Anda di halaman 1dari 14

KEJANG e.c Susp.

SOL (TUMOR
INTRA KRANIAL) + SIRS +
VULNUS LASERATUM LINGUA
Oleh :
Danae Kristina Natasia
SMF REHABILITASI MEDIK DAN KEDOKTERAN
EMERGENCY

PENDAHULUAN

Tumor otak dalam pengertian umum berarti benjolan,


dalam istilah radiologisnya disebut lesi desak ruang/ Space
Occupying Lesion (SOL). Neoplasma sistem saraf pusat
umumnya menyebabkan suatu evaluasi progresif disfungsi
neurologis.
Gejala yang disebabkan tumor yang pertumbuhannya
lambat akan memberikan gejala yang perlahan munculnya,
sedangkan tumor yang terletak pada posisi yang vital akan
memberikan gejala yang muncul dengan cepat.
Sekitar 10% dari semua proses neoplasma di seluruh tubuh
ditemukan pada susunan saraf dan selaputnya, 8% berlokasi
di ruang intrakranial dan 2% di ruang kanalis spinalis.1,2

PENDAHULUAN

Saat ini, tiap tahun diperkirakan terdapat


540.000 kematian akibat kanker di Amerika
Serikat.
Dimana sejumlah pasien yang meninggal akibat
tumor otak primer secara komparatif lebih kecil
(sekitar 18.000, setengah dari keganasan
glioma) tetapi secara kasar 130.000 pasien lain
meninggal akibat metastase.
25% pasien dengan kanker, otak dan yang
melapisinya terkena neoplasma dan kadangkadang merupakan perjalanan penyakitnya.

KASUS
2.1 PRIMARY SURVEY
Tn. W, Laki-Laki
Vital Sign :
HR : 148x/menit, reguler
Suhu : 36,70C
Pernapasan : 36x/menit, abdomino-torakal, cepat-dalam
TD : 190/120 mmHg
Airway : napas stridor
Breathing : spontan, 36x/menit, abdomino-torakal, cepat-dalam, simetris kiri dan kanan, retraksi
dinding dada (-)
Circulation : Heart rate 148x/menit, regular, dilihat melalui bed site monitor.
Disability

: GCS (Eye 3, Verbal 2, Motorik 4) pupil isokor +/+ (diameter 3 mm/3 mm)

Evaluasi masalah: kasus ini merupakan kasus yang termasuk dalam emergency sign yaitu pasien
datang dengan penurunan kesadaran serta ada sumbatan jalan napas sehingga perlu upaya pembebasan
jalan napas dan penatalaksanaan segera. Pasien diberi label Merah.
Tatalaksana awal : tata laksana awal pada pasien ini adalah ditempatkan di ruangan resusitasi dan
dilakukan pemasangan oropharyngeal airway.

KASUS
2.1 IDENTITAS
Identitas penderita
Nama : TN. W
Jenis kelamin : Laki-Laki
Usia : 37 th
Alamat : Palangkaraya
Pekerjaan : Swasta
2.2 ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis pada hari Kamis, 18 Juni 2015.
1. Keluhan utama: Penurunan Keasadaran
2. Riwayat penyakit sekarang: Pasien datang diantar keluarga karena mengalami
penurunan kesadaran, setelah sebelumnya pasien kejang 1x dirumah. Sebelum di bawa ke
rumah sakit, menurut pengakuan ibu pasien, pasien sempat kejang 1x di rumah, saat kejang
tubuh pasien kaku dan bergetar, pasien sempat kejang kurang lebih selama 10 menit,
kemudian sadar sendiri, setelah sadar pasien mengatakan bahwa dia merasa mengantuk dan
tertidur, menurut orang tua setelah tidur pasien sulit dibangunkan dan terdengar bunyi
ngorok, kemudian segera dibawa ke rumah sakit.
3. Riwayat penyakit dahulu: Riwayat kejang sebelumnya disangkal, riwayat hipertensi
disangkal, riwayat sakit kepala berulang disangkal.
4. Riwayat penyakit keluarga: Riwayat kejang dalam keluarga disangkal.

KASUS
2.3 PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
1. Keadaan umum : TSB
Kesadaran : E3V2M4
2. Tanda-tanda vital
HR : 148x/menit, reguler
Suhu : 36,70C
Pernapasan : 36x/menit, abdomino-torakal, cepat-dalam
TD : 190/120 mmHg
3. Kepala/Leher : CA -/-, SI -/-, Refleks cahaya +/+, pupil isokor kanan dan kiri,
kaku kuduk (-), pembesaran KGB -/-, retraksi suprasternal (-), Laserasi lingua
(Perdarahan (+) tidak aktif)
4. Toraks
a. Paru :Simetris, tidak ada ketinggalan gerak, retraksi interkostal (-/-), vesikuler +/+,
rhonki (-/-), wh (-/-)
b. b. Jantung : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)

5. Abdomen : supel, BU (+) normal, H/L tidak teraba besar, timpani, Nyeri Tekan (-)
6. Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 detik, motorik aktif tidak terkoordinasi baik,
refleks fisiologis (+), refleks patologis (-).

KASUS
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
18 Juni 2015
GDS
Creatinin

156 mg/dL
26 mg/dL

Ureum

0,90 mg/dL

HBsAg

Negatif

HB
Hematokrit
Trombosit

19,8 g/dL
45,9%
372.000/uL

Leukosit

20.100/uL

Natrium

140 mmol/L

Kalium

3.4 mmol/L

Calsium

0,64 mmol/L

pH

7,28

pCO2

38 mmHg

pO2

61 mmHg

HCO3-

17,9 mmol/L

BE

-8,2

Sa O2

87%

KASUS
V. DIAGNOSA
a. Diagnosa Banding
SOL
Abses Otak
b. Diagnosa klinis
Susp. SOL (Tumor Intra Kranial)
SIRS
Vulnus Laseratum Lingua
VI. USULAN PEMERIKSAAN
CT- Scan dengan kontras
MRI

KASUS
VII. PENATALAKSANAAN
Pemasangan oropharyngeal airway
O2 nasal canul 4 lpm
Pemasangan NGT dan DC
Pasien Kejang, inj. Diazepam 3 mg IV pelan, observasi 30 menit kemudian
kejang (+) inj. Diazepam 2,5 mg IV pelan kejang berhenti
Inf. NaCl 20 tpm
Inf. Manitol 125 cc, observasi tanda-tanda vital
Tatalaksana dilanjutkan dengan :
Inf. NaCl 20 tpm : Inf. Ringer Asetat + MgSO4 20% 5cc 16 tpm
Inj. Ceftriaxone 2 x 2gr IV (ST)
Inj. Dexametasone 3 x
Inj. Lanzoprazole 2 x 1 gr IV
Inj. Ketorolac 3 x 30 mg IV
Inf. Manitol 6 x 125cc
Po :
Penythoin 2 x 200 mg
Luminal 2 x 30 mg

KASUS
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia
Quo ad functionam : dubia
Quo ad sanationam : dubia

PEMBAHASAN
Kasus ini merupakan kasus yang termasuk dalam
emergency sign yaitu pasien datang dengan
penurunan kesadaran serta ada sumbatan jalan
napas sehingga perlu upaya pembebasan jalan napas
dan penatalaksanaan segera. Pasien diberi label
Merah. Tatalaksana awal pada pasien ini adalah
ditempatkan di ruangan resusitasi dan dilakukan
pemasangan oropharyngeal airway.
Berdasarkan anamnesa dan hasil pemeriksaan fisik
serta didukung dengan pemeriksaan penunjang,
kejang yang terjadi pada pasien ini diduga
dikarenakan SOL atau tumor intra kranial).

PEMBAHASAN
Tumor otak dalam pengertian umum berarti benjolan, dalam
istilah radiologisnya disebut lesi desak ruang/ Space Occupying
Lesion (SOL).1 Neoplasma sistem saraf pusat umumnya
menyebabkan suatu evaluasi progresif disfungsi neurologis.
Proses neoplasma di susunan saraf mencakup dua tipe, yaitu: 2
Tumor primer, yaitu tumor yang berasal dari jaringan otak
sendiri yang cenderung berkembang ditempat-tempat tertentu.
Seperti ependimoma yang berlokasi di dekat dinding ventrikel
atau kanalis sentralis medulla spinalis, glioblastoma multiforme
kebanyakan ditemukan dilobus parietal, oligodendroma di lobus
frontalis dan spongioblastoma di korpus kalosum atau pons.
Tumor sekunder, yaitu tumor yang berasal dari metastasis
karsinoma yang berasal dari bagian tubuh lain. Yang paling
sering ditemukan adalah metastasis karsinoma bronkus dan
prostat pada pria serta karsinoma mammae pada wanita.

PEMBAHASAN
Gejala klinis tumor intrakranial dibagi atas 3
kategori, yaitu gejala umum, gejala lokal dan gejala
lokal yang tidak sesuai dengan lokasi tumor.
Terdapat 4 gejala klinis umum yang berkaitan
dengan tumor otak, yaitu perubahan status mental,
nyeri kepala, muntah, dan kejang.

DAFTAR PUSTAKA
Wahjoepramono EJ. Tumor Otak. Jakarta: FK Pelita Harapan.
2006
Ropper AH, Brown RH. Intracranial Neoplasms and
Paraneoplastic Disorders in Adams and Victors Principles of
Neurology. 8th edition. USA: Mc Graw Hill, 2005. 546-91.
Kleinberg LR.Brain Metastasis A multidisiplinary Approach.
New York: Demos Medical.
Syaiful. Tumor Otak. http://syaiful.blogdetik.com/2008/07/19/
Diakses tanggal 17 Juni 2015
Wilkinson I, Lennox G. Brain tumor in Essential neurology. 4 th
edition. USA: Blackwell Publishing, 2005. 40-54.
Ilmubedah.info. Tumor Otak.
http://ilmubedah.info/tumor-otak-20110208.html Diakses
tanggal 17 Juni 2015

Anda mungkin juga menyukai