Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK AR

DENGAN LEUKEMIA DI RUANG UPA-B3


RSDS. YOGYAKARTA

Disusun oleh :
Gunawan Wibisono
02/159918/EIK/00230

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2004
LEUKEMIA

1. Definisi
Leukemia adalah poliferasi sel lekosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk
leukosit yang lain dari pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan
anemia, trombisitopeni dan diakhiri dengan kematian.
Leukemia adalah penyakit neoplasmik yang ditandai oleh poliferasi abnormal dari sel-sel
hematopoietik. (Virchow, 1847)
2. Etiologi
Walaupun sebagian besar penderita leukemia faktor-faktor penyebabnya tidak dapat
diidentifikasi, tetapi ada beberapa faktor yang terbukti dapat menyebabkan leukemia.
Faktor-faktor tersebut antara lain adalah:
a.
Faktor genetik
Insiden leukemia akut pada anak-anak penderita sindrom Down adalah 20 kali lipat
lebih banyak dari pada normal. Dari data ini, ditambah kenyataan bahwa saudara
kandung penderita leukemia mempuyai resiko lebih tinggi untuk menderita sindrom
Down, dapat diambil kesimpulan pula bahwa kelainan pada kromosom 21 dapat
menyebabkan leukemia akut. Dugaan ini diperkuat lagi oleh data bahwa penderita
leukemia garanulositik kronik dengan kromosom Philadelphia translokasi kromosom
21, biasanya meninggal setelah memasuki fase leukemia akut.
b.
Faktor lingkungan
Faktor-faktor lingkungan berupa kontak dengan radiasi ionisasi desertai manifestasi
leukemia yang timbul bertahun-tahun kemudian. Zat-zat kimia (misalnya, benzen,
arsen, klorampenikol, fenilbutazon, dan agen antineoplastik) dikaitkan dengan
frekuensi yang meningkat, khususnya agen-agen akil. Leukemia juga meningkat pada
penderita yang diobati baik dengan radiasi atau kemoterapi.
c.
Virus
Ada beberapa hasil penelitian yang menyebutkan bahwa virus sebagai penyebab
leukemia antaralain: enzyme reverse transcriptase ditenukan dalam darah penderita
leukemia. Seperti diketahui, ensim ini ditemukan didalam virus onkogenik seperti
retrovirus tipe C, yaitu jenis virus RNA yang menyebabkan leukemia pada binatang.
3. Tanda dan Gejala
Manifestasi klinik berkaitan dengan berkurangnya atau tidak adanya sel hematopoietik.
a.
Peningkatan produksi seri granulosit yang relatif matang.
b.
Rasa leleh, penurunan berat badan, anemia, rasa penuh dan
sakit di perut dan mudah berdarah
c.
Pada pemeriksaan fisis hampir 90% ditemukan
splenomegali.
d.
Nyeri tekan pada tulang dada dan hematomegali.
e.
Poliferasi limfoblas abnormal alam susum tulang dan
tempat-tempat ekstramedular.
f.
Pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati dan kelenjar
mediastinum.
g.
Infiltrasi alat tubuh lain (paru, pleura, tulang, kulit)
4. Klasifikasi dan patofisiologi
Klasifikasi leukemia terdiri dari akut dan kronik, Klasifikasi kronik didasarkan pada
ditemukannya sel darah putih matang yang mencolok granulosit (leukemia
granulositik/mielositik) atau limfosit (leukememia limfositik).
Klasifikasi leukemia akut menurut the French-American-British (FAB) Sbb:

Leukemia limfoblastik akut :


