingkatannya (kurang jelas).
4. Kurangnya jumlah tenaga yang membantu optimalisasi penerapan model
yang digunakan.
b. Dokumentasi Keperawatan
1. Sistem pendokumentasian masih dilakukan secara manual (belum ada
komputerisasi).
2. Belum semua tindakan perawat di dokumentasikan.
3. Dokumetasi tidak segera dilakukan setelah melakukan tindakan tetapi
kadang-kadang dilengkapi saat pasien mau pulang atau apabila keadaan
ruang memungkinkan.
34
35
36
dan
pengaplikasian
perawat
tentang
format
37
38
No
Masalah
1.
M1
(Ketenagakerjaan
)
1. Jumlah perawat
masih belum
sebanding
dengan jumlah
pasien,
sebab .........
Tujuan
1. Jumlah perawat
sebanding
dengan jumlah
pasien.
Kegiatan
Indikator keberhasilan
Waktu
PJ
39
2. Kurang
disiplinnya
perawat ruangan.
3. Rendahnya
kesehjahteraan
perawat
2. Perawat
menjadi disiplin
atau
meningkatkan
kedisiplinannya
3. Kebutuhan
perawat
terpenuhi
dengan baik.
Minggu I
Keterangan jam
kerja:
2.a. Perawat tiba di
Shift Pagi =06.30
ruangan tepat waktu
sesuai shift.
Shift Siang =15.00
b. Kinerja perawat baik
dan memuaskan
Shift Malam =23.00
(pasien menyatakan
puas) akan
pelayanan yang
diberikan.
40
meningkatkan intensif
perawat atau tunjangan
pokok perawat.
b. Kepala ruangan
memberikan kesempatan
pada perawat untuk
melakukan usaha informal
legal di ruangan misal :
- Bersama-sama menjual
minuman botol.
- Menjual snack atau air
mineral tanpa
mengganggu kinerja
perawat ruangan dalam
melayani pasien.
2.
dengan baik.
M2
(Sarana &
Prasarana)
1. Sarana dan
prasarana yang
dimiliki ruangan
belum terpakai
secara optimal.
1.
Sarana dan
prasarana
ruangan dapat
dimanfaatkan
seoptimal
mungkin.
1. Mensosialisasikan kepada
1.a Nurse Station
semua perawat tentang
digunakan sebagai
ruangan dan alat-alat yang
ruang pertemuan
masih belum difungsikan
perawat, tidak
dengan memberikan data
digunakan untuk
tentang ruangan dan alat-alat
mengobrol dan
yang belum digunakan
menggosip.
secara optimal
b.
Semua peralatan
Minggu ke-2
41
perawatan dapat
digunakan dengan
baik.
2. Jumlah peralatan
tidak sesuai
dengan rasio
pasien.
3.
3.1
2.
Jumlah
peralatan
tercukupi
1.
Meningkat
kan
kemampuan
perawat sesuai
dengan model
yang
digunakan.
M3 (Metode)
Penerapan Model
1. Kurangnya
kemampuan
perawat dalam
pelaksanaan
model MAKP
yang telah ada.
2. Hanya sedikit
perawat yang
1.
2.
Perawat
menggunakan asuhan
keperawatan TIM
yang telah dipakai
ruangan dengan benar
hal ini diobservasi
dari pernyataan dan
tindakan perawat akan
kemampuannya
Perawat
b. Diskusi tiap
minggu hari ke- 3
c. Minggu I
42
mengetahui
2.
Semua
kebutuhan
perawat
perawatan
mengetahui
pasien secara
kebutuhan
komperehensif.
perawatan
yang pasien
butuhkan
secara holistic
3. Job yang
kadang-kadang
tidak sesuai
dengan lulusan
akademik yang
berbeda
tingkatannya
(kurang jelas).
4. Kurangnya
jumlah tenaga
yang
membantu
optimalisasi
memahami kebutuhan
holistic pasien dan
perntaan yang
dikemukaan dari
pasien tentang
kepuasannya
3.
Kejelasan
job/tugas yang
akan
dilaksanakan
setiap perawat
dengan jenjang
berbeda.
Membentuk rincian
dan pembagian kerja
antara masing-masing
perawat dan
disosialisasikan
Minggu ke-2
4.
4.
Adanya
Adanya kejelasan
tugas masing-masing
perawat
2 Hari setelah
laporan hasil MAKP
dari mahasiswa PSIK
telah dipersentasikan
Adanya tambahan
tenaga keperawatan
43
penerapan
model yang
digunakan.
tambahan
tenaga
keperawatan
maupu POS
ketenagakerjaan
3.2 Dokumentasi
Keperawatan
1.
Pemahaman
1.
Semua
1.a. Terus dilakukan sosialisasi 1.a. Format pendokudan
perawat
format dan latihan-latihan
mentasian
pengaplikasian
mengerti dan
pendokumentasian yang
keperawatan terisi
perawat tentang
bisa
benar dan tepat terhadap
dengan baik dan benar
format
mengaplikasik
semua perawat
oleh semua perawat
pendokumentasi
an format
b. Kepala ruangan
ruangan
an kurang benar
pendokumemberikan motivasi dan b. Meningkatnya
dan kurang
mentasian
dukungan kepada semua
keinginan perawat
tepat.
keperawatan
perawat agar mampu
untuk terus belajar dan
dengan benar
melakukan dokumentasi
melakukan
dan tepat
keperawatan dengan benar
pendokumentasian
keperawatan yang
benar dan tepat
2.a. Kepala ruangan
2.
Meningkat
melakukan supervisi dan
2.
Kurang
kan
menganalisa terhadap hasil 2.a. Penilaian
disiplinnya
kedisiplinan
pendoku-mentasian asuhan
pendokumentasian
perawat dalam
perawat dalam
keperawatan yang
keperawatan
melakukan
melakukan
dilakukan oleh perawat
didasarkan pada
dokumentasi
pendokumenta
setiap dilakukan timbang
masalah keperawatan
44
yang
komprehensif
sian
keperawatan
secara
komprehensif
1. Ronde keperawatan
1. a. Pasien menyatakan
baiknya dilaksanakan
kepuasannya dengan
secara rutin dan telah
pelayanan yang telah
ditetapkan jadwal tertentu
diberikan oleh
agar ronde lebih terjadwal
perawat dan dalam
dan masalah yang terjadi
hal mengatasi
di ruangan dapat lebih
masalah keperawatan
cepat teratasi, misalnya 2x
yang dialami pasien
dalam sebulan dan
b. Ronde
dilaksanakan minimal 30
keperawatan dapat
Setiap saat
(insidental)
45
oleh kepala
ruangan.
2. Tim yang
dibentuk hanya
cukup mampu
membantu
dalam
pelaksanaan
ronde
keperawatan
dan
penyelesaian
tugas yang
berkaitan
dengan masalah
yang dibahas
dalam ronde
keperawatan.
3. Pelatihan dan
diskusi yang
berkaitan
terlaksana sesuai
dengan jadwal yang
telah ditetapkan dan
dipimpin oleh kepala
ruangan.
Minggu II dan
dilaksanakan selama
30-60 menit.
46
dengan masalah
yang terjadi di
ruangan telah
dilaksanakan
tetapi hanya
diikuti oleh
sebagian dari
perawat (sekitar
54,5%).
3.4 Sentralisasi Obat
1. Pelaksanaan
sentralisasi obat
belum optimal
2. Selama ini
belum ada
format
persetujuan
sentralisai obat
untuk pasien.
3. Alat-alat
diskusi dapat
terlaksana
dengan baik,
terjadwal dan
semua perawat
diharapkan
turut serta
dalam
pelatihan dan
diskusi.
1. Optimalnya
pelaksanaan
sentralisasi
obat
2. Adanya
format
persetujuan
sentralisasi
obat bagi
pasien
sehingga perawat
mengerti dan mampu
mengatasi masalah
keperawatan yang
terjadi
3. Adanya alat-alat
Tanggal 10 April
2008
Tanggal 10 April
2008
47
kesehatan
hanya sebagian
ada dengan
jumlah terbatas.
4. Teknik
sentralisasi obat
belum jelas
3.5 Supervisi
1. Supervisi sudah
berjalan namun
belum optimal,
belum ada
uraian yang
jelas mengenai
supervisi.
3. Alat-alat
kesehatan
tercukupi
4. Teknik
sentralisai
obat jelas.
1. Terciptanya
program kerja
dan uraian
yang jelas
sesuai standar
yang telah
ditetapkan
penunjang kesehatan
pasien
b. Lobi kepada pimpinan
tentang penambahan alatalat kesehatan
4. Membuat rincian teknis
sentralisasi obat.
4. Adanya lampiran
teknis sentralisasi
obat
a. Supervisor menetapkan
1. Adanya uraian,
kegiatan yang akan
program kerja, dan
disupervisi dan
tujuan tentag
menetapkan tujuan yang
kegiatan supervisi
jelas untuk setiap
yang baku di
supervisi.
ruangan.
b. Supervisor menetapkan
2. Kegiatan supervisi
uraian yang jelas tentang
menjadi kegiatan
proses supervisi kepada
pokok dan rutin
seluruh perawat mulai dari
dilakukan di ruangan.
persiapan hingga
3. Seluruh staf
pembinaan (3F).
keperawatan telah
c. Memasukkan kegiatan
medapatkan pelatihan
supervisi dalam rencana
dan sosialisasi
kegiatan bulanan di
tentang supervisi
Tergantung kebijakan
institusi
Minggu ke I dan II
selama mahasiswa
PSIK praktek
manajemen kep.
Indah S.Kep.
48
d.
2. Supervisi di
ruangan belum
mempunyai
format yang
baku.
ruangan tersebut.
Mengadakan kegiatan
pelatihan dan sosialisasi
tentang supervisi kepada
seluruh perawat agar
memahami tentang
supervisi.
2. Tersedianya
a. Mensosialisasikan kepada
format
kepala ruangan dan
supervisi yang
seluruh staf keperawatan
baku di
tentang perlunya format
ruangan sesuai
baku supervisi untuk
standar
setiap tindakan
keperawatan
keperawatan sesuai
untuk setiap
standar keperawatan.
tindakan.
b. Membuat usulan format
supervisi yang baku untuk
setiap tindakan
keperawatn di ruangan
sesuai dengan standar
keperawatan.
c. Memberikan contoh
penerapan format baku
untuk supervisi kepada
perawat di ruangan.
Minggu I selama
mahasiswa PSIK
praktek manajemen.
Perawat dapat
Minggu ke 1
Diana Aulia,
49
disiplin
2. Masalah
keperawatan
lebih fokus
pada diagnosa
medis
3. Data hanya
ditulis di
secarik kertas
sehingga
kadang hilang
saat akan
dilaporkan
menggunakan
waktu seefektif
mungkin
Perawat lebih
mengutamakan
pemenuhan
kebutuhan dasar
pasien
Perawat dapat
meminimalkan
hilangnya data
Perawat lebih
mudah
15 menit sebelum
timbang terima
dilaksanakan
b. Pelanggaran
maksimal 1 kali
dalam 1 minggu
S.Kep
Setiap timbang
terima
Perawat mencantumkan
masalah keperawatan
dalam setiap laporannya
Perawat langsung
menulis data pada buku
timbang terima
Setiap timbang
terima
50
4. Perawat
kesulitan
mendokumentas
ikan timbang
terima karena
form nya
kurang
sistematis
5. Dokumentasi
timbang terima
masih terbatas
sehingga
penyusunan
rencana
tindakan belum
spesifik
3.7 Discharge
Planning
Discharge planning
belum terlaksana
sesuai dengan
mendokumentasik
an laporan
timbang terima
Perawat dapat
menyusun rencana
tindakan dengan
spesifik
Terlaksananya
1. Membuat perencanaan
1. Perawat melakukan
discharge planning
tentang discharge planning
discharge planning
sesuai dengan
yang sesuai dengan standar.
sesuai dengan
standard an
2. Membuat jadwal untuk
perencanaan
Setiap timbang
terima
Setiap timbang
terima
Sesuai dengan
respond an kondisi
pasien saat itu.
Fitria S.Kep.
51
meningkatkan
kemampuan
perawat dalam
memberikan
pendidikan
kesehatan
(discharge
planning) saat
pasien akan
pulang.
melakukan discharge
melaksanakan
planning yang dilakukan
discharge planning
oleh perawat.
sesuai standar.
3. Membuat brosur atau
2. Pasien dan keluarga
leaflet tentang pengertian
pasien mengerti dan
penyakit, pencegahan,
memahami penjelasan
perawatan, nutrisi, aktivitas
tentang penyakitnya,
dan istirahat.
pencegahan,
4. Membuat rencana anggaran
perawatan, nutrisi,
dana yang disediakan untuk
aktivitas
mendukung pelaksanaan
maupunistirahatnya
discharge planning seperti
sesuai dengan brosur
untuk membuat pster dan
yang sudah diberikan.
leaflet.
3. Adanya brosur dan
5. Mendokumentasikan
leaflet tentang
pelaksaan discharge
penyakit yang di derita
planning
oleh masing-masing
pasien.
4. Tercatatnya semua
kegiatan discharge
planning yang sudah
dilakukan oleh para
perawat.
52
Wakil Karu
Tata Usaha
Katim 1
Katim 2
Katim 3
Perawat 3
Perawat 3
Perawat 2
POS
POS
POS
CS
CS
CS
53
b.
c.
d.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
3. Pengarahan
1)
2)
3)
Memberi
motivasi
dalam
peningkatan
pengetahuan,
54
4)
5)
6)
7)
4. Pengawasan.
1)
Melalui komunikasi
Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun
pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien.
2)
Melalui supervisi
a. Pengawasan langsung
dilakukan
dengan cara
inspeksi,
2.
Membuat
penugasan
yang
harus
55
3.
Mengenal
atau
mengetahui
kondisi
5.
2.
3.
Memberikan
laporan
asuhan
56
57
Minggu I
Minggu II
Kepala Ruangan
Minggu IV
Minggu V
Fitri, S.Kp
Indah, S.Kp
Indah, S.Kp
Muflih, S.Kp
Muflih, S.Kp
Sitha, S.Kp
Sitha, S.Kp
Riva, S.Kp
Riva, S.Kp
Dinna, S.Kp
Dinna, S.Kp
Diana, S.Kp
Diana, S.Kp
Fitand, S.Kp
Fitand, S.Kp
Venny, S.Kp
Venny, S.Kp
Tri, S.Kp
Tri, S.Kp
Fitri, S.Kp
Dinna, S.Kp
Diana, S.Kp
Sitha, S.Kp
Riva, S.Kp
Indah, S.Kp
Muflih, S.Kp
Muflih, S.Kp
Sitha, S.Kp
Riva, S.Kp
Dinna, S.Kp
Malang, ,.200..
Mengetahui,
Atas Nama Kepala Bidang Keperawatan
..
Kepala Ruangan
Minggu III
58
59
4.9 Ganchart
GannChart
Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
Manajemen Keperawatan
Program Studi Ilmu Keperawatan Widyagama Husada
Bulan April Mei 2013
No. nnnnnnKegiatannnnnnn
M1 KETENAGAAN
1.
2.
