PSIKOSEKSUAL
FAKULTAS PSIKOLOGI
UKM- 2009
13 NOPEMBER 2009
Klasifikasi
I. Gangguan Identitas Jenis (Gender
Identity Disorders)
Ditandai oleh perasaan tidak senang
(discomfort) dan tidak sesuai terhadap alat jenis
kelaminnya, dan perilaku menetap yg mirip dg
perilaku lawan jenisnya
Contoh :
Transseksualisme (302.5X)
GIJ masa anak (302.60)
GIJ tidak khas (302.85)
II. Parafilia.
Parafilia
Contoh :
Zoofilia (bestialitas 302.10)
Pedophilia (302.20)
Transvestisme (302.30)
Exhibitionism (302.40)
Fetishism (302.81)
Voyeurism (302.82)
Masochism seksual (302.83)
Sadism seksual (302.84)
Parafilia tidak khas (302. 90)
Transeksualisme (302.5X)
4 sub
2. Homoseksual
Didapat kecenderungan homoseksual yg
predominan
sebelum
timbul
keadaan
transeksualisme meskipun seringkali individu
itu menyangkal bahwa perilaku seks bersifat
homoseksual karena ia yakin bahwa dirinya
sebenarnya adalah lawan jenisnya
3. Heteroseksual
Individu itu menyatakan pernah mempunyai
kehidupan heteroseksual yg aktif sebelumnya
4. Yang tidak ditentukan
Usia Timbul
Dalam masa anak-anak sudah mempunyai
masalah identitas jenis, meskipun demikian,
beberapa diantaranya mengatakan bahwa hal
itu hanya dikeahui oleh mereka sendiri dan
tidak nyata di mata keluarga ata kawankawan mereka. Untuk subtipe aseksual atau
homoseksual, biasanya sindrom lengkap
timbul pada akhir masa remaja atau usia
dewasa muda. Untuk subtipe heteroseksual
gangguan ini dapat timbul dalam usia lebih
tua
Diagnosis Differensial
Laki-laki homoseksual yg bersifat
kewanitaan
Keadaan interseks biologik
Schizophrenia
Transvestisme
Kriteria Diagnostik
A. Terdapat perasaan tidak senang dan tidak sesuai
terhadap alat kelamin
B. Keinginan untuk menghilangkan alat kelaminnya
dan hidup sebagai lawan jenisnya
C. Gangguan ini terjadi terus menerus (tidak terbatas
dalam periode stress), selama paling sedikit 2
tahun
D. Tidak ada keadaan interseks biologik (fisik) atau
abnormalitas genetik
E. Tidak di sebabkan oleh gangguan mental lain
seperti Schizophrenia
Kriteria/..
Gambaran utama
Perlu
khayalan/perbuatan
tak
lazim/aneh
untuk
mendapatkan gairah seksual. Khayalan perbuatan itu
cenderung berulang secara involunter (tidak bisa dikuasai
lagi) dan bersifat mendesak dan meliputi hal hal :
Lebih menyukai/memilih benda (bukan manusia untuk
menimbulkan kegairahan seksual
Aktivitas seksual dengan manusia secara berulang yg
mencakup penderitaan/penghinaan, baik yg dibuat-buat
(simulasi) maupun yg sungguh, atau
Aktivitas seksual berulang dengan pasangan yang tidak
menghendaki atau menginginkannya.
khayalan
parafilia
dapat
membahayakan
diri
pasangannya (misalnya dalam keadaan sadisme
seksual berat) atau dirinya sendiri (masokisme seksual
berat)
Zoofilia
Diagnosis differensial
Aktivitas seksual patologik dengan
binatang
Kriteria diagnosis
terdapat perbuatan/fantasi mengadakan
aktivitas seksual dengan hewan yg
berulang kali, lebih disukai sebagai satusatunya cara untuk menimbulkan gairah
seksual
Pedofilia
(Child Abuse 302.20)
Paling banyak adalah seksual abuse,
disamping fisical abuse.
Umumnya terjadi pada orang-orang
lemah, impoten, imatur dan sering pada
orang dengan retardasi mental atau orang
tua yang terisolasi.
