2
3
EDITORIAL
Benalu Sosial
36
PROFIL
NARASUMBER
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) Serta Preventif
KKN di Mata Ketua Sekolah Tinggi Transportasi
Darat
Keberdayaan dan disiplin
sebagai upaya pencegahan
korupsi
Menciptakan manusia
perhubungan dengan
mengembangkan Soft Skill
10
OPINI
Upaya Inspektorat Jenderal di
Dalam Memerantas Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme
Mengenal Komisi Pemberantasan korupsi
Dana Alokasi Khusus (DAK)
dalam sistem perimbangan
keuangan
Seperti garam pada masakan
Menengok korupsi pada
pelaksanaan pekerjaan konstruksi
Perkeretaapian Indonesia vs
Swedia
42
AUDIT
46
PERATURAN
50
SERBA SERBI
Punggahan Inspektorat
Jenderal Kementerian
Perhubungan
Penyerahan bingkisan
lebaran bagi pegawai di
lingkungan Inspektorat
Jenderal
Anekdot
DARI REDAKSI
editorial
MAJALAH TRANSPARANSI
Benalu Sosial
Redaksi
PROFIL
PROFIL
OPINI
Anggaran : DIPA ITJEN setiap tahun sangat mencukupi untuk kegiatan audit dan
sejak tahun 2007 telah dianggarkan untuk
sewa pesawat, sewa kapal dan sewa mobil untuk menjangkau lokasi audit yang terpencil.
Sarana Prasarana : Disetiap Inspektorat terdapat sarana seperti : laptop,
printer,kamera digital, handycam, hammer
test.
Metode kerja:
1. Penyelenggaraan audit: setiap tahun
melalui rapat dinas yang menghasilkan
keputusan-keputusan yang dituangkan
didalam kebijaksanaan pengawasan
(JAKWAS );
2. Melakukan rapat berkala auditor disetiap Inspektorat;
3. Sapta Laku auditor;
4. Program Kerja Audit (PKA);
5. Laporan Hasil Audit.
Permasalahan yang dihadapi Auditi terkait dengan KKN
1. Belum semua UPT menyusun standar
Pelayanan minimal khususnya yang
berhubungan dengan pelayanan masyarakat / pengguna jasa langsung ;
OPINI
kait dengan perijinan;
4. Kurangnya akses informasi terhadap
layanan publik;
5. Kurangnya komitmen pejabat di pusat
/ di daerah untuk upaya mencegah dan
memberantas korupsi;
6. Ketidakjelasan sistem reward bagi
pegawai yang berjasa;
7. Sistim penerimaan pegawai yang masih sarat KKN;
8. Sistim penggajian pegawai yang tidak
sebanding dengan kebutuhan hidup;
9. Belum semua pejabat di pusat dan
daerah membuat pakta integritas dan
LHKPN;
10. Kurangnya ketegasan dan kurang konsistennya sanksi/hukuman terhadap
pejabat yang terbukti melakukan KKN;
11. Perencanaan usulan anggaran yang
tidak berdasarkan kebutuhan riil di pusat/di daerah;
12. Intervensi pejabat pada saat pemilihan
pengadaan barang/jasa untuk ikut menentukan rekanan tertentu;
13. Pengadaan barang/jasa yang hanya
diikuti oleh kelompok usaha tertentu
atau secara arisan.
Upaya Percepatan Inspektorat Jenderal
di dalam Pemberantasan KKN
1. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2004, Menteri Perhubungan telah mengeluarkan Instruksi
Menteri Perhubungan Nomor IM.2
tahun 2004 tentang Perencanaan
Gerakan Nasional Pemberantasan
Korupsi di lingkungan Kementrian
Perhubungan dan Keputusan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara No.
KEP/94/M.PAN/8/2005 tentang pedoman umum koordinasi, Monitoring dan
Evaluasi pelaksanaan Inpres No. 5 tahun 2004.
6
OPINI
-
C. KPK
-
Menginformasikan adanya kasus yang perlu ditindak lanjuti dengan audit Itjen dan
hasilnya dilaporkan ke Menteri Perhubungan yang selanjutnya meneruskan laporan
tersebut ke KPK.
D. Inspektorat di daerah
Membantu menyediakan data-data rekening perbankan yang terindikasi adanya TPK dan berpotensi
money laundry sesuai UU No.25
tahun 2002 dan UU No.25 tahun
2003.
F. Kejaksaan Agung
OPINI
MENGENAL
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
Latar belakang pembentukan KPK
OPINI
OPINI
yang dilakukan oelh aparat penegak
hukum atau penyelenggara negara
2. Mendapat perhatian dan meresahkan masyarakat
3. Mendapat perhatian dan meresahkan masyarakat
4. Menyangkut kerugian negara paling
sedikit (satu milyar rupiah).
D. Dalam melaksanakan tugas pencegahan korupsi, KPK berwenang melakukan
tugas dan langkah pencegahan sebagai
berikut :
1. Melakukan pendaftaran dan pemeriksaan terhadap laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN);
2. Menerima laporan dan menetapkan
status gartifikasi;
3. Menyelenggarakan program pendidikan anti korupsi pada setiap jenjang pendidikan;
4. Merancang dan mendorong terlaksananya program sosialisasi pemberantasan TPK;
5. Melakukan kampanye anti korupsi
kepada masyarakat umum;
6. Melakukan kerjasama bilateral atau
multikultural dalam pemberantasan
TPK.
Dalam melaksanakan monitoring KPK
melaksanakan tugas sesuai pasal 14 :
1. Melakukan pengkajian terhadap sistem
administrasi di semua lembaga negara
dan pemerintah;
2. Memberi saran perubahan jika berdasarkan hasil pengkajian, sistem pengelolaan administrasi tersebut berpotensi korupsi kepada semua pimpinan
lembaga negara dan pemerintah.
Kewajiban KPK sesuai pasal 15 :
1. Memberikan perlindungan terhadap
saksi atau pelapor;
2. Memberikan informasi kepada ma10
syarakat;
3. Menyusun laporan tahunan dan menyampaikannya kepada masyarakat;
4. Menyusun laporan tahunan dan menyampaikannya kepada Presiden,DPR,
dan BPK;
5. Menegakkan sumpah jabatan;
6. Melaksanakan tugas,tanggung jawab
dan wewenangnya berdasarkan asasasas kepastian hukum, keterbukaan,
akuntabilitas, kepentingan umum dan
proporsionalitas.
Larangan terhadap pimpinan dan pegawai
KPK (pasal 36) :
1. Mengadakan hubungan langsung atau
tidak langsung dengan tersangka atau
pihak lain yang ada hubungannya dengan perkara TPK yang ditangani KPK
dengan alasan apapun;
2. Menangani perkara TPK yang pelakunya mempunyai hubungan keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus
keatas atau kebawah sampai derajat
ketiga dengan anggota KPK yang bersangkutan;
3. Menjabat komisaris atau direksi suatu
perseroan, organisasi yayasan, pengawas atau pengurus koperasi dan jabatan profesi lainnya atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan jabatan
tersebut.
Ancaman pidana bagi pelanggar larangan
tersebut adalah pidana penjara paling lama
5 tahun ( pasal 65 dan 66 )
Itulah KPK sebuah institusi dengan
sedemikian banyak kewenangan Namun
juga mempunyai kewajiban secara intern
ekstern yang ketat.
Kita harapkan KPK mampu untuk mengawal barisan terdepan dalam upaya pemberantasan korupsi di Republik ini.
Penulis,
Drs. Teguh Pribadi
Auditor IR I
OPINI
A. Latar Belakang
Salah satu perwujudan pelaksanaan Otonomi Daerah adalah pelaksanaan Desentralisasi, dimana Kepada Daerah diserahkan urusan, tugas dan wewenang untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan dan
kepentingan masyarakat setempat dengan
tetap berpedoman pada peraturan per
Undang-Undangan. Melalui
desentralisasi
kemampuan
Pemerintah
Daerah untuk
pembangunan menjadi lebih lincah, akurat dan tepat.
