pertemuan ke 7 - 10

UNDANG-UNDANG METROLOGI LEGAL

DAN
PERATURAN PELAKSANAANNYA
pembelajaran -3

Jenis dan herarki per UU an .>UU 10/2004

(Pasal 5) UU 10 TAHUN 2004 MAKNA MEMBUAT PER UU AN
1.Kejelasan tujuan;
2.Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat;
3.Kesesuaian antara jenis dan materi muatan;
4.Dapat dilaksanakan;
5.Kedayagunaan dan kehasilgunaan;
6.Kejelasan rumusan, dan
7.Keterbukaan.
Jenis & heraki pertauran perundang-undanga:
1.Undang-undang Dasar RI
2.Undang-undang atau PERPU
3.Peraturan Pemerintah;
4.Peraturan Presiden, dan
5.Peraturan daerah.

JENIS DAN HEIRARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

UU NO.10 TH 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Pasal 7 ayat
(1)

UNDANG UNDANG DASAR RI 1945

UNDANG-UNDANG/
PERPU
PERATURAN PEMERINTAH
PERATURAN PRESIDEN
PERATURAN DAERAH

Penjelasan dalam
peraturan perundangundangan adalah hal
yang tak terpisah dari
peraturan perundangundangan itu sendiri.

(2)

a. PERDA PROV (Dibuat oleh DPRD Prov bersama Pemda Prov

b. PERDA KAB/KOTA (Dibuat oleh DPRD KAB/KOTA BERSAMA PEMDA KAB/KOTA
c. PERATURAN DESA (Dibuat oleh Badan Perwakilan Desa/.. Bersama Kades

(3)

Peraturan lebih lanjut mengenai tata cara pembuatan

Peraturan Desa diatur dengan Perda Kab./Kota

(4)

(5)

(4) Jenis Peraturan Perundang-undangan selain sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), Diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat
sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.

Kekuatan hukum Peraturan Perundang-undangan adalah

sesuai dengan hierarki sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

JENIS DAN HEIRARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

DI BIDANG METROLOGI LEGAL
Pasal 7 ayat 4 UU 10/2004
UU RI NO.2 TH 1981
TENTANG METROLOGI LEGAL
LNRI NO.11, TLNRI NO.3193

PERATURAN PEMERINTAH
PP26/83,PP2/85,PP16/86,
PP10/87,PP2/89, PP102/2000
PERATURAN PRESIDEN
PERATURAN
MENTERI,SK MENTERI

PER/KEP. DIRJEN PDN

PER/KEP. DIRMET

Alat ukur cairan dinamis

ANDA DIMINTA UNTUK
MENERA ALAT TSB.,
SATUAN :
BARREL
GALLON

Pertanyaan di internet
Ada pertanyaan dari masyarakat metrologi
di internet
Pertanyaan, Saya punya timbangan dan
flowmeter yang sudah ditangani metrologi,
untuk selanjutnya apakah boleh
timbangan dan flowmeter dikalibrasi dan
disertifikasi sendiri.
Terima kasih.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

BATANG TUBUH :
PASAL 1 KETENTUAN UMUM
persamaan persepsip dalam istilah, guna menghindari
salah tafsir
METROLOGI
m. ALAT TIMBANG
METROLOGI LEGAL
n. ALAT PERLENGKAPAN
KONVENSI METER
o. ALAT PENUNJUK
CGPM
p. TEMPAT USAHA
BIPM
q. MENERA
SI
r. TERA ULANG
SATUAN DASAR
s. MENJUSTIR
LAMBANG SATUAN
t. MENTERI
STANDAR SATUAN
STANDAR INDUK
ALAT UKUR
ALAT TAKAR

LIHAT UUML DAN PP 2/1985

UU 2/81 tentang ML

Pasal 2
Setiap satuan ukuran yang berlaku sah harus berdasarkan
desimal, dengan menggunakan satua-satuan SI.
mempunyai makna bahwa setiap satuan ukuran yang
berlaku sah di Indonesia harus berdasarkan desimal,
dengan menggunakan satuan Sistem Internasional (SI).

Sistem
kuno/tradisional

Sistem
Metrik

Sistem Britis dan/

Anglo Saxis

Satuan
Sistem
Internasional

Tujuan pasal ini keseragam dan kesatuan pegangan penyebutan

dan pemakaian satuan ukuran

Satuan Dasar
Pasal 3, 4, 5
SETIAP SATUAN UKURAN YANG
BERLAKU SAH HARUS BERDASARKAN
DESIMAL DENGAN MENGGUNAKAN
SATUAN-SATUAN SI.
DESIMAL kelipatan sepuluh
Besaran
Satuan Dasar,
- Satuan Turunan,
- Satuan Tambahan
Lambang satuan
Awal kata

