PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan merupakan tempat berinteraksi antar makhluk hidup dengan
tempat tinggal baik berupa abiotik maupun biotik. Ilmu tentang hubungan timbal balik
makhluk hidup dengan lingkungan hidupnya disebut dengan Ekologi. Lingkungan
mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan yang disusul oleh
perilaku. Kesehatan lingkungan adalah kondisi atau keadaan lingkungan optimum
yang berpengaruh positif terhadap perwujudan status kesehatan optimum. Lingkup
kesehatan lingkungan mencakup perumahan, pembuangan kotoran (tinja), penyediaan
air bersih, pembuangan sampah, dan pembuangan limbah. Lingkungan berpengaruh
sangat besar terhadap kesehatan manusia karena berbagai faktor penyebab penyakit
dipengaruhi oleh lingkungan.
Pengaruh lingkungan hidup terhadap kesehatan demikian penting sehingga
penyebab penyakit sering harus dicari di luar tubuh yang berarti perlu penyelidikan
lingkungan. Beberapa penyakit yang diakibatkan oleh infeksi berbasis lingkungan
antara lain diare, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), bayi berat badan lahir rendah
(BBLR), asfiksia, dan infeksi. Asia Tenggara mempunyai insidensi BBLR paling
tinggi yaitu 27% dari seluruh kelahiran bayi berat badan lahir rendah di dunia. Data
terakhir tahun 2010, angka kejadian BBLR di Indonesia sebesar 11,1% yang masih
berada diatas angka rata-rata Thailand 6,6% dan Vietnam 5,3% (UNICEF , 2011).
Angka kejadian BBLR di Indonesia tahun 2013 cenderung menurun dari
tahun 2010 tetapi masih terdapat 10,2% bayi berat badan lahir rendah (RISKESDAS,
2013). Period prevalence Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) berdasarkan
diagnosis tenaga kesehatan dan keluhan penduduk adalah 25,0 persen (RISKESDAS
2013). Lima provinsi dengan ISPA tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur, Papua,
Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur. Pada Riskesdas 2007, Nusa Tenggara Timur
juga merupakan provinsi tertinggi dengan ISPA. Insiden dan period prevalence diare
untuk seluruh kelompok umur di Indonesia adalah 3,5 persen dan 7,0 persen. Lima
provinsi dengan insiden maupun period prevalen diare tertinggi adalah Papua,
Sulawesi Selatan, Aceh, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah. Insiden diare pada
kelompok usia balita di Indonesia adalah 10,2 persen. Lima provinsi dengan insiden
diare tertinggi adalah Aceh, Papua, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Banten.
Insiden dan prevalensi pneumonia Indonesia tahun 2013 adalah 1,8 persen dan 4,5
persen (RISKESDAS 2013). Lima provinsi yang mempunyai insiden dan prevalensi
pneumonia tertinggi untuk semua umur adalah Nusa Tenggara Timur, Papua, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan. Prevalensi penduduk Indonesia yang
didiagnosis TB oleh tenaga kesehatan tahun 2007 dan 2013 tidak berbeda (0,4%).
Lima provinsi dengan TB tertinggi adalah Jawa Barat, Papua, DKI Jakarta, Gorontalo,
Banten, dan Papua Barat. Penduduk yang didiagnosis TB oleh tenaga kesehatan,
44,4% diobati dengan obat program (RISKESDAS 2013).
Sanitasi lingkungan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan,
terutama sarana air bersih, ketersediaan jamban, pengolahan air limbah, pembuangan
sampah, dan pencemaran tanah. Pembuangan tinja dapat secara langsung
mengontaminasi makanan, minuman, sayuran, air tanah, serangga dan bagian-bagian
tubuh. Perlu pengaturan pembuangan sampah agar tidak membahayakan kesehatan
manusia karena dapat menjadi gudang makanan bagi vector penyakit. Sayuran yang
dimakan mentah dapat menjadi media transmisi penyakit dari tanah yang tercemar
tinja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya adalah :
a. Apa pengertian ekologi ?
b. Apa pengertian ekologi kesehatan ?
c. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ekologi KIA ?
d. Bagaimana pengaruh lingkungan bagi kesehatan ?
e. Bagaimana keterkaitan antara ekologi KIA dengan malnutrisi ?
f. Apa sajakah tanda-tanda pencapaian derajat kesehatan?