Urusan Pemerintahan yang
diserahkan
akan didistribusikan kepada
daerah tersebut disertai pula dengan penyerahan atau transfer
keuangan yang terwujud dalam hubungan keuangan antara Pusat dan Daerah.
Salah satu bentuk hubungan keuangan
Pusat dan Daerah adalah Dana Alokasi
Khusus (DAK), dimana dana yang bersumber dari pendapatan APBN, dialokasikan/
ditransfer kepada daerah untuk membiayai kegiatan khusus yang merupakan
urusan daerah dan merupakan prioritas
nasional, sehingga dapat membantu
mengurangi beban biaya kegiatan khusus
yang harus ditanggung oleh Pemerintah
Daerah.
11
OPINI
Salah satu Prioritas Nasional yang saat ini
menjadi salah satu program utama dari Kementerian Perhubungan adalah Program
Keselamatan yang dikenal dengan Road
Map to Zerro Accident yang ditetapkan
melalui Instruksi Menteri Perhubungan Nomor 3 Tahun 2007. Road Map to Zerro
Accident bertujuan untuk meningkatkan
pelayanan jasa perhubungan yang selamat,
aman, nyaman, lancar, teratur, tepat waktu
dan biaya yang terjangkau.
Untuk Tahun Anggaran 2011, DAK yang
diusulkan oleh Kementerian Perhubungan
dialokasikan untuk program Keselamatan
Transportasi Darat. Melalui DAK tersebut,
kepada daerah khususnya Kabupaten/Kota
diharapkan dapat membiayai kegiatan yang
berkaitan dengan Keselamatan Transportasi Darat yang menjadi urusan Pemerintah
Daerah sebagai upaya untuk mewujudkan
Road Map to Zerro Accident.
B. Wewenang Pemerintah
Berbicara mengenai kewenangan, secara
garis besar wewenang Pemerintah dibagi
menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
1. Wewenang Pemerintah Pusat
a. Kewenangan Absolute
Merupakan urusan pemerintahan
yang mutlak menjadi kewenangannya dan urusan bidang lainnya yaitu
bagian-bagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya
Pemerintah Pusat. Terdapat 6 urusan Pemerintah yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat, yaitu :
1) Politik Luar Negeri;
2) Pertahanan;
3) Keamanan;
4) Yustisi;
5) Moneter dan Fiskal Nasional;
6) Agama.
b. Kewenangan Lainnya
Selain urusan yang bersifat absolute terdapat pula 31 bidang urusan pemerintahan yang menjadi ke12
OPINI
kabupaten/kota kepada desa untuk
menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pembangunan yang disertai
dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkannya kepada yang memberi
penugasan.
Tugas pembantuan yang diberikan oleh
Pemerintah kepada daerah dan/atau tugas-tugas Pemerintah yang apabila dilaksanakan oleh daerah dan/atau desa akan
lebih efisien dan efektif. Tugas pembantuan
yang diberikan oleh pemerintah provinsi
sebagai daerah otonom kepada kabupaten/kota dan/atau desa meliputi sebagian
tugas-tugas provinsi, antara lain dalam
bidang pemerintahan yang bersifat lintas
kabupaten dan kota, serta sebagian tugas
pemerintahan dalam bidang tertentu lainnya, termasuk juga sebagian tugas pemerintahan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh kabupaten dan kota. Tugas
pembantuan yang diberikan oleh pemerintah kabupaten/kota kepada desa mencakup sebagian tugas-tugas kabupaten/
kota di bidang pemerintahan yang menjadi
wewenang kabupaten/kota.
2. Wewenang Pemerintah Daerah (Desentralisasi)
Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan
prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam
kerangka negara kesatuan Republik Indonesia. dengan adanya desentralisasi maka
munculan otonomi bagi suatu pemerintahan daerah.
Desentralisasi sebenarnya adalah istilah
dalam keorganisasian yang secara sederhana di definisikan sebagai penyerahan kewenangan. Dalam kaitannya dengan sistem
pemerintahan Indonesia, desentralisasi
akhir-akhir ini seringkali dikaitkan dengan
sistem pemerintahan karena dengan adatransparansi Vol 6/No. I /Tahun 2011
A. Pajak
Dana bagi hasil yang berasal dari sektor
pajak terdiri dari :
1. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB);
2. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB);
3. Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25
13
OPINI
dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang
Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal
21.
B. Kekayaan Daerah
Dana bagi hasil yang berasal dari ke
kayaaan daerah yang berupa sumber
daya alam terdiri dari :
1) Kehutanan;
2) Pertambangan Umum;
3) Perikanan;
4) Pertambangan minyak bumi;
5) Pertambangan gas bumi;
6) Pertambangan panas bumi.
pelaksanaan desentralisasi.
Dana Alokasi Umum merupakan komponen terbesar dalam dana perimbangan dan
peranannya sangat strategis dalam menciptakan pemerataan dan keadilan antar
daerah. Dana Alokasi Umum digunakan
untuk mengurangi ketimpangan dalam kebutuhan pembiayaan dan penguasaan pajak antara pusat dan daerah, proporsi yang
diberikan kepada daerah minimal sebesar
26% (dua puluh enam persen) dari penerimaan dalam negeri netto.
Penggunaan Dana Alokasi Umum ditetapkan oleh daerah. Penggunaan Dana Alokasi Umum dan penerimaan umum lainnya
dalam APBD harus tetap pada kerangka
pencapaian tujuan pemberian otonomi kepada daerah yaitu peningkatan pelayanan
dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik, seperti pelayanan di bidang kesehatan dan pendidikan.
3. Dana Alokasi Khusus
Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana
yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepada daerah tertentu
dengan tujuan membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
Sesuai dengan Undang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah, kegiatan khusus yang dimaksud
adalah :
Kegiatan dengan kebutuhan yang tidak
dapat diperkirakan dengan rumus alokasi umum, dalam pengertian kebutuhan suatu daerah tidak sama;
Kebutuhan yang merupakan komitmen
atau prioritas nasional.
4. Dana Alokasi Khusus Keselamatan
Transportasi Darat
Untuk Tahun Anggaran 2011, pemberian
DAK berpedoman kepada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 216/PMK.07/2010
transparansi Vol 6/No. I /Tahun 2011
OPINI
tanggal 3 Desember 2010 tentang Pedoman Umum dan Alokasi Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2011. Pada TA. 2011
DAK dialokasikan untuk membantu daerah mendanai kebutuhan fisik sarana dan
prasarana dasar yang merupakan prioritas
nasional di bidang Pendidikan, Kesehatan,
Infrastruktur Jalan, Infrastruktur Irigasi, Infrastruktur Air Minum, Infrastruktur Sanitasi,
Prasarana Pemerintah Daerah, Kelautan
dan Perikanan, Pertanian, Lingkungan
Hidup, Keluarga Berencana, Kehutanan,
Perdagangan, Sarana dan Prasarana
Perdesaan, Listrik Perdesaan, Perumahan
dan Permukiman, Keselamatan Transportasi Darat, Transportasi Perdesaan serta
Sarana dan Prasarana Perbatasan. Alokasi DAK yang ditetapkan sebesar Rp.
25.232.800.000.000,- (dua puluh lima triliun dua ratus tiga puluh dua miliar delapan
ratus juta rupiah) dan alokasi untuk DAK
Keselamatan Transportasi Darat adalah
Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah).