Mengatur dan
menjadwalkan perawat
yang akan mengambil
cuti kecuali pada perawat
yang punya urusan
mendadak, sehingga
tenaga yang ada di
ruangan mencukupi.
Memotivasi perawat
untuk meningkatkan
kinerjanya dan
Minggu 1 (April)
Minggu 2 (April)
Minggu 3 (April)
Mingg
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3 4 5 6 7
60
memberikan penghargaan
bagi perawat yang
kompeten yang dilakukan
oleh kepala ruangan.
M2 SARANA DAN
PRASARANA
3.
4.
Mensosialisasikan kepada
semua perawat tentang
ruangan dan alat-alat
yang masih belum
difungsikan dengan
secara optimal
Membuat rencana
anggaran dana untuk
menambah atau
memperbaiki sarana dan
prasarana.
M3 Metode
Penerapan model
5.
Mendelegasikan perawat
ruangan ke pelatihan
maupun jenjang
pendidikan yang lebih
61
tinggi
6.
Mensosialisasikan model
KDM yang saat ini
digunakan di ruangan
kepada semua perawat.
Dokumentasi
Keperawatan
7.
Melakukan sosialisasi
format dan latihan-latihan
pendokumentasian yang
benar dan tepat kepada
semua perawat
8.
Kepala ruangan
melakukan supervisi dan
menganalisa hasil
pendokumentasian asuhan
keperawatan yang
dilakukan oleh perawat
serta memberikan
masukan yang positif
pada perawat.
62
Ronde Keperawatan
9.
Melaksanakan ronde
keperawatan secara rutin
dengan jadwal yang
teratur.
10.
Melaksanakan Pelatihan
dan diskusi yang
berkaitan dengan masalah
yang terjadi di ruangan
Sentralisasi Obat
11.
Mengontrol terlaksananya
sentralisasi obat dan
memberikan pemahaman
pentingnya sentralisasi
obat oleh semua perawat
12.
Mengadakan inventarisasi
keperluan penunjang
sentralisasi obat termasuk
format persetujuan dan
pelatihan kemampuan
komunikasi kepada pasien
dalam penyampain
63
persetujuan sentralisasi
obat
13.
14.
Supervisor menetapkan
kegiatan, tujuan, dan
uraian yang jelas pada
tindakan yang akan
disupervisi.
15.
Mensosialisasikan dan
membuat usulan format
supervisi yang baku untuk
setiap tindakan
keperawatn di ruangan
sesuai dengan standar
keperawatan.
Timbang Terima
16.
64
18.
Mendokumentasikan data
langsung ditulis dalam
buku timbang terima.
Discharge Planning
19.
Membuat perencanaan
dan jadwal tentang
discharge planning yang
sesuai dengan standar.
65
20.
21.
Mendokumentasikan
pelaksaan discharge
planning.
Kepala ruangan
Sekretaris,
...........................
............................
Mengetahui,
Pembimbing
..........................................
66
4.10 APLIKASI METODE BSC DI RUANG INTERNA WANITA RSUD Y
4.10.1 IDENTIFIKASI MASALAH
NO. MASALAH
1.
Finansial
1. Efisiensi biaya belum optimal.
2.
3.
4.
PENYEBAB
1. RAA yang belum sesuai dengan
kebutuhan.
2. Produk pelayanan yang dihasilkan
kurang memuaskan.
1. Sarana dan prasarana rumah sakit
kurang memadai.
2. Sumber daya manusia yang masih
rendah disebabkan pengetahuan
perawat masalah pendidikan
kesehatan masih rendah.
3. Belum adanya protap yang jelas.
1. UP belum optimal.
2. Protap belum jelas
3. Belum ada model askep yang sesuai.
1. Keterbatasan lulusan S1
Keperawatan.
2. Soft skill perawat yang masih
rendah.
3. Keterbatasan tempat dan biaya
operasional.
67
4.10.2 PERENCANAAN
APLIKASI PERENCANAAN KEPERAWATAN BERDASAR METODE BSC
DI RUANG INTERNA WANITA
RUMAH SAKIT Y
Ruang Interna RS Y
KEUANGAN
PELANGGAN
PROSES BISNIS
Peningkatan
profitabilitas
Peningkatan
efisiensi biaya
Mampu menciptakan
kepuasan terhadap
harapan pelanggan
Menciptakan
pelanggan yang
loyal terhadap RS
Pengembangan SI
yang mendukung
proses pelayanan
Adanya protap UP
pada setiap
tindakan invasive
keperawatan
Tercapainya
standard
pelayanan prima
Inovasi produk dan
layanan
PELANGGAN
PROSES BISNIS
KEUANGAN
SDM
Memberikan
kesempatan belajar
bagi perawat ke
tingkat lebih tinggi
Peningkatan
produktivitas
pegawai
Mengikutsertakan
perawat dalam
berbagai seminar
dan pelatihan
SDM
TARGET
TARGET
TARGET
TARGET
Efisiensi biaya 95 %
Alokasi anggaran
dana digunakan
sesuai dengan
kebutuhan
ruangan secara
efisien
Peningkatan
pendapatan
ruangan
Penguasaan standard
ASKEP 100 %
Keluhan pasien
(secara langsung,
surat kaleng,
dll)minimal
Tersedianya info
kebutuhan &
harapan pelanggan
dan up date setiap
6 bulan
Penguasaan askep
Kelengkapan dok askep
100 %
Respon time perawat < 5
mnt
Inovasi layanan setiap 6
bl
Perawat melakukan
pelayanan sesuai
protap dan system
prosedur
PROGRAM
PROGRAM
PROGRAM
PROGRAM
Pengadaan usaha
kecil (penjualan
soft drink, alat
keperluan pribadi,
pulsa, dll)
Penyusunan
rencana anggaran
dana yang akurat
Efisiensi pengunaan
alat (dressing kit)
Survey kepuasan
pelanggan
terhadap kinerja
perawat
Adanya protap yang
jelas dan
dilaksanakan
dengan baik
Melengkapi saran
dan prasarana
Penyusunan dan
penerapan protap
surveillance infeksi
nosokomial
Rekayasa produk
pelayanan
Bedside teaching
Ronde keperawatan
Evaluasi Sistem
Informasi
Penyusunan struktur
organisasi dan job
deskripsi perawat
ruangan Interna
Wanita
Peningkatan pelatihan
dan seminar untuk
meningkatkan
kinerja perawat
Penyusunan
kebutuhan
pendidikan dan
pelatihan bagi
tenaga keperawatan
Penyediaan informasi
adanya beasiswa
pendidikan bagi
perawat
Mengikutsertakan
perawat dalam
berbagai pelatihan
dan seminar
68
4.10.3 IMPLEMENTASI
No
Kegiatan
1
Persiapan
Presentasi Konsep
BSC 2006 dan
Diskusi dengan
kepala ruangan untuk
membahas isu
strategis
3. Diskusi dengan
kepala ruangan
untuk melakukan
pembobotan setiap
perspektif BSC pada
setiap unit
4. Diskusi dengan
kepala ruangan
untuk menentukan
indikator
keberhasilan
5. Pengenalan konsep
6. Pelaksanaan bagian
sebagai Pilot Project
BSC 2008
7. Presentasi Hasil uji
coba Pilot Project
8. Penentuan Sasaran
Stratejik, Ukuran,
Target dan Sumber
Data pengukuran
setiap unit
9. Identifikasi
Hubungan Antar
sasaran Stratejik
10. Penentuan Bobot dan
Skor setiap
pencapaian target
11. Penyusunan Kartu
Program
12. Rapat Kerja
Waktu
20-25 Maret
2008
Pelaksanaan
Tim
Keterangan
-
2.