C. Tujuan
a. Mengetahui apa pengertian ekologi
b. Mengetahui pengertian ekologi kesehatan
c. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ekologi KIA
d. Mengetahui pengaruh lingkungan bagi kesehatan
e. Mengetahui keterkaitan antara ekologi KIA dengan malnutrisi
f. Mengetahui tanda-tanda pencapaian derajat kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ekologi Secara Umum
Ekologi berasal dari bahasa Yunani oikos (rumah atau tempat hidup) dan logos
(ilmu). Secara harafiah ekologi merupakan ilmu yang mempelajari organisme dalam
tempat hidupnya atau dengan kata lain mempelajari hubungan timbal-balik antara
organisme dengan lingkungannya. Ekologi hanya bersifat eksploratif dengan tidak
melakukan percobaan, jadi hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di
alam.
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang banyak memanfaatkan informasi
dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika, geologi, dan klimatologi
untuk pembahasannya. Penerapan ekologi di bidang pertanian dan perkebunan di
antaranya adalah penggunaan kontrol biologi untuk pengendalian populasi hama guna
meningkatkan produktivitas. Ilmu ekologi pada dasarnya menjelaskan hubungan
antara organisme-tumbuhan maupun hewan-dengan lingkungannya. Dalam studi
ekologi digunakan metoda pendekatan secara rnenyeluruh pada komponen-kornponen
yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang lingkup ekologi berkisar pada tingkat
populasi, komunitas, dan ekosistem
B. Definisi Ekologi Kesehatan
Ekologi Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia,
lingkungan biologis, lingkungan fisik, lingkungan sosial di dalam suatu daerah dan
waktu tertentu yang mempunyai pengaruh pada status kesehatan Pembahasan
ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air,
kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup
yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan
erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas,
dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem yang
menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul
pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap
cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat
mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup
dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi,
biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani
yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan ekonomi
energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan manusia dan tingkat tropik
dengan permasalahan kesehatan. Peristiwa ekologis telah terjadi sejak mulainya
sejarah kehidupan di alam semesta ini. Ilmu Ekologi sebenarnya juga sudah cukup
lama dikenal dan dipelajari terutama oleh para ahli biologi. Namun sejak Konferensi
Stockholm 1972, ekologi ramai diperbincangkan orang karena erat hubungannya
dengan lingkungan hidup. Cabang ekologi yang disebut Ekologi Kesehatan masih
lebih muda usianya.
C. Faktor-Faktor Terjadinya Ekologi Kesehatan
D. Pengaruh Lingkungan Bagi Kesehatan
Pengertian sehat menurut WHO, sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik,
metal, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas
dari penyakit atau kecacatan. Pengertian penyakit merupakan suatu kondisi patologis
berupa kelainan fungsi dan atau morfologi suatu organ dan atau jaringan tubuh.
(Achmadi, 2005). Sedangkan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri
host baik benda mati, benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk
akibat interaksi semua elemen-elemen termasauk host yang lain (Soemirat,
2005). Penyakit Berbasis Lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan
fungsi atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia
dengan
segala
sesuatu
disekitarnya
yang
memiliki
potensi
penyakit.
2. Mekanis. Kelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan cairan
yang kurang. Demikian posisi janin yang tidak normal dapat menyebabkan
berbagai kelainan pada bayi yang dilahirkan dan pertumbuhan terhambat.
3. Toksin. Berbagai jenis obat yang bersifat racun.
4. Endokrin / hormone. Produksi hormone pertumbuhan terganggu.
5. Radiasi. Seperti radiasi dari bom atom dan bocornya pipa gas beracun.
6. Infeksi Intrauterine. Seperti varisela, malaria, HIV, virus hepatitis dan virus
influenza.
7. Stres pada ibu hamil. Apabila ibu hamil stress akan mempengaruhi
pertumbuhan janin.