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 216/PMK.07/2010, distribusi DAK
Keselamatan Transportasi Darat untuk 32
Provinsi adalah sebagai berikut :
Melalui pemberian Dana Alokasi Khusus di
Bidang Keselamatan Transportasi Darat,
diharapkan akan mampu meningkatkan
keselamatan bagi pengguna transportasi
jalan di wilayah Kabupaten/Kota melalui
penurunan tingkat kecelakaan sebagai perwujudan program aksi Road Map To Zerro
Accident.
Terdapat 4 (empat) indikator yang diharapkan dapat diwujudkan melalui pemberian
DAK, yaitu :
1. Meningkatkan kualitas keselamatan lalu
lintas jalan dan mengurangi kerugian
materiil dan in materiil sebagai dampak
dari berkurangnya angka kejadian kecelakaan;
2. Menurunkan tingkat kecelakaan terutatransparansi Vol 6/No. I /Tahun 2011
OPINI
dan dapat dimanfaatkan paling lambat
tanggal 31 Desember 2011 (akhir tahun
2011);
4. Daerah penerima wajib menyampaikan
rencana penggunaan DAK, menyampaikan laporan triwulan tentang pelaksanaan kegiatan dan penggunaan DAK
Keselamatan Transportasi Darat kepada Menteri Perhubungan;
5. Kementerian Perhubungan cq. Direktorat
Jenderal
Perhubungan Darat melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan DAK Keselamatan Transportasi Darat; melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan
DAK
Kese
lamatan Transportasi Darat;
6. Pengawasan terhadap pelaksanaan
DAK Keselamatan Transportasi Darat
sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-Undangan.
E. Penutup
Terkait dengan pendistribusian Dana Alokasi Khusus (DAK) Keselamatan Transportasi Darat kepada Pemerintah Kabupaten/
Kota dan kaitannya dengan Inspektorat
Jenderal Kementerian Perhubungan selaku
aparat pengawasan internal adalah :
1. Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan
salah satu jenis Dana Perimbangan yang
bersumber dari Pendapatan APBN yang
langsung didistribusikan kepada daerah
sehingga kedudukannya sama dengan
Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi Umum (DAU);
2. Jika melihat Pasal 49 ayat (4) Peraturan
Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 ten16
OPINI
Seperti
Garam
Pada Masakan
OPINI
tasi kecemasan dan ketakutan mereka.
Dari tiga sisi yang berbeda tersebut, tentu
kita akan berusaha untuk menjadi seorang
Pekerja keras. Baginya, kerja adalah wahana untuk membuat potensi yang ada dalam
diri menjadi mekar dan terwujud. Dengan
semangat tinggi kita dimungkinkan mencapai standar melebihi yang diminta oleh
pimpinan. Kita akan merasa mantap, stabil
dan secara kualitatif kita merasa unik dan
berbeda dari orang kebanyakan. Kreatifitas
akan berfungsi secara alamiah, sikap proaktif kita menguat secara nalar, dan imajinasi kita berkembang secara inovatif.
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri pecandu kerja menurut Bryan Robinson dalam
Chained to the desk :
1. Mereka selalu mengerjakan sendiri pekerjaannya, tidak mau mendelegasikan
atau meminta tolong.
2. Tidak tahan menunggu
3. Selalu terburu-buru dan berlomba dengan waktu
4. Marah jika ditengah kesibukannya ia
diinterupsi
5. Suka mengerjakan beberapa hal sekaligus, seperti makan siang sambil mengirim e-mail atau bertelepon
6. Suka menerima sejumlah komitmen
yang tidak mampu dikerjakannya
7. Merasa bersalah jika tidak mengerjakan sesuatu
8. Sangat mengutamakan hasil, tidak
peduli prosesnya
9. Merasa bahwa segala sesuatu bergerak sangat lamban
10. Marah-marah jika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan keinginannya atau
jika standar yang diminta tidak dipenuhi orang lain
11. Suka mengajukan pertanyaan berulang kali, lupa bahwa pertanyaannya
18
OPINI
OPINI
OPINI
PERKERETAAPIAN
INDONESIA VS SWEDIA
K
untuk menjadi penyelenggara. Penyelenggaraan perkeretaapian meliputi penyelenggaraan sarana dan penyelenggaraan
prasarana perkeretaapian yang semuanya
harus memenuhi aspek keselamatan dan
kenyamanan penumpang.
Keselamatan (safety) perkeretaapian didukung seluruh aspek dalam penyelenggaraan
perkeretaapian yaitu aspek sarana, aspek
prasarana, aspek operasional, dan aspek
Sumber Daya Manusia (SDM). Penyelenggara sarana dan prasarana perkeretaapian
wajib melakukan pemeriksaan (control)
dan perawatan (maintenance) agar sarana
dan prasarana perkeretaapian tetap dalam
kondisi yang laik operasi. Dalam aspek
operasional dan aspek SDM, penyelenggara wajib untuk melakukan pembinaan
operasional melalui diklat-diklat teknis.
Kali ini penulis akan berbagi pengalaman
dan bercerita tentang sistem perkeretaapian di Negara Swedia. Mengapa dipilih
Swedia?
21
OPINI
Swedia atau Sweden beribukota di Stockholm, merupakan Negara Eropa yang pertama kali menemukan ketel uap untuk
kepentingan industri. Pada tahun 1829
seorang Nils Ericson telah menemukan
dan menciptakan sumber alat gerak dari
prinsip ketel uap tersebut, yaitu locomotive
yang sangat sederhana.
Dengan dibantu Saudaranya yaitu John
Ericson, mereka telah membangun konstruksi untuk lokomotif agar dapat berfungsi sebagai sumber alat gerak dan penarik.
Akhirnya pada tahun 1850 lokomotif pertama kali diluncurkan di jalan raya dengan
roda dari kayu, yang dalam perkembangannya dibangun jalan kereta (rel) dan
kereta dapat mengangkut barang maupun
penumpang.
Sampai dengan sekarang, perkeretaapian
di Swedia merupakan yang paling maju dan
lengkap di antara Negara Eropa lainnya,
disamping Jerman sebagai pengembang
teknologi tinggi kereta modern.
Swedia merupakan negara yang tepat
untuk belajar perkeretaapian karena telah
mengalami berbagai hal di atas dan saat
ini telah berhasil menjadikan kereta api sebagai tulang punggung transportasi yang
efisien dengan tingkat keselamatan dan
ketepatan waktu yang tinggi melalui deregulasi, sesuatu hal yang sedang dan akan
dilakukan oleh Pemerintah Indonesia saat
ini.
Swedia mempunyai jumlah penduduk
sekitar 9 (sembilan) juta orang dengan
pendapatan domestic bruto sebesar EUR
331.400.000,-, sehingga Swedia merupakan salah satu negara maju dan terkaya
didunia. Angkutan Kereta api di Swedia
merupakan salah satu moda unggulan
dan sangat diminati oleh masyarakatnya.
Mereka mampu menata kehidupan transportasi yang lebih efisien sehingga memudahkan bagi setiap warga untuk melakukan
22
OPINI
dan melakukan perawatan terhadap prasarana.
Disamping itu, pada tahun 2009 terbentuk
Sweden Transport Agency yang mempunyai tugas untuk menyusun regulasi, melaksanakan regulasi tersebut, pemberian ijin,
dan melakukan supervisi terhadap perkeretaapian Swedia.
Pemisahan tugas dan fungsi pada masingmasing operator berakibat pada fokusnya
para operator menjalankan perannya.
Sebagai contoh, pemisahan operator perawatan sarana kereta api dari operator
kereta api membawa dampak positif bagi
kualitas perawatan sarana tersebut. Walaupun Pemerintah tidak terlalu campur tangan
dalam menentukan kebijakan perawatan
sarana kereta api namun para operator
tersebut sadar akan tugas dan perannya
terhadap kehandalan sarana yang dirawatnya. Dalam pelaksanaan perannya operator perawatan tersebut menjalin kerjasama
dengan operator perkeretaapian dalam
suatu ikatan kontrak melalui mekanisme
tender terbuka. Untuk mendapatkan kerjasama tersebut operator perawatan harus
menawarkan konsep perawatan yang memadai dengan mengacu kepada Maintenance Instruction (MI) dari pabrikan.