Pedofilia
Diagnosis differensial
Retardasi mental
Sindrom kepribadian organik
Intoksikasi alkohol
Schizophrenia
Ekshibisionisme
Sadisme seksual
Kriteria diagnosis
A. Perbuatan/fantasi untuk melakukan
aktivitas seksual dengan anak
prapubertas yg berulang kali, lebih
disukai sebagai satu-satunya cara untuk
mendapatkan gairah seksual.
B. Pada individu dewasa dimana beda usia
dengan anak paling sedikit 10 tahun.
Pada individu akhir masa remaja tidak
diperlukan dengan tepat beda usia tetapi
maturitas seksual anak itu dan beda usia
ditentukan berdasarkan pertimbangan
klinis.
Transvestisme (302.20)
Lebih sering terjadi pada pria, dan ibu penderita
sebetulnya menginginkan seorang anak wanita
sehingga
merawat/membesarkan
penderita
sebagai seorang wanita
Transvestisme tidak boleh disamakan dengan
homoseksual oleh karena orientasinya tetap
hubungan heteroseksual dan pergaulan sosialnya
juga dengan jenis kelamin berlawanan. Mereka
seringkali dapat menikah
Biasa mulai pd usia 5-14 thn bersamaan dengan
pemakaian pakaian wanita dan pemuasan seksual
melalui masturbasi. Perilaku ini diperkuat bila
perkembangan heteroseksual dihalangi oleh sikap
keluarga yang pasif menentang atau norma-norma
sosial yg tak dapat diatasinya.
Trans
Kriteria diagnosis:
Transseksualisme
Pemakaian pakaian lawan jenis untuk
menghilangkan ketegangan/perasaan
tak senang tentang identitas jenis
Female impersonators
Pria homoseksual
Fetihisme
Diagnosis Differensial
A. Pemakaian pakaian wanita secara
berulang dan menetap oleh pria
heteroseksual
B. Tujuan pemakaian wanita yaitu untuk
mendapatkan kegairahan seksual,
setidak-tidaknya pada awal gangguan ini
C. Timbul frustasi yg mendalam apabila
terjadi halangan dalam upayanya
memakai pakaian wanita
D. Tidak memenuhi kriteria untuk
transeksualisme
Ekshibisionisme (302.40)
Salah satu jenis parafilia yg paling sering
Penderita biasanya putra dari seorang ibu yg
dominan, agresif, menyesalkan peranan wanitanya
dan menjalankan hidupnya melalui anak-anaknya
terutama putra-putrinya. Sang ayah merupakan
seorang yg lemah, kurang efektif dan sedikit
pengaruhnya terhadap perkembangan emosional
penderita.
Hal
ini
menyebabkan
penderita
mengidentifikasikan dirinya kepada ibunya timbul
keinginan incest tetapi hal ini disadari terlarang
mekanisme pertahanan tak sadar yg bersifat
kompulsif dg memperlihatkan alat kelamin untuk
meyakinkan dirinya terhadap bahayakastrasi.
Keadaan ini sering bercampur dengan pedofilia,
voyeurisme dan homoseksual
Ekshibisionisme
Diagnosis Differensial
Perilaku memperlihatkan alat kelamin secara
berulang tanpa menghayati rangsang
seksual pada penderita ggn jiwa lain.
Pada
pedofilik
dpt
terjadi
perilaku
memperlihatkan alat kelamin sebagai
tindakan permulaan untuk melakukan
aktivitas seksual dg anak
Kriteria Diagnosis
Perilaku berulang dg mempertunjukkan
alat kelaminnya secara tak terduga
kepada org yg tak dikenal, dg tujuan untuk
mendapat kegairahan seksual tanpa
upaya lanjut untuk mengadakan aktivitas
seksual dg org yg tak dikenalnya itu
Fetihisme (302.81)
Khusus terdapat pd pria
Benda-benda fetish mempunya nilai genital dan
bertujuan untuk mengakal perbedaan anatomi dari pria
dan wanita
Fetihisme biasanya dianggap sebagai subtitusi adanya
dorongan genital terhadap rasa takut akan kastrasi
Beberapa psikoanalisa menganggap fetihisme sebagai
usaha untuk mendapatkan identifikasi ego melalui
kontak dg benda pengganti yg memberi kepuasan
Pada anak-anak yg tdk bisa dipisahkan dari boneka,
selimut, sarung bantal, dll dpt dianggap sbg usaha
pemuasan pada saat tak ada ibu. Sehingga bendabenda fetis dapat dianggap pemuasan keinginan
pregenital
Diagnosis Differensial
Eksperimen seksual yg tidak
patologik
Transvestisme
Kriteria Diagnosis
Penggunaan benda (fetish) yg
berulangkali lebih disukai sebagai satusatunya cara untuk mendapatkan
kegairahan seksual.
Benda fetish yg digunakan tdk terbatas
pada perangkat pakaian wanita yg biasa
diapakai pada transvestisme atau pada
alat khusus untuk merangsang gairah
seksual (seperti vibrator)
Voyuerisme (302.82)
Penderita voyeurisme sering mempuyai perasaan
takut utuk melihat langsung dan tak dapat
menerima pandangan/tatapan orang lain.
Pada masa kecil penderita sering melihat ibunya
telanjang. Ia tak berani mengadakan hubungan
seks oleh karena bayangan ketakutan akan
persatuan dengan ibunya
Penderita biasanya melakukan masturbasi pada
waktu mengintip dan sering menikmati fantasi
agresif dan tindakan pembun uhan terhadap
wanita.
Diagnosis Differensial
Perilaku yg berulang dg cara melihat/mengintip
orang lain telanjang, membuka pakaian atau
melakukan
aktivitas
seksual
tanpa
sepengetahuan mereka, dan tidak ada usaha
lanjut untuk melakukan aktivitas seksual dg
orang yg dilihat/diintipnya itu.
Perilaku melihat/mengintip itu adalah cara
yang berulang kali lebig disukai atau satusaunya cara untuk mendapatkan kegairahan
seksual.
Kriteria Diagnostik
Salah satu dari kedua hal berikut
Bahwa caa yg lebih disukai atau satu-satunya
untuk mendapatkan kegairahan seksual yaitu dg
cara dihina, diikat, dipukul atau penderitaan
lainnya.
Individu itu dengan sengaja turut dalam aktivitas
dimana ia mendapat penderitaan atau
rudapaksa jasmani atau kehidupannya terancam
demi tercapainya kegairahan seks.
Koprofilia (feces)
Fronturisme (menggosok)
Klismafilia (enema)
Misofilia (kotoran)
Nekrofilia (mayat)
Urofilia (urin)
Skatologia (bicara kotor melalui telepon)
Disfungsi Psikoseksual
Gambaran Utama
Terdapat hambatan (inhibisi) pada selera
(appetitive) atau perubahan patofisiologik yg
merupakan ciri khas dari siklus respon
seksual yg lengkap.
Siklus ini terdiri dari 4 fase:
Selera (Appetitive)
Gairah (Excitement)
Orgasme
Resolusi
Selera (Appetitive)
FANTASI TENTANG AKTIVITAS SEKS
dan KEINGINAN untuk MELAKUKAN
AKTIVITAS SEKS
Gairah (Excitement)
Perasaan senang seks secara subjektif. Dan
perubahan-perubahan fisiologik yg menyertainya
Pada Pria
Pembesaran penis ereksi
Sekresi kelenjar Cowper
Pada Wanita
Vasokongesti menyeluruh dalam pelvis dengan
pelumas vagina dan pembengkakan genetalia luar.
Perkembangan platform organik yg berupa
penyempitan 1/3 dinding luar vagina oleh karena
ketegangan otot pubokoksingeal dan vasokongesti;
vasokongesti labia minor; pembengkakan buah dada,
perpanjangan + pelebaran 2/3 dinding dalam vagina
Orgasme
Pemuncakan kepuasan seks dengan
pelepasan ketegangan seks dan kontraksi
ritmik otot-otot perineum dan alat-alat
reproduksi dalam pelvis. Pada pria terjadi
perasaan ejakulasi yg tidak dapat ditahan lagi
dan diikuti oleh pengeluaran air mani
(kontraksi prostat, vesikula seminal, uretera).
Pada wanita kontraksi 1/3 dinding luar vagina.
Baik pria dan wanita sering terjadi kontraksi
otot menyeluruh seperti gerakan involunter
pelvis ke depan
Resolusi
Relaksasi dan rasa puas yg menyeluruh
serta relaksasi otot. Selama fase ini pria
secara fisiologik tak dapat (refraktor) ereksi
dan orgasme untuk suatu periode tertentu.
Sebaliknya wanita dapat hampir segera
menanggapi
stimulasi
tambahan.
Hambatan dapat timbul pada satu atau
lebih fase, meskipun hambatan pada fase
resolusi jarang bermakna secara klinis
Gambaran Penyerta
Depresi, cemas, rasa salah, malu, frustasi
dan keluhan somatik
Ketakutan gagal dan sensitivitas luar
biasa terhadap reaksi pasangannya
Usia Timbul
Paling sering dalam usia dewasa muda
(awal 30-an dan akhir 20-an)
Untuk ejakulasi prematur perjumpaan
seksual pertama kali
Usia dewasa lanjut hambatan gairah
seksual pada pria
Komplikasi
Gangguan dlm hubungan perkawinan
atau seksual
Faktor Predisposisi
Pada wanitas ciri kepribadian histrionik
hambatan gairah seks dan hambatan
orgasme
Pada prias ciri kepribadian kompulsif
hambatan selera dan gairah seks
Kecemasan ejakulasi prematur
Sikap negatif terhadap seksualitas akibat
pengalaman
tertentu,
konflik
internal,
berpegang teguh kepada nilai-nilai budaya
tertentu yg kaku
Prevalensi
Sering ditemukan khususnya dalm bentuk
ringan
Hambatan selera seks + orgasme
pada wanita lebih banyak daripada pria
Dispareunia fungsional pada wanita
lebih banyak daripada pria
Diagnostik Defferensial
Depresi berat
Gangguan kepribadian
Gejala sementara akibat robekan selaput dara
hambatan gairah seks
Keadaan sementara dari kegagalan ereksi penis
oleh karena kelelahan, kecemasan, alkohol dan
obat-obatan
Problem perkawinan atau problem hubungan
interpersonal lainnya
Keadaan dengan stimulus seks tidak adekuat, baik
dalam fokus, intensitas atau lamanya stimulus
Kriteria Diagnosis
A. Hambatan yg berulang dan menetap dari gairah
selama aktivitas seks yang bermanifestasi
sebagai berikut :
1. Pada
pria
terdapat
kegagalan
sebagian/menyeluruh untuk mencapai atau
mempertahankan ereksi sampai akhir
aktivitasseks, atau
2. Pada
wanita
terdapat
kegagalan
sebagian/menyeluruh untuk mencapai atau
mempertahankan respon pelumasan dan
pembengkakan alat kelamin yg merupakan
respon gairah seks sehingga akhir dari
aktivitas seks
Kriteria
B. Penilaian klinik bahwa individu itu
melakukan aktivitas seks yg cukup
adekuat dalam fokus, intensitas dan
lamanya
C. Faktor organik tidak ada
Ejakuasi Prematur
1. Ejakulasi yg terjadi sebelum individu itu
menghendaki karena secara berulang dan
menetap tidak ada pengendalian volunter
yg wajar terhadap ejakulasi dan orgasme
selama aktivitas seks (pertimbangan faktor
umur, ciri pasangan seks, frekwensi serta
lamanya senggama)
2. Gangguan jiwa pada aksis I tidak ada
Vaginismus Fungsional
Homoseksualitas yg ego-distonik
(302.00)
Termasuk lesbianisme yg ego-distonik
Homoseksualitas: rasa tertarik secara
perasaan (kasih sayang, hubungan
emosional) dan atau secara erotik, baik
secara predominan (lebih menonjol)
maupun eksklusif (semata-mata) terhadap
orang-orang yg berjenis kelamin sama,
dengan atau tanpa hubungan fisik
(jasmaniah)
