Anda di halaman 1dari 13

DENGUE HEMORHAGIC FEVER

Oleh :
Danae Kristina Natasia
SMF REHABILITASI MEDIK DAN KEDOKTERAN
EMERGENCY

PENDAHULUAN
Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang
disebabakan oleh empat serotipe virus dengue dan ditandai dengan
empat gejala klinis utama yaitu:

demam yang tinggi,


manifestasi perdarahan,
hepatomegali, dan tanda-tanda
kegagalan sirkulasi sampai timbulnya renjatan (sindrom renjatan
dengue) sebagai akibat dari kebocoran plasma yang dapat
menyebabkan kematian.

Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang senantiasa ada


sepanjang tahun di negara kita, oleh karena itu disebut penyakit
endemis.6
Di Indonesia sejak pertama ditemukan penyakit DBD tahun 1968
di Surabaya dan Jakarta angka kejadian DBD meningkat dan
menyebar ke seluruh daerah kabupaten di wilayah Republik
Indonesia. 4

KASUS
2.1 PRIMARY SURVEY
An. C, Perempuan
Vital Sign :
Nadi : 85 x/menit, regular, kuat angkat
Suhu : 36,80C
Pernapasan : 20 x/menit, regular, retaksi (-)
TD :100/70 mmHg
Airway : bebas, tidak ada sumbatan jalan nafas
Breathing : spontan, 20x/menit, abdomino-torakal, pergerakan thoraks simetris kanan/kiri
Circulation : Nadi 85x/menit rreguler, kuat angkat
Disability

: GCS E4V5M6 pupil isokor +/+ (diameter 3 mm/3 mm)

Evaluasi masalah : kasus ini merupakan kasus yang termasuk dalam priority sign yaitu anak dalam keadaan
lemas yang perlu penanganan segera. Pasien diberi label Kuning.
Tatalaksana awal : tata laksana awal pada pasien ini adalah ditempatkan di ruangan non bedah.

KASUS
2.2 IDENTITAS
Identitas penderita
Nama : An. C
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 8 tahun
Alamat : Jl. Mangku Rambang
BB : 28
2.3 ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis pada hari Jumat, 19 Juni 2015.
1. Keluhan utama: Demam
2. Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang ke IGD dengan keluhan utama
demam sejak 3 HSMRS, demam muncul tiba-tiba dengan suhu 380C dan muncul
pada malam hari, apabila demam pasien akan menggigil, selain itu pasien juga
berkeringat dingin, demam turun setelah diberi obat penurun panas namun naik
kembali. Pasien juga mengeluh badan terasa lemas serta kepala pusing. 1 HSMRS
pasien BAB hitam dan mimisan, pasien juga muntah dan penurunan nafsu makan.
Gusi berdarah disangkal.
3. Riwayat penyakit dahulu: Riwayat penyakit serupa sebelumnya disangkal.
4. Riwayat penyakit keluarga: Riwayat penyakit serupa dalam keluarga disangkal.

KASUS
2.4 PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
1. Keadaan umum : TSS
Kesadaran : E4V5M6
2. Tanda-tanda vital

Nadi : 85 x/menit, regular, kuat angkat


Suhu : 36,80C
Pernapasan : 20 x/menit, regular, retaksi (-)
TD:100/70 mmHg

3. Kepala/Leher : CA -/-, SI -/-, pembesaran KGB -/-, retraksi


suprasternal (-), Refleks cahaya +/+, pupil isokor
4. Toraks

Paru
:Simetris, tidak ada ketinggalan gerak, tampak retraksi interkostal
(-/-), vesikuler +/+, rhonki (-/-), wh (-/-)
Jantung
: S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)

5. Abdomen : Supel, BU (+) N, H/L tidak teraba besar, timpani


6. Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 detik, RL (+)

KASUS
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : 19 Juni 2015
GDS :75 mg/dL
HB : 11,1 g/dL
Hematokrit : 33,9%
Trombosit : 276.000/uL
Leukosit : 3.790/uL

KASUS
V. DIAGNOSA
a. Diagnosa Banding
DHF
Infeksi bakteri
Demam Chikungunya
b. Diagnosa klinis
DHF Grade II
VI. Usulan Pemeriksaan
Uji Serologi

KASUS
VII. PENATALAKSANAAN
Inf. RL 250 cc (1jam), dilanjutkan 25 tpm
Inj. Cefotaxime 2 x 1g IV (ST)
Inj. Ondansetron 3 x 2mg IV
Inj. Ranitidin 3 x 25mg IV
Pemeriksaan H2TL/24 jam
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam
: sanam
Quo ad functionam : sanam
Quo ad sanationam : sanam