Dari sisi kelaikan sarana, disamping setiap
sarana tersebut harus lulus uji, setiap sarana yang akan beroperasi harus mendapatkan pengesahan yang membuktikan bahwa desain dan spesifikasi teknis sarana
tersebut sudah memenuhi Technical Specification for Interoperability (TSI). TSI merupakan suatu standar spesifikasi teknis yang
berlaku untuk seluruh Negara di Uni Eropa.
Organisasi yang berwenang untuk melakukan hal tersebut adalah Sweden Transport
Agency. Untuk menjaga kehandalan dan
kelaikan sarana Pemerintah melakukan inspeksi setiap saat terhadap kondisi sarana
dan riwayat perawatan sarana tersebut.
transparansi Vol 6/No. I /Tahun 2011
23
OPINI
melalui Trafikverket
Manager).
(Infrastruktur
Sensor barier
Warning device
OPINI
jadinya hal hal yang tidak diinginkan sewaktu para petugas
berada di jalur Kereta Api.
d) Alat Perekam Suara / Voice Recorder
Perangkat ini diletakkan di CTC.
Semua hubungan telekomunikasi akan direkam di perangkat
ini. Tipe yang digunakan adalah
computer based.
2) Media Transmisi yang digunakan kabel.
Saat ini backbone telekomunikasi
menggunakan kabel fiber optic.
3) Pengoperasian Sistem Telekomunikasi.
Sistem Telekomunikasi yang digunakan di Swedia menggunakan
teknologi yang menyerupai telepon
selular. Teknologi ini disebut GSMr.
Perbedaannya dengan telepon selular adalah bahwa frekuensi yang
digunakan sudah dedicated atau
dikhususkan untuk system telekomunikasi perkeretaapian Swedia.
Seluruh Hubungan Telekomunikasi
berpusat pada CTC sebagai sentral yang terhubung dengan setiap
stasiun (hanya difungsikan apabila
CTC mengalami kerusakan), lokomotif/kabin masinis, petugas perawatan prasarana ataupun sarana,
dan petugas keamanan stasiun. Hal
ini memudahkan pengawasan terhadap seluruh lintas yang tercakup
dalam wilayah CTC tersebut. Apabila
terdapat permasalahan pada petak
jalan, maka petugas CTC dapat
langsung mengetahui lokasi dimana
permasalahan tersebut terjadi dan
memberikan perintah kepada
Petugas petugas di lapangan untuk melakukan tindakan antisipasi atau perbaikan.
C) Perawatan
Perawatan prasarana dilakukan oleh
pemerintah melalui Infrastructure Manager
(trafikverket) melalui mekanisme kontrak
dengan pihak ketiga. Pihak ketiga melakukan perawatan setiap hari dan infrastructure manager melakukan inspeksi terhadap
prasarana yang sudah dirawat secara acak.
D) Regulasi dan Standar Teknis
1) Telah dikeluarkan undang-undang
untuk railway (Railway Act) yang
mengacu pada pada UIC (International Union of Railways), CEN, ERA
(European Railway Agency).
2) Pemerintah Swedia tidak mengatur
secara khusus mengenai standar
teknis.
Standar teknis disusun oleh masing
masing operator setelah mendapat
persetujuan dari pemerintah. Acuan
standar teknis yang digunakan oleh
para operator tersebut biasanya
mengacu pada standar cenelec (european standard).
E) Pengujian dan Sertifikat
Untuk Pengujian dan sertifikasi terhadap
suatu pembangunan atau penggunaan
sistem baru, sudah dilakukan oleh Badan
swasta /pihak ketiga yang telah mendapat
akreditasi dari pemerintah.
F) Tindak Lanjut dari sebuah Kecelakaan
Tindak lanjut dari sebuah investigasi apabila
terjadi kecelakaan lebih menekankan pada
mencari penyebab yang berujung pada tindak lanjut berupa perbaikan atau melengkapi suatu sistem baik sarana, prasarana,
ataupun SDM untuk mencegah kecelakaan
yang sama terjadi lagi.
1) Jenis kecelakaan dibagi menjadi 2, yaitu
: Minor dan Major.
2) Kecelakaan yg dilaporkan :
a. Korban meninggal 1 orang atau lebih.
b. Korban luka dirawat di rumah sakit
25
OPINI
selama 24 jam atau lebih.
c. Kerugian sarana, prasarana atau
yang lainnya mencapai 150.000
euro.
d. rintang jalan lebih dari 6 jam.
3) Perkeretaapian Swedia telah memiliki
standar / prosedur penanganan untuk
mencari penyebab dan tindakan preventif pada suatu kejadian kecelakaan.
4) Untuk menginvestigasi dilakukan oleh
operator dan badan pemerintah (NIB/
SAIB). Laporan hasil investigasi para
operator dilaporkan ke NSA/ TA dan
tindakan investigasi oleh NIB/ SAIB berdasarkan rekomendasi.
OPINI
kan untuk kelas ekonomi pengelolaannya diatur oleh Pemerintah melalui skema
Public Service Obligation (PSO) yaitu selisih
tarif akibat dari biaya operasional yang ditanggung oleh Pemerintah akibat dari jalur/
relasi tersebut ditugaskan dan / atau tarif
diatur oleh Pemerintah. Hal ini berdampak
pada kewajiban suatu badan / operator
harus memisahkan pembukuan keuangan
secara transparan.
A) Sistem Persinyalan
1) Masih banyak stasiun yang masih
menggunakan sistem persinyalan mekanik.
2) Persinyalan mekanik tidak memiliki alat
pendeteksi kereta sehingga fungsi kontrol dari pembentukan rute sebagian
diambil oleh operator (PPKA) sehingga
faktor kesalahan manusia dalam pembentukan rute sangat mungkin terjadi.
3) Setiap stasiun menggunakan interlocking yang mengontrol emplasemennya dimana pembentukan rute masih
dilakukan oleh Pengatur Perjalanan
Kereta Api (PPKA) di masing masing
stasiun.
4) Menggunakan Fixed Block untuk perjalanan kereta commuter maupun
perjalanan kereta jarak jauh dan kebanyakan block system belum menggunakan intermediate block sehingga
delay keterlambatan kereta banyak terjadi.
5) Belum menggunakan Automatic Train
Protection (ATP) sehingga keselamatan
perjalanan kereta api sangat tergantung
pada petugas PPKA dalam mengatur
rute dan masinis dalam menjalankan
kereta api sesuai standar operasi. Karena belum adanya ATP sistem maka
masinis dapat secara tidak sengaja
melanggar sinyal tanpa adanya suatu
transparansi Vol 6/No. I /Tahun 2011
OPINI
nakan sebagian besar masih menggunakan telepon magneto.
c. Telepon Talkback
Digunakan untuk kegiatan langsiran
dan perawatan di dalam emplasemen stasiun.
d. Telepon Radio Train Dispatching
Digunakan untuk komunikasi antara
Pusat Kontrol (PK) dengan PPKA.
Terletak di Pusat Kontrol (PK) dan
stasiun stasiun.
e. Radio Lokomotif
Digunakan untuk komunikasi antara
Pusat Kontrol (PK) dengan masinis.
Terletak di kabin masinis pada rangkaian kereta atau lokomotif. Kegiatan operasi Kereta Api berangkat
dan masuk stasiun. Pesawat telepon
yang digunakan ada yang masih
menggunakan telepon magneto.
f. Telepon JPL
Digunakan untuk komunikasi antar
PPKA di stasiun dengan petugas
PJL. Pesawat telepon yang digunakan sebagian besar masih menggunakan telepon magneto.
g. Telepon Talkback
Digunakan untuk kegiatan langsiran
dan perawatan di dalam emplasemen stasiun.
h. Telepon Radio Train Dispatching
Digunakan untuk komunikasi antara
Pusat Kontrol (PK) dengan PPKA.