Besaran

Satuan

Lambang S

Panjang Meter m
Massa kilogram kg
Waktu sekon
s
Arus listrik amper A
Suhu term Kelvin K
Kuat cahya kandela cd
Kuantitas zat mole mol

Kelipatan/bagian desimal
Pasal 5 ayat (1)
10 pangkat 18
eksa
E
10 pangkat 15
peta
P
10 pangkat 12
tera
T
10 pangkat 9
giga
G
10 pangkat 6
mega
M
10 pangkat 3
kilo
k
10 pangkat 2
hekto
h
10 pangkat 1
deka
da
10 pangkat -1
desi
d
10 pangkat -2
senti
c
10 pangkat -3
mili
m
Dst
Pasal 5 ayat (2)
(0,001) kg adalah gram (g)
Zetta (Z), yotta (Y), zepto (z), Yocto (y)

Pasal 6
derajat celsius dari skala suhu dalam
pemakaian secara umum titik nolnya sama
dgn 273,15 K adalah sama dgn 0C
C

Pasal 7
PP no. 10/1987
Satuan turunan
Satuan tambahan
Satuan satuan lain yang berlaku

STANDAR-STANDAR SATUAN
(UNDANG-UNDANG RI NOMOR 2 TAHUN 1981 TENTANG METROLOGI LEGAL)

DENGAN

PERATURAN PEMERINTAH
TENTANG

PASAL 8 STANDAR-STANDAR NASIONAL

UNTUK BESARAN :

a. PANJANG

( METER )

b. MASSA

( KILOGRAM )

c. WAKTU

( SEKON )

d. ARUS LISTRIK

( AMPER )

f. SUHU TERMODINAMIKA ( KELVIN )

g. KUAT CAHAYA

( KANDELA )

h. KUANTITAS ZAT

( MOLE )

TATA CARA
PENGURUSAN,
PEMELIHARAAN
DAN PEMAKAIAN
STANDAR NASIONA
UNTUK SATUAN
DASAR

SUSUNAN
TURUNANTURUNAN DARI
STANDAR
NASIONAL UNTUK
SATUAN DASAR

DIBINA OLEH SUATU LEMBAGA YANG

KHUSUS PENGELOLAAN STANDAR
NASIONAL
SUSUNAN ORGANISASI, TATAKERJA LEMBAGA DITETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN PRESIDEN

Hierarchy Schemes Traceability - National Measurement System

OIML P 15 (1989) : Guide to calibration

Definition of SIunit
Practical Realization
(Primary Standard)

A-Level

Laboratory for
scientific metrology

Secondary Standard

B-Level

Principal national
laboratory for applied
metrology

C-Level

Local official or
accredited
laboratories

Reference
Standards
Working
Standards

Field inspectors, industries and

users

Materi PP 2 / 89 tentang SNSU

SUSUNAN STANDAR
STANDAR TINGKAT I ( NASIONAL)
STANDAR TINGKAT II
STANDAR TINGKAT III
STANDAR TINGKAT IV
STANDAR KERJA
PENETAPAN, PENGURUSAN, PEMELIHARAAN,
PEMAKAIAN UNTUK STANDAR NASIONAL
OLEH DSN

SURAT KETERANGAN Komite SNSU DSN

Nomor : 003/KOM-SNSU/1992, Tgl 21 Peb 1992
Dasar : Rapat Pleno Komite SNSU DSN
MENERANGKAN BAHWA :
NAMA INSTANSI : DIREKTORAT METROLOGI DEP DAG
ALAMAT
: JL.PASTEUR 27 BANDUNG
DINYATAKAN SEBAGAI PEMEGANG (CUSTODIAN)
STANDAR NASIONAL UNTUK SATUAN MASSA
SURAT KETERANGAN INI DIBUAT UNTUK
KEPENTINGAN DAN KELANCARAN TUGAS-TUGAS NSTANSI
YANG BERSANGKUTAN BERKENAAN DENGAN
KEDUDUKAN DALAM SISTEM STANDAR NASIONAL UNTUK
SATUAN UKURAN

PENJELASAN Pasal 10 UUML

PASAL 10
TURUNAN-TURUNAN LANGSUNG DARI STANDAR
SATUAN DITUJUKAN UNTUK MENGHINDARI
PEMAKAIAN TIDAK TERBATAS ATAS STANDAR
NASIONAL DAN SEKURANG-KURANGNYA SATU
DARI METER STANDAR DAN KILOGRAM STANDAR
YANG SETINGKAT LEBIH RENDAH DARI STANDAR
NASIONAL DISERAHKAN KEPADA INSTANSI
PEMERINTAH YANG DITUGASI DALAM PEMBINAAN
METROLOGI LEGAL UNTUK KEPENTINGAN UMUM.

