TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antibiotik
Pada dasarnya, antibiotik diresepkan berdasarkan pengalaman dengan kata lain
dokter gigi tidak mengetahui mikroorganisme apa yang menyebabkan terjadinya
peradangan, karena kultur pus (nanah) atau eksudat tidak umum dibuat. Oleh karena
itu, antibiotik spektrum luas yang umum diresepkan.2
Rongga mulut manusia mengandung berbagai mikroorganisme. Namun
demikian, tidak semua mikroorganisme berpotensi patogen pada manusia, beberapa
jenis bakteri yang berhubungan dengan peradangan oral di antaranya bakteri kokus,
basil, organisme gram positif dan gram negatif, aerob dan anaerob.2
bekerja dengan
Rifampisin
berikatan
dengan
enzim
polimerase-RNA
sehingga
menghambat sintesis RNA dan DNA. Golongan kuinolon menghambat enzim DNA
girase pada bakteri yang fungsinya menata kromosom yang sangat panjang menjadi
bentuk spiral hingga dapat muat dalam sel bakteri yang kecil.9
eritromisin,
trimetropim,
linkomisin,
klindamisin,
asam
azitromisin,
eritromisin),
kuinolon/fluorokuinolon
(seperti
siprofloksasin),
beberapa
sefalosporin).13
Mekanisme kerja antibiotik -laktam dapat diringkas dengan urutan sebagai
berikut: (1) Obat bergabung dengan penicillin-binding proteins (PBPs) pada bakteri;
kemudian (2) Terjadi hambatan sintesis dinding sel bakteri karena proses
transeptidasi antar rantai peptidoglikan terganggu; lalu (3) Terjadi aktivasi enzim
proteolitik pada dinding sel.14
1. Penisilin
Penisilin adalah istilah generik untuk kelompok antibiotik yang sama-sama
memiliki nukleus cincin -laktam.13 Obat ini efektif melawan sebagian besar bakteri
gram positif tetapi tidak aktif jika cincin -laktamnya dipecah oleh -laktamase.12
Modifikasi
penisilin
dapat
terjadi
karena
struktur
dasarnya
(asam
6-
parenteral digunakan untuk peradangan berat pada pasien atau situasi dimana
pemberian melalui oral tidak dapat dilakukan (seperti pada sindroma malabsorpsi dan
muntah).13 Penisilin digunakan sebagai obat pilihan pertama untuk semua peradangan
yang mikrobanya peka dan selama tidak ada alergi terhadap penisilin karena
toksisitasnya yang hampir tidak ada dan kerjanya bersifat bakterisidal.10
2. Sefalosporin
Sefalosporin berasal dari fungus Cephalosporium acremonium. Inti dasar
sefalosporin C ialah asam 7-amino-sefalosporanat (7-ACA: 7-aminocephalosporanic
acid) yang merupakan kompleks cincin dihidrotiazin dan cincin betalaktam.
Sefalosporin
resisten
terhadap
penisilinase,
tetapi
dapat
dirusak
oleh
2.1.4.3 Linkomisin
Yang termasuk kelompok linkomisin adalah linkomisin yang diisolasi dari
Streptomyces lincolnensis dan senyawa sintesis parsial turunannya yaitu klindamisin.
Kelompok linkomisin mempunyai spektrum kerja yang mirip antara yang satu dengan
yang lain, mekanisme kerjanya sama dengan antibiotik makrolida, sedangkan kerja
klindamisin 2-10 kali lebih besar dari intesitas kerja linkomisin. Yang penting adalah
kemampuan difusinya yang baik dalam tulang. Linkomisin dan klindamisin
digunakan untuk peradangan karena staphylokokus jika antibiotik lain tidak dapat
digunakan dan berguna pada peradangan karena bakteri anaerob.10 Selain itu,
klindamisin digunakan untuk pasien yang alergi dengan penisilin atau terjadi
kegagalan pengobatan dengan penisilin.16
2.1.4.5 Kuinolon
Kuinolon memiliki atom fluor pada cincin kuinolon (karena itu dinamakan juga
fluorokuinolon). Golongan kuinolon secara garis besar dapat dibagi menjadi 2
kelompok, yaitu kuinolon dan fluorokuinolon. Kelompok kuinolon tidak mempunyai
manfaat klinik untuk pengobatan peradangan sistemik karena kadarnya dalam darah
terlalu rendah, daya antibakterinya lebih lemah, dan resistensi cepat timbul.
Indikasinya terbatas sebagai antiseptik saluran kemih. Sedangkan kelompok
fluorokuinolon memiliki atom fluor pada posisi 6 dalam struktur molekulnya. Daya
antibiotik fluorokuinolon jauh lebih kuat dibandingkan kelompok kuinolon lama.