Terletak di Pusat Kontrol (PK) dan
stasiun stasiun.
i. Radio Lokomotif
Digunakan untuk komunikasi antara
Pusat Kontrol (PK) dengan masinis.
Terletak di kabin masinis pada rangkaian kereta atau lokomotif.
j. Telepon Centralized Function Tele28
phony (CFT)
Perangkat telepon yang dapat digunakan untuk fungsi Telepon T/Blok,
Telepon JPL, dan Telepon Train Dispatching. Terletak di Pusat Kontrol
(PK) dan stasiun stasiun.
OPINI
(PK) dengan masinis (Radio Lokomotif).
Setiap hubungan telekomunikasi akan
direkam dengan alat perekam suara/
voice recorder.
C) Perawatan
1) Sistem Persinyalan
Sistem persinyalan elektrik yang saat ini
dipakai di beberapa stasiun Indonesia
sebenarnya telah mengandung unsur
fail safe yang baik untuk mengamankan
29
OPINI
perjalanan Kereta Api, hanya saja masih
sangat mengandalkan pada faktor sumber daya manusia yang menjalankan.
Tidak difungsikannya Centralized Traffic Control (CTC) sebagaimana mestinya dan tidak adanya Automatic Train
Protection (ATP) berarti tidak ada proteksi berlapis apabila salah satu individu
yang menjalankan tugas dalam sebuah
operasi Kereta Api melakukan kesalahan prosedur.
Kecelakaan yang baru saja terjadi di Stasiun Petarukan adalah salah satu contoh yang menunjukkan bahwa faktor
kesalahan sumber daya manusia masih
menjadi permasalahan yang cukup besar di perkeretaapian Indonesia.
2) Sistem Telekomunikasi
Jika kita mengacu pada konsep telekomunikasi perkeretaapian di Indonesia
sebenarnya sudah mengacu pada konsep yang umum pada sistem telekomunikasi di Eropa dimana telekomunikasi
telah terhubung secara terpusat pada
Pusat Kontrol (PK). Perbedaan yang
ada adalah bahwa Pusat Kontrol (PK)
di Indonesia hubungannya sangat terbatas dan hanya terhubung pada PPKA
serta masinis saja dimana jika terdapat
sebuah permasalahan di lapangan,
30
3) Perawatan
Belum adanya Badan Layanan Umum
(BLU) atau badan lain yang ditunjuk oleh
pemerintah serta belum adanya standar
perawatan minimum yang dikeluarkan
oleh pemerintah menyebabkan kegiatan perawatan masih diserahkan ke
PT. Kereta Api Indonesia dengan mekanisme pemberian subsidi perawatan
(IMO) untuk seluruh jalur yang dirawat
oleh PT. Kereta Api Indonesia. Kelemahan dari kondisi ini adalah pada saat
verifikasi dari pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak IMO tersebut, pemerintah tidak memiliki pedoman/standar
hasil minimum yang seharusnya didapat
dari perawatan yang dilakukan oleh PT.
Kereta Api Indonesia . Sehingga pada
akhirnya bisa dikatakan bahwa kita hanya menerima apapun hasil perawatan
transparansi Vol 6/No. I /Tahun 2011
OPINI
31
NARA SUMBER
NARA SUMBER
Nepotisme (KKN). Visi dan Misi tersebut tentunya tidak akan tercapai dengan
optimal apabila terdapat tindakan Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme.
PANDANGAN DAN STRATEGI PREFENTIF KKN
Menurut Kepala Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) Ir. Sugihardjo, M.Si yang
lebih akrab dikenal dengan panggilan Jojo,
terdapat 2 (dua) aspek penyebab Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme, yaitu : aspek kebutuhan dan aspek pengawasan. Aspek
kebutuhan yang dimaksud adalah Basic
needs (Kebutuhan dasar/pokok). Persamaan PNS di seluruh Indonesia menurutnya adalah gajinya tidak cukup sehingga
perlu mencari tambahan.
Pria kelahiran Cirebon 24 Pebruari 1961
ini mengatakan bahwa faktanya sistem
penggajian yang telah ada khususnya bagi
TNI, Polri dan PNS tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan
akhir bulan, sehingga ada upaya-upaya
mencari tambahan guna memenuhi kebutuhan pokok tersebut. Namun ada pula
perilaku korupsi yang bukan disebabkan
pemenuhan kebutuhan pokok melainkan
disebabkan oleh keserakahan. Terhadap
kedua perilaku tersebut menurut pria yang
gemar membaca dan olah raga ini tetaplah salah, oleh karenanya perlu ada skala
prioritas. Beliau sangat setuju bahwa dengan
sistem penggajian yang ada, Pegawai Negeri Sipil perlu mencari tambahan namun
harus dengan cara yang profesional, beliau
amat tidak setuju apabila mencari tambahan dengan jalan mengambil hak orang lain
dan dengan cara melanggar hukum. Aspek Pengawasan menurutnya merupakan
domain Inspektorat Jenderal. Pria yang
bersahaja ini berpendapat bahwa dalam
pendekatan management, korupsi bukanlah sebab melainkan gejala. Hal tersebut dapat dirumuskan dengan Corruption
(C) = Discrapancy (D) + Monopoly (M)
- Transparency (T). Descrapancy adalah
penyalahgunaan wewenang. Berdasarkan rumus tersebut dapat dilihat bahwa
transparansi Vol 6/No. I /Tahun 2011
NARA SUMBER
di dalam komponennya terdapat remunerasi. Dengan gayanya yang sangat
santai namun serius ia mengatakan
bahwa sistem penggajian Pegawai
Negeri Sipil saat ini menganut sistem
pendapatan sama.
Dengan adanya Reformasi Birokrasi yang
tentunya terkait dengan kinerja, maka setiap pegawai memiliki beban kerja, sehingga untuk mengatasi Basic Need tersebut
amatlah penting untuk menjalankan Reformasi Birokrasi. Terkait dengan upayaupaya preventif KKN pemerintah tersebut
di atas, dalam penerapannya di lingkungan
Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD)
pria yang memperoleh pangkat golongan
Pembina Utama Muda (IV/c) tahun 2010 ini
mengatakan bahwa :
Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
Penerapan SPIP di unit yang dipimpinnya masih perlu disosialisasikan. Untuk
itu ia akan meminta bantuan kepada
pejabat atau teman-teman di Inspektorat Jenderal agar dapat memberikan
sosialisasi langsung kepada para pejabat atau pegawai di lingkungan Sekolah
Tinggi Transportasi Darat.
Pengadaan Barang dan Jasa
Mengenai Pengadaan Barang Jasa pihak STTD telah melaporkan kendalakendala pelaksanaan e-Procurement
dalam pelaksanaan lelang dan belum
dapat melaksanakannya secara penuh,
namun pihak STTD telah memenuhi
syarat minimal proses lelang yaitu mengumumkannya melalui Web Site Kementerian Perhubungan maupun LPSE
(Layanan Pengadaan Secara Elektronik). Dalam pengadaan barang dan jasa,
beliau tak henti-hentinya menekankan
kepada para panitia untuk selalu bekerja benar dan profesional guna menjadi
Good Governance kemudian kita bersama-sama memperbaiki guna menuju
Clean Governance serta beliau selalu
menekankan kepada teman-teman di
jajaran STTD bahwa yang terpenting
34
NARA SUMBER
tidak akan tergantung hanya pada gaji.
Sementara untuk memperoleh tambahan
pendapatan dari kantor dilakukan dengan
cara memberi kesempatan kepada pegawai yang memiliki kemampuan mengajar
untuk menjadi pengajar.
