Anda di halaman 1dari 21

SEMINAR KASUS

ASUHANKEPERAWATAN PADA TN. H DENGAN DIAGNOSA POST OP


HEMICREATOMY RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKARAYA

DISUSUN OLEH
ALEX CANDRA MIRA KARMILA
ELIN RIA RESTY PORNIKI YULIANA
FELIKS OKTAPIANUS TAWA TRI FEBIANUR
LISNAWATI

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
TAHUN 2020/2021
Pengertian
Craniotomi adalah prosedur membuka tulang
kranium untuk mengambil tumor, mengontrol
perdarahan dan untuk membantu menurunkan
tekanan intrakranial.
TUJUAN

Tujuan dari kraniotomi adalah untuk


1. Mengambil tumor otak, biopsi, dan mengontrolperdarahan
2. Membuat drain padaabses
3. Mengambil jendalan darah atauhematoma
4. Memperbaiki kebocoran pembuluh darah sepertianeurisme
5. Memperbaiki pembuluh darah abnormal seperti pada malformasi arteriovena
6. Memperbaiki fraktur tengkorak akibatinjuri
7. Memperbaiki tekananotak
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan sebelum craniotomi adalah :

1. CT (Computerized Tomografi) Scan

2. MRI (Magnetic Resonance Imaging)

 Scan untuk melihat struktur otak, Angiografi serebral untuk


melihat aneurisme, dan lesiotak.
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Brunner dan Suddarth (2000:65) gejala-gejala yang ditimbulkan pada klien dengan
craniotomydibagi menjadi 2 yaitu :
1. Manifestasi klinik umum (akibat dari peningkatan TIK, obstruksi dari CSF), seperti sakit kepala, nausea
atau muntah proyektit, pusing, perubahan mental, kejang.
2. Manifestasi klinik lokal (akibat kompresi tumor pada bagian yang spesifik dari otak)
• Perubahan penglihatan, misalnya: hemianopsia, nystagmus, diplopia, kebutaan, tanda-tanda papil
edema.
• Perubahan bicara, misalnya: aphasia
• Perubahan sensorik, misalnya: hilangnya sensasi nyeri, halusinasi sensorik.
• Perubahan motorik, misalnya: ataksia, jatuh, kelemahan, dan paralisis.
• Perubahan bowel atau bladder, misalnya: inkontinensia, retensia urin, dan konstipasi.
• Perubahan dalam pendengaran, misalnya : tinnitus, deafness.
• Perubahan dalam seksual.
Komplikasi Post Operasi Craniotomy

• Edema cerebral
• Syok Hipovolemik
• Hydrocephalus
• Perdarahan subdural, epidural, dan intracerebral
• Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis.
• Infeksi pada luka
• Kerusakan integritas kulit
PROSEDUR PEMBEDAHAN

Ahli bedah akan membuat insisi pada kulit sejauh lapisan


membran tipis yang menutupi tulang tengkorak. Karena kulit kepala
juga berisi pembuluh darah maka arteri – arteri kecil yang ada
ditutup, kulit kepala dibentangkan untuk mengekspose tulang.
Dengan menggunakan craniotome otomatic atau hand drill kecepatan
tinggi maka dibuat lubang pada tengkorak sehingga otak dapat dilihat,
setelah selesai membran, otot dan kulit kepala ditutup.
Penatalaksanaan

Tujuan utama penatalaksanaan pada post craniotomy adalah :


• Mengurangi komplikasi akibat pembedahan
• Mempercepat penyembuhan
• Mengembalikan fungsi pasien semaksimal mungkin seperti sebelum
operasi.
• Mempertahankan konsep diri pasien
• Mempersiapkan klien pulang
Pengkajian pada tanggal 6 Februari 2021 pukul 08.30 WIB
1. Identitas pasien
Nama : Tn.H
Umur :51 Tahun
JenisKelamin :Laki-laki
SukuBangsa :Dayak/Indonesia
Agama :Katolik
Pekerjaan :Petani
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan :Kawin
Alamat :Jln. Pramuka, Barito Timur
Tgl MRS :2 Februari 2021
DiagnosaMedis :Post Op Hemicraniotomy
 Keluhan Utama
• Saat masuk rumah sakit pasien tidak sadar karena kecelakaan lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pada tanggal 2 Februari 2021 sekita rpukul 10.00 WIB pasien
mengalami kecelakaan lalulintas (KLL). Pasien ditabrak motor dari arah
depan, pasien jatuh terpental kedepan dan kepalanya terbentur
trotoar yang ada di depannya. Pasien tidak sadarkan diri, ada kebiruan
pada dada kanan dan perdarahan dari telinga sebelah
kanan.Selanjutnya pasien dirujuk ke RSUD dr. Doris Sylvanus palangka
Raya dan tiba di IGD padapukul20.30 WIB. Pasien mendapatkan terapi
di IGD Infus NaCl/1500ml/24 jam, Manitol/200 ml, Pheniton 3x100
mg, Ranitidin 2x50 mg,Ondansentron 2x8 mg, Antrain 3x 1 gr.Dan
diantarkan oleh petugas kesehatan keruangan ICU.
Keadaan umum Pasien
Keadaan umum pasien tampak lemah dengan kesadaran sopor
coma GCS E1V2M4 dengan status vital sign:
tekanan darah: 182/90mmHg,
nadi : 104x/menit,
suhu : 37,5 ºC,
RR 32 x/menit
Pasien di tangan sebelah kiri,terpasang infus NaCl0,9% , terpasang
Kateter, terpasang NGT, Terpasang alat bantu napas (ventilator)
Mode SIMV , fio2 50 %.
Data Fokus
Pernapasan (Breathing)
• Pola nafas tidak teratur, bunyi nafas ronkhi,tipe pernapasan cuping hidung, Bentuk dada klien
normal, pergerakan dinding dada tidak simetris. Terdapat produksi secret pada jalan
nafas.SPO2 94 %, terpasang ventilator Mode SIMV , fio2 50 %.
Masalah Keperawatan :Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, Pola Napas Tidak efektif

Cardiovasculer(Bleeding)
• Irama jantung irregular dan S1/S2 terdengar, CRT >3 detik, vital sign status TD:
182/90mmHg, nadi : 104x/menit, suhu : 37,5 ºC.
Masalah Keperawatan :Penurunan Kapasistas Adaftif Intrakranial

Persyarafan (Brain)
• Kesadaran klien sopor coma dengan GCS E1V2M4 dan reflek pupil melambat atau tidak sama.
Masalah Keperawatan :Penurunan Kapasistas Adaftif Intrakranial
Analisa Data
Priotitas masalah
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan
sekret yang tertahan (SDKI Hal 18, D. 0149)
2. Pola Napas Tidak Efektif berhubungan dengan gangguan
neurologis ( cedera kepala) (SDKI Hal 26, D.0005)
3. Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial berhubungan
dengan edema serebral (Hematoma Subdural)(SDKI Hal
149, D.0066)
Intervensi
Implementasi dan Evaluasi
Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai