Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KASUS

WANITA, 45 TAHUN MENGELUH SESAK


NAFAS YANG
SEMAKIN BERAT SEJAK 1 MINGGU SMRS

Oleh
Marmah Oktaria Sukarno
71 2014 022
1

Pembimbing
dr. Amrizal, Sp.PD, FINASIM

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Sindroma klinis
ketidakmampuan jantung
memompa secara adekuat
akibat abnormalitas dari
struktur dan fungsional
jantung

CHF
Amerika 3 juta penderita
& bertambah 400 ribu/th.
Eropa

0,4%-2%,
meningkat di usia lanjut
Indonesia HF penyebab
kematian nomor 1
Sekitar 3 - 20 per 1000
orang
mengalami
gagal
jantung

CHF
menyebabkan
permasalahan
yang signifikan
bagi masyarakat
global

Faktor resiko CHF


penyakit arteri koroner ,
jantung iskemik, aritmia,
hipertensi, kardiomiopati,
gagal ginjal, dan penyakit
katup jantung. 3 faktor
yang tidak bisa
dihindari : keturunan,
usia, JK

Kriteria Framingham
menegakkan diagnosis
CHF kriteria mayor
dan kriteria minor

BAB II
LAPORAN KASUS

IDENTIFIKASI
Nama
:Ny. M
Jenis kelamin
:Perempuan
Usia
:45 tahun
Alamat
:Lorong Jambu RT 25 RW 007
Pekerjaan
:Pegawai Catering
Status perkawinan :Kawin
Agama
:Islam
MRS
:6 Juni 2015

ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Sesak nafas yang semakin berat sejak 1
minggu SMRS

RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT


Sejak 2 bulan SMRS os mengeluh sesak nafas.
Sesak timbul apabila os sedang beraktivitas seperti
mencuci baju dan melakukan pekerjaan rumah.
Sesak yang dirasakan akan berkurang apabila os
beristirahat. Os mengaku tidur lebih nyaman
menggunakan 2 bantal. Os mengatakan lebih
nyaman tidur menghadap ke kanan atau ke kiri dari
pada terlentang, apabila tidur terlentang os merasa
sesak. Sesak tidak dipengaruhi faktor cuaca, debu.
Keluhan os tidak disertai dengan nyeri dada. Os
berobat ke dokter kemudian os diberi obat (lupa
namanya) kemudian keluhan sedikit berkurang dan
os juga mengkonsumsi obat tersebut secara teratur.

Sejak 2 bulan SMRS os juga mengeluh


badan terasa bengkak terutama pada tangan dan
kaki. Os juga mengaku sulit untuk berjalan
karena bengkak yang dialami. Os juga merasa
berat badan menjadi bertambah yang awalnya 60
kg menjadi 70 kg. Keluhan os juga juga disertai
dengan buang air kecil (BAK) yang sedikit,
dalam sehari os BAK sebanyak 1x sehari, sekali
BAK sebanyak gelas kecil, berwarna kuning
muda. Keluhan muka sembab di pagi hari
disangkal.
8

Sejak 1 minggu SMRS os mengeluh sesak napas


bertambah berat. Sesak dirasakan saat berjalan dan
terkadang saat duduk os juga merasa sesak. Di malam
hari os mengeluh susah tidur karena sesak napas, os
lebih nyaman menggunakan 2 bantal saat tidur. Sesak
semakin dirasakan bila tidur terlentang, os mengaku
lebih nyaman dalam posisi duduk. Batuk (+), tidak
berdahak.
Sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit os mengalami
BAB cair. BAB cair frekuensi 10 kali/ hari, sekali BAB
1 gelas kecil. BAB cair disertai dengan ampas, lendir
(-), darah (-). Keluhan os juga disertai dengan mual
tetapi tidak muntah. Os mengaku nafsu makan
menurun, pusing (+). Os juga mengeluh nyeri pinggang.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Riwayat hipertensi sejak 4 tahun yang lalu,
diobati tapi tidak teratur.
Riwayat nyeri dada disangkal.
Riwayat penyakit jantung sebelumnya disangkal.
Riwayat penyakit pernapasan (asma) disangkal.
Riwayat merokok dan minum alkohol disangkal

10

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit jantung dialami oleh kakak kandung
os.