Namun ia menyadari bahwa dari APBN
honor dosen untuk memeriksa ujian sangatlah kecil, padahal jenis soalnya adalah
essay, maka ia menambahkan honor tersebut dari dana masyarakat melalui persetujuan orang tua taruna. Hal tersebut merupakan cara mencari tambahan dengan professional dan bisa dipertanggungjawabkan.
Ia sangat menyadari bahwa resiko sebagai
pimpinan adalah tidak boleh memikirkan
kesejahteraan sendiri tetapi harus memikirkan nasib anak buah. Selain itu bagi para
Dosen di lingkungan STTD, dia memberikan kesempatan untuk mengaktualisasi
diri dengan melakukan penelitian. Karena
dengan penelitian berarti terdapat aktualisasi diri dari para dosen, belajar mengasah
kemampuan dan meningkatkan keyakinan
individunya. Selain hal tersebut dengan
melakukan penelitian tentunya dosen tersebut akan memperoleh tambahan honor dan
Angka Kredit.
Sebelumnya dalam mewujudkan kegiatan
penelitian di STTD, anggaran penelitian selalu ditolak dengan alasan penelitian adalah
tugas pokok dan fungsi Badan Penelitian
dan Pengembangan. Namun pria yang pernah menghabiskan masa kecilnya di Biak
ini tidak putus asa, ia meminta jajarannya
untuk membuat proposal penelitian yang
bisa dipertanggung jawabkan dan hasilnya
bermanfaat, guna diajukan ke bagian anggaran karena Tri Darma Perguruan Tinggi
adalah :
1) Pengajaran,
2) Penelitian dan Pengembangan dan
3) Pengabdian Pada Masyarakat.
Contohnya terkait dengan kemacetan lalu
lintas yang terjadi di sekitar STTD ia menantang para Dosen STTD untuk melakukan
penelitian yang manfaatnya dapat langsung
dirasakan.
transparansi Vol 6/No. I /Tahun 2011
NARA SUMBER
NARA SUMBER
edemikian berbahayanya
Korupsi
sehingga
Bapak Presiden menyatakan perang terhadap korupsi. Secara formal telah
diterbitkan Instruksi
Presiden Nomor 5
Tahun 2004 tentang
Percepatan
Pemberantasan Korupsi
yang lanjutkan dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun
2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi. Di lingkungan
Kementerian Perhubungan telah diterbitkan
Instruksi Menteri Perhubungan Nomor IM. 2
Tahun 2010 tentang Pencegahan Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme. Melalui peraturanperaturan yang telah diterbitkan tersebut
diharapkan aparat Pemerintah dapat berupaya untuk menghindari tindakan-tindak
Korupsi.
Secara garis besar Strategi Pencegahan/
Pemberantasan Korupsi terbagi menjadi 3
bagian, yaitu :
1. Preventif, terkait
dengan Manajerial dan Integritas Organisasi
2. Represif, pendekatan mengontrol korupsi melalui penegakan
hukum
3. Strategi Edukasi, penyadaran publik
dan masyarakat untuk merubah perilaku
korup. (sumber: Rencana dan Strategis
KPK Tahun 2004 2007)
Tindakan pertama yang sangat penting
adalah terkait dengan tindakan Preventif
yaitu tindakan mencegah terjadinya Korupsi. Langkah ini akan dapat berjalan dengan baik apabila terciptanya Lingkungan
Pengendalian yang memadai karena terkait
dengan aspek manajerial dan integritas organisasi.
Pada Edisi kali ini Jurnal Transparansi mencoba mengangkat tema tentang Pencegahan Korupsi pada unit kerja di ling37
NARA SUMBER
kungan Kementerian Perhubungan. Tim
Jurnal Transparansi berkesempatan untuk
melakukan audensi dengan Kepala Distrik
Navigasi Teluk Bayur, Padang, Sumatera
Barat.
Tim Jurnal mencoba menggali strategi apa
yang diterapkan oleh Bapak Bambang
Purwanto untuk melakukan pencegahan
korupsi di Kantor Distrik Navigasi Teluk Bayur
Menurut beliau, ada banyak hal yang dapat
menjadi faktor pencegahan korupsi tersebut. Salah satu yang diterapkan beliau
adalah kebersamaan. Kebersamaan antara
pimpinan dan juga staf merupakan faktor
kunci di dalam melakukan pencegahan.
Dengan adanya kebersamaan maka rasa
saling menghormati akan terwujud. Beban pekerjaan yang ada akan ditanggung
bersama sehingga akan tercipta tanggung
jawab yang lebih besar kepada pekerjaan.
Menyerahkan pekerjaan kepada ahlinya
juga menjadi salah satu cara yang yang
diterapkannya. Seperti pada proses pengadaan, beliau mempercayakan kepada
orang yang telah berpengalaman di dalam
proses pe-ngadaan tersebut. Bukan hanya
diserahkan kepada orang yang telah berpengalaman, keterbukaan informasi terhadap pengadaan tersebut juga menjadi
sesuatu yang wajib dilakukan. Dengan
adanya keterbukaan informasi tersebut
proses pengadaan pun akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran informasi yang
didapat terhadap para peserta pengadaan.
Selain kebersamaan dan sikap saling terbuka, saat ini Disnav Teluk Bayur juga di dukung oleh pegawai yang memang berkompeten dan adanya pembagian tugas yang
jelas serta pemberian kepercayaan kepada
staf yang ada dalam melaksanakan. Sebelum pekerjaan di mulai, diberikan arahan
dan setelah pekerjaan selesai dilakukan
38
evaluasi. Adanya pembagian tugas tersebut dapat meringankan pekerjaan yg dibebankan kepada Kadisnav sendiri.
Satu hal lagi yang menjadi landasan bagi
ayah dari tiga orang putra dan puteri ini
adalah Perintah Harian Dirjen Perhubungan Laut. Dimana salah satu isinya adalah
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kepada
Masyarakat Guna Mewujudkan Kriteria Layanan yang Tepat Mutu dan Tepat Waktu
tersebut dapat meringankan pekerjaan yg
dibebankan kepada Kadisnav sendiri.
Satu hal lagi yang menjadi landasan bagi
ayah dari tiga orang putra dan puteri ini
adalah Perintah Harian Dirjen Perhubungan Laut. Dimana salah satu isinya adalah
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kepada
Masyarakat Guna Mewujudkan Kriteria Layanan yang Tepat Mutu dan Tepat Waktu.
Walaupun dalam prakteknya pelayanan
yang diberikan tidak bersentuhan langsung
dengan pengguna karena pelayanan yang
diberikan lebih berorientasi terhadap sarana yang digunakan dalam proses kenavigasian. Sarana-sarana tersebut merupakan
hal yang sangat penting yang harus selalu
diperhatikan.
Menurutnya jika sarana tersebut tidak
menjadi prioritas maka kita akan kehilangan kepercayaan dari masyarakat sebagai
pengguna. Sebagai contoh yang menjadi perhatiannya adalah Petugas Penjaga
Menara Suar. Walaupun pekerjaan tersebut di anggap sederhana karena para penjaga mercusuar bertugas mempertahankan
agar lampu suar tetap menyala namun
mengingat lokasi menara suar yang berada
pada tempat terpencil yang sebagian besar
sulit untuk dijangkau menjadikan pekerjaan
sebagai Penjaga Menara Suar sebagai pekerjaan yang berat. Hal tersebut sangat sebanding dengan tujuan utama dari pekerjaan mereka yaitu terciptanya Keselamatan
transparansi Vol 6/No. I /Tahun 2011
NARA SUMBER
Pelayaran berkualitas seperti yang diharapkan para pengguna jasa transportasi. Salah
satu kebijakan yang diambil oleh beliau
adalah dengan memberlakukan perputaran
wilayah kerja bagi penjaga Menara Suar
setiap 3 (tiga) bulan.Hal ini bertujuan untuk
mencegah agar para petugas tidak merasa
bosan dalam menjalankan tugasnya sekaligus sebagai bentuk perhatian beliau.