Maret 2008
Maret 2008
Maret 2008
Maret April
2008
April 2008
April 2008
April 2008
April 2008
69
No
Perspektif
1.
Finance
Strategic
Outcomes
Peningkatan
profitabilitas
dan
peningkatan
efisiensi
biaya
Sasaran Strategi
(indikator)
Peningkatan
profitabilitas.
Peningkatan
efisiensi biaya
2.
Customer
Memi
liki citra
positif di
mata
pelanggan
Mampu
menciptakan
kepuasan
terhadap harapan
pelanggan
Menciptaka
n pelanggan
yang loyal
terhadap RS
Guidance Strategic
Actions
Pencapaian target
profitabilitas dan
efisiensi biaya RS
melalui
profitabilitas dan
efisiensi biaya unit
serta pasien yang
dicapai dengan:
Pengadaan
usaha kecil
(penjualan soft
drink, alat
keperluan
pribadi, pulsa,
dll)
Penyusunan
rencana anggaran
dana yang akurat
Efisiensi
pengunaan alat
(dressing kit)
Corporate
Target
Tercapainya
target
profitabilitas
ruang Interna
Wanita yang
ditandai
dengan:
Peningkatan
pendapatan
ruangan
Meningkatkan
jumlah pelanggan
baru dan
mempertahankan
pelanggan yang ada
melalui:
Survey
kepuasan
pelanggan
Terwujudnya
citra positif
dimata
pelanggan,
ditandai
dengan:
Pengua
saan
standard
Tercapainya
target efisiensi
biaya ruang
Interna Wanita
yang ditandai
dengan:
Efisien
si biaya 95
%
Alokas
i anggaran
dana
digunakan
sesuai
dengan
kebutuhan
ruangan
secara
efisien
70
Pengemban
gan SI yang
mendukung
proses pelayanan
terhadap kinerja
perawat serta
penanganan
keluhan secara
menyeluruh
Adanya
protap yang jelas
dan dilaksanakan
dengan baik
Melengkapi
saran dan
prasarana
Mengikutse
rtakan perawat
dalam berbagai
pelatihan dan
seminar
ASKEP 100
%
Keluha
n pasien
(secara
langsung,
surat
kaleng,
dll)minimal
Tersedi
anya info
kebutuhan
& harapan
pelanggan
dan up date
setiap 6
bulan
3.
Bisnis
Internal
Menjadi
ruang rawat
inap yang
berfokus
kepada
pelanggan
Adanya
protap UP pada
setiap tindakan
invasive
keperawatan
Tercapainy
a standard
pelayanan
prima
Inovasi
produk dan
layanan
Menciptakan ruang
rawat yang
berfokus pada
pelanggan melalui :
Penyusunan
dan penerapan
protap
surveillance
infeksi
nosokomial
Rekayasa
produk pelayanan
Bedside
teaching
Ronde
keperawatan
Evaluasi
Sistem Informasi
Penyusunan
struktur
organisasi dan
job deskripsi
perawat ruangan
Interna
Terciptanya
ruang rawat
inap yang
berfokus pada
pelanggan
yang di tandai
dengan:
Pengua
saan askep
Keleng
kapan dok
askep 100 %
Respon
time perawat
< 5 mnt
Inovasi
layanan
setiap 6 bl
Perawa
t melakukan
pelayanan
sesuai protap
dan system
prosedur
4.
Learning
and
Peningkatan
kualitas
Meningkatkan
kualitas tenaga
Adanya
peningkatan
Memberika
n kesempatan
71
Growth
tenaga
keperawatan
di mata
pelanggan.
belajar bagi
perawat ke
tingkat lebih
tinggi
Mengikutse
rtakan perawat
dalam seminarseminar
kepribadian
keperawatan di
ruang Interna
Wanita melalui:
Peningkatan
pelatihan dan
seminar untuk
meningkatkan
kinerja perawat
Penyusunan
kebutuhan
pendidikan dan
pelatihan bagi
tenaga
keperawatan
Penyediaan
informasi adanya
beasiswa
pendidikan bagi
perawat
kualitas tenaga
keperawatan
yang ditandai
dengan:
Penilai
an SDM
tahun 2008:
75 % baik,
dan
meningkat 5
% setiap
tahun
Penyus
unan
kebutuhan
pendidikan
dan
pelatihan
profesi bagi
tenaga
keperawatan
Pening
katan
kualitas
pelayanan
yang
diberikan
oleh perawat
4.10.4 EVALUASI
Rekomendasi atau usulan evaluasi dari masalah di atas dapat menggunakan:
1. BOR
2. ALOS (Average Lay Of Stay)
3. TOI
4. Angka kematian > 72 jam
5. Angka infeksi nosokomial
6. Jumlah kasus kesalahan prosedur perawatan
7. Jumlah complain yang berulang
72
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Semakin meningkatnya pengetahuan dan tuntutan pengembangan pelayanan
kesehatan oleh masyarakat umum, termasuk di dalamnya keperawatan, merupakan
salah satu faktor yang harus dicermati dan diperhatikan oleh tenaga perawat.
Sehingga perawat perlu mengembangkan kemampuan dan pengetahuan di bidangnya
dimana akan berdampak pada peningkatan pelayanan yang akan dirasakan oleh
masyarakat juga. Sedangkan saat ini, untuk meningkatkan pelayanan keperawatan
tidak hanya dengan penambahan jumlah tenaga perawat, namun salah satu strategi
untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan
adalah melakukan manajemen keperawatan dengan harapan adanya faktor kelola
yang optimal mampu meningkatkan keefektifan pembagian pelayanan keperawatan
sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan
5.2 Saran
Dalam
melakukan
pengkajian
manjemen
keperawatan
hendaknya
65
73
LAMPIRAN 1: STRUKTUR ORGANISASI
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Bendahara
Seksi Perlengkapan
Seksi Humas
74
Tabel 1 Diagram Batang Jenis Kasus di Ruang Perawatan Interna Wanita RSUD Y
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
DM +
Ganggren
DM
GGK
SLE
Hepatitis
75
U
LAMPIRAN 3:
DENAH RUANG PERAWATAN INTERNA WANITA
RSUD Y
Keterangan :
76
Inisial Perawat
Masa kerja
Pendidikan
1.
Perawat A
5 Tahun
S1 Kep
PK MRS, Renpra
2.
Perawat B
3 Tahun
S1 Kep
3.
Perawat C
4 Tahun
DIII Kep
4.
Perawat D
4 Tahun
DIII Kep
5.
Perawat E
8 Tahun
DIII Kep
6.
Perawat F
17 Tahun
SPK
7.
Perawat G
4 Bulan
DIII Kep
8.
Perawat P
20 Tahun
SPK
9.
Perawat N
22 Tahun
SPK
10.
Perawat S
24 Tahun
SPK
11.
Perawat R
27 Tahun
SPK
12.
Perawat T
24 Tahun
SPK
13
Perawat W
18 Tahun
SPK
77
LAMPIRAN 5: ANGKET ANGKET
ANGKET M1 - Ketenagaan
a. Bagaimana struktur organisasi yang telah berjalan di ruangan? Apakah
anda merasa puas dan sesuai dengan kemampuan perawat di bidangnya?
b. Bagaimana pembagian tugas yang dilakukan di ruangan? Apakah sudah
sesuai dengan struktur organisasi yang telah ada?
c. Apakah menurut anda kepala ruangan sudah optimal dalam mlaksanakan
tugas- tugasnya?
d. Bagaimanakah kinerja ketua tim menurut anda? Apakah kompeten
dengan tugas- tugasnya?
e. Apakah anda merasa membutuhkan kesempatan untuk meningkatkan
kemampuan kerja melalui pelatihan / pendidikan tambahan ? Berikan
alasannya
f. Bagaimana kebijaksanaan Rumah Sakit mengenai pemberian beasiswa
atau pelatihan pendidikan keperawatan? Apakah anda merasa puas?
g. Bagaimana jumlah pendapatan yang diterima oleh saudara sesuai dengan
latar pendidikan anda? Apakah anda merasa puas?
h. Berapa jamkah anda bekerja dalam 1 hari?
i. Apakah ada kesempatan untuk mengambil cuti dalam waktu 1 minggu?
j. Dengan tingkat ketergantungan pasien yang ada di ruangan, bagaimana
tingkat beban kerja di ruangan menurut anda?
k. Bagaimana peran POS / pembantu perawat di ruangan apakah membantu
meringankan pekerjaan anda?
l. Apakah jumlah perawat dan pasien di ruangan sudah sesuai menurut
anda?
m. Apakah menurut anda pembagian tugas di ruangan sudah jelas dan
apakah anda puas?
