Askep Leukemia
Askep Leukemia
Disusun oleh :
Gunawan Wibisono
02/159918/EIK/00230
1. Definisi
Leukemia adalah poliferasi sel lekosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk
leukosit yang lain dari pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan
anemia, trombisitopeni dan diakhiri dengan kematian.
Leukemia adalah penyakit neoplasmik yang ditandai oleh poliferasi abnormal dari sel-sel
hematopoietik. (Virchow, 1847)
2. Etiologi
Walaupun sebagian besar penderita leukemia faktor-faktor penyebabnya tidak dapat
diidentifikasi, tetapi ada beberapa faktor yang terbukti dapat menyebabkan leukemia.
Faktor-faktor tersebut antara lain adalah:
a.
Faktor genetik
Insiden leukemia akut pada anak-anak penderita sindrom Down adalah 20 kali lipat
lebih banyak dari pada normal. Dari data ini, ditambah kenyataan bahwa saudara
kandung penderita leukemia mempuyai resiko lebih tinggi untuk menderita sindrom
Down, dapat diambil kesimpulan pula bahwa kelainan pada kromosom 21 dapat
menyebabkan leukemia akut. Dugaan ini diperkuat lagi oleh data bahwa penderita
leukemia garanulositik kronik dengan kromosom Philadelphia translokasi kromosom
21, biasanya meninggal setelah memasuki fase leukemia akut.
b.
Faktor lingkungan
Faktor-faktor lingkungan berupa kontak dengan radiasi ionisasi desertai manifestasi
leukemia yang timbul bertahun-tahun kemudian. Zat-zat kimia (misalnya, benzen,
arsen, klorampenikol, fenilbutazon, dan agen antineoplastik) dikaitkan dengan
frekuensi yang meningkat, khususnya agen-agen akil. Leukemia juga meningkat pada
penderita yang diobati baik dengan radiasi atau kemoterapi.
c.
Virus
Ada beberapa hasil penelitian yang menyebutkan bahwa virus sebagai penyebab
leukemia antaralain: enzyme reverse transcriptase ditenukan dalam darah penderita
leukemia. Seperti diketahui, ensim ini ditemukan didalam virus onkogenik seperti
retrovirus tipe C, yaitu jenis virus RNA yang menyebabkan leukemia pada binatang.
3. Tanda dan Gejala
Manifestasi klinik berkaitan dengan berkurangnya atau tidak adanya sel hematopoietik.
a.
Peningkatan produksi seri granulosit yang relatif matang.
b.
Rasa leleh, penurunan berat badan, anemia, rasa penuh dan
sakit di perut dan mudah berdarah
c.
Pada pemeriksaan fisis hampir 90% ditemukan
splenomegali.
d.
Nyeri tekan pada tulang dada dan hematomegali.
e.
Poliferasi limfoblas abnormal alam susum tulang dan
tempat-tempat ekstramedular.
f.
Pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati dan kelenjar
mediastinum.
g.
Infiltrasi alat tubuh lain (paru, pleura, tulang, kulit)
4. Klasifikasi dan patofisiologi
Klasifikasi leukemia terdiri dari akut dan kronik, Klasifikasi kronik didasarkan pada
ditemukannya sel darah putih matang yang mencolok granulosit (leukemia
granulositik/mielositik) atau limfosit (leukememia limfositik).
Klasifikasi leukemia akut menurut the French-American-British (FAB) Sbb:
Leukemia limfoid
Leukemia limfositik kronik
Merupakan suatu gangguan limfoproliferatifyang ditemukan pada kelompok umur
tua (sekitar 60 tahun) yang dimanifestasikan oleh poliferasi dan akmulasi limfosit
matang kecil dalam sumsum tulang, darah perifer,dan tempat-tempat
ekstramedular dengan kadar yang mencapai 100.000/mm3 atau lebih, limposit
abnormal umumnya adalah limposit B.
b.
Leukemia limfoblastik akut
Penyakit ini terdapat pada 20% orang dewasa yang menderita leukemia, keadaan
ini merupakan kanker yang paling sering menyerang anak-anak dibawah umur 15
tahun denga puncak insidens antara umur 3 dan 4 tahun. Manifestasi berupa
poliferasi limfoblas abnormal dalam sumsum tulamg dan tempat-tempat
ekstramedular.
a.
5. Pengobatan
a. Protokol pengobatan leukemia limfoblatik akut (LLA)
INDUKSI
Protokol Nasional Prancis LALA 87
Syarat : belum mendapatkan pengobatan sebelumnya, usia 60 tahun
Prednison
Vinkristin
Cyclophosphanamide
Daunorubicin
Profilaksis CNS
Terapi INTERMITEN
(80 mg/kg BB, setiap 3 hari
sebagai dosis tunggal)
1 kapsul
2 kapsul
3 kapsul
5 kapsul
6 kapsul
8 kapsul
10 kapsul
11 kapsul
13 kapsul
14 kapsul
16 kapsul
Terapi CONTINUOUS
(20-30 mg/kg BB, setiap hari
dosis tunggal)
kapsul
1 kapsul
1 kapsul
2 kapsul
2 kapsul
3 kapsul
3 kapsul
4 kapsul
4 kapsul
5 kapsul
6 kapsul
Efek samping :
supresi sumsum tulang : leukopenia, terombositopenia,
anemia.
Anoreksia, nausea, vomiting, nyeri kepala, pusing,
stomatitis,alopesia, skin rash, melena, nyeri perut, diorientasi,
edema paru.
6. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
a.
PK : Depresi sumsum tulang
b.
PK : Leukositosis
c.
PK : Keterlibatan SP
d.
Risiko Infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan sekunder
e.
Risiko terhadap cedera b.d bentuk darah abnormal, kecenderungan
perdarahan sekunder terhadap leukemia dan efek samping kemoterapi
5
f.