Pasal 6 PP 2/89
DEWAN STANDARDISASI NASIONAL ADALAH DEWAN
YANG DIBENTUK DENGAN KEPUTUSAN PRESIDEN
UNTUK MENGKOORDINASI, MENSINKRONISASI DAN
MEMBINA KEGIATAN STANDARDISASI DI INDONESIA,
TERMASUK LEMBAGA SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 11 AYAT (2) UUML.

Pasal 7 PP2/89
KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI METROLOGI
YANG MERUPAKAN PELAKSANAAN PERATURAN
PEMERINTAH INI DIATUR OLEH MENTERI YANG
BERTANGGUNG JAWAB DALAM PEMBINAAN
METROLOGI LEGAL SETELAH MENDENGAR
PERTIMBANGAN DEWAN STANDARDISASI
NASIONAL.

Penjelasan Pasal 6 PP2/89

MENGINGAT STANDARDISASI DAN PENGELOLAAN STANDAR
NASIONAL UNTUK SATUAN UKURAN MEMPUNYAI KAITAN
YANG SANGAT ERAT, DAN SALAH SATU KEGIATAN YANG
TERMASUK DALAM KOORDINASI DEWAN STANDARDISASI
NASIONAL ADALAH KEGIATAN KALIBRASI YANG BERKAITAN
LANGSUNG DENGAN METROLOGI, MAKA DALAM RANGKA
PENYEDERHANAAN ORGANISASI, DEWAN STANDARDISASI
NASIONAL DITUGASI PULA UNTUK MENETAPKAN, MENGATUR
DAN MEMBINA STANDAR NASIONAL UNTUK SATUAN UKURAN
YANG
SEMULA
BERDASARKAN
PASAL
11
UUML
DIPERINTAHKAN
UNTUK
DIKELOLA
OLEH
LEMBAGA
TERSENDIRI.

PP 102 TAHUN 2000

TENTANG STANDARDISASI
NASIONAL PENGGANTI PP 15/91
TENTANG SNI
=KELEMBAGAAN OLEH . BSN
- DIBIDANG AKREDITASI OLEH KAN
- DIBIDANG SNSU OLEH . KOMITE SNSU
PEMBENTUKAN KOMITE SNSU DENGAN KEPRES
- PUSLITKIM LIPI SEBAGAI PENGELOLA TEKNIK SNSU
- KA.PUSLITKIMLIPI MRA DENGAN BIPM ANGGOTA
APMP

TUJUAN SN
MENINGKATKAN PERLINDUNGAN KEPADA :
KONSUMEN, PELAKU USAHA, TENAGA KERJA,
MASYARAKAT LAINNYA
UNTUK : KESELAMATAN, KEAMANAN,
KESEHATAN, PELESTARIAN FUNGSI
LINGKUNGAN HIDUP
MEMBANTU KELANCARAN PERDAGANGAN
MEWUJUDKAN PERSAINGAN USAHA YANG
SEHAT DALAM PERDAGANGAN

SNSU DI INDONESIA
Paramater

SNSU

ACCURACY

Pengelola

1. PANJANG

Iodine stabilized He-Ne Laser

1 x 10-12

PUSLIT-KIM

2. MASSA (kg)

Pt-Ir second prototyp 1 kg (K46)

5 x 10-9

DITMET

3. WAKTU

Cs beam

1 x 10-12

PUSLIT-KIM

0,1 sd. 20 mk

PUSLIT-KIM

frequency standar
4. SUHU
Kelvin (K)

Fixed point cells

Ar, Hg, H2O, Ga,In, Sn, Zn, Al, Ag, Cu
Fixed-point

PUSLIT-KIM
4 mK, 0,1 K

blackbody cavities Al, Cu

5. Electrical current
Ampere (A)

Josephson junctioan

1 x 10-8

PUSLIT-KIM

voltage standar 1 dan 10 V

Quantum Hall effect

1 x 10-8

resistance standar
6. Intensitas Cahaya

Radiometer

2,3 x 10-3

(Candela)
7. Jumlah Zat (mole)
-

PUSLIT-KIM

0,1824 A/(W/m2)
-

Sedang dibicarakan dengan Puslitkim Kimia

STANDAR-STANDAR SATUAN
PP 2 /1989
TENTANG SNSU

KEPPRES NO
54 DAN 55
TAHUN 1957
TENTANG
PIMK

KEPPRES NO
7/1989
TENTANG
DSN

PP 102 /2000 TENTANG

STANDARDISASI NASIONAL

KEPPRES NO
13/1997
TENTANG BSN
CABUT
KEPRESS 7/89

KEPPRES NO
79/2001
TENTANG
KOMITE SNSU

K 46
X 27

MENTERI
DIT
METROLOGI
SEBAGAI
PENGELOLA
K 46

PUSLIT
KIM-LIPI
SEBAGAI
PENGELOLAH
TEKNIK SNSU