7 Gradasi (Kinsley)
1. Heterosexual exclusive (semata-mata)
2. Heteroseks predominan (lebih menonjol), homoseks.
Hanya kadang-kadang (gradasi sedikit saja)
3. Heteroseks predominan, homoseks lebih sering
(gradasi lebih banyak)
4. Heteroseks dan homoseks kurang lebih sama
banyak/gradasinya
5. Homoseks predominan, heteroseks lebih sering
(gradasi lebih banyak)
6. Homoseks predominan, heteroseks hanya kadankadang (gradasi sedikit saja) 7 13%
7. Homoseks eksklusif (semata-mata) 2 4%
Epidemiologi : homoseks terdapat pada hampir
semua bentuk budaya dan lapisan masyarakat
sepanjang sejarah
Etiologi
Hasil penelitian masih kontroversial
Bell, Weinberg, Hammersmith (1981) + Kallman
(1952). Kondisi konstitusionalyg berdasarkan
bawaan biologik converdance rate 100%
diantara anak kembar monozigot homoseks
Pengaruh peran orang tua (ayah lemah/absen, ibu
dominan)
Bujukan orang dewasa homoseks terhadap remaja.
Pendapat sekarang homoseks bukan suatu
gangguan atau penyakit jiwa
1973 APA (American Psychiatric Association)
1975 American Psychology Association
1982 Depkes RI
Alasan
Psikopatologi
kalangan
homoseks
setara
heteroseks (Saabter 1970, Bell + Weinberg 1978)
Hopmoseks mampu mencapai taraf pendidikan,
pekerjaan dan ekonomi yg setara heteroseks
(Saghir, dkk 1970)
Homoseks dapat berfungsi secara efektif dalam
bidang seksual, sosial maupun pekerjaan (Bell +
Weinberg)
Test psikologik (Rorschach, MMPI, dll) homo dan
heteroseks tak ada perbedaan berarti
Sikap tak manusiawi/tak toleran/fobik terhadap
homoseks sumber tekanan mental bagi kalangan
homoseks
Gambaran Utama
Keinginan untuk mendapatkan/menambah
kegairahan heteroseks, agar hubungan
heteroseks dpt terbentuk atau dipertahankan
dan yg pola kegairahan homoseksnya yang
nyata (overt) dengan jelas dinyatakan oleh
individu itu sebagai sesuatu yg tidak
diinginkan
dan
merupakan
sumber
penderitaan bagi dirinya
Gambaran Penyerta
Perasaan kesepian
(sering), rasa bersalah,
malu, cemas dan depresi
Perjalanan
Banyak individu dg gangguan ini akhirnya
melepaskan keinginan untuk menjadi
heteroseks dan akhirnya menerima diri
mereka sebagai homoseks (perlu sikap
suportif dan pengertian terhadap
homoseks)
Perubahan ke heteroseks pada homoseks
eksklusif jarang sekali walaupun
dengan terapi
Diagnosis Banding
Homoseks yg ego sintonik
Hambatan hasrat seksual (302.71)
Homoseks yg menderita depresi berat
Kriteria Diagnosis
Individu itu mengeluh secara terus menerus,
kegairahan heteroseks tidak ada atau lemah,
dan secara cukup bermakna menghalangi
upaya
dirinya
untuk
memulai
atau
mempertahankan hubungan heteroseksnya.
Terdapat pola kegairahan homoseks yg
menetap dan oleh individu itu secara jelas
dinyatakan
bahwa
hal
itu
tidak
dikehendakinya dan merupakan suatu
sumber penderitaan yg terus menerus.
Therapy
Tetapkan tujuan terapi yang jelas
Obati masalah-masalah yg menyertainya (ggn afektif
neurotik)
Pertahankan kesungguhan motivasi untuk beralih ke
heteroseks (tanpa paksaan)
Terapi tingkah laku
Fokus pengobatan
Pengurangan ansietas heteroseks
Peningkatan respon heteroseks
Mengembangkan rasa puas pada tingkah laku
heteroseks
Mengurangi minat penyimpangan seks
Homoseks tidak sama dengan sexual obsession
(hanya pikirannya saja