78
YA
ANGKET M3 - MAKP
No.
Pertanyaan
1.
2.
Jawaban
TIDAK
79
3.
4.
80
Jika sudah mengerti, tolong anda jelaskan dengan singkat
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
4. Apakah menurut anda format yang digunakan ini bisa membantu (memudahkan)
perawat dalam melakukan pengkajian pada pasien?
a. Bisa membantu
b. Tidak membantu
5. Apakah anda sudah melaksanakan pendokumentasian dengan tepat waktu (segera
setelah melakukan tindakan)?
a. Sudah
b. Belum
6. Apakah menurut anda model dokumentasi yang digunakan ini menambah beban kerja
peawat?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah menurut anda model dokumentasi yang digunakan ini menyita banyak waktu
perawat?
a. Ya
b. Tidak
ANGKET M3 - Ronde keperawatan
1.
2.
b. Tidak
Apakah sebagian besar perawat diruang interna wanita mengerti adanya ronde
keperawawatan?
Sebutkan :
3.
4.
5.
6.
81
7.
Apakah tim yang dibentuk telah mampu melaksanakan kegiatan ronde dengan
optimal?
a. Ya
b. Tidak
Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
Jawaban
a. Ya
b. Tidak
a. Sudah
b. Belum
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
82
selalu menginformasikan jumlah
kepemilikan obat yang telah digunakan?
2.
Apakah ada format tiap jenis obat
sebelum Anda memberikan obat ke
pasien?
a. Ya
b. Tidak
ANGKET M3 - Supervisi
Ya
Tidak
83
Jelaskan:
11. Apakah anda puas dengan hasil dari feed back tersebut?
12. Apakah ada follow up untuk setiap hasil dari supervisi?
Jelaskan:
13. Apakah anda menginginkan perubahan untuk setiap
Ya
Tidak
84
7. Adakah buku khusus untuk mencatat hasil laporan timbang terima?
a. Ya
b. Tidak, dimana Anda mendokumentasikannya...............................
8. Adakah kesulitan dalam mendokumentasikan laporan timbang terima?
a. Ya, alasan........................................................................................
b. tidak
9. Apakah ada interaksi dengan pasien saat timbang terima berlangsung?
a. Ya, sebutkan contohnya......................................................
b. Tidak
10. Tahukah Anda, bagaimana teknik pelaporan timbang terima ketika berada di depan
pasien?
a. Ya, jelaskan........................................................................
b. tidak
11. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengunjungi masing-masing pasien?
a. < 5 menit
b. > 5 menit
(boleh memilih lebih dari 1 jawaban)
12. Tahukah Anda, bagaimana persetujuan atau penerimaan timbang terima?
a. Ya, siapa yang bertanggung jawab...........................................................
b. tidak
13. Apakah Anda (shift pengganti) dievaluasi kesiapannya oleh kepala ruangan?
a. Ya, bagaimana bentuk evaluasinya...........................................................
b. tidak
ANGKET M3 - Discharge planning
Ya
1. Apakah anda mengerti tentang Discharge Planning?
Jelaskan
2. Apakah yang anda berikan saat melakukan
Discharge Planning?
Jelaskan:
Tidak
85
86
DATA FOKUS
Metode Tim
Mekanisme pelaksanaan:
a. Ketua Tim sebagai perawat professional
harus mampu menggunakan berbagai
teknik kepemimpinan.
b. Komunikasi efektif agar kontunuitas
rencana keperawatan terjamin.
c. Anggota Tim harus menghargai
kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model
tim. Model Tim akan berhasil bila
didukung oleh kepala ruang.
Tanggung jawab Ketua Tim:
a. Membuat perencanaan
b. Membuat penugasan, supervise, dan
evaluasi
c. Mengenal atau mengetahui kondisi pasien
dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien.
d. Mengembangkan kemampuan anggota
e. Menyelenggarakan konferensi.
Tanggung jawab Anggota Tim:
a. Memberikan asuhan keperawatan pada
pasien di bawah tanggung jawabnya.
b. Kerjasama dengan anggota tim dan antar
tim.
c. Memberikan laporan.
Tanggung jawab Kepala Ruang:
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Pengawasan
87
-
2.
Timbang Terima
3.
Ronde keperawatan
Kepuasan Pasien:
a. Sedikitnya kritikan kepada ruangan.
b. Semakin pendek lama rawat inap.
c. Meningkatkan kepercayaan pasien terhadap
ruangan.
Kualitas perawat:
a. Menjalankan kegiatan sesuai standar.
b. Meningkatkan asuhan keperawatan pada
pasien.
c. Meningkatkan kepuasan kerja.
d. Mempertahankan eksistensi.
Persiapan (Pra)
a. Timbang terima dilaksanakan setiap
pergantian shift/operan.
b. Semua pasien baru masuk dan pasien yang
dilakukan timbang terima khususnya pasien
yang memiliki permasalahan yang belum
atau dapat teratasi.
c. Perawat menyampaikan timbang terima
pada perawat berikutnya.
Pelaksanaan
a. Kedua kelompok dinas sudah siap atau
shift jaga.
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan
buku catatan.
c. Kepala ruang membuka acara timbang
terima
d. Perawat dapat melakukan klarifikasi, Tanya
jawab, dan validasi.
e. Kepala ruang menanyakan kebutuhan
pasien
f. Penakajian secara penuh.
g. Mencatat perincian secara khusus.
h. Lama timbang terima 5 menit
Pasca
a. Diskusi
b. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan
secara langsung.
c. Ditutup oleh kepala ruangan.
Persiapan (Pra)
a. Menentukan kasus dan topik.
b. Menentukan tim ronde
c. Mencari sumber atau literature.
d. Membuat proposal
e. Mempersiapkan pasien: informed consent
dan pengkajian.
88
4.
5.
Discharge Planning
6.
Supervisi
f. Diskusi
Pelaksanaan
a. Penjelasan tentang pasien oleh perawat
yang berfokus pada masalah keperawatan.
b. Diskusi antar anggota tim tentang kasus
tersebut
c. Pemberian justifikasi oleh perawat tentang
masalah pasien serta rencana tindakan yang
akan dilakukan.
Pasca
a. Evaluasi, revisi, dan perbaikan.
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan
diagnosis, intervensi keperawatan
selanjutnya.
Penanggung jawab pengelolaan obat adalah
kepala ruangan yang dapat didelegasikan
kepada staf yang ditunjuk.
Format sentralisasi obat berisi: nama, no.
register, umur, ruangan.
Mekanisme penyimpanan:
a. Obat yang diterima dicatat dalam buku
besar persediaan atau dalam kartu
persediaan.
b. Periksa persediaan obat, pemisahan antara
obat untuk penggunaan oral dan obat luar.