Contoh kedisiplinan lainnya yang beliau terapkan adalah terkait dengan pengaturan
penggunaan kendaraan dinas. Kendaraan
Dinas diserahkan kepada masing-masing
pejabat struktural dengan konsekuensi
apabila ada pegawai lainnya yang membutuhkan khususnya terkait operasional
perkantoran kendaraan-kendaraan dinas
tersebut dapat digunakan. Dengan begitu
rasa kebersamaan yang ada makin tumbuh
39
NARA SUMBER
erdasarkan
pengamatan
yang dilakukan selama kurang lebih 4 tahun, pada intinya
manusia bukan mesin, manusia
memiliki batas batas dalam dunia pekerjaan, dimana kesibukan menjadi bagian dari rutinitas pekerjaan. Maka manusia
butuh juga suasana baru dalam
arti kata diberikan kesempatan
atau peluang yang sama dalam
setiap kesempatan agar tidak
monoton menjalani satu jenis
pekerjaan saja.
Strategi pengembangan manusia perhubungan untuk preventive KKN
Soft Skill sangat kurang diberikan di lembaga lembaga pendidikan. Ada 7 hal yang
harus diberikan pada lembaga pendidikan,
diantaranya :
1. Kemampuan berkomunikasi;
2. Leadership/Kepemimpinan;
3. Work together/bekerjasama dan samasama bekerja;
4. Kemampuan untuk cepat beradaptasi
dalam suasana baru;
5. Terus melakukan Inovasi, selalu merasa
ingin lebih baik dari sebelumnya;
6. Menjadi orang yang selalu gembira,
membawa warna positif dalam segala
40
aktifitasnya;
7. Bertaqwa kepada Tuhan YME. Dari
semua yang ada, kita harus bekerja jujur dan berfikiran positif, karena dengan
berfikir positif maka hasil yang akan kita
peroleh pun positif.
Adalah bagaimana BPSDMP membangun
suatu karakter manusia Perhubungan
dalam rangka menjauhkan dari budaya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Karena saat
ini amat sulit untuk sekedar menghimbau
secara lisan maupun tertulis untuk tidak
melakukannya, karena hampir semua sub
sektor, bagian, bidang dan lain sebagainya
sudah terselimuti oleh Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme. Seolah itu sudah mendarah
transparansi Vol 6/No. I /Tahun 2011
NARA SUMBER
daging di Negeri Republik Indonesia.
Soft Skill yang disebutkan diatas, akan menjadi salah satu cara pencegah manusia Perhubungan dari KKN sejak awal. Lebih baik
kita berjalan perlahan dan tertatih daripada
hanya diam ditempat dan tidak berbuat
apa-apa. Soft Skill sangat kurang diberikan
di Lembaga-lembaga Pendidikan. Soft Skill
sangat kurang diberikan dilembaga Tujuh
hal tersebut apabila diberikan untuk suatu
lembaga pendidikan, maka harapan yang
ingin dicapai adalah terciptanya unsur-unsur
yang mempunyai kemampuan paripurna,
tidak hanya memiliki Soft Skill tapi juga
Hard Skill.
16 tahun saya bekerja, di Perhubungan sudah memberikan saya dan keluarga banyak
hal, tidak hanya kehidupan yang layak, tapi
juga penghormatan, penghargaan, martabat. Sekarang yang saya pikir, apa yang
bisa saya berikan untuk Perhubungan.
Tahun ini BPSDM sedang dilakukan Studi
untuk menyusun pembentukan Soft Skill
Kompetensi Taruna. Contohnya diambil
dari Lembaga Pendidikan yang mengatasnamakan Taruna didistribusikan diseluruh
UPT yang ada di Perhubungan.
Saat ini sangat sulit untuk menghimbau
orang agar tidak Korupsi, karena contohnya sudah sangat
banyak. Sementara itu
Soft Skill Kompetensi
sangat kurang diajarkan sehingga perlunya
diajarkannya Soft Skill
pada lembaga-lembaga pendidikan, maka
yang diajar tidak hanya
siswa saja tapi seluruh
unsur yang ada dilembaga pendidikan. Prinsip Hidup pria kelahiran
magelang 52 tahun sitransparansi Vol 6/No. I /Tahun 2011
41
NARA SUMBER
penghargaan terhadap
UPT yang melakukan
pelelangan tanpa ada
kesalahan.
Dengan adanya perhatian ini, diharapkan
kedepan
kinerjanya
akan lebih baik dan
akan menimbulkan pemikiran positif untuk tidak melakukan hal-hal
yang negatif.
Seorang
pemimpin
yang dijadikan teladan
harus mampu berinovasi, mampu menentramkan hati anak buah, mampu bekerjasama,
mampu menjaga kehormatan dan harus
tangguh.
Panutan merupakan kunci dalam perbaikan tingkah laku. Pembekalan/perbaikan
tingkah laku dimulai dari rumah. Dimulai dari
lingkungan keluarga, lingkungan tempat
seseorang memulai kehidupan. Lingkungan kita belum kondusif untuk menerapkan
himbauan-himbauan yang diperlukan adanya penegakan hukum. Sebagai contoh
negara Singapura, sebegitu bagusnya penegak hukum disana, sampai orang-orang
takut untuk membuang sampah semba
rangan, termasuk orang-orang Indonesia
yang berkunjung kesana. Tapi apa yang
terjadi apabila mereka berada di Indonesia,
yang ada malah sebaliknya.
Sebelum wawancara diakhiri, bapak dua
anak ini optimis kedepan Perhubungan
akan lebih baik, apalagi dengan 150an
orang tiap tahun yang kita sekolahkan.
Tim Jurnal :
Dra.Wiwi Harti, MM
Andi Hartono, ST
Ruri Martini Dewi, SH, M.Sc
AUDIT
AUDIT
B. BEBERAPA ALTERNATIF HUBUNGAN ANTARA AUDIT KOMPREHENSIF
DENGAN AUDIT KINERJA.
Dengan adanya Audit Komprehensif dan
Audit Kinerja, beberapa pemikiran yang
mungkin timbul adalah bagaimana menyikapinya, bagaimana cara menghubungkannya, dan sebagainya. Berikut kita coba identifikasi kemungkinan-kemungkinan
atau alternatif bagaimana cara menghubungkannya, sebagai berikut :
1. Alternatif 1 : Menggabungkan antara
Audit Komprehensif dengan Audit Kinerja.
Dalam penggabungan 2 (dua) jenis Audit
ini, salah satu sudut pandang yang mungkin terjadi adalah bahwa aspek dari Audit
Komprehensif (Tupoksi, SDM, Keuangan,
Sarana Prasarana, dan Metode Kerja)
adalah lebih merupakan aspek atau komponen pokok yang akan (harus) diaudit,
sedangkan aspek dari Audit Kinerja pada
PP 60 Tahun 2008 Pasal 50 (kehematan,
efisiensi dan efektifitas) adalah lebih pada
metode atau alat atau cara meninjaunya.
Untuk lebih menyederhanakannya, barangkali salah satu sudut pandang ini dapat
disajikan sebagai berikut :
AUDIT KOMPREHENSIF
Tupoksi
Sumber Daya Manusia
Keuangan Ditinjau dari
Sarana Prasarana
Metode Kerja
Dengan penggabungan ini berarti akan ada
15 (lima belas) aspek, yaitu hasil dari perkalian antara 5 (lima) aspek dari Audit Komprehensif dengan 3 (tiga) aspek dari Audit
Kinerja.