PEMBAHASAN
Berdasarkan penilaian primer yang dilakukan, kasus
ini merupakan kasus yang termasuk dalam priority
sign yaitu anak dalam keadaan lemas yang perlu
penanganan segera. Pasien diberi label Kuning.
Dari anamnesa dan pemeriksaan fisikserta didukung
oleh pemeriksaan penunjang, maka pada kasus ini
dapat didiagnosa dengan DHF grade II, adapuan
dalam penegakkan diagnose DHF, berdasarkan
kriteria

PEMBAHASAN
WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal dibawah ini
terpenuhi :3

Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari, biasanya bifasik
Terdapat minimal 1 dari manifestasi perdarahan berikut :
Uji bendung positif
Petekie, ekimosis, atau purpura
Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau perdarahan gusi) atau
perdarahan di tempat lain
Hematemesis atau melena
Trombositopenia (jumlah trombosit < 100.000/uL)
Terdapat minimal satu dari tanda-tanda plasma leakage (keocoran plasma)
sebagai berikut :
Peningkatan hematokrit > 20% dibandingkan standar standar sesuai dengan
umur dan jenis kelamin
Penurunan hematokrit > 20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan
dengan nilai hematokrit sebelumnya
Tanda kebocoran plama seperti : efusi pleura, ascites, hipoproteinemia atau
hiponatremia

PEMBAHASAN
Untuk klasifikasi DHF, WHO tahun 1997 membagi
Klasifikasi derajat penyakit infeksi virus dengue 3 :
Derajat I : Adanya demam tanpa perdarahan,
manifestasi perdarahan hanya berupa torniket tes positif
Derajat II : Gejala demam diikuti dengan perdarahan
spontan, biasanya berupa perdarahan di bawah kulit dan
atau berupa perdarahan lainnya
Derajat III : Adanya kegagalan sirkulasi berupa nadi
yang cepat dan lemah, penyempitan tekanan nadi (< 20
mmHg), atau hipotensi, dengan disertai akral dingin dan
gelisah.
Derajat IV : Adanya syok yang berat dengan nadi tak
teraba dan tekanan darah yang tidak terukur.

DBD derajat I atau derajat II tanpa peningkatan hematokrit

PEMBAHASAN

Gejala Klinis:
demam 2-7 hari
uji tourniquet positif atau perdarahan spontan
Laboratorium:
Hematokrit tidak meningkat
trombositopeni (ringan)

Pasien masih dapat minum


Beri minum sebanyak 1-2 liter/hari
atau satu sendok makan tiap 5 menit
Jenis minuman: air bening, teh manis,
sirup, jus buah, susu, oralit.
Bila suhu >380C beri parasetamol
Bila kejang beri obat antikonvulsif

Monitor gejala klinis dan laboratorium


Perhatikan tanda syok
Palpasi hati setiap hari
Ukur diuresis setiap hari
Awasi perdarahan
Periksa Hb, Ht, trombosit tiap 6-12 jam

Pasien tidak dapat minum


Pasien muntah terus-menerus

Pasang infus NaCl 0,9%:


dekstrosa 5% (1:3), tetesan rumatan sesuai
berat badan
Periksa Hb, Ht, trombosit tiap 6-12 jam

Ht naik dan atau trombosit turun

Infus ganti ringer laktat (RL)


(tetesan disesuaikan)
Perbaikan klinis dan laboratoris

Pulang (kriteria pulang)


- tidak demam selama 24 jam tanpa antiprelik
- nafsu makan membaik
- secara klinis tampak perbaikan
- Ht stabil
- tiga hari setelah syok teratasi
- jumlah trombosit > 50.000/ml
- tidak dijumpai distres pernapasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)

DAFTAR PUSTAKA
1. Hadinegoro SRS,Soegijanto S, Wuryadi S, Surososo T.
Tatalaksana Demam Dengue/Demam Berdarah Dengue pada
Anak. Naskah Lengkap Pelatihan bagi Dokter Spesialis Anak
& Dokter Spesialis Penyakit Dalam dalam tatalaksana kasus
DBD. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.2004.
2. World Health Organization. Demam Berdarah Dengue.
Diagnosis, Pencegahan dan Pengendalian. Jakarta :
EGC.1997.
3. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Tatalaksana Klinis
Infeksi Dengue di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta :
Bakti Husada. 2005.
4. Soegijanto, S. Demam Berdarah Dengue. Tinjauan dan
Temuan Baru di Era 2003. Surabaya : Airlangga University
Press. 2004.

Anda mungkin juga menyukai