Persiapan:
Mengidentifikasi kebutuhan pemulangan
pasien, kebutuhan ini dikaitkan dengan
masalah yang mungkin timbul pada saat pasien
pulang, antar lain: pengetahuan pasien/keluarga
ttg penyakit; kebutuhan psikologis; bantuan
yang diperlukan pasien, pemenuhan kebutuhan
aktivitas hidup sehari-hari seperti makan,
minum, eliminasi, dll; sumber dan sistem yang
ada di masyarakat; sumber finansial; fasilitas
saat di rumah; kebutuhan perawatan dan
supervise di rumah.
Pelaksanaan: dilakukan secara kolaboratif serta
disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas
yang ada.
Supervisi dilakukan oleh ketua tim terhadap
kinerja dari anggotanya dalam melaksanakan
ASKEP, sedangkan untuk keseluruhan proses
ASKEP di supervise oleh Kepala Ruangan.
Supervisi keperawatan sudah dilaksanakan,
namun petunjuk pelaksanaan supervise belum
89
7.
Dokumentasi
Outline
90
1.
Struktur
Organisasi
2.
Pendidikan
3.
Beban Kerja
4.
Kebijakan
Pemerintah
91
5.
Kemasyarakatan
6.
Pembagian
Tugas
PERNYATAAN
Tersedianya
fasilitas penunjang
seperti kamar
mandi, tempat
parkir, dan kantin
DATA
Kamar mandi
pasien 4 buah, 1
tempat parkir, 1
kantin.
Kondisi
IDEAL
Kamar mandi Kls
2= 1:2 dan Kls 3=
1:5,
1 tempat
parkir/ruangan,
1kantin/ruangan
USULAN
Perlu
ditambah
1 kamar
mandi
fasilitas
penunjang cukup
2.
Kondisi ruang
kerja terutama
yang berhubungan
dengan ventilasi
udara, kebersihan,
dan kebisingan.
baik.
10 jendela
kondisinya cukup
baik.
Setiap pagi
dan sore ruangan
dibersihkan oleh
petugas cleaning
service.
Kondisi
ruangan cukup
tenang.
10 jendela /
ruangan
92
3.
Tersedianya
peralatan
oksigenasi dan
semua perawat
ruangan mampu
menggunakannya.
Jumlah tabung
O2 = 5
kondisi alat
2 tabung O2 /
ruangan.
tabung O2
dikurangi 3.
cukup baik
perawat
mampu
menggunakan
4.
5.
Tersedianya
administrasi
penunjang.
Tersedianya Nurse
Station.
Buku injeksi 1
buah
Buku
buah
Buku
observasi 1 buah
Lembar
observasi 1 buah
Lembar
dokumentasi 20
dokumentasi 20
lembar
lembar
Nurse Station
ada 1 diruangan
kondisinya cukup
baik.
Nurse Station
digunakan
sebagai ruang
pertemuan
perawat
Perawat
mengobrol dan
menggosip di
Nurse Station.
1 Nurse Station /
ruangan.
Nurse
Station tidak
digunakan
untuk
mengobrol
dan
menggosip.
93
6.
Tersedianya ruang
Karu
staff dokter.
Ruang Karu
Ruang Karu
dipindah jadi
satu dengan
Nurse
Station.
kondisinya cukup
baik.
2
Efektifitas
dan 1. Dari hasil wawancara dan angket dan
Efisiensi model
observasi serta dari data sekunder
asuhan
keperadidapatkan bahwa dengan menggunakan
watan saat ini
model yang sekarang ini digunakan ratarata pasien rawat inap 7 14 hari.
2. Perawat mengatakan bahwa kepercayaan
pasien tidak ada penurunan ini dilihat dari
banyaknya jumlah pasien rujukan dari
puskesmas maupun klinik-klinik lain
3. 9 dari 11 perawat (81,8%) menyatakan
bahwa model yang digunakan saat ini tidak
terlalu membebani kerja.
4. Masalah pembiayaan terpusat langsung,
jadi bisa dikatakan tergantung dari alokasi
anggaran yang disediakan rumah sakit
Usulan
Pertahankan Model yang
digunakan apabila ada
kecocokan dan sesuai
dengan visi dan misi
ruangan. Hanya saja
perlu pemahaman yang
menyeluruh dari semua
perawat. Hal ini bisa
dilakukan
tindakan
sosialisasi bisa berbentuk
diskusi maupun rapat
sosoialisai.
Pertahankan kepercayaan
yang telah diberikan.
Tingkatkan kemampuan
dengan indikator hasil
dari lama rawat inap
semakin
pendek.
Kurangnya sumber daya
tenaga
tentu
saja
merepotkan, hal ini bisa
diantisipasi
dengan
pengajuan
tambahan
perawat kepada pengurus
RS pusat ataupun POS
sehingga beban kerja
semakin kecil.
94
untuk tiap-tiap ruangan.
5. Kritikan yang diterima oleh ruangan terkait
dengan masalah kurangnya sumber daya
tenaga yang ada jadi pelayanan kurang
optimal.
3.
Mekanisme
pelaksanaan
model asuhan
keperawatan
ruangan
4.
Tanggung jawab
dan pembagian
tugas
1.
Penjabaran
dan
pembagian
job
description ke semua
perawat perlu dijelaskan
secara matang antar
tingkat
jenjang
pendidikan.
Sehingga
tugas
yang
yang
diberikan sesuai dengan
Model yang digunakan.
Perlu
ditingkatkan
pengetahuan
tentang
kebutuhan holistic dari
pasien.
Outline
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanakan timbang
Data
Timbang terima
dilakukan dua kali dalam sehari,
95
terima
a.
Waktu pelaksanaan dan
yang wajib hadir saat
timbang terima
2.
b.
c.
b.
c.
Pelaksanaan timbang
terima kadang-kadang tepat waktu,
alasannya 7 perawat (63,63%)
mengatakan anggota tim belum
lengkap, 4 perawat (36,36%)
mengatakan data belum disalin.
96
waktunya.
3.
Kesiapan shift
selanjutnya
Ditandatangani oleh
perawat yang melaporkan, perawat
yang menerima laporan dan kepala
ruangan.
c.
Hambatan selama
timbang terima
Kepala ruangan
mengadakan diskusi singkat untuk
mengetahui sekaligus mengevaluasi
kesiapan shift selanjutnya.
4 perawat (36,36%)
mengaku kesulitan dalam
mendokumentasikan laporan timbang
terima (3 perawat (75%)
mengeluhkan tentang proses
pendokumentasian yang kurang
sistematis dan efisien, 1 perawat
(25%) menjawab lebih suka menulis
data pada secarik kertas).
5 perawat (45,45%)
menyatakan, hambatan dalam
timbang terima adalah
ketidakdisiplinan.
2 perawat (18,18%)
menyatakan, dokumentasi masih
terbatas sehingga rencana tindakan
97
belum spesifik
1.
1.
n
2.
3.
4.
5.
2.
Pembentuk
an tim dalam
Ronde
Keperawatan
6.
1.
2.
3.
Usulan
Ronde keperawatan baiknya
dilaksanakan secara rutin
dan telah ditetapkan jadwal
tertentu agar ronde lebih
terjadwal dan masalah yang
terjadi di ruangan dapat
lebih cepat teratasi, misalnya
2x dalam sebulan dan
dilaksanakan minimal 30
menit.
98
3.
Penentuan
topik dan kasus
keperawatan
dan
penyelesaian tugas yang
berkaitan
dengan
masalah yang dibahas
dalam
ronde
keperawatan.
4.
Tim atau perawat
yang ingin berubah
dalam
pelaksanaan
ronde agar ronde dapat
lebih
optimal
dan
memberikan hasil yang
semaksimal
mungkin
dalam pelaksanaan
1.
4.