Riwayat Sosial Ekonomi


Penderita sudah menikah. Penderita bekerja sebagai
pegawai catering.Kesan : status sosial ekonomi kurang.
Kebiasaan : Minum kopi kadang-kadang, teh 1
gelas/hari, jamu 1 gelas/minggu, olahraga jarang.
Gizi : Makan 3 kali sehari, 1 kali makan sebanyak 1
piring, makan tidak teratur. Lauk pauk yang dimakan
adalah nasi, tahu, tempe, telur, ayam, daging.
11

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum

Keadaan sakit

Kesadaran :

compos mentis

Gizi

Dehidrasi

TD

100/60 mmHg

Nadi
cukup

:
:

tampak sakit sedang

cukup

(-)
70 kali per menit, reguler, isi dan tegangan

Pernafasan :

24 kali per menit, thoracoabdominal

Suhu

36,5o C

Berat Badan :

70 kg

Tinggi Badan

IMT

70/(1,55)2 = 29,13 (Obesitas)

155 cm
12

KEADAAN SPESIFIK
Kulit
Warna sawo matang, efloresensi tidak ada, pigmentasi normal, ikterus kulit
tidak ada, telapak tangan dan kaki pucat tidak ada, eritem palmar tidak ada,
pertumbuhan rambut normal.
KGB
Kelenjar getah bening di submandibula, leher, axila, inguinal tidak teraba,
serta tidak ada nyeri tekan.

Kepala
Bentuk bulat, simetris, warna rambut hitam, rambut tidak mudah rontok,
ekspresi sakit sedang

Mata
Eksophtalmus dan endophtalmus tidak ada, edema palpebra ada,
konjungtiva palpebra pucat tidak ada, sklera ikterik tidak ada, pupil isokor,
reflek cahaya normal, pergerakan mata ke segala arah baik.

13

Hidung
Bagian luar hidung tidak ada kelainan, septum dan tulang-tulang dalam perabaan baik,
tidak ditemukan penyumbatan maupun perdarahan, pernafasan cuping hidung tidak ada.
Telinga
Nyeri tekan processus mastoideus tidak ada, pendengaran kurang baik.
Mulut
Tonsil T1/T1, gusi berdarahtidak ada, atrofi papil tidak ada, stomatitis ada, bau pernapasan
khas tidak ada, faring tidak ada kelainan.

Leher
Pembesaran kelenjar thyroid tidak ada, JVP (5-2) cmH 2O, kaku kuduk tidak ada,
pembesaran KGB tidak ada.
Dada
Bentuk dada simetris, retraksi tidak ada, nyeri tekan tidak ada, nyeri ketok (-), krepitasi (-).

14

Paru

Inspeksi: statis simetris kanan dan kiri, dinamis kanan sama dengan
kiri, tidak ada yang tertinggal, pelebaran sela iga tidak ada

Palpasi:

Perkusi: sonor di kedua lapangan paru, batas paru-hepar ICS VI

stemfremitus kanansama dengan kiri, nyeri tekan tidak ada.

Auskultasi:
vesikuler (+) normal, ronkhi basah halus(+/+) di basal paru,
wheezing (-/-)
Jantung

Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat

Palpasi:

Perkusi: Batas kanan atas ICS II linea parasternalis dextra

ictus cordis teraba di ICS VI linea axilaris anterior sinistra, thrill (-)
Batas kanan bawah ICS IV linea parasternalis dextra
Batas kiri atas ICS II linea parasternal sinistra
Batas kiri ICS VI linea axilaris anterior sinistra

Auskultasi:

HR 75 x/menit, reguler. Murmur (+) sistolik, gallop (+)


15

Abdomen

Inspeksi

:Cembung, venektasi tidak ada

Palpasi :lemas, nyeri tekan daerah epigastrium (+),


hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi:thympani, asites (+), shifting dullness (+),
nyeri ketok CVA (-/-)
Auskultasi : bising usus (+) normal

Genitalia

Tidak dilakukan pemeriksaan


16

Ekstremitas
Ekstremitas atas : gerakan bebas, edema (+/+),
kekuatan (+) 5, nyeri sendi tidak ada, pigmentasi
normal, akral hangat, sianosis tidak ada.

Ekstremitas bawah: gerakan bebas, edema (+/+),


kekuatan (+) 5, nyeri sendi tidak ada, pigmentasi
normal, akral hangat, sianosis tidak ada,
jaringan parut tidak ada
17

PEMERIKSAAN PENUNJANG
6 Juni 2015
Parameter

Hasil

Nilai Normal

Hematologi
Hemoglobin
Leukosit
LajuEndap Darah
Hitung jenis

9 g/dl
5.020 /cmm
48 mm/jam
0/0/0/75/12/13

11,7-15,5 g/dl
4.000-11.000/cmm
< 15 mm/jam
1-2/0-1/3-5/54-62/25-33/3-7

137
4,0

135-150 mEq/L
3,5-5,5 mEq?L

68
2,2
12,3

10-50 mg/dl
0,6-1,2 mg/dl
1,9-5,1 mg/dl

Elektrolit
Natrium Serum
Kalium Serum
Faal Ginjal
Ureum
Creatinin
Uric Acid

Karbohidrat/Diabetes

18

7 Juni 2015 (Urine Lengkap)


Parameter

Hasil

Nilai Normal

Warna

Kuning muda

Kuning muda

Kejernihan

Agak keruh

Jernih

pH

5,0

4,6-8,0

Berat jenis

1020

1001-1035

Protein

Reduksi

Urobilin

Bilirubin

Leukosit

25-30

< 5/LPB

Eritrosit

18-20

< 2 /LPB

Epitel

Nitrit

Keton

Silinder

Kristal

19

Rontgen Thorax PA

Kesan: Kardiomegali
EKG (8 Juni 2015)

20

RESUME
2 bulan SMRS

Perempuan, 45 tahun mengeluh sesak apabila sedang beraktivitas, sesak


berkurang apabila beristirahat, tidur lebih nyaman menggunakan 2 bantal, lebih
nyaman tidur menghadap ke kanan atau ke kiri dari pada terlentang, Berobat ke
dokter kemudian diberi obat. Keluhan berkurang. Os juga mengeluh badan terasa
bengkak terutama pada tangan dan kaki. BB bertambah awalnya 60 kg menjadi
70 kg. BAK sedikit, 1x sehari, volume gelas kecil, warna kuning muda.

1 minggu SMRS
Satu minggu SMRS sesak napas
bertambah berat. Sesak dirasakan
saat berjalan dan terkadang saat
duduk. Malam hari os mengeluh
susah tidur karena sesak. Batuk
(+), tidak berdahak.

3 hari SMRS
BAB cair, frekuensi 10 kali/ hari,
volume 1 gelas kecil, mual (+),
nafsu makan menurun, pusing (+).

RPD
Riwayat hipertensi sejak 4 tahun
yang lalu, diobati tapi tidak teratur.
Riwayat penyakit jantung dialami
oleh kakak kandungnya.

21

Pemeriksaan Fisik
Tampak sakit sedang, CM, TD 100/60 mmHg, N 70x/menit, RR 24 x/menit, T 36,5 o
C. Keadaan spesifik : edema palpebra, ronkhi basah halus(+/+), pembesaran
jantung, murmur (+) sistolik, gallop (+), abdomen : cembung, nyeri tekan daerah
epigastrium (+), asites (+), shifting dullness (+), edema pada ekstremitas atas dan
bawah.

Pemeriksaan Penunjang
Hb 9 g/dl, LED 48 mm/jam, hitung jenis 0/0/0/75/12/13, ureum 68 mg/dl, creatinin
2,2 mg/dl, uric acid 12,3 mg/dl, warna urine agak keruh, leukosit urine 25-30/LPB,
eritrosit urine 18-20/LPB.
Foto rontgen thorax PA: kesan kardiomegali, EKG: deviasi aksis ke kanan.

22

Diagnosis Banding
CHF e.c HHD + CKD + GE akut (perbaikan)
CHF e.c CAD + CKD + GE akut (perbaikan)
CHF e.c HHD + AKI + GE akut (perbaikan)
CHF e.c CAD + AKI + GE akut (perbaikan)

Diagnosis Kerja
CHF e.c HHD + CKD + GE Akut perbaikan

Penatalaksanaan

1. IVFD RL gtt 10x/m


2.Attapulgite (antidiare) : neudiatab 2 x 2 tab
3. Injeksi Furosemid 2 x 1 amp
4. Injeksi Ceftriaxone 2 x 1 amp
5. Spironolakton 3 x 100 mg

23

Pemeriksaan Anjuran
Cek profil lipid (kolesterol total, HDL, LDL,
trigliserida)
Ekokardiografi
USG Abdomen
Treadmill
Cek urine rutin

Prognosis
Quo

ad vitam
: dubia
Quo ad fungsional : dubia malam
24

FOLLOW UP

(tanggal 15 Juni 2015)