L-1
Leukemia limfositik akut pada masa kanak-kanak : pospulasi sel homogen
L-1
Leukemia limfositik akut tampak pada orang dewasa : populasi sel heterogen
L-3
Limfoma Burkitt-tipe leukemia : sel-sel besar, populasi sel homogen
Leukemia mieloblastik akut :
M-1 Deferensiasi granulisitik tanpa pematangan
M-2 Deferensiasi granulositik disertai pematangan menjadi stadium promielositik
M-3 Deferensiasi granulositik disertai promielosit hipergranular yang dikaitkan
dengan pembekuan intravaskular tersebar (Disseminated intavascular
coagulation)
M-4 Leukemia mielomonositik akut : kedua garis sel granulosit dan monosit
M-5a Leukemia monositik akut : kurang berdeferensiasi
M-5b Leukemia monositik akut : berdeferensiasi baik
M-6 Eritroblas predominan disertai diseritropoesis berat
M-7 Leukemia megakariosit
Leukemia dibagi menurut jenisnya kedalam limfoid dan mieloid. Masing-masing ada yang
akut dan kronik. Pada garis besarnya pembagian leukemia adalah sebagai berikut:
I.
Leukemia mieloid
a.
Leukemia granulositik kronik/LGK(leukemia mieloid/mielositik/
mielogenus kronik)
Adalah suatu penyakit mieloproliferatif karena sumsum tulang penderita ini
menujukan gambaran hiperselular disertai adanya proliferasi pada semua garis
diferensiasi sel, yang ditandai dengan produksi berlebihan seri granulosit yang
relatif matang, jumlah garanulosit umumnya lebih dari 30.000/mm3 dan paling
sering terlihat pada orang dewasa usia pertengahan tetapi juga dapat timbul pada
setiap kelompok umur lainnya.
Tamda dan gejala berkaitan dengan keadaan hipermetabolik yaitu kelelahan,
kehilangan berat badan, diaforesis meningkat dan tidak tahan panas, limpa
membesar pada 90 % kasus yang mengakibatkan penuh pda abdomen dan mudah
merasa kenyang. Angka harapan hidup mediannya sekitar 3 tahun, baik dengan
pengobatan maupun tanpa pengobatan. Pengobatan dengan kemoterapi intermiten
ditujukan pada penekanan hematopoesis yang berlebihan dan mengurangi ukuran
limpa, berbagai penderita berkembang menjadi lebih progresif, fase resisten
diseertai dengan pembentukan mieloblas yang berlebihan (tansformasi blas).
Kematian terjadi dalam beberapa minggu atau beberapa bulan setelah transformasi
blas, transplantasi sumsum tulang dari individu lain (allogenik) yang dilakukan
pada fase kronik stabil penderita LGK memberikan suatu harapan kesembuhan ,
walaupun morbiditas dan mortalitas selama transplantasi tetap tinggi.
b.
Leukemia mielositik akut atau leukemia granulositik akut/ LGA
(leukemia mieloid/mielositik/granulositik/ mielogenus akut)
Merupakan neoplasma uniklonal yang berasal dari trasformasi suatu atau beberapa
sel hematopoietik. Sifat sebenarnya dari lesi molekular yang bertanggung jawab
atas sifat-sifat neoplasmik dari sel yang berubah bentuknya tidak jelas, tapi defek
kritis adanya intrisik dan dapat diturunkan oleh keturunan sel tersebut (Clarkson,
1988). Tanda dan gekala leukemia akut berkaitan dengan netropenia dan
trombositopenia, ini adalah infeksi berat yang rekuren disertai dengan timbulnya
tukak pada membren mukosa, abses perirektal, pneumonia, septikemia disertai
menggigil, demam, takikardia, dan takipnea. Trombositopenia mengakibatkan

perdarahan yang dinyatakan dengan petekie dan ekimosis, epistaksis, hematoma


pada membran mukosa, serta perdarahan saluran cerna dan sistem saluran kemih,
tulang mungkin sakit dan lunak yang disebabkan oleh infark tulang atau infiltrat
periosteal. Anemia bukan merupakan manifestasi awal disebabkan oleh karena
umur eritrosit yang panjang (120 hari), jika terdapat anemia maka akan terdapat
gejala kelelahan, pusing dan dispnea waktu kerja fisik serta pucat yang nyata.
Diagnosis LGA ditegakan dengan melalui hitung jenis darah tepi dan pemeriksaan
sumsum tulang serta pemeriksaan kromosom. Hitung sel darah tepi dapat
meninggi, normal atau menurun disertai mieloblas dalam sirkulasi. Sumsum tulang
hiperseluler disertai adanya kelebihan (50%) mieloblas yang mengandung badan
Auer. Perubahan metabolik juga terlihat disertai peningkatan asam urat yang
disebabkan oleh tingginya pergantian sel darah putih
II.