Pelatihan
dan diskusi
2.
1.
2.
99
No.
Out Line
Data
Usulan
100
1.
Pengadaaan sentralisasi
obat
2.
4.
Semua perawat
mengemukakan jawaban
mengerti tentang sentralisasi
obat.
5.
Di ruangan tersebut ada
sentralisasi obat. ini bisa dilihat
adanya ruangan khusus obat.
6.
Pelaksanaan sentralisasi
obat belum optimal
7.
8 dari 11 perawat (72,7%)
memberi jawaban pernah
mengurusi sentralisasi obat.
8.
Selama ini format yang ada
masih obat oral dan injeksi. dan
yang lain tercampur pada salah
satu dari keduanya.
1.
3.
4.
Sebaiknya penugasan
sentralisasi obat
disesuaikan dengan
model yang
digunakan; TIM
Sebaiknya format
persetujuan
sentralisasi obat
diadakan
Alat-alat kesehatan
yang mennjang
sentralisasi obat
sebaiknya sukup ada
101
ada.
2.
3.
4.
5.
Pelaksanaan
discharge planning
Pembagian tugas
untuk discharge
planning
Anggaran untuk
discharge planning
DATA
1. 8 perawat (72,7%) perawat
mengatakan sudah memahami
dan mengerti tentang
discharge planning.
2. 6 perawat (54,5%) hanya
memberikan penjelasan
tentang penyakit yang diderita
pasien dan bagaimana cara
mengatasinya.
1. Hanya 6 perawat (54,5%)
yang bersedia melakukan
discharge planning.
2. 8 perawat (72,7%)
mengatakan bahwa discharge
planning dilakukan saat pasien
akan pulang.
1. 7 perawat (63,6%)
mengatakan bahwa mereka
pernah diberi tugas untuk
melakukan discharge
planning.
2. Semua perawat yang pernah
diberi tugas untuk melakukan
discharge planning hanya
diberi perintah secara lisan.
1. Dari hasil wawancara dengan
kepala ruangan didapatkan
bahwa memang selama ini
tidak pernah diberikan brosur
atau leaflet saat melakukan
discharge planning,
pernyataan ini didukung oleh
semua perawat yang ada
diruangan.
Dari hasil wawancara dengan
kepala ruangan didapatkan bahwa
USULAN
Semua perawat yang
ada diruangan harus
mengerti dan mampu
melakukan discharge
planning dengan benar.
Seharusnya semua
perawat associate
bersedia melakukan
discharge planning.
Seharusnya perawat
yang melakukan
discharge planning
adalah perawat
associate.
Perawat membuat
brosur atau leaflet
tentang pengertian
penyakit, pencegahan,
perawatan, nutrisi,
aktivitas dan istirahat.
Seharusnya disediakan
dana untuk mendukung
pelaksaan discharge
planning seperti untuk
102
6.
7.
8.
Tehnik pemberian
discharge planning
7 perawat (63,6%)mengatakan
bahwa mereka melakukan
discharge planning dengan
menggunakan media lisan saja.
Selain discharge
planning diberikan
secara lisan, juga
disertakan poster atau
leaflet agar pasien lebih
mudah memahami dan
mengingat apa yang
telah diberikan saat
discharge planning.
Bahasa yang
digunakan saat
pelaksanaan
discharge planning
Pendokumentasian
discharge planning
Sebaiknya dalam
pemberian discharge
planning menggunakan
bahasa yang mudah
dimengerti dan
dipahami oleh pasien.
Sebaiknya dilakukan
pendokumentasian
h. Outline M3 - Supervisi
No.
Outline
1. Kelengkapan
Instrumen
Usulan
1. Seharusnya
kelengkapan untuk
supervisi sesuai
dengan standar
yang telah
ditetapkan untuk
setiap tindakan.
2. Adanya format
baku untuk setiap
tindakan yang akan
disupervisi.
103
3. Di Ruangan hanya terdapat
format untuk supervisi injeksi
IV.
4. Adanya dokumentasi dari
hasil supervisi.
(Data didapat dari observasi
mahasiswa PSIK yang melakukan
praktek manajemen)
2.
Pelaksanaan
Supervisi
3.
Pembinaan
a. Penilaian
(Fair)
b. Feed Back
c. Follow Up
1. Pelaksanaan
supervisi di ruangan
suda terlaksana
dengan cukup baik.
2. Perlu adanya
pelatihan dan
sosialisasi kepada
seluruh perawat
tentang supervisi.
104
untuk berubah.
motivasi perawat
untuk berubah
menjadi lebih baik.
i. Outline M3 - Dokumentasi
NO
OUTLINE
1.
Model dokumentasi
keperawatan yang
diterapkan
2.
Penulisan
3.
Pelaksanaan
pendokumentasian
keperawatan
DATA
- Model dokumentasi yang digunakan di Ruang
Interna wanita adalah model dokumentasi
POR
- Dokumentasi keperawatan yang dilakukan
meliputi pengkajian menggunakan sistem
Head to Toe dan ROS, serta diagnosa
keperawatan sampai dengan evaluasi
menggunakan SOAP
- Dokumentasi masih dilakukan secara manual
(belum ada komputerisasi)
- Catatan keperawatan berisikan jawaban
terhadap nasihat doketer dan tindakan mandiri
perawat, tetapi belum semua tindakan
didokumentasikan
- Format pengkajian sudah ada dan dapat
memudahkan perawat dalam pengkajian dan
pengisiannya
- 8 perawat (72,7%) mengatakan mengerti cara
pengisian format dokumentasi yang digunakan
dengan benar dan tepat
- Pelatihan-pelatihan tentang cara
pendokumentasian keperawatan yang benar
masih terus diadakan
- Dokumentasi asuhan keperawatan tidak
dilaksanakan segera setelah pasien masuk atau
terjadi masalah keperawatan, tetapi kadangkadang dilengkapi pada saat pasien mau
pulang atau apabila keadaan ruang
memungkinkan
- Catatan perkembangan pasien kurang
berkesinambungan dan kurang lengkap serta
respon dari pasien kurang terpantau dalam
lembar evaluasi
- 6 perawat (54,5%) mengatakan melakukan
dokumentasi segera setelah melakukan
tindakan
105
4.
106
Nama/Umur :
No. Reg
Ruangan
No. Kamar :
Masalah
:
Wakt
u
Rencana
Waktu
Tindakan
TTD
107
Identitas
Pasien
PJ Shift Pagi
:
:
:
Dx
Medis
Terapi
TTV
Nadi R
T
R
D
Suh
u
PJ Shift Sore
Keluhan
Utama
Dx
Keperawatan
Tindakan
Keperawatan
Kepala Ruangan
Intervensi
selanjutnya
108
109
c. Kegiatan Ronde Keperawatan
Waktu
5 menit
Tahap
Pra-Ronde
30 menit
Pelaksanaan
10 menit
Pasca
Ronde
Kegiatan
Pembukaan:
1.
Salam Pembuka
2.
Memperkenalkan tim
ronde
3.
Menyampaikan
identitas dan masalah
pasien
4.
Menjelaskan tujuan
ronde
Penyajian masalah:
1.
Memberi salam dan
memperkenalkan pasien
dan keluarga kepada tim
ronde
2.
Menjelaskan riwayat
penyakit dan
keperawatan pasien
3.
Menjelaskan maslah
pasien dan rencana
tindakan yang telah
dilaksanakan serta
menetapkan prioritas
yang perlu didiskusikan
Validasi data:
1.
Mencocokkan
kembali data yang telah
disampaikan
2.
Diskusi antar
anggota tim dan masalah
keperawatan
3.
Pemberian justifikasi
oleh kepala ruang
tentang masalah pasien
dan rencana tindakan
yang akan dilakukan
4.