S : BAK kurang lancar (1x1 hari), badan terasa membesar, sesak nafas, nafsu makan kurang,
susah tidur
O : Keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, TD: 100/60, N : 74x/m,
RR : 25x/m, T : 37,00C
Kepala dan leher dalam batas normal
Thorax :
Paru
Perkusi

:sonor di kedua lapangan paru, batas paru-hepar ICS VI

Auskultasi:vesikuler (+) normal, ronkhi basah halus(+/+) di basal paru, wh (-/-)


Jantung
Batas kiri ICS VI linea axilaris anterior sinistra
Auskultasi:HR 75 x/menit, reguler. Murmur (+) sistolik, gallop (+)
Abdomen
Inspeksi

:Cembung

Palpasi

:lemas, nyeri tekan daerah epigastrium (+), hepar dan lien tidak teraba.

Perkusi

:thympani, asites (+), shifting dullness (+), nyeri ketok CVA (-/-)

A :CHF e.c HHD + CKD


P:
1. IVFD RL gtt 10x/m

4. Cefadroxil 2x500 mg

2. Furosemid 2x2 tab

5. Spironolacton 3 x 100 mg

3. Ciprofloxacin 2x500 mg

6. B-Comp 3x1 tab

25

(tanggal 16 Juni 2015)


S : susah tidur karena sesak nafas, BAK sudah lumayan lancar (3x/hari), sakit pinggang,
mengeluh badan terasa bengkak
O : Keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, TD: 100/80 N : 88x/m RR :
25x/m
T : 37,00C
Kepala dan leher dalam batas normal
Thorax :
Paru
Perkusi

:sonor di kedua lapangan paru, batas paru-hepar ICS VI

Auskultasi:vesikuler (+) normal, ronkhi basah halus(+/+) di basal paru, wh (-/-)


Jantung
Batas kiri ICS VI linea axilaris anterior sinistra
Auskultasi:HR 75 x/menit, reguler. Murmur (+) sistolik, gallop (+)
Abdomen
Inspeksi

:Cembung

Palpasi

:lemas, nyeri tekan daerah epigastrium (+), hepar dan lien tidak teraba.

Perkusi

:thympani, asites (+), shifting dullness (+), nyeri ketok CVA (-/-)

A :CHF e.c HHD + CKD


P:
1. IVFD RL gtt 10x/m

4. Cefadroxil 2x500 mg

2. Furosemid 2x2 tab

5. Spironolacton 3 x 100 mg

3. Ciprofloxacin 2x500 mg

6. B-Comp 3x1 tab

26

(tanggal 17 Juni 2015)


S : Sesak nafas bila berjalan, tidak bisa tidur, BAK masih kurang banyak namun sudah membaik
O : Keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis
TD: 100/70N : 84x/m RR : 28x/mT : 37,10C
Kepala dan leher dalam batas normal
Thorax :
Paru
Perkusi

:sonor di kedua lapangan paru, batas paru-hepar ICS VI

Auskultasi:vesikuler (+) normal, ronkhi basah halus(+/+) di basal paru, wh (-/-)


Jantung
Batas kiri ICS VI linea axilaris anterior sinistra
Auskultasi:HR 75 x/menit, reguler. Murmur (+) sistolik, gallop (+)
Abdomen
Inspeksi

:Cembung

Palpasi

:lemas, nyeri tekan daerah epigastrium (+), hepar dan lien tidak teraba.

Perkusi

:thympani, asites (+), shifting dullness (+), nyeri ketok CVA (-/-)

A :CHF e.c HHD + CKD


P:
1. IVFD RL gtt 10x/m

4. Cefadroxil 2x500 mg

2. Furosemid 2x2 tab

5. Spironolacton 3 x 100 mg

3. Ciprofloxacin 2x500 mg

6. B-Comp 3x1 tab

27

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

28

CONGESTIVE HEART FAILURE


Definisi
sindroma klinis yang didasari oleh ketidakmampuan jantung memompa
keseluruh jaringan secara adekuat akibat abnormalitas struktur dan
fungsional jantung, ditandai dengan sesak nafas terutama ketika berbaring
dan mudah lelah ketika beraktivitas atau istirahat. Pada kondisi ini, jantung
tidak dapat memompa cukup darah untuk metabolisme jaringan.

Etiologi
CHF terjadi kerusakan serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang
namun curah jantung normal tetap dipertahankan. Volume sekuncup adalah
jumlah darah yang dipompa pada setiap kontraksi tergantung pada tiga
faktor: yaitu preload, kontraktilitas, afterload. Pada gagal jantung, jika
salah satu atau lebih faktor ini terganggu, maka curah jantung berkurang.
29

Gagal Jantung Kiri


Ventrikel kiri tidak mampu memompa darah yang datang dari paru
peningkatan tekanan dalam sirkulasi paru cairan terdorong
ke jaringan paru kongesti paru.
Manifestasi klinis : dispnu, batuk, mudah lelah, denyut jantung
cepat (takikardi) dengan bunyi S3, kecemasan dan kegelisahan.

Gagal Jantung Kanan


Ventrikel kanan gagal memompa darah kongestif visera dan
jaringan perifer. Hal ini terjadi karena sisi kanan jantung tidak
mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat tidak dapat
mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali dari
sirkulasi vena.
Manifestasi klinis : edema ekstremitas bawah (edema dependen),
pertambahan berat badan, hepatomegali (pembesaran hepar),
distensi vena jugularis (vena leher), asites (penimbunan cairan di
dalam rongga peritoneal), anoreksia dan mual, nokturia dan lemah.

30

PATOFISIOLOGI
Penurunan kontraksi ventrikel akan diikuti penurunan curah
jantung selanjutnya terjadi penurunan tekanan darah (TD)
dan penurunan volume darah arteri yang efektif merangsang
mekanisme kompensasi neurohurmoral Vasokontriksi dan
retensi air untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan
darah, sedangkan peningkatan preload akan meningkatkan
kontraksi jantung bila keadaan ini tidak segera diatasi,
peninggian afterload, dan hipertensi disertai dilatasi beban
jantung bertambah terjadi gagal jantung yang tidak
terkompensasi.

31

DERAJAT PENYAKIT BERDASARKAN


NYHA
Derajat penyakit secara klinis dikategorikan berdasarkan
New York Heart Assosiation (NYHA) Functional Classification.
NYHA I

Tidak terdapat batasan dalam melakukan aktivitas fisik.


Aktivitas fisik sehari-hari tidak menimbulkan kelelahan,

NYHA II

palpitasi atau sesak


Keterbatasan dalam aktivitas ringan, tidak terdapat
keluhan saat istirahat namun aktivitas fisik sehari-hari

NYHA III

biasa menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak


Terdapat keterbatasan aktivitas fisik sehari-hari akibat
gejala gagal jantung pada tingkatan yang lebih ringan,
misalnya berjalan 20-100 m. Pasien hanya merasa nyaman

NYHA IV

32
saat istirahat
Terdapat keterbatasan aktivitas yang berat, misalnya gejala

muncul saat istirahat

DIAGNOSIS
Kriteria Framingham
Kriteria mayor :

paroksismal
nokturnal dispnea,
distensi vena leher
ronchi paru,
kardiomegali
edema paru akut
gallop S3
peningkatan
vena
jugularis
refluks
hepatojugular

Kriteria minor :
edema ekstremitas,
batuk malam hari,
dispnea deffort,
Hepatomegali
efusi pleura
penurunan kapasitas
vital paru 1/3 dari
normal
takikardi
33

ditegakkan minimal ada 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor.

TATALAKSANA
Tujuan pengobatan gagal jantung adalah untuk mengurangi gejalagejala gagal jantung sehingga memperbaiki kualitas hidup penderita

Golongan obat yang dapat diberikan antara lain :


mengurangi penumpukan cairan (dengan pemberian
diuretik),
menurunkan resistensi perifer (pemberian vasodilator),
memperkuat daya kontraksi miokard (pemberian
inotropik),
aldosterone antagonis dipakai untuk memperkuat efek
diuretik pada pasien dengan hipokalemia.
34

HIPERTENSI HEART DISEASE


Hypertensi heart disease merujuk ke kondisi yang
berkembang sebagai akibat dari hipertensi
10% individu dengan hipertensi kronis dapat mengalami :
pembesaran ventrikel kiri (left ventricular hypertrophy)
dengan 7 kali lipat dari sifat mudah kena sakit dan
resiko kematian akibat kegagalan jantung congestive,
gangguan hati rhythms (ventrikel arrhythmias) dan
serangan jantung (myocardial/ infarction) .
35

PENYEBAB DAN FAKTOR RESIKO

Fungsi jantung sebagai


pompa terhadap peninggian tekanan darah di atrium kiri diperbesar ke bili
Arteroskletortik

36

PATOFISIOLOGI
Peningkatan tekanan darah meningkatkan
resistensi terhadap pemompaan darah beban
jantung bertambah hipertrofi ventrikel kiri
untuk meningkatkan kontraksi.
Lama kelamaan terjadi dilatasi dan payah
jantung
Jantung
semakin terancam seiring parahnya
aterosklerosis koroner dan kebutuhan oksigen
miokard yang bertambah akibat penambahan
massa miokard

37

CHRONIC KIDNEY DISEASE


Definisi
Penyakit ginjal kronis adalah suatu proses patofisiologis dengan
etiologi beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal.
Kriteria Penyakit Ginjal Kronik
1. Kerusakan ginjal yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelainan struktural
atau fungsional, dengan atau tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus
(LFG), dengan manifestasi :
a. Kelainan patologis
b. Terdapat tanda kelainan ginjal termasuk kelainan dalam komposisi darah
atau urin atau kelainan dalam tes pencitraan
2. LFG kurang dari 60 ml/menit/1,73m2 selama 3 bulan, dengan atau tanpa
38
gejala kerusakan ginjal

Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronis atas Dasar Derajat


Derajat

Penjelasan

LFG
(ml/mnt/1,73m2)

Kerusakan

ginjal

dengan

> 90

LFG normal ataumeningkat


Kerusakan ginjal dengan

60-89

penurunan LFG ringan


3

Kerusakan

ginjal

dengan

30-59

penurunan LFG sedang


4

Kerusakan

ginjal

dengan

15- 29

penurunan LFG berat


5

Gagal ginjal

< 15
39

PATOFISIOLOGI
Faktor resiko pengurangan massa ginjal hipertrofi struktural dan fungsional
nefron yang masih tersisa sebagai upaya kompensasi, yang dipengaruhi oleh molekul
vasoaktif seperti sitokin dan growth factor hiperfiltrasi peningkatan tekanan
kapiler dan aliran darah glomerulus penurunan fungsi nefron yang progresif
peningkatan aktivitas RAA (memberikan kontribusi terhadap terjadinya hiperfiltrasi)

Pada stadium dini terjadi kehilangan daya cadang ginjal, pada keadaan basal
LFG masih normal atau meningkat secara perlahan penurunan fungsi nefron
progresif ditandai dengan peningkatan kadar urea dan creatinin serum.
LFG 60% pasien masih belum merasakan keluhan, tapi sudah terjadi
peningkatan kadar urea dan kreatinin serum.
LFG 30%, terjadi keluhan : nokturia, badan lemah, mual, muntah, nafsu makan
kurang serta penurunan berat badan.
LFG dibawah 30% gejala nyata uremia seperti anemia, peningkatan tekanan
darah, gangguang metabolisme fosfor, kalsium, pturitus, mual muntah, terjadi
keseimbangan air dan elektrolit.
LFG dibawah 15% terapi pengganti ginjal : dialisis atau transplantasi ginjal.

40

BAB IV
ANALISIS MASALAH

41

Diagnosis CHF dapat ditegakkan berdasarkan kriteria klinis


menggunakan kriteria klasik Framingham

CHF dapat ditegakkan apabila minimal ada 1 kriteria mayor


dan 2 kriteria minor. Sehingga pada kasus ini dapat
disimpulkan diagnosis fungsionalnya adalah CHF.

42

Riwayat 4 tahun HT

43

Klasifikasi penyakit ginjal kronis didasarkan atas derajat dasar


(stage) penyakit yang dibuat atas dasar laju filtrasi glomerulus (LFG)

*) pada perempuan dikalikan 0,85


Pada kasus ini pasien wanita berusia 45 tahun, dengan berat
badan 70 kg dan dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan
kreatinin 2,2 mg/dl, sehingga didapatkan LFG nya sebagai berikut :
LFG = 35,68 ml/mnt/1,73m2
Pada Pasien ini di dapatkan perhitungan LFG nya adalah 35,68
yang termasuk ke dalam derajat III yaitu kerusakan ginjal dengan
penurunan LFG sedang (LFG = 30-59 ml/mnt/1,73m2). Selain itu
juga dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan tes faal ginjal
terdapat kenaikan pada ureum dan creatinin.

44

Tanda dan gejala CKD melibatkan berbagai sistem organ

45

46

Anda mungkin juga menyukai