Leukemia limfoid
Leukemia limfositik kronik
Merupakan suatu gangguan limfoproliferatifyang ditemukan pada kelompok umur
tua (sekitar 60 tahun) yang dimanifestasikan oleh poliferasi dan akmulasi limfosit
matang kecil dalam sumsum tulang, darah perifer,dan tempat-tempat
ekstramedular dengan kadar yang mencapai 100.000/mm3 atau lebih, limposit
abnormal umumnya adalah limposit B.
b.
Leukemia limfoblastik akut
Penyakit ini terdapat pada 20% orang dewasa yang menderita leukemia, keadaan
ini merupakan kanker yang paling sering menyerang anak-anak dibawah umur 15
tahun denga puncak insidens antara umur 3 dan 4 tahun. Manifestasi berupa
poliferasi limfoblas abnormal dalam sumsum tulamg dan tempat-tempat
ekstramedular.
a.

5. Pengobatan
a. Protokol pengobatan leukemia limfoblatik akut (LLA)
INDUKSI
Protokol Nasional Prancis LALA 87
Syarat : belum mendapatkan pengobatan sebelumnya, usia 60 tahun
Prednison
Vinkristin
Cyclophosphanamide
Daunorubicin
Profilaksis CNS

: 60 mg/m/oral (hari 1 s/d 22, tapp.of 22 s/d 28)


: 1,5 mg/ m/IV, ( hari 1,8,15,22), dosis total tidak boleh
lebih dari 2,5 mg/1x.
: 600 mg/ m/IV, (hr 1,8)
: 50 mg/ m/IV, (hr 1,2,3)
: Methotrexante: 12 mg/total/intratekal, (hr 1 atau
3,8,15,22,125,150)

b. Protokol pengobatan leukemia mieloblastik akut (LMA)


1) CHA (tidak termasuk Lam tipe M-3,FAB/progranulostik akut)
INDUKSI
:
CCNU
: 70 mg/ m/oral, (hr 1)
Adriamycin
: 35 mg/ m/IV (hr 1,2,3 = 3 hari)
ARA-C
: 100 mg/ m/IV-continous, (hr 1s/d 10 = 10 hari)
2) LAM-VIII

INDUKSI : = LAM IV modified


3) LAM-IV modified
INDUKSI
:
Daunorubicin
: 45 mg/ m/IV, (hr 1,2,3)
Cystosine arabinoside
: 200 mg/ m/IV-continous drip, (hr 1s/d 7)
MAINTENANCE :
kapsul
c. Protokol pengobatan leukemia granulosit kronik (LGK)
1) INDUKSI
: bila leukosit 50.000/ml myleran 6 mg/hr
s/d leukosit 5 15.000 mg, kemudian
istirahat 3 minggu, selanjutnya teruskan
dengan maintenance
2) Maintenance
: Myleran
15.000
:
15-25.000
: 2 mg/hari (7 hari)
25-35.000
: 4 mg/hari (7 hari)
35.000
: 6 mg/hari (7 hari)
3) Pengobatan dengan Hydroxpurea (HYDREA) 500 mg (menurut AZL)
Dosis
: 15-25 mg/kg BB dalam 2 jam dosis peroral
4) Pengobatan dengan Hydroxpurea (HYDREA) menurut anjuran
pembuat obat
BB
(kg)
10
15
10
10
10
10
10
10
10
10
100

Terapi INTERMITEN
(80 mg/kg BB, setiap 3 hari
sebagai dosis tunggal)
1 kapsul
2 kapsul
3 kapsul
5 kapsul
6 kapsul
8 kapsul
10 kapsul
11 kapsul
13 kapsul
14 kapsul
16 kapsul

Terapi CONTINUOUS
(20-30 mg/kg BB, setiap hari
dosis tunggal)
kapsul
1 kapsul
1 kapsul
2 kapsul
2 kapsul
3 kapsul
3 kapsul
4 kapsul
4 kapsul
5 kapsul
6 kapsul

Efek samping :
supresi sumsum tulang : leukopenia, terombositopenia,
anemia.
Anoreksia, nausea, vomiting, nyeri kepala, pusing,
stomatitis,alopesia, skin rash, melena, nyeri perut, diorientasi,
edema paru.
6. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
a.
PK : Depresi sumsum tulang
b.
PK : Leukositosis
c.
PK : Keterlibatan SP
d.
Risiko Infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan sekunder
e.
Risiko terhadap cedera b.d bentuk darah abnormal, kecenderungan
perdarahan sekunder terhadap leukemia dan efek samping kemoterapi
5

f.

Ketidakberdayaan b.d ketidakmampuan untuk mengontrol situasi,


ketidakberdayaan gaya hidup

Anda mungkin juga menyukai