8. Anoksia Embrio
Kelainan perkembangan anak yang disebabkan karena faktor lingkungan,
diantaranya :
1. Obat-obatan
Thalidomide adalah obat untuk mengobati atau mencegah kondisi kulit
tertentu yang terkait dengan penyakit Hansen, yang dulu dikenal sebagai kusta
(eritema nodosum leprosum). Thalidomide juga digunakan dengan obat lain
untuk mengobati jenis kanker tertentu (multiple myeloma). Obat ini milik kelas
obat yang dikenal sebagai imunomodulator yang bekerja dengan mengurangi
pembengkakan
dan
kemerahan
(inflamasi).
Thalidomide
juga
dapat
pada
jangka
panjang
dapat
menyebabkan
kurangnya
lainnya.
sempurnanya
Bahkan,
kekurangan
pembentukkan
air
protein
susu
ibu
berefek
pada
kelak
dalam
kurang
masa
yang buruk, lantai tanah, atap bocor, gubuk buruk, alat makan yang dipakai tidak
mencukupi untuk seluruh anggota keluarga perlengkapan tidur tidak mencukupi,
tidak mempunyai baju ganti, makanan yang disediakan secara kuantitas dan
kualitas tidak mampu memenuhi kebutuhan tubuh. Sementara kekurangan gizi
dalam makanan menyebabkan pertumbuhan anak terganggu yang akan
mempengaruhi perkembangan seluruh dirinya.
Rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan gizi ibu juga berperan
menyebabkan kasus gizi kurang. Dipengaruhi juga oleh kondisi perekonomian
yaitu kemiskinan yang tidak memungkinkan orang tua memberikan makanan
bergizi pada anaknya. Dalam tumbuh kembang anak tidak sedikit peranan ibu
dalam ekologi anak, yaitu peran ibu sebagai genetik faktor yaitu pengaruh biologis
terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikologisnya terhadap pertumbuhan
postnatal. Memberikan ASI sedini mungkin segera setelah lahir, merupakan
stimulasi dini terhadap tumbuh kembang anak. Keuntungan untuk bayi selain gizi
ASI yang tinggi, juga adanya zat anti pada ASI yang melingungi bayi terhadap
berbagai macam infeksi. Para ahli psikologi Loehlin, Lindzey dan Spuhler
berpendapat bahwa taraf intelegensi 75% 80% merupakan faktor keturunan.
Menjaga asupan gizi dan nutrisi adalah hal yang paling penting yang harus selalu
dijaga dan diperhatikan oleh orangtua guna mengoptimalkan tumbuh kembang
anak. Asupan gizi yang baik membantu menjaga system imun pada tubuh mereka
agar tidak rentan terkena penyakit. Selain itu asupan nutrisi tertentu merangsang
perkmbangan otak pada anak, yang artinya hal ini mampu mengoptimalkan fungsi
otak mereka.
2. Pelayanan KIA dan KB
Penggunaan KB berkaitan dengan rendahnya kematian ibu dan kematian anak
dan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Memiliki anak lebih sedikit dan
lebih sehat dapat mengurangi beban ekonomi pada keluarga miskin, dan
memungkinkan mereka menginvestasikan sumberdayanya dalam pengasuhan,
perawatan, dan sekolah anak, sehingga nantinya diharapkan dapat memutus mata
rantai kemiskinan (UNFPA 2005a, WHO 1994 dalam UNFPA 2006). Secara
nasional, investasi KB juga membuka a window of opportuniity (jendela
kesempatan) bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat melalui penurunan
fertilitas dan perubahan struktur umur populasi dan angka ketergantungan
(dependency ratio). Peningkatan rasio jumlah pekerja terhadap jumlah anak yang
harus ditanggung menyebabkan peningkatan tabungan dan investasi, serta
perbaikan standar kualitas kehidupan dan rendahnya kemiskinan (Bloom et al.