Salah satu kelebihan dari penggabungan
ini adalah disamping dapat dicapai luasnya
(komprehensif), juga dapat dicapai kedala44
AUDIT
Audit Komprehensif tetap masih dilaksanakan secara rutin berdasarkan PKPT
yang telah disusun. Selain itu disela-selanya juga melaksanakan Audit Kinerja untuk
lebih mendalami aspek tertentu, sesuai kebutuhan. Adapun kelebihannya adalah batasan antara Audit Komprehensif dengan
Audit Kinerja dapat lebih tegas, dan masingmasing dapat dilaksanakan dengan lebih
fokus. Luasnya masih bisa didapatkan dari
Audit Komprehensif, sedangkan dalamnya didapatkan dari Audit Kinerja dengan
me milih aspek yang dirasa perlu untuk didalami. Kekurangannya adalah porsi Audit
Kinerja akan menjadi terbatas, cenderung
akan tidak sebanyak Audit Komprehensif.
C. ALTERNATIF HUBUNGAN BEBERAPA JENIS AUDIT DENGAN MENGGUNAKAN DIAGRAM VENN.
Untuk lebih menyederhanakan dalam penyajian, kiranya dapat dipergunakan Diagram
Venn dalam alternatif hubungan antara beberapa jenis audit, sebagai berikut :
1. Diagram Venn untuk Audit sebelum adanya Audit Kinerja.
D
Lingkaran A = Audit Komprehensif
Lingkaran B = Audit Rencana dan Manfaat.
Lingkaran C = Audit Khusus.
Lingkaran D = Audit lain-lain.
Lingkaran B, C, dan D adalah didalam
Lingkaran A.
Setiap bagian dari Lingkaran B (rencana
dan manfaat), C (khusus), dan D (lain-lain)
adalah merupakan Bagian dari Lingkaran
A (komprehensif), tetapi bagian dari Lingkaran A belum tentu merupakan bagian
dari Lingkaran B, C dan D.
transparansi Vol 6/No. I /Tahun 2011
AUDIT
pakan bagian dari Lingkaran Q dan R.
Antara Lingkaran Q dan R tidak terhubung
secara Intersection (potongan/irisan)
PERATURAN
47
PERATURAN
buatan memperhatikan pada cita cita
moral dan cita cita hukum;
2. Landasan Sosiologis
Pembentukan Peraturan Perundang undangan harus sesuai dengan kebutuhan
masyarakat;
3. Landasan Yuridis
a. Adanya kewenangan dari pembuat
peraturan perundang undangan;
b. Kesesuaian jenis materi perundangundangan
c. Mengikuti cara cara atau prosedur
tertentu
d. Tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi tingkatannya.
Selain tersebut di atas, menurut Lembaga
Administrasi Negara peraturan perundang
undangan harus mempunyai prinsip sebagai berikut:
1. Dasar yuridis (hukum) sebelumnya;
2. Hanya peraturan Perundang undangan
tertentu saja yang dijadikan landasan
yuridis;
3. Peraturan Perundang undangan hanya
dapat dicabut atau dihapus dengan
peraturan diatasnya atau peraturan
yang sederajat.
4. Peraturan yang baru mengesampingkan peraturan yang lama
5. Peraturan yang lebih tinggi mengesampingkan peraturan yang lebih rendah;
6. Peraturan yang bersifat khusus mengesampingkan peraturan yang bersifat
umum;
7. Setiap jenis peraturan materinya berbeda.
Hierarki Peraturan Perundang-undangan :
Hierarki adalah penjenjangan setiap jenis Peraturan Perundang-undangan yang
didasarkan pada asas bahwa Peraturan
Perundang-undangan yang lebih rendah ti48
PERATURAN
arki peraturan perundang undangan yang
ada di Indonesia, yaitu pada pasal 7:
1. Undang Undang Dasar Negara Republik Tahun 1945
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat
3. Undang Undang/ Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang Undang
4. Peraturan Pemerintah
5. Peraturan Presiden
6. Peraturan Daerah Provinsi
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
Selain peraturan perundang undangan
yang tersebut diatas, juga terdapat jenis
peraturan perundang-undangan sesuai
pasal 8 ayat I yaitu mencakup peraturan
yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan
Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial,
Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga,
atau komisi yang setingkat yang dibentuk
dengan Undang-Undang atau Pemerintah
atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa
atau yang setingkat.
Analisa
Seringkali kita mendengar pertanyaan,
apakah materi dari peraturan perundang
undangan itu berbeda dengan materi peraturan perundang undangan di atasnya?
Sesuai dengan prinsip dari peraturan perundang undangan, menurut Lembaga
Administrasi Negara bahwa suatu perundang undangan materinya harus berbeda
dengan perundang undangan diatasnya,
karena peraturan dibawahnya merupakan
pelaksanaan dari peraturan yang bersangkutan.
Selain pertanyaan tersebut diatas juga
sering menjadi pertanyaan kita, apakah matransparansi Vol 6/No. I /Tahun 2011
49
SERBA SERBI
(kiri ke kanan) Inspektur V, Inspektur III, Sekretaris Inspektorat Jenderal, Inspektur Jenderal, Bpk. H. Husni Djau (penceramah), Inspektur II dan Inspektur IV
PUNGGAHAN
INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
50
SERBA SERBI
elain Acara Punggahan, Kegiatan Rutin Inspektorat Jenderal di bulan suci Ramadhan adalah
membagikan bingkisan lebaran kepada seluruh
pegawai di lingkungan Inspektorat Jenderal. Penyerahan bingkisan menjelang Hari Raya Idul Fitri
1432H ini sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, karena pada tahun ini penyerahan bingkisan tersebut diawali penyerahan secara simbolis
oleh Inspektorat Jenderal dan Sekretaris Inspektorat
Inspektur Jenderal dan Sekretaris Inspektorat Jenderal foto bersama dengan salah satu pengurus Dharma Wanita Pusat
Inspektorat Jenderal serta para penerima bingkisan dalam acara tersebut.
51
SERBA SERBI
ANEKDOT
Kekayaan Di Darat
Berbeda Dengan
Kekayaan Di Laut
Seorang miliuner bertamasya naik
kapal pesiar yang mewah. Namun,
nasib sial menimpanya. Kapal pesiar
yang ia tumpangi pecah. Ia terkatungkatung pada serpihan kapal tersebut.
Dalam keadaan tidak berdaya, ia bernazar kepada Tuhan:
Jika aku selamat sampai di darat,
akan kupersembahkan separuh dari
kekayaanku.
Tak lama kemudian datanglah tim
SAR dan ia tertolong, selamatlah
ia sampai di rumah. Lalu ia teringat
akan nazarnya, ia menghitung kekayaannya dan ternyata sangat besar,
lalu timbullah rasa sayang pada kekayaannya. Ia bingung. Ia sudah bernazar dan sekarang selamat.
Kemudian, timbul ide dan ia berkata
kepada dirinya sendiri, Ketika aku
bernazar di laut, kekayaanku hanya
yang ada di dompet, ia membuka
dompet dan menghitungnya, lalu
membagi uangnya menjadi dua.
Pertanyaan
Turis
Terhadap
Pejabat
Turis Amerika yang sedang belajar
bahasa Indonesia sedang bingung.
Mengapa orang Indonesia, jika menjawab pertanyaan itu beda-beda,
seperti yoi, iya, dan ya begitulah.
Lalu, ia bertanya kepada seorang pejabat, Bagaimana cara membedakan
yoi, iya, dan ya begitulah?
Kemudian, pejabat itu menjawab,
Kalau yoi, orang tersebut tidak punya pendidikan, kalo iya, orang itu
tamatan SMA, dan kalau ya begitulah, berarti ia sarjana.
Oh, gitu, ya? kata turis.
Yoi!! kata pejabat.
Sumber : i-humor