Kelompok obat ini diserap secara baik pada pemberian oral, dan derivatnya tersedia
juga dalam bentuk parenteral yang digunakan untuk penanggulangan peradangan
berat, khususnya yang disebabkan oleh bakteri Gram-negatif, sedangkan terhadap
bakteri Gram-positif daya bakterinya relatif lemah. Yang termasuk golongan ini
adalah siprofloksasin, pefloksasin, levofloksasin, dan sebagainya.18
2.1.4.6 Metronidazole
Metronidazole adalah nitroimidazole buatan yang dibuat atau diisolasi dari
Streptomyces sp yang berguna dalam mengatasi berbagai peradangan akibat
protozoa.13 Obat ini juga efektif melawan bakteri anaerob yang bekerja dengan
mengganggu DNA bakteri sehingga menghambat sintesis asam nukleat.16 Spektrum
metronidazole terbatas pada bakteri anaerob obligat dan beberapa bakteri
mikroaerofilik,19 dan paling efektif melawan bakteri anaerob gram negatif yang
bertanggung jawab pada peradangan orofasial akut dan periodontitis kronis.13
Kombinasi metronidazole dengan antibiotik betalaktam pada
peradangan oral
diindikasikan untuk peradangan orofasial akut yang serious dan pada penatalaksanaan
periodontitis agresif.13
Tabel 1. Dosis antibiotik yang umum digunakan untuk kasus peradangan odontogenik
pada pasien dewasa 2, 16, 19-21
Substansi Obat Jalur Pemberian
Dosis
Amoksisilin
Amoksisilin-Asam
Klavulanat
po*
po
Klindamisin
po
Substansi Obat
Jalur Pemberian
Dosis
24 juta
Antibiotik
Dosis
Pemilihan Waktu
Amoksisilin
Ampisilin
Klindamisin
2 g po
-1 jam sebelum
2 g im atau iv
jam sebelum
600 mg po
1 jam sebelum
600 mg po atau iv
jam sebelum
Sefaleksin atau Sefadroksil
2 g po
1 jam sebelum
Azitromisin atau Klaritromisin
500 mg po
1 jam sebelum
Eritromisin
500 mg po
1 jam sebelum
Sefazolin
1 g im atau iv
jam sebelum
Seftriakson
1 g im atau iv
1 jam sebelum
Keterangan: po: pemberian per oral; iv: pemberian melalui intravena;
im: pemberian melalui intramuskular.
2.1.6 Indikasi penggunaan antibiotik di bidang kedokteran gigi
Peradangan akut dan kronis pada pulpa merupakan penyebab sakit gigi paling
banyak. Namun kebanyakan kasus peradangan lebih memerlukan perawatan
konservatif daripada pemberian antibiotik. Selulitis fasial baik yang disertai disfagia
ataupun tidak, harus diberikan antibiotik sesegera mungkin karena, jika tidak
diberikan, peradangan dapat meluas melalui limfe dan sirkulasi darah. Beberapa lesi
diresepkan. Penisilin dan amoksisilin dapat menjadi pilihan pertama. Amoksisilinklavulanat lebih disukai, karena spektrum kerja yang luas, sifat farmakokinetik,
toleransi, dan dosis yang khas. Klindamisin juga menjadi obat pilihan karena
penyerapannya yang baik, kemungkinan bakteri menjadi resistensi rendah, dan
konsentrasi antibiotik yang dicapai dalam tulang lebih tinggi.2
Peradangan non-odontogenik yang termasuk peradangan spesifik dari rongga
mulut (TBC, sifilis, lepra), dan peradangan nonspesifik membran mukosa, otot dan
wajah, kelenjar ludah dan tulang. Proses ini membutuhkan perawatan yang panjang,
dan obat yang digunakan biasanya termasuk klindamisin dan flurokuinolon (seperti
siprofloksasin, norfloksasin, dan moksifloksasin).2
Keadaan
Pilihan obat
Peradangan karena bakteri Metronidazole
anaerob dan kronis
Klindamisin
Profilaksis
Mencegah
endokarditis
infektif
Pasien
dengan
penyakit Tidak alergi pada
jantung reumatik dan katup penisilin PO:
Amoksisilin
jantung buatan
Pasien
dengan riwayat
endokarditis infektif
Pasien
dengan
penyakit
jantung bawaan (misalnya
penyakit jantung sianotik)
Penerima cangkok jantung
Pada penderita valvulopati
Obat alternatif
Sefalosporin
Augmentin
Tetrasiklin
Metronidazole + pensilin
Pasien yang tidak dapat
diberikan PO, maka pemberian
melalui IV/IM:
Ampisilin
Sefazolin atau seftriakson
Pasien yang alergi dengan
penisilin
atau
ampisilin,
pemberian melalui PO:
Klindamisin
Azitromisin/ klaritromisin
Pasien yang alergi dengan
ampisilin atau penisilin dan
tidak dapat diberikan PO,
maka diberikan IV/IM:
Sefazolin atau seftriakson
Klindamisin
pengurai
antibiotik
pada
mikroorganisme
sehingga
secara
alami
dalam waktu yang cukup lama dengan frekuensi yang tinggi, sehingga terjadi mutasi
pada mikroorganisme; (2) terjadi akibat mekanisme adaptasi atau penyesuaian
aktivitas metabolisme mikroorganisme untuk melawan efek obat; dan (3) bakteri
memperkuat dinding sel mikroorganisme sehingga menjadi tidak dapat ditembus
(impermeabel) oleh obat dan perubahan sisi perlekatan pada dinding sel. Proses
terjadinya mutan yang resistensi terhadap antibiotik dapat terjadi secara cepat
(resistensi satu tingkat) dan dapat pula terjadi dalam waktu yang lama (resistensi