2003, Merrick 2002 dalam UNFPA 2006). A window of opportunity dapat
menurunkan 14 % tingkat kemiskinan di Negara berkembang antara tahun 2000
dan 2015 (Mason and Lee 2004 dalam UNFPA 2006). Investasi dalam KB juga
dapat menurunkan biaya pelayanan sosial seperti biaya pelayanan kesehatan,
pendidikan, pangan, perumahan, dsb. Rendahnya pertumbuhan penduduk juga
dapat mengurangi tekanan terhadap eksploitasi sumberdaya alam yang terbatas
(Singh et al. 2003 dalam UNFPA 2006).Untuk perlindungan kesehatan ibu dan
anak dengan jaringan fasilitas yg memadai dalam tenaga, peralatan, anggaran
serata mencakup seluruh populasi.
3. Kondisi baik dengan beberapa segi
Di daerah perkotaam maupun di daerah pedesaan diciptakan keadaan yang cukup
baik dalam segi-segi :
- Kesehatan, misalnya
pengetahuan
keluarga
mengenai
kesehatan,
kesehatan.
Kebijaksanaan
politik
pemerintah,
misalnya
perencanaan
manusia dengan segala sesuatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit. Penyakit
infeksi yang disebabkan karena lingkungan diantaranya :
1. ISPA
Infeksi Saluran Pernapasan Akut/ISPA dapat meliputi saluran pernapasan bagian
atas dan saluran pernapasan bagian bawah, merupakan infeksi saluran pernapasan
yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah
organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya
seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. Sebagian besar dari infeksi
saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan
pengobatan dengan antibiotik. Akan tetapi, anak yang menderita pneumonia bila tidak
diobati dengan antibiotik dapat mengakibatkan kematian. Di Dinkes/Puskesmas,
Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2
golongan, yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas
derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat.
Penumonia disebabkan oleh bahaya biologis, yaitu Streptococcus pneumoniae.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.
Sumber penyakit ini adalah manusia. Pneumococci umum ditemukan pada saluran
pernafasan bagian atas dari orang yang sehat di seluruh dunia. Sedangkan Agen
ditularkan ke manusia lewat udara melalui percikan ludah, kontak langsung lewat
mulut
atau
kontak
tidak
langsung
melalui
peralatan
yang
2.
Makanan yang terkontaminasi dengan bakteri E.Coli yang dibawa oleh lalat
yang hinggap pada tinja, karena buang air besar (BAB) tidak di jamban.
Air minum yang mengandung E. Coli yang tidak direbus sampai mendidih.
Air sungai yang tercemar bakteri E.coli karena orang diare buang air besar di
sungai digunakan untuk mencuci bahan makanan, peralatan dapur, sikat gigi,
dan lain-lain.
penyakit
adalah
kuman
bakteri mikrobakterium
Penderita TBC berbicara, meludah, batuk, dan bersin, maka kumankuman TBC yang berada di paru-paru menyebar ke udara terhirup oleh
orang lain.
Kuman TBC terhirup oleh orang lain yang berada di dekaqt penderita.
Satu kamar dihuni tidak lebih dari 2 orang atau sebaiknya luas kamar lebih
Di dalam rumah / diluar rumah untuk keperluan sehari-hari seperti ember, drum,
Bukan untuk keperluan sehari-hari seperti tempat minum burung, vas bunga,
Alamiah seperti lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa,
2.
Seminggu sekali mengganti air tempat minum burung dan vas bunga
2.
3.
Menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air yang jarang dikuras atau
DAPUS
Greenberg, M.S., Glick, M., Ship, J.A., 2008, Burkets Oral Medicine, 11th Edition, BC
Decker Inc., Hamilton.
Birnbaum, W. dan Dunne, S.M., 2010, Diagnosis Kelainan Dalam Mulut Petunjuk bagi
Klinisi, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.
Neville, B.W., Damm, D.D., Allen, C.M., Bouquot, J.E., 2009, Oral and Maxillofacial
Pathology, 3rd edition, Elsevier, India.
Ahmadi, U.F., Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah, PT. Kompas Media Nusantara,
Jakarta.
Juli Soemirat Slamet. 2005. Kesehatan Lingkungan. Gajah MAda Univ Press. Yogyakarta.