Menentukan
tindakan keperawatan
pada masalah prioritas
yang telah ditetapkan
1.
Evaluasi dan
rekomendasi catatan
keperawatan
2.
Penutup
Pelaksana
Kepala
Ruangan
Tempat
Ruang
Diskusi
Kepala
Ruangan
Ruang
Diskusi
Kepala
Ruangan,
Perawat
Ruang
Diskusi
110
d. Format Informed Consent
SURAT PERSETUJUAN DILAKUKAN
RONDE KEPERAWATAN
............................................................
Umur
............................................................
Alamat
............................................................
...........................................................
Umur
...........................................................
Alamat
...........................................................
...........................................................
Ruang
No. RM
...........................................................
Penanggung jawab,
............................................
...............................
Saksi-saksi:
Tanda tangan:
1. ....................
2. ....................
.......................
.......................
111
e. Format Supervisi
Contoh 1: FORMAT SUPERVISI INJEKSI INTRAVENA
Hari/Tanggal
:.
Supervisor :.
Yang disupervisi:.
Ruangan :.
Aspek
Penilaian
Persiapan
Parameter
Bobo
t
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
C. Menyiapkan Bahan-bahan
Obat
D. Menyiapkan Pasien
1. Memberi penjelasan kepada pasien
tentang prosedur yang akan dilakukan.
2. Mengatur posisi pasien yang nyaman.
Pelaksana Pelaksanaan Injeksi Intravena:
an
1. Cuci tangan kemudian menggunakan sarung
tangan.
2. Memasukkan obat dalam spuit.
3. Pastikan infus dalam keadaan menetes lancar
tidak ada tanda-tanda phlebitis, kemudian
klem atau pengatur tetesan dimatikan.
4. Membersihkan dengan desinfektan berupa
alkohol 70% pada daerah yang akan
didesinfeksi.
5. Obat dimasukkan.
6. Lihat ekspresi wajah pasien.
7. Pengatur tetesan dibuka kembali, kemudian
tetesan diatur sesuai dengan kebutuhan yang
2
1
3
3
2
3
3
2
2
Dilakukan
Ya Tidak
Keteran
gan
112
sudah ditentukan.
8. Pasien dirapikan, alat-alat dibereskan.
9. Melepas sarung tangan dan cuci tangan.
10. Mencatat dan memberi tanda pada format
pemberian injeksi dan buku injeksi.
Sikap perawat pada waktu injeksi:
1. Komunikasi
2. Kerjasama
3. Tanggung jawab
4. Kewaspadaan
1
1
2
Evaluasi:
1. Mengevaluasi lokasi penyuntikan dan
kelancaran tetesan.
2. Mengevaluasi kenyamanan posisi.
3. Mengobservasi kemungkinan phlebitis
Total Nilai
1
1
3
3
1
3
40
Kriteria:
Baik
Cukup
30-34
Kurang
<30
Malang,
Kepala Ruanagan
(..........................)
113
:.
Supervisor :.
Yang disupervisi:.
Ruangan :.
Aspek
Penilaia
n
Persiapa
n
Parameter
A. Menyiapkan Alat Steril
1. Abocath sesuai dengan ukuran
Dewasa
: 14-20
Anak-anak : 22-24
Infant
: 24-25
2. Infus set
3. Kapas Steril
4. Kasa Steril
Bobot
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
C. Menyiapkan Bahan-bahan
Cairan infuse sesuai kebutuhan pasien.
D. Menyiapkan Pasien
1. Memberi penjelasan kepada pasien tentang
prosedur yang akan dilakukan.
2. Mengatur posisi pasien yang nyaman.
Pelaksanaan Injeksi Intravena:
2
1
Dilakukan
Ya Tidak
Keteran
gan
114
Pelaksan 1. Cuci tangan atau gunakan alkohol gliserin
aan
2. Siapkan alat dalam satu tempat dan bawa alat
alat-alat ke dekat pasien.
3. Letakkan pengalas di bawah tangan yang
akan dipasang dan dekatkan bengkok dengan
pasien.
4. Pasang infus set ke cairan dan pastikan selang
infus tidak berisi udara.
5. Memasang sarung tangan bersih.
6. Memilih posisi dan vena yang tepat dan
benar, motivasi pasien untuk mengepalkan
tangan.
7. Pasang torniket 10-12 cm diatas tempat
penusukan.
8. Desinfeksi vena dengan teknik yang benar
memakai betadin dan hapus dengan alkohol
- Memutar atau
- Ke bawah dengan 1 kali usapan
9. Masukkan abocath ke dalam vena yang
dipilih
10.Tekan kateter dengan 1 jari dan lepaskan
seluruh needle dalam kateter, kemudian
torniket dilepas.
11. Menyambungkan kateter dengan selang
infus.
12 Buka klem selang infus dan observasi
apakah cairan infus menetes dengan lancar.
13.Fiksasi kateter dengan tidak menyentuh area
penusukan.
14.Oleskan antiseptik diarea penusukan, tutup
dengan kasa steril.
15.Memberi plester/hipaviks untuk keamanan
agar tidak tercabut.
16. Mengatur tetesan infus sesuai kebutuhan
pasien.
17. Beri etiket pada selang infus.
Sikap perawat pada waktu injeksi:
1. Komunikasi
2. Kerjasama
3. Tanggung jawab
4. Kewaspadaan
Evaluasi:
1. Mengevaluasi lokasi pemasangan infus dan
kelancaran tetesan.
1
2
1
2
1
3
1
3
3
1
2
1
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
2
115
2. Mengevaluasi kenyamanan posisi.
3. Mengobservasi kemungkinan plebitis.
Total Nilai
60
Kriteria:
Baik
Cukup
50-54
Kurang
<50
Surabaya,
Kepala Ruangan
No. Reg.
Nama
Jenis Kelamin
Tanggal KRS
Bagian
:
:
:
:
:
d. Pulang Paksa
e. Lari
f. Meninggal
B. Lanjutan perawatan di rumah (luka operasi, pemasangan gift, pengobatan, dan lainlain)
C. Aturan Diet/Nutrisi
116
E. Aktivitas dan Istirahat :
Yang dibawa pulang (Hasil Lab, Foto, ECG, obat, dan lain-lain):
Lain-lain:
Malang, ..
Pasien/Keluarga
(
Perawat
(
117
No
Nama Obat
Nama
Pasien/No TT
Pagi
Waktu/Jam
Siang
Malam
IC
Jenis Injeksi
SC
IM
IV
TTD
Pelaksana
118
Nama
Tgl
No
Nama Obat
Pasien/No TT
Waktu/Jam
Pagi
Siang
Nama/TTD
Malam
Pelaksana
No. Infentaris
Nama Barang
Tgl
Pengadaan
/Pembelian
Jumlah Barang
Keadaan
119
Nama Barang
Tgl/Jam Keluar
Tgl/Jam Kembali
Penanggung Jawab
120
121
Barang Masuk
Jumlah Sisa
TTD PJ
122
123
m. Format Serah Terima Obat
Tgl No
Nama
Obat
Dosis
Keterangan
(Diterima/Diserahkan)
Tanda
Tangan/Nama
Terang yang
Diserahkan
Keterangan
124
Nama pasien :
Ruangan :
Umur
No. Reg :
125
Umur
Jenis Kelamin :
Alamat
Untuk
: (
(
) Diri Sendiri
) Istri
) Suami
) Anak
) Orang tua
) Lainnya...............
Nama Pasien :
Umur
Jenis Kelamin :
Alamat
Ruang
No.reg
126
(..........................................)
Yang menyetujui,
(.........................................)
Saksi 1 : .....................................(..................................)
Saksi 2 : .....................................(..................................)
127