multi tingkat). Contoh resistensi satu tingkat adalah resistensi pada streptomisin, dan
rifampisin; dan contoh resistensi multitingkat adalah resistensi pada penisilin,
eritromisin, dan tetrasiklin.23
c. Resistensi episomal. Resistensi episomal disebabkan oleh faktor genetik di
luar kromosom (episom = plasmid di luar kromosom). Beberapa bakteri memiliki
faktor R pada plasmidnya yang dapat menular pada bakteri lain yang memiliki kaitan
spesies melalui kontak sel secara konjugasi maupun transduksi.23
1. Reaksi Alergi
Reaksi alergi dapat ditimbulkan oleh semua antibiotik dengan melibatkan
sistem imun tubuh hospes dan tidak bergantung pada besarnya dosis obat. Manifestasi
gejala dan derajat beratnya alergi dapat bervariasi.9 Prognosis reaksi alergi sulit
diramalkan walaupun terdapat riwayat reaksi alergi pasien. Seseorang yang memiliki
riwayat alergi, misalnya alergi terhadap penisilin, tidak selalu mengalami reaksi
alergi kembali ketika diberikan obat tersebut. Sebaliknya, seseorang tanpa riwayat
alergi dapat mengalami reaksi alergi pada penggunaan kembali penisilin.9 Bentuk
reaksi alergi pada penisilin paling sering yaitu reaksi urtikaria pada kulit atau
maculopapular rash. Penisilin juga dapat menyebabkan reaksi syok anafilaktik.13
2. Reaksi Toksik
Antibiotik pada umumnya bersifat toksisitas selektif, tetapi sifat ini relatif.
Penisilin merupakan golongan antibiotik yang mungkin dianggap paling tidak toksik
sampai saat ini. Dalam menimbulkan efek toksik, masing-masing antibiotik dapat
menyerang organ atau sistem tertentu pada tubuh hospes. Beberapa contoh reaksi
toksik penggunaan antibiotik seperti pada golongan aminoglikosida pada umumnya
bersifat toksik terutama terhadap Nervus Vestibulokoklear (N.VIII). Golongan
tetrasiklin dapat menggangu pertumbuhan jaringan tulang dan gigi akibat deposisi
kompleks tetrasiklin kalsium-ortofosfat. Dalam dosis besar, obat ini bersifat
hepatotoksik, terutama pada pasien pielonefritis dan pada wanita hamil.9
3. Perubahan Biologik dan Metabolik
Pada tubuh hospes, baik yang sehat maupun yang meradang, terdapat populasi
mikroflora normal. Dengan keseimbangan ekologik, populasi mikroflora tersebut
biasanya tidak menunjukkan sifat patogen. Penggunaan antibiotik, terutama spektrum
luas, dapat mengganggu keseimbangan ekologik mikroflora sehingga jenis mikroba
yang meningkat jumlah populasinya dapat menjadi patogen.9 Pada beberapa keadaan,
perubahan ini dapat menimbulkan superinfeksi, yaitu suatu peradangan baru yang
disebabkan oleh proliferasi mikroba berbeda dari penyebab peradangan primer yang
terjadi akibat terapi peradangan primer dengan suatu antibiotik.9,15 Mikroba penyebab
superinfeksi biasanya jenis mikroba yang menjadi dominan pertumbuhannya akibat
penggunaan antibiotik terutama spektrum luas, misalnya penggunaan tetrasiklin dapat
menyebabkan kandidiasis.9
Faktor yang mempermudah timbulnya superinfeksi di antaranya adanya faktor
atau penyakit yang mengurangi daya tahan pasien, penggunaan antibiotik terlalu
lama, dan luasnya spektrum aktivitas obat antibiotik. Tindakan yang dapat dilakukan
untuk mengatasi superinfeksi yaitu menghentikan terapi antibiotik yang sedang
2.4 Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu, dan terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu, baik indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga.25 Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).25,26 Pengetahuan dapat diperoleh
secara alami maupun terencana yaitu melalui proses pendidikan.26
Pengetahuan merupakan ranah kognitif yang mempunyai tingkatan, yaitu24,26:
1. Tahu, diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, misalnya mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau terhadap suatu rangsangan tertentu.
2. Memahami, diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek
yang dipelajari.
3. Aplikasi, diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi di sini diartikan sebagai
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks
atau situasi yang lain.
4. Analisis, adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut, dan masih berkaitan satu dengan lainnya. Kemampuan analisis ditandai
dengan penggunaan kata kerja diantaranya dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
Penggunaan
Antibiotik
Antibiotik
Definisi
Prinsip
Kerja
Aktivitas
dan
Spektrum
Klasifikasi
Pengetahuan
Dosis
Resistensi
terhadap
Antibiotik
Efek
Samping
Penggunaan Antibiotik di
Bidang Kedokteran Gigi
Indikasi
Dosis
Efek Samping
Resistensi